Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH

TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN


KERETA API DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

QEISA NALANI
&
VINA ANDRIANY

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SMA NEGERI 3 SINGKAWANG
2024
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Rini Susilowati S. Sos, M. Pd selaku guru mata pelajaran PPKN yang telah
memberikan Tugas Makalah ini guna menambah nilai keterampilan kami. Serta tak lupa kami
berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan saran sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
relasi bagi pembaca. Kami juga merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Makalah ini, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Makalah ini.

Singkawang, 25 Februari 2024

Penyusun

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................1
BAB I..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Pembatasan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
BAB III................................................................................................................ 11
BAB IV................................................................................................................ 20
a. Kesimpulan................................................................................................20
b. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................24

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang
ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak
disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit. Meskipun
propulsi historis mesin uap mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah
mesin diesel dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan.
Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai, dan turbin
gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel, dengan sejumlah monorel
dan guideways maglev dalam campuran. Kata 'train' berasal dari bahasa Perancis Tua
trahiner, dari bahasa Latin trahere 'tarik, menarik'.Ada berbagai jenis kereta api yang
dirancang untuk tujuan tertentu. Kereta api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari
lokomotif dan gerbong kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri (atau
kadang-kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah kereta mobil).

Kereta pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi bertenaga atau
ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir semuanya didukung oleh lokomotif uap. Dari
tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi
lebih kompleks dan mahal) lokomotif diesel dan lokomotif listrik, sementara pada waktu
yang sama beberapa kendaraan unit yang digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi jauh
lebih umum dalam pelayanan penumpang.

Pada tahun 1925, teknologi kereta api listrik pertama kali masuk di Indonesia. Kereta
api ini menggunakan lokomotif listrik dan pertama kali beroperasi di wilayah Jabodetabek.
Jaringan rel kereta api ini sudah dibangun dua tahun sebelumnya, tepatnya pada tahun 1923.
Pada awalnya, kereta listrik pertama dijuluki “si Bon-Bon” atau “Djokotop”. Pengoperasian
kereta listrik di Jakarta pada saat itu jadi salah satu awal mula sistem transportasi massal
modern di Asia. Kemudian, pada tahun 1953, lokomotif uap beralih menjadi lokomotif diesel.

1
Sejak saat itu, kereta api mulai berkembang dengan pesat di Indonesia. Saat ini, kereta api
sudah mengalami banyak kemajuan. Baik dari teknologi sampai pada sistemnya, seperti
pemesanan tiket yang bisa dilakukan online. Berdasarkan latar belakang tersebut, kami
membuat karya tulis ilmiah yang berjudul " Pengaruh Teknologi Terhadap Perkembangan
Kereta Api di Indonesia ".

B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, penulis dapat membatasi
masalah dengan:
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Kereta Api di Indonesia?
2. Bagaimana Dampak Teknologi Terhadap Kereta Api di Indonesia?
3. Bagaimana Masalah yang Dihadapi dalam Perkembangan Teknologi Kereta Api?
4. Bagaiman Strategi dalam Menghadapi Permasalahan Teknologi Kereta Api?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan kereta api di Indonesia

2. Untuk Mengetahui dampak yang dihadapi dalam perkembangan teknologi di Indonesia

3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam perkembangan teknologi kereta api

4. Untuk Mengetahui strategi dalam menghadapi permasalahan teknologi di Indonesia

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat menjelaskan sejarah perkembangan Kereta Api di Indonesia
2. Dapat mengetahui Dampak dan Masalah yang dihadapi dalam Perkembangan Teknologi di
Indonesia
3. Dapat mengetahui Strategi dalam menghadapi Permasalahan Teknologi Kereta Api

2
BAB II
KAJIAN TEORI

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik
berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang bergerak di rel. Kereta
api umumnya terdiri dari lokomotif yang dikemudikan oleh tenaga manusia yang disebut
masinis dengan bantuan mesin dan rangkaian kereta atau gerbong sebagai tempat
pengangkutan barang dan atau penumpang. Rangkaian kereta atau gerbong tersebut
berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang atau barang dalam skala yang
besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di
dalam kota, antarkota, maupun antarnegara. Menurut Salim (2004) angkutan kereta api
adalah penyediaan jasa-jasa transportasi di atas rel untuk membawa barang dan penumpang.
Kereta api memberikan pelayanan keselamatan, nyaman, dan aman bagi penumpang.

