Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. KAI Divre III Kota Palembang

Sekitar tahun 1911, transmigran pulau Jawa yang didatangkan

Hindia Belanda ke Lampung pada 1905 berhasil membangun perkebunan

Kaitsyuk, tembakau, kopi, karet, kelapa dalam, dan kelapa sawit.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia lalu menganggap sarana

angkutan hasil-hasil bumi dari Sumatera Selatan ke Pulau Jawa jka

terlalu mengandalkan pelayaran laut terlalu banyak memakan biaya dan

waktu serta sulit memasuki pelabuhan di Palembang, Krui, dan

Menggala. Maka diputuskan reduksi biaya transportasi dan waktu

pengiriman hasil bumi dengan membangun rel kereta api dari Palembang

ke Tanjungkarang. Adapun rel KA pertama di Pulau Sumatera dibangun

di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891),

kemudian Sumatera Selatan (1911). Tahun 1911, pembangunan rel KA

dimulai oleh pemerintah Hindia Belanda dengan mengerahkan ribuan

orang di Palembang dan di Tanjungkarang.

Rel KA antara Tanjungkarang dan Palembang banyak melintasi

hutan, perkebunan karet, perkebunan sawit, dan rawa-rawa. Jalur KA ini

berbeda dengan yang ada di Pulau Jawa, di mana rel KA dibangun

melintasi perkampungan-perkampungan. Penyebabnya rel KA di Pulau

Jawa disiapkan untuk angkutan manusia, sedangkan rel KA ini disiapkan

43
44

Belanda untuk mengangkut hasil bumi, hasil hutan, dan perkebunan dari

negeri jajahan di Sumatra.

Lintasan kereta di Sumatra bagian selatan pertama kali dibangun

sepanjang 12 kilometer dari Panjang menuju Tanjungkarang, Lampung.

Jalur rel ini mulai dilalui kereta pada tanggal 3 Agustus 1914. Pada

waktu bersamaan dilaksanakan juga pemasangan dan pembangunan

lintasan rel dari Kertapati, menuju Kota Prabumulih, Sumatra Selatan.

Sampai 1914, jalur rel lintas Prabumulih hingga Prabumulih mencapai

jarak 78 kilometer. Perlahan, jalur rel kemudian dikembangkan untuk

pengangkutan batu bara dari tempat penambangan di Tanjung Enim.

Kemudian dikembangkan juga jalur ke Lahat. Di Lahat ada sebuah

bengkel besar kereta (sekarang dinamakan Balai Yasa Lahat) yang

berfungsi untuk perbaikan dan perawatan kereta api. Akhirnya,

pemerintah Hindia Belanda melalui Zuid Soematera Spoorwegen (ZSS)

tuntas membangun rel kerata api di Lampung dan Sumatra Selatan

hingga 529 km. Seluruhnya merupakan rel selebar 1.067 mm. Sementara

mayoritas negara menggunakan rel selebar 1.435 mm yang menjaga

kestabilan kereta lebih baik agar bisa berjalan dengan kecepatan lebih

tinggi. Awalnya ZSS berencana membangun rel hingga Tapanuli tetapi

dihempaskan kebangrutan perusahaan akibat resesi setelah Perang Dunia

I, yaitu Great Depresion yang ternyata berdampak ke rel di Sumatra.


45

2. Visi dan Misi PT. KAI (Persero)

Visi

Menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia.

Misi

1. Untuk menyediakan sistem transportasi yang aman, efisien, berbasis

digital, dan berkembang pesat untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan.

2. Untuk mengembangkan solusi transportasi massal yang terintegrasi

melalui investasi dalam sumber daya manusia, infrastruktur, dan

teknologi.

3. Untuk memajukan perkembangan nasional melalui kemitraan

dengan para pemangku kepentingan, termasuk memprakarsai dan

melaksanakann pengembangan infrastruktur-infrastruktur penting

terkait transportasi.

3. Tugas Pokok

Tugas Pokok dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah

menyelenggarakan pengusahaan angkutan kereta api, merumuskan dan

menyusun program pembinaan angkutan penumpang dan/atau barang, dan

pengendalian pelaksanaan angkutan penumpang dan/atau barang di

wilayah Daerah Operasi.


46

4. Fungsi

Fungsi dari PT. Kereta Api Indonesia (Persero) terdiri dari 7 (tujuh)

fungsi, diantaranya:

 Pengelolaan sumber daya manusia (SDM), administrasi

kerumahtanggaan dan umum, pertimbangan dan bantuan hukum

serta pengujian, pengendalian, dan pembinaan higiane perusahaan

dan kesehatan (hiperkes) serta keselamatan kerja.

 Pendayagunaan keuangan, serta pelaksanaan dan pembinaan

anggaran dan akuntansi.

 Pemeriksaan kas daerah

 Pelaksanaan hubungan masyarakat di daerah

 Pemeliharaan dan pengendalian jalan rel dan jembatan

 Pelaksanaan dan pengendalian operasi dan pemasaran

 Pemeliharaan dan pengendalian sinyal, telekomunikasi, dan listrik

umum.

5. Seksi-Seksi PT. KAI (Persero)

Seksi-seksi yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah

terdiri dari:

 Seksi Sumber Daya Manusia dan Umum

 Seksi Keuangan

 Pemeriksaan Kas Daerah

 Corporate Communication (Corcomm)


47

 Seksi Jalan Rel dan Jembatan

 Seksi Operasi dan Pemasaran

 Seksi Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik.

6. Struktur Organisasi PT. KAI (Persero) Divre III Kota Palembang

Gambar IV.1

7. Layanan Kereta Api

Layanan kereta api di Divisi Regional III Palembang terdiri dari

kereta api penumpang dan kereta api barang. Kereta api penumpang

terdiri dari:

 Kereta Api Sindang Marga yang merupakan kereta api kelas

eksekutif dan bisnis milik Divre III yang melayani rute Kertapati-

Lubuklinggau PP pada malam hari;


48

 Kereta Api Selero yang merupakan kereta api kelas ekonomi PSO

milik Divre III yang melayani rute Kertapati-Lubuklinggau PP

pada siang hari;

 Kereta Api Prabu Jaya yang merupakan kereta api lokal kelas

eksekutif dan bisnis yang melayani rute Kertapati-Prabumulih PP

yang menggunakan idle KA Sindang Marga pada siang hari;

 Bus Rel Kertalaya yang merupakan raibus yang melayani rute

Kertapati-Indralaya.

Kereta api barang di PT.KAI terdiri dari:

 KA Minyak Bumi (KA BBM) Pertamina (Palembang Kertapati-

Lubuklinggau/Lahat/Tiga Gajah)

 Kereta Api Semen Klingker PT. Semen Baturaja (Tiga gajah-

Palembang Kertapati)

 KA Batu Bara Sukacinta (KA SCT) PT. Bara Alam Utama/PT.

Bara Multi Sugih Sentosa (Sukacinta-Palembang Kertapati)

 KA Batu Bara Kertapati (KA KPT) PT. Bukit Asam Kertapati

(Tanjungenim Baru-Kertapati)
49

8. Stasiun Kereta Api

Gambar IV.2

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Penerapan Program Corporate Social Responsibility

Dengan Konsep Audit Sosial Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Divisi Regional III Kota Palembang. Penelitian ini menganalisis program

Corporate Social Responsibility dengan menggunakan Konsep Audit Sosial.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, data primer berasal dari wawancara langsung dengan Penanggung

Jawab Keuangan CSR PT. KAI (Persero) Divre III yang sekaligus memiliki

wewenang dalam penyusunan laporan program CSR, sedangkan data

sekunder berasal dari data yang berupa Laporan Realisasi Program PKBL
50

dengan rentan waktu analisis 2016-2018 yang menggunakan Konsep Audit

Sosial untuk mengukur keberhasilan tersebut.

Pelaksanaan program CSR yang akan dibahas, maka peneliti terlebih

dahulu melakukan pendekatan konsep audit sosial terhadap program CSR

pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang dengan

menggunakan 4 indikator, diantaranya adalah sebagai berikut : Analisis

Ruang Lingkup Program CSR dengan menggunakan Konsep Audit Sosial

pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang, Analisis

Manfaat Corporate Social Responsibility dengan Konsep Audit Soial pada

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang, Analisis

Indikator Keberhasilan dalam pelaksanaan program CSR, dan Analisis Tata

Cara Pelaksanaan CSR yang dilaksanakan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Divre III Kota Palembang.

1. Analisis Ruang Lingkup Program Corporate Social Responsibility

dengan Konsep Audit Sosial pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Divre III Kota Palembang

Analisis Ruang Lingkup Program Corporate Social Responsibility

dengan Konsep Audit Sosial pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Divre III Kota Palembang akan dilakukan berbagai fokus perhatian atau

subjek, yang dibagi menjadi empat kategori yaitu: masyarakat, tenaga

kerja, kelestarian lingkungan dan pemerintah sebagai berikut:


51

Tabel IV.1
Kuesioner Penelitian Masyarakat

No Pilihan
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang membangun infrastruktur dan layanan 
masyarakat?
2. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang membuka dan memberikan lapangan 
pekerjaan bagi lingkungan sekitar perusahaan?
3. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang menyelenggarakan program perbaikan 
dan peningkatan kesehatan?
4. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang membantu unit-unit usaha kecil milik 
masyarakat?
5. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III 
Kota Palembang memberikan beasiswa pendidikan
kepada siswa dari keluarga miskin atau anak yang
berbakat
Total 4 1
Sumber Data : CSR PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang

Bila dilihat dari tabel IV.3 penilaian tentang membangun

infrastruktur dan layanan masyarakat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Divre III Kota Palembang tidak melakukan kegiatan tersebut, karena

dalam program CSR yang dilaksanakan perusahaan hanya melaksanakan

kegiatan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, bukan

membangun infrastruktur dan layanan masyarakat.

Hal ini dapat dilihat, bahwa untuk penilaian Konsep Audit Sosial

The New Economics Foundation (NEF), PT. KAI (Persero) Divre III

memberikan bantuan CSR kepada masyarakat dengan tujuan agar

masyarakat dapat lebih mencintai KAI, terutama dalam peningkatan

kesehatan. PT. KAI (Persero) Divre III menyalurkan program CSR berupa
52

bantuan peningkatan kesehatan dengan memberikan 261 pasang kacamata

ke beberapa sekolah di kota Palembang dan di kabupaten Lahat.

Jika dilihat dari pendekatan audit sosial yaitu regular, PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang mengalami peningkatan

dalam menyalurkan bantuan kesehatan, dilihat dari laporan Realisasi

Program Bina Lingkungan bahwa dari tahun sebelumnya tidak

menyalurkan bantuan kesehatan, tetapi pada tahun 2018 PT. KAI (Persero)

Divre III menyalurkan bantuan peningkatan kesehatan sebesar Rp

90.267.314 yang diberikan di kota Palembang dan di beberapa kabupaten.

Tabel IV.2
Kuesioner Penelitian Tenaga Kerja

No Pilihan
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang memberikan kesempatan kerja dan

proses seleksi, serta penggajian kepada karyawan tanpa
diskriminasi?
2. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang mendidik dan meningkatkan

keterampilan kelompok penyandang disabilitas agar
mereka produktif dan mandiri dalam bekerja?
3. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang menyediakan lingkungan kerja yang 
sehat dan aman?
4. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang memberikan kebijakan khusus untuk 
perempuan?
Total 3 1
Sumber Data : CSR PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang

Tabel IV.4 menunjukkan untuk penilaian tentang mendidik dan

meningkatkan keterampilan kelompok penyandang disabilitas agar mereka

produktif dan mandiri dalam bekerja, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
53

Divre III Kota Palembang sejauh ini belum ada karyawan yang memiliki

kelompok penyandang disabilitas.

Penilaian untuk Konsep Audit Sosial dalam indikator ini tidak ada

yang sesuai, karena bagaimana memberikan didikan dalam meningkatkan

keterampilan penyandang disabilitas sedangkan PT. KAI (Persero) Divre

III tidak memiliki karyawan penyandang disabilitas di perusahaan dan

untuk pendekatan audit sosial juga tidak ada yang sesuai dengan indikator

ini.

Tabel IV.3
Kuesioner Penelitian Kelestarian Lingkungan

No Pilihan
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang mendukung program pelestarian 
lingkungan?
2. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang menghasilkan produk yang ramah

lingkungan dan dapat di daur ulang setelah selesai
dikonsumsi?
3. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang mendukung program daur ulang 
produk?
Total 2 1
Sumber Data : CSR PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Divre III sudah mendukung program dalam pelestarian

lingkungan dengan melakukan penanaman 122 pohon dalam

memperingati Hari Pohon Sedunia hal ini bisa dikaitkan dengan Konsep

Audit Sosial yaitu Konsep The New Economics Foundation (NEF) dimana

dampak dari diadakannya program ini sudah memperlihatkan bahwa


54

perusahaan juga ikut melestarikan lingkungan sekitar walaupun PT.KAI

tidak ikut serta dalam mendaur ulang produk yang telah dikonsumsi.

Tabel IV.4
Kuesioner Penelitian Pemerintah

No Pilihan
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III

Kota Palembang pembayar pajak yang baik?
2. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang ikut mendukung program-program 
pemerintah?
Total 2 -
Sumber Data : CSR PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang

Berdasarkan dari tabel di atas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Divre III Kota Palembang sudah mendukung dengan menjalankan

program-program pemerintahan seperti diadakannya Jalan Santai, dan

PORKA (Pekan Olahraga Kereta Api), Kegiatan Bersih-Bersih

Kampoeng, dan Melayani Masyarakat dengan Rail Clinic dan Rail Library

yang termasuk ke dalam Program CSR PT. KAI.

2. Analisis Manfaat Corporate Social Responsibility dengan Konsep

Audit Soial pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota

Palembang

Untuk melakukan Analisis Manfaat Corporate Social

Responsibility dengan Konsep Audit Soial pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Divre III Kota Palembang akan dilakukan penelitian berdasarkan

manfaat bagi perusahaan dengan dua indikator, yaitu:

Tabel IV.5
Kuesioner Penelitian
55

No Pilihan
Pertanyaan
. Ya Tidak
1. Apakah dengan keberadaan PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Divre III Kota Palembang mendapatkan citra 
positif dari masyarakat luas?
2. Apakah PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III
Kota Palembang lebih mudah untuk memperoleh akses 
terhadap modal?
Sumber Data : CSR PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang

Dari tabel di atas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III

Kota Palembang meyakini bahwa kesejahteraan masyarakat itu lebih

penting karena yang berimbas langsung terhadap kegiatan operasional

perusahaan adalah masyarakat dengan menyalurkan beberapa bantuan

kepada masyarakat berupa Program CSR. Program CSR yang disalurkan

PT. KAI (Persero) Divre III berupa Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan.

PT KAI (Persero) Divre III Kota Palembang dalm program CSR

yang ada, perusahaan hanya hanya bertugas menjalankan dan menyalurkan

program tersebut kepada masyarakat, tidak untuk memperoleh akses

modal.

3. Analisis Indikator Keberhasilan dalam pelaksanaan program CSR

Untuk melakukan Indikator Keberhasilan dalam Pelaksanaan

Program Corporate Social Responsibility pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Divre III Kota Palembang memiliki indikator tersendiri yang

berkaitan dengan keberhasilan program CSR, yaitu adanya KPI. KPI

(Keyboard Performance Indicator) adalah peningkatan mutu dan kinerja


56

oleh PT. KAI yang bertujuan untuk membuat dan menyempurnakan

sebuah sistem internal dalam mengukur keberhasilan program kerja.

Manfaat lain dari KPI ini adalah semua pekerjaan semakin terukur, jelas,

dan memiliki target. Selain itu, dalam mekanisme pelaporan juga turut

tervalidasi sehingga bisa meminimalisir bentuk bentuk laporan yang salah.

Jadi, untuk indikator keberhasilan dari diadakannya program CSR itu

sudah tersistem dan hanya pihak PT. KAI yang mengetahuinya. Program

PKBL yang ada di PT. KAI terdiri dari:

Tabel IV.6
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Jenis Program Jenis Program Bina


No.
Kemitraan Lingkungan
1. Industri Bantuan Korban Bencana Alam
2. Perdagangan Bantuan Pendidikan
3. Pertanian Bantuan Peningkatan Kesehatan
4. Perkebunan Bantuan Pengembangan Sarana
dan Prasarana Umum
5. Peternakan Bantuan Sarana Ibadah
6. Perikanan Bantuan Pelestarian Alam
7. Jasa Bantuan Sosial Kemasyarakatan
Sumber Data: Laporan PKBL PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Berdasarkan tabel diatas, program kemitraan yang dijalankan oleh

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Kota Palembang

Industri, Perdagangan, Peternakan dan Perkebunan, karena daerah yang

dijangkau oleh PT.KAI tidak memiliki sektor di bidang Pertanian dan

Perikanan.

Program Bina Lingkungan yang dijalankan oleh PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Divisi Regional III Kota Palembang semuanya


57

dijalankan, namun untuk program Bantuan Pendidikan, Bantuan Sarana

dan Prasarana Umum, dan juga Bantuan Peningkatan kesehatan

diharapkan dapat terus menerus meningkat agar bisa menambah citra

positif perusahaan dimata masyarakat secara luas, bukan hanya di sekitar

area rel kereta api. Selain itu, untuk program Bantuan Sosial

Kemasyarakatan PT. KAI memiliki prgogram yang bernama Rail Clinic.

Rail clinic ini berupa bakti sosial pelayanan masyarakat yang jauh dari

jangkauan pelayanan kesehatan pemerintah dengan menggunakan kereta di

dalamnya yang mempunyai fasilitas layaknya klinik yaitu ruan

Monitoring, ruang Laboratorium, Pelayanan Farmasi, pemeriksaan Umum,

Pemeriksaan Gigi, Pemeriksaan Mata, Pemeriksaan Ibu Hamil, dan lain

sebagainya.

4. Analisis Tata Cara Pelaksanaan CSR yang dilaksanakan PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) Divre III Kota Palembang.

Analisis Tata Cara Pelaksanaan Program Corporate Social

Responsibility pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Kota

Palembang dilakukan dengan beberapa tahapan, yang dimulai dengan

adanya tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi, sampai

dengan dan tahap pelaporan. Berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan, menunjukan pada tahap perencanaan, perusahaan menerima

beberapa proposal masuk di unit dokumentasi yang diajukan oleh

masyarakat dengan memfokuskan pada sekitar area rel Kereta Api. Tahap

ini sama dengan CSR Assesment dimana upaya perusahaan dalam


58

mengidentifikasi aspek yang perlu mendapatkan proritas perhatian yaitu

untuk masyarakat disekitar rel Kereta Api, karena merekalah yang terkena

dampak langsung terhadap perusahaan ini. Tahap implementasi, setelah

proposal masuk maka selanjutnya akan diserahkan kepada Tim Pelaksana

CSR yang terdiri dari:

1. Penanggung Jawab CSR Daerah

2. Penanggung Jawab Keuangan Daerah

3. Penanggung Jawab Publikasi Daerah

4. Penanggung Jawab pelatihan dan Monitoring Daerah

5. Penanggung Jawab Survei Daerah

6. Penanggung Jawab Kegiatan CSR Daerah

7. Sekretariat CSR Daerah

Setelah proposal masuk, proposal tersebut akan diserahkan ke

Penanggung Jawab CSR Daerah yaitu Kepala Daerah atau Kepala Divisi

Regional. Apabila proposal tersebut sudah disetujui oleh Kadivre, maka

proposal tersebut diserahkan kepada Penanggung Jawab Sekretariat untuk

di tinjau lagi. Apabila sudah diperiksa, selanjutnya diserahkan kepada

Penanggung Jawab Survei Daerah dengan melakukan survei dan

pemeriksaan atas usulan atau pengajuan permohonan masyarakat. Setelah

melakukan survei ke lokasi, selanjutnya diserahkan kepada Penanggung

Jawab Pelatihan, dimana penyusunan program pelatihan dalam rangka

pelaksanaan kegiatan CSR.


59

Usulan dari masyarakat atas program CSR yang sudah disusun oleh

Penanggung Jawab Pelatihan, kemudian diserahkan kepada Penanggung

Jawab Kegiatan CSR untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Penanggung

Jawab Publikasi yaitu tugasnya dalam mendokumentasi program kegiatan

CSR yang sedang dilaksanakan di wilayah/daerah tersebut. Untuk program

kemitraan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya setelah tahap

implementasi yang berupa penyaluran program kegiatan, maka akan

dilakukan evaluasi dalam kurun waktu tertentu untuk melihat dan

meninjau dari program yang sudah disalurkan apakah berjalan dengan

lancar, tanpa hambatan. Apabila penyaluran program tersebut mengalami

kendala, maka akan diambil keputusan dari evaluasi tersebut apakah untuk

kedapannya akan di berhentikan penyalurannya atau tetap melanjutkan

penyaluran program tersebut dengan memperbaiki hal yang menjadi

kendala dalam penggunaan program tersebut. Sedangkan untuk program

bina lingkungan, tidak adanya pemantauan atau evaluasi yang lebih

mendalam terkait dengan bantuan yang diberikan, karena program bina

kingkungan ini bersifat sukarela atau hibah.

Pada tahap pelaporan, Penanggung Jawab Keuangan akan membuat

laporan atau hasil dari dilaksanakannya program tersebut. Pelaporan di PT.

KAI (Persero) Divre III Kota Palembang, mereka melaporkan kegiatan

atau hasil dari dilaksanakannya program tersebut melalui System yang

sudah ada. Pelaporan dilakukan langsung melalui system yang ada dan
60

dilaporkan pada PT. KAI (Persero) Pusat, bahwa mereka sudah

menjalankan program CSR yang ada.

5. Hasil Jawaban Kuesioner Penelitian Analisis Penerapan Program

Corporate Social Responsibility Pada PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Divisi Regional III Kota Palembang

Berdasarkan hasil penilaian CSR yang diperoleh dari penilaian

penulis ambil, maka langkah selanjutnya dilakukan perhitungan untuk

memperoleh hasil yang diharapkan agar menjadi hasil dasar kesimpulan

dari penelitian. Hasil penilaian jawaban “Ya” untuk Kuesioner Penelitian

Masyarakat sebanyak 4 poin dari 5 aspek penilaian, tenaga kerja sebanyak

3 poin dari 4 aspek penilaian, kelestarian lingkungan sebanyak 2 poin dari

3 aspek penilaian, dan kuesioner penelitian pemerintah 2 poin dari 2 aspek

penilaian. Sehingga dari 14 aspek penilaian ada 11 aspek yang telah

terpenuhi oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III

Kota Palembang. Berikut adalah perhitungannya berdasarkan rumus yang

telah dipaparkan dalam teknik analisis sebelumnya:

11
X 100 = 78,57%
14

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Divisi Regional III Kota Palembang dalam

pengukuran audit sosial dalam program CSR memperoleh persentase

78,57%. Nilai persentase ini menunjukkan bahwa PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Divisi Regional III Kota Palembang ada beberapa


61

indikator yang belum terpenuhi, namun telah masuk dalam kategori high

association up to perfect association dengan kesimpulan bahwa

pelaksanaan audit sosial terhadap pengelolaan corporate social

responsibility yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan penerapan audit

sosial yang berlaku umum.

Anda mungkin juga menyukai