Anda di halaman 1dari 6

TUGAS - 1

SI – 2141 PENGANTAR REKAYASA TRANSPORTASI

Dosen : Ir. Idwan Santoso M.Sc.,DIC.,Ph.D.

Perkembangan Teknologi Kereta Maglev


oleh:
Yohana Natasya V. Silalahi 15019127

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Bab I
Pendahuluan

Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu, pertumbuhan jumlah penduduk semakin
meningkat dan manusia semakin membutuhkan transportasi yang dapat mempercepat
pergerakannya untuk melakukan kegiatannya. Dalam pengertian yang lengkap,
transportasi didefinisikan sebagai “suatu tindakan, proses atau hal yang sedang
dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain” (Morlok, 1978). Dengan kata lain,
transportasi sudah digunakan untuk memindahkan barang maupun orang.
Namun, tidak semua masyarakat memiliki kemampuan ekonomi untuk membeli alat
transportasi pribadi untuk mendukung kebutuhan mobilisasinya. Oleh karena itu,
diperlukan adanya jasa transportasi umum yang bisa digunakan bersama. Manfaat
menggunakan transportasi umum bagi masyarakat antara lain menghemat pengeluaran,
menghemat tenaga, mendukung lingkungan yang bersih, dan dapat mengurangi tingkat
kecelakaan (lebih aman dan nyaman). Menurut data Kepolisian, di Indonesia, rata-rata 3
orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan jalan. Angka kecelakaan lalu lintas
tentunya dapat diturunkan jika semakiin banyak masyaarakat yang beralih menggunakan
angkutan umum.
Salah satu alat transportasi umum yang sering digunakan masyarakat untuk
perjalanan jauh yang tarifnya cukup terjangkau adalah kereta. Awalnya, kereta
dikembangkan hanya untuk menunjang transportasi pertambangan. Dalam
perkembangannya, kereta mulai digunakan untuk menarik gerbong penumpang dengan
lokomotif tenaga uap. Kemudian, beberapa perusahaan lokomotif mengembangkan cara
baru agar kereta bisa meluncur lebih cepat dan mengurangi polusi. Akhirnya, perusahaan
asal Jerman bernama Siemens & Halske mempelopori penggunaan kereta listrik yang
mulai diperkenalkan ke publik pada 31 Mei 1879. Di Indonesia sendiri, sudah ada
beberapa moda transportasi kereta listrik seperti KRL, MRT, dan LRT yang memiliki
kecepatan dan kapasitas yang berbeda pula. Dibandingkan kereta api, kereta listrik
memang jauh lebih ramah lingkungan dan lebih cepat, cocok digunakan di wilayah
perkotaan.
Di beberapa negara, sudah digunakan teknologi kereta Maglev (Magnetic levitation)
yang memiliki kecepatan sampai 500 km/jam, jauh lebih cepat dari kereta biasa. Adanya
teknologi kereta Maglev dengan kecepatan super tinggi ini tentunya akan memengaruhi
pergerakan manusia maupun barang.

BAB II
Pembahasan

A. Prinsip Kerja Maglev


Maglev (Magnetically Levitated Trains) adalah kereta api yang mengambang secara
magnetis. Maglev menggunakan teknik letivasi magnet yaitu teknik mengangkat objek
menggunakan prinsip magnet dalam Fisika Dasar di mana dua kutub magnet yang sama
akan tolak menolak dan yang berbeda akan tarik menarik.
Kereta Maglev dapat bergerak dikarenakan di bagian bawah masing-masing kaki
kereta Maglev ada dua bagian magnet yaitu magnet penyokong (Support Magnet) yaitu
magnet yang menarik kereta agar mengambang dan menggerakkannya. Sedangkan
dibagian sisi-sisinya adalah magnet penuntun (Guidance Magnet) yang menjaga kereta
tetap di jalur rel. Magnet penyokong dan penuntun ini di pasang pada kedua sisi sepanjang
kaki kereta dan sistem control elektronik memastikan kereta melayang.
Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10 mm diatas rel magnetiknya. Dorongan
ke depan dilakukan melalui interaksi antara rel magnetik dengan dengan mesin induksi
yang juga menghasilkan medan magnetic di dalam kereta. Dengan tidak adanya gesekan
dengan rel ini menyebabkan kecepatan setinggi itu bisa dicapai. Selain itu juga suara di
dalamnya juga jadi sangat tenang.
Teknologi maglev ini membuat kereta maglev bisa beroperasi dalam kecepatan 300-
400km/jam. Dalam uji coba di Jepang, JR-Maglev, kereta maglev tercepat dunia dengan
kecepatan resmi, 581 km/jam (2003, Guiness World Record). Penggunaan energi kereta
maglev lebih rendah dari kereta api/listrik, 3x lebih hemat dari mobil dan 5x lebih hemat
dari pesawat terbang. Lebih dari itu kereta maglev tidak berisik dan berguncang karena
tidak ada suspensi apalagi roda. Perawatan yang murah dan konsumsi energi yang hemat
dibanding kereta api/listrik menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi. Kereta
maglev terdiri dari 2 gerbong minimal dan tergantung dari jumlah penumpang maksimal
bisa 10 gerbong. Kereta maglev bisa juga sebagai kereta kargo dengan kapasitas seberat
15 ton/gerbong.
Kelebihan utama dari kereta ini adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas
rel, sehingga tidak menimbulkan gesekan. Konsekuensinya, secara teoritis tidak akan ada
penggantian rel atau roda kereta karena tidak akan ada yang aus (biaya perawatan dapat
dihemat). Keuntungan sampingan lainnya adalah tidak ada gaya resistansi akibat
gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu dikembangkan lagi Kereta
Maglev yang lebih aerodinamis.
Walaupun tidak ada kebisingan yang ditimbulkan dari rel, dikarenakan bentuk dan
kecepatan kereta yang fantastis ini, kebisingan (suara) ditimbulkan saat kereta ini
bergerak hampir sama dengan sebuah pesawat jet yang diperhitungkan lebih mengganggu
daripada kereta konvensional. Sebuah studi membuktikan suara yang ditimbulkan oleh
kereta meglev dengan kereta konvensional biasa lebih bising sekitar 5dB yaitu 78% nya.
Kekurangan lain kereta ini adalah di mahalnya investasi terutama pengadaan relnya

B. Hubungan Teknologi Maglev dengan Pergerakan Manusia.


Kepala Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika dan Aeroakustika
(BBTA3) BPPT, Fariduzzaman menjelaskan ada beberapa faktor yang mesti
dipersiapkan secara seksama apabila jenis kereta cepat yang nanti dipakai di Indonesia
adalah kereta Maglev. Ia mengatakan bahwa Maglev membutuhkan medan magnet yang
besar untuk mengangkat badan kereta. Magnet akan bekerja bila ditopang oleh aliran
listrik yang sangat besar dan stabil.
Sebagai informasi, kereta cepat membutuhkan rel dengan lebar 1435 mm, berbeda
dengan rel yang ada di Indonesia yang hanya 1067 mm atau disebut rel sempit. Untuk
akselerasi dan deselerasi, kereta api cepat membutuhkan jarak empat meter diawal dan
diakhir. Jadi misalkan jarak Jakarta - Karawang adalah 30 km, maka 22 km perjalanan
akan ditempuh pada kecepatan maksimal, dengan kata lain hanya dua menit untuk pergi
dari Jakarta ke Karawang.
Hal ini menunjukkan bahwa waktu tempuh yang dihasilkan oleh teknologi Maglev
ini sangat singkat. Tentunya dengan adanya teknologi ini, masyarakat akan semakin
sering untuk menjangkau atau berpergian ke tempat lain terutama yang cukup jauh.
Namun, biaya pembangunan kereta ini sangat mahal, sehingga seandainya pun dibangun
di Indonesia, tarif yang dikenakan kepada masyarakat cukup mahal. Namun tarif yang
dibayar sebenarnya setara dengan kecepatan dan keamanan yang ditawarkan teknologi
ini.
Jika semakin banyak masyarakat yang berpergian menggunakan kereta api Maglev,
maka penggunaan transportasi pribadi seperti mobil dan sepeda motor akan berkurang.
Hal ini dapat mengurangi terjadinya kemacetan, kecelakaan, dan polusi udara.
Masyarakat pun dapat lebih menghemat waktunya.
Walaupun demikian, belum tentu semua kalangan mampu menikmati teknologi ini,
sehingga penurunan masalah lalu lintas yang diharapkan mungkin tidak akan sangat
signifikan. Kalangan tersebut antara lain yang memiliki ekonomi lemah maupun
masyarakat yang daerahnya belum mendapat pembangunan dengan teknoogi ini.
Dampak negatif dari teknologi ini adalah berkurangnya pengguna transportasi umum
seperti kereta api, bus, maupun travel car. Hal ini dapat menurunkan pertumbuhan
ekonomi di sarana transportasi tersebut. Kemungkinan terburuknya, bisa saja sarana
transportasi tersebut harus ditutup karena sepi pengguna.

BAB III
Penutup

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa kereta maglev adalah kereta


dengan teknologi yang sangat mungkin menggantikan transportasi massa dengan kecepatan
yang tinggi, percepatan besar, efisiensi energi yang tinggi, dan ramah lingkungan. Dengan
adanya teknologi ini, masyarakat akan semakin sering melakukan pergerakan karena waktu
yang terpakai sangat singkat dan perjalanan yang ditempuh aman. Namun, pembangunan
teknologi ini sangat mahal sehingga tidak mudah untuk diterapkan.
Harapan ke depannya, Indonesia dapat merencanakan pembangunan teknologi ini
dengan matang, mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga perlu adanya sarana
transportasi dengan teknologi yang cepat dan aman seperti kereta Maglev ini. Perawatan dan
energi yang digunakan kereta ini lebih hemat dari kereta lainnya, sehingga dapat juga
menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi negara.

Referensi:
 https://sites.google.com/site/manfaatenergi/perkembangan-teknologi-maglev-1
 https://www.bppt.go.id/teknologi-hankam-transportasi-manufakturing/2534-bppt-hal-ini-
perlu-diperhatikan-jika-kereta-cepat-adalah-jenis-maglev
 https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/10368/rata-rata-tiga-orang-meninggal-
setiap-jam-akibat-kecelakaan-jalan/0/artikel_gpr
 https://www.holamigo.id/perkembangan-kereta-api-dari-masa-ke-masa/

Anda mungkin juga menyukai