Anda di halaman 1dari 78

Transportasi Massal

Transportasi massal adalah layanan


angkutan penumpang oleh sistem perjalanan kelompok
yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat umum,
biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan pada rute
yang ditetapkan, dan dikenakan biaya untuk setiap
perjalanan (Collins, 2018).
Moda transportasi publik di antaranya adalah bus
kota, tram (atau kereta api ringan / Light Rail Transit),
kereta api,  Mass Rapid Transit, dan monorail

Sebagian besar sistem transportasi publik berjalan di


sepanjang rute tetap dengan titik pemberhentian
dengan jadwal yang telah diatur sebelumnya.
Bus kota
Layanan bus kota (city bus) menggunakan moda
transportasi bus di jalan-jalan konvensional untuk
membawa penumpang banyak dalam perjalanan
yang memiliki jarak pendek.
Bus kota
Bus kota beroperasi dengan kapasitas rendah
(dibandingkan dengan trem atau kereta), dengan tarif
yang relatif murah untuk melayani penumpang.

Bus kota merupakan transportasi publik yang


digunakan di kota kecil dan kawasan perkotaan
besar. Di daerah kawasan interurban juga dilengkapi
layanan shuttle (angkutan pengumpan) untuk menuju
kota-kota besar.
City bus yang dioperasikan di kawasan perkotaan dapat diintegrasikan sebagai shuttle
bus bagi penduduk yang tinggal di kawasan interurban
Bus listrik juga termasuk pada bus kota, bus listrik adalah
bus berbasis tenaga listrik yang menggunakan pantograf di
atas kendaraan untuk mendapatkan daya listrik sebagai
sumber tenaga gerak.

Bus listrik ini merupakan bus yang ramah lingkungan,


karena sama sekali tidak membutuhkan bahan bakar fosil
sebagai sumber tenaga gerak tetapi menggunakan daya
listrik sehingga emisi gas buang CO yang dihasilkan adalah
bersih.
Prague city bus berupa bus listrik yang berhenti di tempat pengisian daya listrik untuk
recharge
Warsaw city bus berupa bus listrik yang berhenti di tempat pengisian daya listrik untuk
recharge
Berlin city bus rapid transit berupa bus listrik
Berlin city bus rapid transit berupa bus listrik dengan 3 artikulator
Uji coba Rolling stock Bus Trans Jakarta dengan Low-floor electric Bus
Bus Rapid Transit

Bus Rapid Transit (BRT) atau populer di Indonesia


dengan sebutan busway adalah sistem transit massal
berbasis bus yang memberikan mobilitas cepat, nyaman
dan berbiaya rendah dalam pelayanannya sebagai
angkutan dalam perkotaan.
Bus Rapid Transit

 BRT adalah sistem transit berbasis bus yang terbukti memberikan


layanan cepat, nyaman dan dapat diandalkan di sepanjang koridor
yang direncanakan.
Bus Rapid Transit

 Sistem ini memiliki pemberhentian terbatas untuk meningkatkan


waktu tempuh, mengurangi waktu perjalanan yang dilakukan
apabila menggunakan kendaraan pribadi dan memaksimalkan
jumlah penumpang.
Bus Rapid Transit

BRT menggunakan jalur khusus (busway) dan


pelayanan dengan karakteristik halte yang biasanya
berada di median jalan, pembayaran tiket off-board,
serta frekuensi dan kecepatan bus yang tinggi.

Pada dasarnya BRT mengadaptasi karakteristik kinerja


dan keandalan pelayanan dari sistem transit modern
berbasis rel, akan tetapi dalam biaya yang lebih rendah.
 Bus Rapid Transit (BRT) adalah sistem transit berbasis bus
berkualitas tinggi yang memberikan layanan yang cepat,
nyaman, serta memiliki kapasitas angkut yang besar.
 BRT memiliki fitur yang mirip dengan sistem kereta ringan
(LRT) atau metro, BRT jauh lebih dapat diandalkan dibanding
layanan bus biasa.
 Dengan fitur yang tepat, sistem BRT dapat menjadi solusi dari
kekurangan layanan bus reguler seperti, terjebak dalam
kemacetan, menganggu lalu lintas dengan menaikturunkan
penumpang di sisi jalan, dan kebocoran pendapatan dari
tiket on-board.
 Keuntungan lain sistem BRT ialah memiliki tingkat fleksibilitas
yang lebih tinggi dari angkutan massal berbasis rel.
 Sistem BRT dapat menjangkau area-area perkotaan yang tidak
dapat dicapai oleh sistem rel karena kekakuan infrastruktur,
sehingga dapat berfungsi sebagai angkutan pengumpan (feeder)
 Sistem BRT juga memiliki jangka waktu pembangunan dan
pengimplementasian yang relatif pendek jika dibandingkan dengan sistem
berbasis rel, karena sistem BRT minim pembangunan infrastruktur baru
yang akan memakan waktu dan biaya yang lebih besar.
 Hal ini nantinya berpengaruh pada tarif yang lebih terjangkau bagi
penggunanya.
 Selain itu, pembangunan BRT yang juga minim proses pembebasan lahan
membuat sistem BRT dapat beroperasi dan melayani masyarakat lebih
cepat.
Unsur Penting dari BRT

 Layanan frekuensi tepat waktu


 Halte yang nyaman dan ditinggikan (sama dengan lantai bus)
 Prioritas pada simpang bersinyal
 Adanya jalur khusus
 Jaminan kenyamanan penumpang
 Pembayaran memakai kartu terintegrasi
Elemen dari BRT
Karakteristik Bus Rapid Transit

a. Jalur khusus bus, jalur khusus (atau di jalur eksklusif)


dengan right-of-way A:
- Fitur utama BRT adalah jalur khusus yang bisa dielevasikan di
atas permukaan aspal yakni jalur tersebut bebas dari
jangkauan mobil pribadi, sehingga pelayanan ini bisa membuat
waktu menjadi lebih efisien dan cepat dibandingkan sistem bus
biasa yang memakan waktu lebih lama.
- Sebuah jalan bus atau street mall bisa dibuat di tempat urban
dengan mendedikasikan semua jalur dari jalan kota untuk
digunakan secara eksklusif untuk bus.

b. Kecepatan pergerakan:
Kecepatan transit tipikal dari sistem BRT rata-rata dari 19
–48 km/jam dengan mengkomparasikan pada permukaan jalan.
c. Jalur komprehensif:
- Sistem BRT dapat mengambil bagian dari jalan-jalan di setiap
kota dan mempunyai jaringan jalan untuk akses mobil pribadi.

d. Melayani demand dengan frekuensi tinggi pelayanan


setiap hari:
- Network sistem BRT bisa melayani demand dari semua
penumpang dengan mengangkut penumpang dari shelter
menuju tujuan mereka dengan frekuensi tinggi dan waktu yang
lebih cepat. Dibandingkan dengan sistem transit yang lain sistem
ini bisa berjalan dengan baik.
e. Prioritas dalam mobilitas
- Sistem BRT memperoleh prioritas untuk berjalan langsung
dalam pergerakannya terutama pada saat mendekati area
persimpangan bersinyal (signalized intersection).

f. Lantai boarding satu level


- Dalam pelayanannya sistem BRT mengutamakan kenyamanan
penumpang terutama bagi difabel yakni dengan penerapan lantai
boarding satu level pada shelter BRT untuk high floor bus
Bus Rapid Transit

BRT pertama kali direncanakan di Kota Curitiba, Brazil pada


tahun 1974 sebagai bentuk solusi untuk mengatasi
permasalahan dalam ketidakseimbangan antara kebutuhan
transportasi publik yang tersedia dan peningkatan jumlah
kendaraan pribadi yakni dengan rasio mobil per penduduk
tertinggi, dengan 1,2 juta kendaraan untuk populasi 1,8 juta
penduduk.

Sedangkan jumlah bus tersedia hanya mewakili 1% dari


mobil dan kepadatan kendaraan merupakan masalah serius.
Sehingga Walikota Curitiba mengajukan proposal untuk desain
perkotaan yang menyarankan pengurangan lalu lintas kendaraan
pribadi di pusat kota dan sistem angkutan umum yang nyaman
dan terjangkau. Rencana tersebut juga berusaha untuk
memusatkan pengembangan di sepanjang rute bus untuk
memaksimalkan manfaat dari sistem berkapasitas tinggi.
Selanjutnya rencana ini yang dikenal sebagai Rencana Induk
Curitiba diterima dan dijalankan dengan desain jalan baru untuk
meminimalkan lalu lintas: Sistem Jalan Trinary. Yakni
menggunakan dua jalan satu arah yang bergerak berlawanan
arah yang mengelilingi jalan dua lajur yang lebih kecil di mana bus
ekspres (BRT) memiliki jalur eksklusif mereka. 
Hingga pada tahun 1980, jalur terakhir dibangun dan Rede
Integrada de Transporte dibentuk, memungkinkan transit antara
titik mana pun di kota dengan hanya membayar satu tarif.

Rede Integrada de Transporte (RIT) atau Jaringan Transportasi


Terpadu adalah sistem bus rapid transit (BRT) di Curitiba, Brasil,
yang mulai diimplementasikan pada tahun 1974. Ini adalah salah
satu sistem BRT pertama di dunia dan komponen dari satu dari
contoh pertama dan paling sukses dari pembangunan sarana-
prasarana transportasi berorientasi transit.
BRT Curitiba memiliki sistem transportasi yang terencana dan
terintegrasi dengan baik , yang meliputi jalur khusus di jalan-jalan utama
untuk sistem angkutan cepat bus.  
Bus Rapid Transit System Curitiba, Brazil
Bus Rapid Transit System Curitiba, Brazil Route Map
Bus Rapid Transit System Curitiba green line, Brazil
Bus Rapid Transit System Curitiba dengan desain shelter yang unik, efisien dan
futuristik sekaligus sebagai state of the art dan brand marking dari BRT Curitiba
Bus Rapid Transit System Curitiba dengan rolling stock baru dari Volvo
Rolling stock dari BRT Curitiba ini mempunyai dimensi lebih panjang dari
bus biasa dan menggunakan bi-artikulasi (membagi bus menjadi 3
rangkaian) dan artikulasi (membagi bus menjadi 2 rangkaian) untuk
mengakomodasi kebutuhan kapasitas penumpang.
Bus Rapid Transit System Curitiba dengan spesifikasi rolling stock baru dari Volvo dan
bi-artikulasi
Dalam proses operasionalnya bus BRT berhenti di shelter berbentuk tabung
yang ditinggikan untuk memungkinkan pembayaran di muka dan akses
penumpang naik ke platform. Shelter ini juga dilengkapi dengan akses
penyandang disabilitas. Proses pemuatan penumpang dan pembayaran di
muka memungkinkan waktu tunggu yang singkat di shelter.
Shelter Bus Rapid Transit System Curitiba
Keberhasilan Kota Curitiba, Brazil dalam menjalankan dan
mengelola Bus Rapid Transit ini menjadi inspirasi bagi kota-kota
lain di seluruh dunia dalam merencanakan sistem transportasi
massal, terutama bagi kota Bogota, Colombia.

Di Kota Bogota, Colombia dijalankan pelayanan transportasi


massal dalam bentuk Bus Rapid Transit dengan nama Trans
Milenio
Pada BRT Trans Milenio terdapat 5 tipe pelayanan bagi penumpang pada
shelter :

•Sencillas: shelter pelayanan lokal, terletak setiap 500 m.


•De transferencia (Transfer): tempat berpindah jalur dalam suatu
terowongan.
•Sin intercambio (Non transfer): bukan tempat transfer dari jalur utara-
selatan ke jalur selatan-utara, terletak di sepanjang Autopista Norte
•Intermedias (Penghubung): layanan meliputi pengumpan dan jalur utama.
•Cabecera (Portal): dekat pintu masuk kota. Sebagai tambahan bagi
pengumpan dan bus artikulasi, bus antarkota dari area metropolitan juga
tiba di shelter ini.

Semua shelter memiliki papan elektronik yang memberi jadwal kedatangan


bus dan peta sistem. Terdapat juga shelter yang memberikan layanan
pendamping bagi penumpang. 
Trans Milenio route map
Trans Milenio di Bogota
Bus Rapid Transit Trans Milenio Bogota, Kolombia
Prinsip dari implementasi BRT Trans Milenio, Bogota mengadopsi
Rencana Induk Curitiba dengan desain jalan baru untuk
meminimalkan lalu lintas: Sistem Jalan Trinary. Yakni
menggunakan dua jalan satu arah yang bergerak berlawanan
arah yang mengelilingi jalan dua lajur yang lebih kecil di mana bus
ekspres (BRT) memiliki jalur eksklusif mereka. 
Sedangkan pada koridor jalan yang melewati area CBD atau
komersil, arus lalu lintas kendaraan pribadi dilarang masuk dan
hanya dikhususkan untuk mobilitas Trans Milenio saja
Sebuah jalan bus atau street mall bisa dibuat di tempat urban dengan mendedikasikan
semua jalur dari jalan kota untuk digunakan eksklusif untuk bus.
Prinsip operasional Trans Milenio Bogota yang mengadopsi dari BRT Curitiba
Rolling stock dari BRT Trans Milenio ini mempunyai dimensi lebih
panjang dari bus biasa dan menggunakan bi-artikulasi (membagi bus
menjadi 3 rangkaian) dan artikulasi (membagi bus menjadi 2 rangkaian)
untuk mengakomodasi kebutuhan kapasitas penumpang.
BRT DI INDONESIA

Transjakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit


(BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak
tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan
sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia. Transjakarta dirancang
sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibu kota yang
sangat padat. Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan
terpanjang di dunia (230,9 km), serta memiliki 243 shelter yang tersebar
dalam 13 koridor (jalur), yang awalnya beroperasi dari 05.00 -
22.00 WIB, dan kini beroperasi 24 jam di seluruh koridornya.
BRT DI INDONESIA

 Selain Jakarta, beberapa kota di Indonesia juga mempunyai BRT.


 Kota-kota itu, antara lain Bogor (Trans Pakuan), Yogyakarta (Trans
Jogja), Bandung (Trans Metro Bandung), Palembang (Trans Musi),
Semarang (Trans Semarang), Pekanbaru (Trans Metro Pekanbaru),
Solo (Batik Solo Trans), Trans Sarbagita (Denpasar), Padang (Trans
Padang), Surabaya (Suroboyo Bus) dan Makassar (Busway Trans
Mamminasata).
Shelter bus Transjakarta didesain berbeda dari shelter
angkutan umum lainnya. Ketinggian platform (lantai shelter)
yang diatur setinggi 110 cm dari permukaan jalan,
menyesuaikan dengan tinggi pintu bus.

Letak shelter Transjakarta umumnya berada di median jalan


atau pada jalur hijau, kecuali jalan satu arah dan jalan dengan
area pembatas jalan.
Akses masuk shelter yang berada di tengah jalan
menggunakan jembatan penyeberangan yang dibuat landai
dan terbuat dari alumunium dan baja (kecuali jembatan
penyeberangan yang sudah ada sebelumnya) atau
disediakan tempat penyebrangan yang biasanya terletak
dekat lampu lalu lintas atau dibuat zebra cross. Shelter yang
berada di pinggir jalan dilengkapi dengan shelter angkutan
umum di samping shelter Transjakarta
KOMPONEN DARI TICKETING SYSTEM TRANSJAKARTA - BUSWAY

1. Loket Information Screen


Penjualan Karcis to User
2
Comunications
1 Switch

Tiket 6
(Contacless
Smart Card) Sistem
Station Komputer
Ticketing
Computer

5
UPS

Batteries
4
3
Entrance Barriers Exit Barriers Bank
Balance
Consulting Sales Terminal
Terminal
Equipment
Rack
Pada jam sibuk, orang-orang dari kelas atas atau menengah
(salah satu target utama Transjakarta) biasanya lebih suka
menggunakan mobil pribadi atau taksi untuk menghindari
ketidaknyamanan bus Transjakarta yang padat meskipun
harus menanggung kemacetan.
Banyak penumpang dengan demikian adalah orang-orang
kelas menengah ke bawah yang merupakan pengguna bus
komersial lainnya yang kurang nyaman dan/atau lebih mahal.
Keadaan ini bertentangan dengan salah satu tujuan
Transjakarta yaitu mengurangi kemacetan saat jam sibuk
dengan meyakinkan pemilik mobil pribadi untuk
menggunakan transportasi umum yang nyaman.
Pada kurun waktu tahun 2006-2016 banyak kekurangan yang
terjadi di sistem Transjakarta, misalnya kerusakan pada
jembatan penyeberangan, kurangnya armada yang
menampung penumpang, kurangnya ventilasi udara pada
halte, dan di beberapa koridor di jalur buswaynya tidak steril
masih ada yang dimasuki kendaraan pribadi.
Sistem Direct Service BRT

 Pengoperasian sistem BRT di Indonesia belum memakai layanan


yang dinamakan ‘direct-service’ BRT.
 Sistem direct service BRT adalah bus dapat beroperasi di dalam
maupun di luar koridor BRT.
Sistem Direct Service BRT

 Sistem ini juga berpotensi mengurangi transfer antar moda yang


dilakukan penumpang sehingga meminimalisir waktu tunggu
penumpang.
 Selain itu, frekuensi dan headway bus akan meningkat dengan
banyaknya rute yang beroperasi dalam sistem BRT.
Pada layanan BRT TransJakarta, setelah sistem direct-
service diadopsi mulai awal tahun 2016 telah berhasil
menambah penumpang dari 102 juta penumpang menjadi 144
juta penumpang di akhir tahun 2017.
Sistem Direct Service BRT

 Sistem direct-service sudah terbukti efektif untuk dapat menjangkau


kawasan di luar koridor, dengan kualitas yang sama dengan layanan
BRT.
 Hal ini dilakukan agar dapat melayani penumpang sedekat mungkin
(door-to-door).
Sistem Direct Service BRT
BRT di Yichang, China
BRT Guangzhou
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai