Anda di halaman 1dari 4

TUGAS I

JALAN KERETA API


Dosen Pengampu : Awal Mansur S,T . M,T

Disusun Oleh:
Kelompok 14
1. Rikky L.J Silaban (208110030)
2. Swandi Sitompul (208110045)
3. Angely Christina S (218110062)
4. Arif Syahdewa (208110033)
5. Febri Rahmat Zalukhu (198110127)
6. Vedro Alfius Simangunsong (208220030)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FALKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
A.  sejarah perkeretaapian dan bagaimana perkeretaapian bisa sampai di
Indonesia.

Kereta api pertama kali dikembangkan pada awal abad ke-19 di Inggris. Pada tahun 1804,
Richard Trevithick membangun lokomotif uap pertama yang berhasil mengangkut
penumpang dan barang melalui jalur rel sepanjang 10 mil di Cornwall. Kemudian, pada tahun
1825, George Stephenson membangun lokomotif uap modern pertama, "Locomotion", yang
digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang di County Durham ke pelabuhan
Darlington.
Pada tahun 1830, Stephenson membangun jalur kereta api pertama yang dioperasikan untuk
umum, yaitu jalur Liverpool and Manchester Railway yang menghubungkan kota-kota
Liverpool dan Manchester di Inggris. Jalur ini menggunakan lokomotif uap untuk
mengangkut penumpang dan barang.
Pada akhir abad ke-19, kereta api menjadi alat transportasi yang sangat penting di seluruh
dunia, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Kereta api memungkinkan pengiriman barang
dan penumpang dengan cepat dan efisien, sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan teknologi.
Pada awal abad ke-20, kereta api mulai bersaing dengan kendaraan bermotor, seperti mobil
dan truk. Namun, kereta api tetap menjadi pilihan yang populer untuk pengiriman barang dan
penumpang jarak jauh, terutama di negara-negara berkembang seperti India dan Cina.
Saat ini, kereta api masih menjadi salah satu alat transportasi yang paling penting di dunia,
dengan jalur-jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota di seluruh benua. Kereta api
juga terus berkembang dengan teknologi baru, seperti kereta cepat dan kereta listrik yang
lebih ramah lingkungan.

Kereta api pertama di Indonesia dioperasikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun
1867, dengan jalur pertama antara Batavia (sekarang Jakarta) dan Buitenzorg (sekarang
Bogor) yang membentang sepanjang 37 km. Jalur kereta api ini kemudian diperpanjang
hingga ke Bandung pada tahun 1884.
Pada awal abad ke-20, pemerintah kolonial Belanda terus memperluas jaringan kereta api di
Indonesia, dengan membangun jalur-jalur kereta api baru di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Jalur kereta api yang paling terkenal adalah jalur kereta api Trans-Siberia, yang
menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dan kemudian diperpanjang hingga ke Ujung
Pandang (sekarang Makassar).
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintah Indonesia mengambil alih
kendali atas sistem kereta api nasional dan menetapkan Perusahaan Negara Kereta Api
sebagai badan yang mengelola semua jalur kereta api di Indonesia. Sejak itu, sistem kereta
api nasional terus berkembang dan meliputi hampir seluruh pulau di Indonesia, termasuk
Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
Saat ini, kereta api masih menjadi salah satu alat transportasi yang populer di Indonesia,
terutama untuk perjalanan jarak jauh dan antar kota. Kereta api di Indonesia juga terus
berkembang dengan teknologi baru, seperti kereta cepat yang menghubungkan Jakarta
dengan Bandung, dan kereta api listrik yang lebih ramah lingkungan
Perkeretaapian bisa sampai di Indonesia melalui kolonialisme Belanda pada abad ke-19. Saat
itu, Belanda sudah membangun jalur kereta api di Eropa dan ingin memperluas kegiatan
bisnis mereka ke wilayah kolonialnya, termasuk Indonesia. Belanda melihat kereta api
sebagai sarana transportasi yang dapat memudahkan transportasi barang dan penumpang,
sehingga mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 1864, Belanda mulai membangun jalur kereta api di Indonesia dengan
membangun jalur kereta api pertama antara Semarang dan Surakarta di Jawa Tengah.
Kemudian, pada tahun 1867, Belanda membuka jalur kereta api pertama yang
menghubungkan Batavia (sekarang Jakarta) dan Buitenzorg (sekarang Bogor) yang
membentang sepanjang 37 km.
Belanda terus memperluas jaringan kereta api di Indonesia selama abad ke-19 dan awal abad
ke-20, dengan membangun jalur-jalur kereta api baru di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Jalur
kereta api yang paling terkenal adalah jalur kereta api Trans-Siberia, yang menghubungkan
Jakarta dengan Surabaya dan kemudian diperpanjang hingga ke Ujung Pandang (sekarang
Makassar).
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintah Indonesia mengambil alih
kendali atas sistem kereta api nasional dan menetapkan Perusahaan Negara Kereta Api
sebagai badan yang mengelola semua jalur kereta api di Indonesia. Sejak itu, sistem kereta
api nasional terus berkembang dan meliputi hampir seluruh pulau di Indonesia.

B. Regulasi operasional perkeretaapian

Regulasi operasional perkeretaapian mencakup aturan dan ketentuan yang mengatur


bagaimana kereta api beroperasi, seperti jadwal perjalanan, kecepatan maksimum, aturan
prioritas, dan lain-lain. Beberapa contoh regulasi operasional perkeretaapian antara lain:
Jadwal Perjalanan: Jadwal perjalanan kereta api harus memenuhi kebutuhan
transportasi masyarakat, dengan mempertimbangkan waktu tempuh, frekuensi
keberangkatan, dan ketersediaan armada. Jadwal ini harus disusun dengan
mempertimbangkan kapasitas jalur dan kemampuan infrastruktur.
Kecepatan Maksimum: Kecepatan maksimum kereta api harus ditentukan dengan
mempertimbangkan kondisi jalur, keamanan, dan efisiensi operasional. Hal ini juga
harus mempertimbangkan faktor seperti jenis kereta api, kondisi cuaca, dan
kemampuan pengemudi.
Aturan Prioritas: Aturan prioritas mengatur bagaimana kereta api diberi prioritas di
jalan raya dan persimpangan kereta api. Hal ini memastikan bahwa kereta api dapat
beroperasi secara efisien tanpa terlalu banyak terhambat oleh lalu lintas jalan raya.
Persyaratan Teknis: Persyaratan teknis harus dipenuhi oleh semua peralatan dan
kendaraan kereta api yang digunakan, termasuk lokomotif, gerbong, dan sarana
pendukung lainnya. Hal ini termasuk standar keselamatan dan kualitas, serta
persyaratan untuk inspeksi, perawatan, dan perbaikan peralatan.
Aturan Keselamatan: Aturan keselamatan kereta api meliputi persyaratan untuk
pelatihan dan sertifikasi pengemudi, penanganan darurat, dan perlindungan terhadap
kecelakaan. Hal ini juga mencakup persyaratan untuk pemeriksaan dan pemeliharaan
peralatan keselamatan, seperti sistem pengereman dan sistem deteksi kebakaran.
Sistem Pengaturan Lalu Lintas: Sistem pengaturan lalu lintas kereta api mencakup
pengaturan perjalanan kereta api pada persimpangan, persilangan, dan stasiun. Hal ini
mencakup penggunaan sinyal, jalur pendek, dan persimpangan yang aman dan efisien.
Ketersediaan Informasi: Ketersediaan informasi mengenai jadwal perjalanan, harga
tiket, dan kondisi operasional lainnya harus disediakan untuk memudahkan pengguna
jasa dalam mengakses layanan transportasi kereta api. Informasi ini harus mudah
diakses dan diberikan secara akurat dan tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai