Anda di halaman 1dari 7

PERTEMUAN KE-1

PENGENALAN

Literatur :

1. Jalan Kereta Api, oleh : Ir. Iman Subarkah.


2. Buku – Buku Peraturan PJKA Indonesia.
3. Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No. 10)
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1998 Tentang Prasarana & Sarana
Kereta Api.
6. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :
SK.770/KA.401/DRDJ/2005 Tentang Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang
Antara Jalan dengan Jalur Kereta Api.

Tujuan :

1. Diharapkan mahasiswa mampu merencanakan dan merancang jalan kereta


api/rel.
2. Diharapkan mahasiswa mampu merencanakan emplasemen.

1. Pengenalan

 Kereta api mempunyai jalan tersendiri yang harus dibuat, dipelihara, dan

dibiayai sendiri oleh perusahaan.

 Disamping jalan tersendiri, terdapat juga bangunan stasiun lengkap dengan

halamannya, yang sering disebut EMPLASEMEN.

 Emplasemen terdiri dari :

 Emplasemen stasiun : yaitu untuk naik & turunnya penumpang, serta

tempat bersilang/ bersusulannya kereta api.

 Emplasemen langsir : digunakan untuk menyusun gerbong-gerbong

barang menjadi suatu rangkaian kereta api barang dan untuk

menceraikan suatu kereta api barang.

 Emplasemen gudang barang : digunakan untuk melayani kiriman

barang.

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 1
 Emplasemen penyusun kereta api penumpang.

 Emplasemen depo lokomotif : digunakan untuk menginap dan

memelihara lokomotif sehari-hari.

 Emplasemen bengkel.

 Pembangunan emplasemen, perlengkapan jalan, pengamanan dan

telekomunikasi, penerangan, penyediaan air, dsb. memerlukan investasi

(biaya) yang mahal.

2. Sejarah Perkembangan Jalan Kereta Api (Jalan Baja) :

 Jalan baja pertama kali dibuat di Inggris pada tahun 1630. Hal ini dilakukan

untuk memperbaiki system pengangkutan terutama yang berkaitan dengan

kuantitas dan kecepatan pengangkutan. Sebelumnya pengangkutan batu

bara dilakukan dengan menggunakan cikar ditarik kuda.

 Untuk menghindari melesatnya roda dari besi-besi landasan, maka roda-

roda tersebut diberi flens (1789). Sejak saat itu, diadakan perbedaan antara

jalan raya dengan jalan baja (jalan rel).

 Di Jerman, Perancis, Belgia, Australia, dan Belanda jalan baja mulai dibuat

pada abad ke-19.

 Lokomotif Diesel – Listrik mulai dipakai dalam bulan Oktober 1925 di New

Jersey, dan pada tahun 1929 muncul kereta penumpang airconditioned

antara New York dan Chicago.

 Di Jepang pada tahun 1964 telah dioperasikan kereta api ekspress antara

Tokyo dan Osaka dengan kecepatan 200 km/jam.

 Di Indonesia jalan baja mulai dipasang pada tahun 1867, yaitu antara

Semarang – Gudang – Tanggung (dibuka 10 Agustus 1867). Dan dilanjutkan

sampai Sala (1870) dan Yogyakarta (1872).

 Di Sumatera Selatan dibangun route : Panjang – Tanjung Karang (1914),

Tanjung Karang – Prabumulih (1925), Kertapati – Prabumulih (1915),

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 2
Prabumulih – Muara Enim (1917), Muara Enim – Tanjung Enim (1919), dan

Muara Enim Lahat (1924).

 Di Sumatera Barat : Padang Panjang – Sawah Lunto (1894), Bukittinggi –

Payakumbuh (1896).

 Perkereta apian Indonesia dipimpin oleh :

Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) Djawatan

Kereta Api (DKA) Perusahan Negara Kereta Api

Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA).

3. Kelebihan dan Kekurangan Antara Perusahaan Kereta Api Dengan

Perusahaan Angkut Bermotor :

Kelebihan :

 Kereta api dapat melaju dalam kecepatan tinggi dan sangat jarang ada

halangan ditengah perjalanan, serta mampu mengangkut penumpang &

barang dalam jumlah yang sangat besar. Sedangkan angkutan bermotor

kecepatan terbatas, banyak gangguan ditengah jalan, serta terbatas dalam

mengangkut penumpang dan barang.

 Dari segi keamanan perjalanan, maka angkutan kereta api lebih terjamin,

karena kendaraan-kendaraannya diantar oleh roda-roda berflens diatas rel.

Jalannya, konstruksi lebih kuat dan stabil bila dibandingkan dengan

angkutan bermotor.

 Dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya, maka angkutan kereta api

lebih murah.

Kekurangan :

 Perusahan kereta api harus membuat jalan sendiri, menyediakan

emplasemen dan perlengkapan lainnya, sedangkan perusahan angkut

bermotor tidak perlu membuat jalan sendiri, memelihara, dan juga tidak

perlu membangun emplasemen (stasiun), cukup hanya dengan membayar

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 3
pajak kepada pemerintah, dan pemerintahlah yang menyediakan semua

prasarananya.

 Modal yang digunakan untuk pembelian lokomotif dan gerbong sangat

besar, sedangkan modal untuk pembelian kendaraan angkut bermotor relatif

kecil.

 Perusahan kereta api memerlukan pegawai yang banyak, sedangkan

perusahan angkut bermotor hanya memerlukan sejumlah pegawai.

 Perluasan perusahan angkut bermotor tidak memerlukan tambahan modal

sebesar jalan baja.

 Kendaraan jalan baja berkonstruksi jauh lebih berat, umurnya jauh lebih

panjang. Oleh sebab itu, perusahan kereta api sangat sulit untuk berkembang

dan berkeberatan menanamkan modalnya hanya untuk kepentingan

modernisasi, dan biasanya membiarkan rangkaian kereta-kereta & gerbong-

gerbong tua, selama masih dapat digunakan. Sedangkan kendaraan

bermotor berkonstruksi ringan dan umurnya lebih pendek. Oleh karena itu,

sangat mudah sekali mengikuti kemajuan teknologi dan modernisasi.

 Kereta api dalam melayani penumpang & barang adalah terbatas karena

berhenti hanya bias di stasiun. Sedangkan angkutan bermotor dapat

mencapai tempat dimana saja, dapat berjalan setiap waktu, mudah

menghindari halangan jalan, sehingga untuk angkutan dengan jarak yang

dekat adalah sangat murah.

4. Organisasi Perusahan Kereta Api :

Pada umumnya organisasi perusahan kereta api mempunyai beberapa bagian

pokok :

 Bagian administrasi,

 Bagian teknik,

 Bagian lalulintas kereta api dan operasi (traffic and operation),

 Bagian peralatan (logistik),

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 4
 Bagian perencanaan,

 Bagian penelitian dan pengembangan.

Secara structural perusahan kereta api dipimpin oleh Dewan Direksi yang

bertanggung jawab kepada dewan komisaris (untuk perusahan negara dewan

direksi bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan).

Dewan direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dibantu oleh beberapa orang

wakil Direktur.

Pimpinan Pusat ini membawahi daerah-daerah, yang masing-masingnya dikepalai

oleh seorang Kepala Regional.

Khusus untuk bagian teknik dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Teknik Sipil : mengurusi jalan baja (track) dengan emplasemen-

emplasemennya, gedung, terowongan, jembatan, dll.

b. Teknik Mesin : mengurusi alat-alat traksi, kereta, gerbong, mesin, bengkel,

dll.

c. Teknik listrik & elektronic : mengurusi traksi listrik, alat-alat listrik,

penerangan, alat-alat radio, alat-alat elektronic, airconditioning, dll.

5. Pembagian Wilayah Perusahan Kereta Api di Indonesia :

 Kantor Pusat PJKA yang disebut Balai Besar PJKA ada di kota Bandung.

 Wilayah pengusahaannya dibagi menjadi beberapa wilayah eksplotasi,

yaitu :

a. Eksplotasi Barat : Meliputi wilayah Jawa Barat, Tegal, dan Banjar. Kantor

pusatnya di Jakarta.

b. Eksplotasi Tengah : Meliputi wilayah antara Tegal dan Bojonegoro

dibagian utara, dan antara Banjar & Palur dibagian Selatan. Kantor

pusatnya di Semarang.

c. Eksplotasi Timur : Meliputi wilayah Jawa Timur mulai dari Bojonegoro

dibagian utara, dan Palur dibagian Selatan. Kantor pusatnya di Surabaya.

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 5
d. Eksplotasi Sumatera Selatan : Meliputi daerah Propinsi Sumatera Selatan

dan Lampung. Kantor pusatnya di Palembang.

e. Eksplotasi Sumatera Barat : Meliputi daerah Propinsi Sumatera Barat,

dengan kantor pusatnya di Padang.

f. Eksplotasi Sumatera Utara : Meliputi daerah Propinsi Sumatera Utara dan

Aceh, dengan kantor pusatnya di Medan.


 Tiap wilayah eksplotasi dibagi menjadi beberapa wilayah Inspeksi, yaitu :

Eksplotasi Inspeksi Kantor Inspeksi


1 Jakarta
Barat 2 Cirebon
3 Bandung
4 Purwokerto
5 Semarang
Tengah
6 Yogyakarta
7 Semarang
8 Madiun
9 Surabaya
Timur
10 Malang
11 Jember
12 Tanjung Karang
Sumatera Selatan
13 Kertapati
Sumatera Barat 14 Padang
Sumatera Utara 15 Medan

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 6
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 7

Anda mungkin juga menyukai