,6,666
BAB I
PENDAHULUAN
"Terbang tanpa sayap" adalah istilah populer bagi kereta dengan teknologi
MagLev. Impian manusia untuk bergerak dengan kecepatan tinggi saat ini bisa dicapai
tidak hanya menggunakan pesawat terbang, tetapi juga dengan kereta. Sejarah
perkeretaapian mencatat perkembangan yang pesat akhir-akhir ini. Dengan kemajuan
teknologi, perkeretaapian pada masa mendatang akan mengganti mesinnya yang
menggunakan bahan bakar konvensional dengan mesin yang bekerja tanpa bahan
bakar.
BAB II
KAJIAN TEORI
AEROMOVEL TRAIN
2.1. Aeromovel Train
Kereta angin yang dinamai aeromovel itu hingga kini masih terhitung barang
langka di dunia. Indonesia merupakan negara asing pertama yang mengoperasikan
kereta angin buatan perusahaan Sur Coester S/A, Brasil. Di negeri asalnya, lintasan
aeromovel baru ada satu, di Kota Porto Alegre 1.500 km di selatan Rio de Janeiro.
itu cukup elastis, mudah terkuak oleh dorongan gagang layar, tapi tidak memberikan
celah sedikit pun untuk meloloskan angin. Tiupan angin itu diperoleh dari sebuah
motor yang mengubah tenaga listrik menjadi gerak putar baling-baling. Coester
mengklaim, instalasinya mampu menghasilkan aliran udara sebesar 1.350 m3 per
menit. Kendati kereta penuh penumpang, dorongan udara sejumlah itu, bisa
memberikan kecepatan sampai 75 km per jam. Jumlah instalasi angin yang diperlukan
tergantung panjang lintasan dan jumlah kereta yang dioperasikan pada trayek itu.
Kereta itu bisa berhenti secara otomatis di setiap halte. Ada sensor magnetik
yang bisa mengenali posisi kereta. Ketika kereta itu mendekat ke halte, sensor itu
memberikan sinyal ke pusat kendali pada sistem lintasan itu. Sinyal itu diolah oleh
mikroprosesor seherhana. Alhasil, komputer akan memberi perintah supaya klep
pembuangan terbuka, agar dorongan angin mengendur. Pada saat yang sama, klep lain
menutup jalur lain, agar udara mampat dan menahan gerak layar. Jika komputer rusak,
masih ada alat cadangan lain yang disebut dengan sensor darurat. Jika kereta meluncur
melewati sensor darurat masih dengan kecepatan tinggi, maka sensor itu akan
mengontak sistem pengendali yang ada dalam kereta. Rem pun akan bergerak
menghentikan gerak roda.
Dalam usaha untuk mencari teknologi transportasi yang memenuhi batasanbatasan tersebut telah dikaji beberapa teknologi transportasi yang digunakan
dibeberapa Negara. Melalui metoda Value Engineering yang menekankan pada
fungsi sebagai sasaran utama dan mengusahakan biaya yang serendah-rendahnya,
maka dapat disarankan penggunaan teknologi transportasi baru yang disebut
Aeromovel (di Indonesia disebut Aeromovel SHS-23, diciptakan oleh Dr. Oskar
Coester Brasil.
Dari hasil pengamatan P.T. Citra Patenindo Nusa Pratama mengenai masalah
transportasi kota di Indonesia pada umumnya, dan DKI Jakarta pada khususnya,
penggunaan Aeromovel tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan transportasi di
kawasan padat lalu lintas dan merupakan pemecahan komplementer, sebagai sub
sistem dari sistem transportasi total kota. Didalam uraian singkat ini, akan dicoba
untuk mengadakan pengkajian terhadap salah satu koridor dari sistem
transportaasi kota Jakarta, dan relevansi penggunaan Aeromovel SHS-23 sebagai
sub sistemnya.
Guideway merupakan jalur khusus diketinggian (jalur layang) minimal 4.5 meter
diatas tanah (tidak terganggu macet, aman terhadap jangkauan orang)
Jarak antar stasiun 500-3000meter, kapasitas angkut 9000 pph kapasitas angkut
dapat mencapai 135000 orang per hari pada jarak perjalanan 2 x 10 km
Tiang penyangga diameter 2m, lebar single track 3m, double track 7.5m, rumah
blower 3m x 7m x2,5m, setasiun 20m x 15m
Penumpang naik bertahap dari 30% pada tahun ke-1 kemudian naik ke 100%
pada tahun ke5
= Rp 660 Milyard
= Rp 113 Milyard
= Rp 773 Milyard
PENDAPATAN
Total pendapatan selama 8 tahun = Rp 933 Milyard
Catatan
Masih ada kemungkinan menaikkan revenue dengan meningkatkan kapasitas
dua kali lipat jika penumpang.
Baik pilar maupun bentangan lintasan Aeromovel dibuat secara prefabricated, pre-cast, sehingga pelaksanaan pemasangan lintasan tersebut
tidak akan menimbulkan gangguan pada daerah sekitarnya, dan tidak
mengganggu kelancaran lalu lintas.
Biaya perawatan yang rendah mengingat Aeromovel adalah kendaraan yang ringan
dan sederhana.
1. Fitur Umum
Propulsi udara menghilangkan masalah traksi rel berat; keausan pada roda
dan trek dikurangi menjadi minimum.
Percepatan dan perlambatan yang halus dan efisien; traksi kebisingan dan
getaran diminimalkan, kecepatan kendaraan bisa mencapai 80 km per jam
(50 mph) dalam aplikasi perkotaan.
Motor listrik pada blower udara kokoh, unit benar-benar independen. Karena
tujuan dari motor adalah pompa udara, tidak mengemudi kendaraan,
persyaratan perawatan yang minimal.
Operasi ini sepenuhnya otomatis. Tidak ada driver yang diperlukan on-board.
Sistem keandalan yang tinggi otomatisasi yang digunakan untuk
perlindungan, pengendalian dan pengawasan operasi kendaraan.
2. Kendaraan
Bebas dari berat on-board peralatan traksi dan motor, kendaraan sangat
ringan dan sederhana, membawa orang 2 sampai 3 kali lebih per ton bobot
mati dari alternatif yang paling.
10
Kendaraan ini sepenuhnya sesuai dengan NFPA, ADA dan AS lainnya kode
dan standar.
3. Propulsion SISTEM
11
4. SISTEM KONTROL
5. KONSTRUKSI RAPID
Para guideway tinggi dapat menampung gradien hingga 12%, dan kurva
horisontal erat dengan jari-jari serendah 25 meter.
6. FITUR KESELAMATAN
12
Konsep propulsi memiliki fitur keselamatan intrinsik dari suatu buffer udara
antara pelat propulsi yang membantu untuk mencegah tabrakan antara
kendaraan.
Kendaraan tidak bisa menggagalkan; propulsi pelat dalam empedu yang kaku
terhubung ke truk kendaraan.
Komunikasi dua arah antara kendaraan dan pos kontrol pusat adalah standar.
Gesekan rem pada kendaraan tidak diperlukan kecuali untuk parkir di stasiun
dan pada dasarnya berlebihan karena kendaraan dapat berhenti menggunakan
sistem propulsi sendiri.
7. DAMPAK LINGKUNGAN
13
BAB III
KAJIAN TEORI
MAGLEV TRAIN
3.1. Magnetic Levitation (MagLev) Train
Magnetic leviatation merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
membuat sebuah objek melayang di udara tanpa bantuan selain medan magnet.
Medan ini digunakan untuk menolak atau meniadakan gaya tarik gravitasi. Magnetic
levitation train atau yang sering disebut dengan Maglev train adalah kereta super
cepat
tanpa
roda
yang
memanfaatkan
gaya
magnet
untuk
melayang,
14
15
16
oleh maglev akan jauh lebih kecil dari dengan mode sekarang dari mobil, truk, kereta
api, dan udara.
Selain secara dramatis meningkatkan kemampuan transportasi di Bumi, maglev
memiliki potensi untuk sangat mengurangi biaya peluncuran muatan ke ruang
angkasa. Meskipun saat ini biaya $ 10.000 per pon untuk muatan orbit menggunakan
roket, biaya energi untuk mengorbit pon yang sama akan hanya 50 sen per pon, jika
hal itu magnetis dipercepat hingga kecepatan orbital. Sebagai peluncur kecepatan
ultra tinggi magnetik dikembangkan, biaya ruang luas akan turun ke setiap hari,
standar pasar massal.
3.3. System Kerja Magnetic Levitation Train
Sistem kereta Maglev memiliki tiga kompenen utama yaitu:
1. Sumber daya listrik
2. Kumparan logam
3. Guideway
System kerja Magnetic Levitation Train memanfaatkan 2 prinsip magnet
yaitu gaya tarik magnet dan gaya tolak magnet. Ada dua buah system kerja dari
maglev train ini sehingga ia dapat mengambang atau melayang di atas rel nya yaitu:
Electromagnetic Suspension (EMS) yang dikembangkan di Negara Jerman dan
Electrodinamic Suspension (EDS) yang dikembangkankan di Negara Jepang. Pada
saat sekarang ini ada sebuah system baru yang sedang dikembangkan yaitu system
Inductrack, yaitu menggunakan magnet tetap, namun cara ini belum diterapkan.
Yang banyak dikembangkan dan digunakan saat ini yaitu system EDS karena lebih
stabil, sehingga disini system EDS akan dibahas lebih rinci.
17
18
19
20
21
pemandu yang menciptakan medan magnet yang dapat menarik dan mendorong
kereta sepanjang jalur pemandu.
Arus listrik yang diberikan ke kumparan pada dinding jalur pemandu
secara berganti-ganti mengubah polaritas kumparan magnet. Perubahan polaritas
ini menyebabkan medan magnetik di depan kereta menarik kereta ke depan,
sementara medan magnet di belakang kereta menambahkan gaya dorong ke
depan.
22
pemandu yang sejenis dengan magnet pada sisi gerbong akan menolaknya
(ditunjukkan oleh garis biru) sehingga posisi gerbong akan tetap terangkat atau
melayang di atas rel nya. Selain itu dinding jalur pemandu ini juga berfungsi
mempertahankan posisi kereta di jalur guideway nya, saat kereta oleng ke kiri
maka dinding pemandu sebelah kiri akan memiliki sifat magnet yang akan
menolak kereta dan sifat magnet pada dinding sebelah kanan akan menarik
kereta, sehingga posisi kereta selalu dipertahankan. System ini lebih stabil karena
daya angkat pada system tidak hanya dihasilkan dari rel atau guideway nya saja
tetapi juga dihasilkan dari gerbong kereta itu sendiri.
Kecepatan kereta Maglev ini dari awal bergerak hingga akhir memiliki
kecepatan yang bervariasi. Variasi kecepatan ini diatur dengan mengatur
frekuensi dari arus bolak-balikyang melalui kumparan.
23
24
mempertahankan kondisi awal fluks magnet yang dimiliki ruang dalam lingkaran
kawat tertutup tersebut. Hukum itu juga sering disebut kelembaman magnetik.
Hukum tersebut kemudian digunakan menciptakan medan magnet yang
cukup besar. Medan magnet itu diperhadapkan dengan medan magnet lain yang akan
menciptakan gaya tarik, jika kedua kutub magnet yang berhadapan berlawanan arah
atau gaya tolak jika kedua kutub magnet tersebut berlawanan.
3.5. Maglev Evolusi
Konsep kereta magnetis levitated pertama kali diidentifikasi pada pergantian
abad ini oleh dua orang Amerika, Robert Goddard dan Emile Bachelet. Pada 1930,
Jerman Hermann Kemper sedang mengembangkan sebuah konsep dan menunjukkan
penggunaan medan magnet untuk menggabungkan kelebihan dari kereta api dan
pesawat terbang. Pada tahun 1968, Amerika James R. Powell dan Gordon T. Danby
diberikan paten pada desain mereka untuk kereta levitasi magnetik.
Menurut Undang-Undang Kecepatan Tinggi Transportasi ground 1965, FRA
mendanai berbagai penelitian ke dalam semua bentuk HSGT melalui awal 1970-an.
Pada tahun 1971, FRA mendapatkan kontrak dengan Ford Motor Company dan
Stanford Research Institute untuk pengembangan analitis dan eksperimental sistem
EMS dan EDS. FRA penelitian yang disponsori menyebabkan perkembangan dari
motor listrik linier, kekuatan motif digunakan oleh semua prototipe maglev saat ini.
Pada tahun 1975, setelah dana Federal untuk kecepatan tinggi maglev penelitian di
Amerika Serikat dihentikan, industri hampir meninggalkan kepemilikannya di
maglev, namun penelitian di kecepatan rendah maglev terus di Amerika Serikat
sampai tahun 1986.
Selama dua dekade terakhir, penelitian dan pengembangan program dalam
teknologi maglev telah dilakukan oleh beberapa negara termasuk: Inggris, Kanada,
Jerman, dan Jepang. Jerman dan Jepang telah menginvestasikan lebih dari $ 1 miliar
untuk mengembangkan dan mendemonstrasikan teknologi maglev untuk HSGT.
25
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Aeromovel menggabungkan biaya modal rendah, kinerja tinggi, implementasi
yang mudah dan cepat, kompatibilitas lingkungan, kenyamanan dan kehandalan
melalui teknologi propulsi unik pneumatik. Internasional dipatenkan, Aeromovel
teknologi, menggunakan roda baja dan rel pada guideway tinggi, dirancang untuk
aplikasi yang aman, ekonomis dan ramah lingkungan.
Kereta MagLev mengambang secara magnetis. Prinsip dari kereta api ini
adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya sehingga terangkat sedikit ke
atas, kemudian gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi. Kereta ini mampu melaju
dengan kecepatan sampai 650 km/jam atau (404 mpj) jauh lebih cepat dari kereta
biasa.
4.2. Saran
Aeromovel untuk saat ini belum cocok digunakan untuk transportasi di
Indonesia karena suntuk menggunakan Aeromovel harus diintegrasikan suatu sistem
trasnportasi yang baik dan teratur dari seluruh sistem transportasi yang ada di
Indonesia.
Secara sederhana, kereta maglev adalah kereta tanpa roda yang menggunakan
tenaga magnet untuk melayang, menggerakkan, dan mengontrol jalannya kereta.
Kereta dengan teknologi itu sangat mungkin menggantikan transportasi massa dengan
kecepatan yang tinggi, percepatan besar, efisiensi energi yang tinggi, dan ramah
lingkungan.
27
DAFTR PUSTAKA
28