Kereta api ditemukan pada sekitar tahun 1800 dan mengalami pekembangan sampai
tahun 1860 (Salim, 2004). Pada mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu
kereta (rangkaian). Kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian
serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel). Kereta jenis ini yang kemudian
dinamakan sepur atau yang lebih dekenal dengan kereta api. Terdapat beberapa jenis kereta
api. Jenis pertama adalah jenis kereta api menurut tenaga penggerak.

Terdapat beberapa jenis kereta api menurut tenaga pengggeraknya antara lain:

a. Kereta Tenaga Hewan

Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya terdiri dari satu kereta (rangkaian),
kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di
jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di
daerah pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga
kuda.

Kereta kuda merupakan kendaraan beroda yang terdiri atas 1 kotak besar, setengah
bundar maupun jenis lain yang ditarik oleh kuda, ditopang oleh pegas di dalamnya

3
terdapat 2 bangku yang dapat menampung 2 orang atau lebih. Kereta kuda ada yang
beroda 2 dan ada juga yang beroda 4.

b. Kereta Tenaga Uap

Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang
dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara
ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan
terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867
di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan
Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.

Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana
piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain
diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya.
Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung seperti
ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui
mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.

Istilah mengenai lokomotif uap perlu dijelaskan, agar pembaca dapat mengikuti
uraian selanjutnya. Seperti diketahui bahwa bagian-bagian penting dari lokomotif uap
adalah:

 tungku pembakaran batu bara atau kayu


 ketel uap air
 tender atau tempat batu bara dan air
 roda penggerak
 piston uap air penggerak roda
 ruang masinis
 tender gandengan untuk batu bara dan air
 roda penggerak
 roda penunjang
 cerobong
 dan lain-lain

4
c. Kereta Tenaga Diesel

Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya
menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu
kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel elektrik.

Diesel hidraulik merupakan jenis penggerak pada kereta api yang menggunakan mesin
diesel sebagai penggerak utama dengan memanfaatkan transmisi hidraulik sebagai penerus
tenaga dari mesin diesel ke roda kereta. Transmisi hidraulik merupakan jenis transmisi
pada kereta api dimana penerusan tenaga dari mesin diesel ke roda kereta menggunakan
kekentalan minyak transmisi. Mesin diesel akan memutar sebuah sudu-sudu di dalam
sebuah mesin transmisi yang di dalam mesin tersebut dipenuhi dengan minyak transmisi,
putaran dari mesin diesel ini akan membuat minyak transmisi ikut berputar searah dengan
arah putaran mesin diesel. Minyak yang sudah teraduk dan berputar sesuai dengan arah
putaran engine kemudian memutarkan sudu-sudu yang lain yang berada di dalam mesin
transmisi (kedua sudu ini tidak tersambungkan secara mekanik). Putaran dari sudu di sisi
keluaran ini kemudian disambungkan dengan roda gigi pada as roda dengan sebuah gardan
saft.

Transmisi diesel-elektrik atau Lokomotif diesel elektrik adalah mesin diesel elektrik
yang digunakan oleh berbagai jenis kendaraan. Sistem transmisi diesel-elektrik
mempunyai sebuah mesin diesel yang dihubungkan dengan generator elektrik, sehingga
menghasilkan listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga motor elektrik. Generator
listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik,
biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai
pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah
alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak
menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan
dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di
dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air
yang jatuh melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin
angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun
sumber energi mekanik yang lain.

5
d. Kereta Tenaga Magnet

Kereta maglev (singkatan dari magnetically levitated trains, dalam bahasa Indonesia
disebut kereta api levitasi magnetic. adalah jenis kereta api yang mengambang secara
magnetik. Sering juga disebut kereta api magnet.

Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya magnet untuk
mengangkat kereta sehingga mengambang, tidak menyentuh rel sehingga gaya gesek dapat
dikurangi. Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai pendorong. Dengan
kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan
kecepatan sampai 600 km/jam, jauh lebih cepat dari kereta biasa. Beberapa negara yang
telah mengembangkan kereta api jenis ini adalah Tiongkok, Jepang, Perancis, Amerika,
dan Jerman. Dikarenakan mahalnya pembuatan rel magnetik, di dunia pada tahun 2015
hanya ada dua jalur Maglev yang dibuka untuk transportasi umum, yaitu Shanghai
Transrapid di Tiongkok dan Linimo di Jepang.

Pengaruh Teknologi
Teknologi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pengembangan sistem
kereta api di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, penerapan teknologi dalam
industri kereta api telah membawa perubahan dalam berbagai aspek, mulai dari operasional
hingga kenyamanan penumpang.

Perkembangan Infrastruktur

Teknologi telah memainkan peran kunci dalam memodernisasi infrastruktur kereta api di
Indonesia. Beberapa dampaknya meliputi:

• Peningkatan Jaringan Rel: Penerapan teknologi dalam pembangunan rel seperti penggunaan
rel baja terpadu (RBT) telah memberikan kekuatan dan ketahanan yang lebih baik
dibandingkan dengan rel konvensional.

• Sistem Elektrifikasi: Penggunaan sistem elektrifikasi pada jalur-jalur kereta api telah
memungkinkan pengoperasian kereta api dengan lebih efisien dan ramah lingkungan.

6
Peningkatan Layanan

Penerapan teknologi juga telah meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada
penumpang kereta api, antara lain:

• Sistem Pemesanan Online: Adopsi sistem pemesanan tiket secara online telah memudahkan
penumpang untuk memperoleh tiket tanpa harus datang ke stasiun, sehingga meningkatkan
kenyamanan dan efisiensi.

• Penggunaan Sistem Informasi Penumpang: Teknologi juga memungkinkan pengembangan


sistem informasi penumpang yang memberikan informasi terkini mengenai jadwal,
perubahan, dan kondisi perjalanan kepada penumpang.

Keselamatan dan Efisiensi Operasional

Dalam hal keselamatan dan efisiensi operasional, teknologi juga memberikan dampak positif,
seperti:

• Sistem Sinyal dan Komunikasi: Penggunaan sistem sinyal terkini dan teknologi
komunikasi canggih telah meningkatkan keamanan dan efisiensi operasional kereta
api.
• Penggunaan Teknologi Pemeliharaan: Penerapan teknologi pemeliharaan kereta api
seperti monitoring kondisi mesin dan peralatan secara realtime telah membantu dalam
mencegah kerusakan dan mengurangi waktu tidak produktif.

Pelayanan Kereta Api di Indonesia

Pelayanan adalah hal yang sangat menentukan kenyamanan masyarakatyang akan


memepengaruhi minat masyarakat untuk memilih alat transportasiumum yang akan
digunakan. Apabila pelayan yang diberikan buruk maka akan memperkecil minat masyarakat
untuk menggunakan alat transportasi tersebut. sementara jika pelayanan yang diberikan
bagus, maka akan meningkatkan minat masyrakat. Khususnya pada bidang perkeratapian di
Indonesia, pelayanan yangdiberikan banyak berhubungan dengan dua aspek, yakni pelayanan

7
intra(dalam) dan pelayanan ekstra (luar) kereta. Walaupun berbeda, namun kedua hal ini
saling terkait dalam peningkatan kenyamanan untuk penggunakereta api. Jika hanya salah
satu dari aspek ini yang terlihat baik, maka sudahdapat dipastikan tingkat kenyamanan dan
kepuasan pengguna jasa kereta apidi Indonesia tetap akan rendah.Setiap periodenya,
pengelola jasa layanan kereta api di Indonesia terus berbenah dan meningkatkan
pelayanannya.

Salah satu cara yang telah dilakukan oleh PT. KAI adalah dengan menyediakan jasa
pemesanan tiketmenggunakan sistem online. Cara ini digunakan agar masyrakat tidak perlu
lagi menghabiskan waktu untuk mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan tiket.
Selain itu bentuk pembenahan lain yang dilakukan oleh PT. KAI adalah dengan membuka
kelas baru, yaitu kelas ekonomi AC. Kelas ini memang salah satu terobosan yang sangat
ampuh untuk meningkatkanminat masayarakat untuk menggunakan jasa PT. KAI.Walaupun
begitu masih banyak hal yang menurut masyarakat harus diperbaiki. Mulai dari sistem
pelayanan tiket. Walaupun sudah menggunakan sistem pelayanan online, namun masyarakat
masih merasa kurang puas.Karena memang masih minimnya jumlah tiket yang diberikan
kepada masyarakat. Ini dapat dilihat dari fakta di lapangan. Masih banyak penumpang yang
terlantar karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sistem online ini.

8
Pelayanan Eksternal Kereta Api di Indonesia

Salah satu fasilitas yang disediakan berkaitan dengan perkereta apian adalah stasiun
kereta untuk tempat naik dan turunnya penumpang. Menurut UU No. 23 Perkeretaapian
stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berfungsi sebagai tempat
kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani :

1. Naik turun penumpang

2. Bongkar muat barang; dan/atau

3. Keperluan operasi kereta api

Pasal 133 Ayat (1) UU No. 23/2007 menyebutkan dalam penyelenggaraan


pengangkutan orang dengan kereta api, penyelenggara sarana perkeretaapian wajib
mengutamakan keselamatan dan keamanan orang. pelayanan kepentingan umum, sampai
mematuhi jadwal keberangkatan kereta api. Dalam Pasal 137 UU yang sama menyebutkan
pelayanan angkutan orang dengan kereta api harus memenuhi standar pelayanan minimum
mulai dari pelayanan di stasiun keberangkatan, dalam perjalanan, hingga sampai di stasiun
tujuan. Namun dalam implementasinya, masih banyak keluhan dari konsumen mengenai
standar pelayanan minimum Kereta Api. Untuk situasi perkeretaapian di Indonesia yang
baru-baru ini mengalami kemunduran, pelayananan dan sarana prasarana pun turut menurun
kualitasnya. Mulai dari pelayanan jual beli tiket, keamanan, kenyamanan, ketertiban dan
sikap dari petugas stasiun. Menurunnya pelayanan di stasiun dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain kurangnya kedisiplinan baik petugas maupun penumpang, faktor alam atau
bencana, dan perilaku perorangan yang ada di stasiun tersebut. Keamanan yang harus
diperhatikan di dalam stasiun meliputi keamanan terhadap kriminalitas yang mengancam
harta benda. Hal ini mengingat bahwa di dalam keramaian penumpang di dalam stasiun
terdapat para pencuri ulung yang mengancam harta benda penumpang. Selain faktor
kriminalitas, bentuk dan luas peron turut menjadi faktor penyumbang turunnya tingkat
keamanan di stasiun. Luas peron yang kurang memadai menyebabkan penumpang dan
pedagang asongan berdesakan saat menunggu datangnya kereta.

9
Pelayanan Internal Kereta Api di Indonesia

Pencerminan baik buruknya kualitas pelayanan dapat di lihat dari fasilitas di dalam
kereta. Meskipun kereta memiliki kelasnya masing-masing (ekonomi, bisnis, eksekutif)
namun ketiga kelas tersebut haruslah sama-sama memenuhi standar kenyamanan dan
kepuasan dari penumpang. Terutama kereta api yang memiliki jarak tempuh jauh.
Kenyamanannya harus lebih diperhatikan dibandingkan dengan kereta api yang berjarak
tempuh dekat. Berikut berapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki kualitas
pelayan kereta api:

1. Bantal dan Selimut

Fasilitas seperti selimut dan bantal seharusnya merupakan fasilitas yang secara free
diberikan dari pihak kereta api untuk para penumpang.

Sebab untuk penumpang yang harus melakukan perjalanan jauh fasilitas seperti ini
sangat dibutuhkan. Namun kenyataannya untuk beberapa kelas kereta seperti kelas
Ekonomi dan bisnis masih menerapkan sistem sewa untuk bantal dan selimutnya.
Hanya kereta dengan kelas Eksekutif yang mendapatkan fasilitas bantal dan selimut
secara free.

2. Makanan

Beberapa tahun yang lalu Kereta Api kelas eksekutif masih menyediakan fasilitas
makan bagi para penumpangnya. Kini fasilitas tersebut sudah tidak berlaku lagi. Para
penumpang yang ingin makan mau tidak mau harus membeli makanan di tempat
restorasi yang harganya cukup mahal. Sangat disayangkan mengingat tarif dari kereta
eksekutif itu sendiri tidak mengalami penurunan (bahkan cenderung naik) tetapi
fasilitasnya mengalami penurunan.

3. Toilet

Jika dibanding kereta api level eksekutif, toilet kereta api level bisnis dan ekonomi
memang cukup miris. Selain karena kebersihannya yang kurang terjaga terkadang
toilet tersebut dijadikan tempat istirahat bagi orang-orang yang tidak kebagian tempat
duduk. Sehingga terkadang sulit jika ada penumpang lain yang ingin menggunakan
toilet tersebut.

10
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Kereta Api di Indonesia

Indonesia adalah Negara kedua di Asia ( setelah India ) yang mempunyai jaringan kereta
api tertua. Cina dan Jepang baru menyusul kemudian. Setelah periode tanam paksa (1830-
1850), hasil pertanian di Jawa tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan sendiri tetapi
juga untuk pasar internasional. Oleh karena itu, diperlukan sarana transportasi untuk
mengangkut hasil pertanian dari pedalaman ke kota-kota pelabuhan.

 1864

Pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta)


oleh Gubernur Jenderal Hindia-Belanda.

 1875

Hindia-Belanda membangun jalur kereta api Negara melalui Staatssporwegen (SS)


dengan rute Surabaya-Pasuruan-Malang. Selanjutnya membangun jalur kereta api
sebagai berikut : (sama dgn yg lama).

 1876-1922

Mulainya pembangunan jalur kereta api Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, dan Sulawesi.

 1928

Panjang jalan kereta api dan trem Indonesia 7.464 km, sepanjang 4.089 km milik
pemerintah dan 3.375 km milik swasta.

 1942-1945

Perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu
Sokyuku (Dinas Kereta Api).

11
 1945

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indoneisa Merdeka. Maka dilakukan pengambil alihan
stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang, yang puncaknya di Kantor
Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 dikenal menjadi Hari Kereta
Api Indonesia.

 1946

Belanda kembali ke Indonesia, membentuk kembali Staatssporwegen/Verenigde


Spoorwegbedrif (SS/VC), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta
(kecuali Delispoorweg Maatschappij/DSM).

 1950

Pengalihan dan penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta
Api (DKA). Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta
Api (PNKA).

 1971

Pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api


(PJKA)

 1981

Pada tanggal 18 Mei 1981 didirikan PT INKA, yang merupakan perusahaan rolling
stock dan otomotif.

 1991

PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).

 1992

Ditetapkannya Undang-Undang No.13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian

 1998

Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT Kereta Api (Persero)


12
 2005

Terbentuknya Direktorat Jenderal Perkeretaapian

 2007

Terbentuknya Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

 2008

Pada 17 Juni 2008, terbentuknya PT MRT Jakarta dengan salah satu ruang lingkup
kegiatannya pengusahaan dan pembangunan prasarana dan sarana MRT. Pada 12
Agustus 2008 terbentuknya PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) merupakan salah
satu anak perusahaan di lingkungan PT KAI yang mengelola KA Commuter
Jabodetabek.

 2009

Terbit PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dan PP No. 72


Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.

 2011

Terbit PM No. 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Nasional


(RIPNas) sebagai acuan bagi pembangunan seluruh elemen penyelenggaraan
perkeretaaian nasional. PT KAI (Persero) meluncurkan logo baru.

 2013

Pada 25 Juli 2013 beroperasinya KA Akses Bandara Kualanamu oleh PT Railink,


yang merupakan anak perusahaan dari PT KAI dengan PT Angkasa Pura II. Pada
September 2013 pelaksanaan konstruksi MRT Jakarta

 2014

Selesainya pembangunan double-track Lintas Utara Jawa sepanjang 725 km. Pada 12
Agustus 2014 groundbreaking jalur KA Makassar-Parepare. Terbentuknya Balai
Teknik Perkeretaapian, Balai Perawatan, dan Balai Pengujian.

13
 2015

Pada 9 September 2015 groundbreaking atas dimulainya pengembangan jaringan


Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek.

 2016

Pada 21 Januari 2016 groundbreaking kereta cepat Jakarta Bandung oleh PT Kereta
Cepat Indonesia China (KCIC), yang merupakan perusahaan patungan yang didirikan
untuk membangun kereta cepat yang membentang sejauh 150 kilometer antara Jakarta
dan Bandung. Perubahan PP No. 72 Tahun 2009 menjadi PP No. 61 Tahun 2016
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.

 2017

Perubahan PP No. 56 Tahun 2009 menjadi PP No. 6 Tahun 2017 tentang


Penyelenggaraan Perkeretaapian. Panjang jalur kereta api Indonesia yang dimiliki
oleh pemerintah sepanjang 5.368 km. Operator Perkeretaapian saat ini antara lain : PT
KAI, PT Railink, PT KCJ, PT MRT Jakarta, PT KCIC

14
B. Dampak Teknologi Terhadap Kereta Api Indonesia

Penerapan teknologi dalam industri kereta api Indonesia telah memberikan dampak yang
signifikan dalam berbagai aspek, mulai dari infrastruktur hingga layanan penumpang.
Dampak ini mencakup peningkatan efisiensi operasional. kenyamanan penumpang, dan
keselamatan perjalanan.

1. Peningkatan Efisiensi Operasional

Penerapan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam efisiensi operasional kereta
api di Indonesia, antara lain:

• Sistem Persinyalan Canggih :

Penggunaan sistem persinyalan canggih telah meningkatkan keamanan dan efisiensi


perjalanan kereta api dengan mengurangi risiko tabrakan dan kecelakaan

• Monitoring Kondisi Mesin dan Peralatan:

Adopsi teknologi pemantauan kondisi mesin dan peralatan secara realtime telah
memungkinkan deteksi dini kerusakan, yang pada akhirnya mengurangi waktu tidak
produktif akibat pemeliharaan yang tidak terjadwal.

• Sistem Manajemen Operasional:

Implementasi sistem manajemen operasional berbasis teknologi telah meningkatkan


efisiensi dalam penjadwalan perjalanan, alokasi sumber daya, dan manajemen stok
bahan bakar dan suku cadang.

2. Peningkatan Kualitas Layanan Penumpang

Penerapan teknologi juga telah membawa perubahan positif dalam kualitas layanan
yang diberikan kepada penumpang, seperti:

• Pemesanan Tiket Online:

Kemungkinan untuk memesan tiket secara online telah meningkatkan kemudahan


akses bagi penumpang dan meminimalkan antrian di loket tiket.

15
• Sistem Informasi Penumpang:

Adopsi sistem informasi penumpang yang terintegrasi telah memberikan akses yang
lebih baik bagi penumpang terhadap informasi perjalanan. termasuk pembaruan
jadwal, perubahan perjalanan, dan kondisi cuaca.

• Fasilitas Koneksi Internet:

Beberapa layanan kereta api telah menyediakan koneksi internet selama perjalanan,
meningkatkan kenyamanan dan produktivitas penumpang selama perjalanan.

3. Keselamatan Perjalanan

Penerapan teknologi juga telah meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api, seperti:

• Sistem Pengendalian Kecepatan:

Penggunaan sistem pengendalian kecepatan yang terkomputerisasi telah membantu


dalam mengurangi risiko kecelakaan akibat kelebihan kecepatan.

• Teknologi Komunikasi:

Adopsi teknologi komunikasi canggih telah memungkinkan koordinasi yang lebih


baik antara staf kereta api dan pusat kontrol, yang pada akhirnya meningkatkan
respon terhadap situasi darurat.

16
C. Masalah yang dihadapi dalam Perkembangan Teknologi Kereta Api

Beberapa masalah yang dihadapi dalam teknologi kereta api di Indonesia meliputi:

1. Infrastruktur Tidak Optimal

Kondisi rel yang kurang baik, terutama di daerah-daerah terpencil, menyebabkan


keterlambatan dan ketidaknyamanan dalam perjalanan.

2. Keterbatasan Teknologi

Penggunaan teknologi yang ketinggalan zaman dalam beberapa aspek operasional


kereta api, seperti sistem sinyal dan komunikasi, dapat mengakibatkan risiko
keamanan dan keterlambatan.

3. Kapasitas dan Keterlambatan

Keterbatasan kapasitas jaringan kereta api sering menyebabkan keterlambatan dan


ketidakpastian dalam perjalanan.

4. Keselamatan dan Keamanan

Masalah keamanan seperti tindak kriminal dan keselamatan penumpang dan kru
kereta api masih menjadi perhatian utama.

5. Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil

Banyaknya kereta api yang masih menggunakan tenaga diesel menyebabkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.

6. Kurangnya Kesiapan untuk Teknologi Listrik

Pengembangan kereta api listrik di Indonesia masih terbatas, dan kurangnya


infrastruktur dan kesiapan teknis menjadi hambatan.

7. Keterbatasan Aksesibilitas dan Keterjangkauan

Terutama di daerah pedesaan, aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kereta api


masih menjadi masalah.

17
D. Strategi dalam menghadapi Permasalahan Teknologi Kereta Api

Beberapa langkah strategis yang diambil KAI adalah:

1. Penetapan Harga Tiket Berdasar Hari

Strategi yang berhubungan dengan harga ini baru efektif diberlakukan pada bulan
April 2004. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana harga tiket
disamaratakan untuk setiap harinya dan hanya berubah ketika menjelang hari besar
seperti lebaran, natal, dan tahun baru, maka sejak bulan April 2004 harga tiket
dibedakan berdasarkan waktu-waktu tertentu, misal saat peak season atau low season.
Untuk peak season (Jumat – Minggu) harga tiket akan ditetapkan lebih tinggi dari
pada low season (Senin – Kamis).

2. Sistem Zonasi

Dengan sistem zonasi penumpang membayar harga tiket sesuai dengan tujuan
penumpang. Selama ini yang terjadi adalah walaupun penumpang turun distasiun
yang berada di tengah rute, mereka tetap harus membayar untuk jarak terjauh dari rute
tersebut. Dengan sistem baru ini, penumpang dapat membayar sesuai dengan harga
untuk mencapai stasiun tujuannya.

3. Ticketing di Internet

Merupakan salah satu terobosan untuk penyediaan jasa, KAI menyediakan informasi
berupa harga tiket, jadwal keberangkatan, pemesanan, dan informasi lainnya yang
berguna bagi calon penumpang.

4. Fasilitas layanan Pesan Antar

KAI berencana untuk memberikan layanan berupa jasa pengantaran tiket ke rumah
pelanggan, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa maskapai penerbangan.

5. Rute Jarak Dekat

KAI melihat bahwa jumlah penumpang untuk rute jarak dekat mereka tidak terlalu
terpengaruh oleh persaingan dari pesawat terbang. Bahkan jumlah penumpang
cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, KAI terus menambah dan

18
mengembangkan berbagai rute-rute kereta api eksekutif/bisnis jarak dekat melalui
kerja sama dengan pihak lain, termasuk pemerintah daerah.

6. Peningkatan Pelayanan

Meningkatkan kapasitas angkut dengan merencanakan armada Kereta Rel Diesel


Elektrik (KRDE) yang akan dioperasikan pada koridor Bandung – Jakarta pergi-
pulang. Meminimalkan akses pelayanan akibat kesenjangan penawaran dan
permintaan dengan meningkatkan keandalan sitem jaringan on line ticketing.
Bekerjasama dengan pihak perbankan untuk perluasan jaringan layanan ticketing
melalui ATM perbakan. Di bidang sarana, diupayakan pemenuhan standar pelayanan
minimum pada semua kelas KA: ekonomi, bisnis, dan eksekutif.

1. Mengurangi frekuensi kecelakaan KA dengan mempertahankan kualitas prasarana dan


sarana, serta kualitas SDM terkait.

2. Penertiban penumpang di atas atap KA melalui penegakan hukum dan stasiun


steralisasi.

3. Penerapan No Go Item secara tegas

4. Sosialisasi keselamatan budaya

5. Apabila strategi untuk menekan tingkat kecelakaan hanya bersifat alami normatif
sebagaimana telah dilakukan sebelumnya yang tidak mewakili nalar dari krisis maka
upaya – upaya untuk menekan tingkat kecelakaan tidak akan relatif.

19
BAB IV

PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari penulisan yang telah kami lakukan, didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan kereta api di Indonesia telah menunjukkan progres yang signifikan,
masih terdapat fantangan yang perlu diatasi, seperti pemeliharaan infrastruktur yang
memadai. keamanan perjalanan, dan pengembangan sumber daya manusia yang
terampil.
Di sisi lain, perkembangan kereta api juga membuka peluang dalam meningkatkan
konektivitas antar kota, mendukung pariwisata, dan mengurangi kemacetan lalu lintas.
Dengan demikian, sejarah perkembangan kereta api di Indonesia mencerminkan
perjalanan panjang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sejarah. ekonomi, dan
teknologi. Perkembangan ini tidak hanya mencerminkan evolusi transportasi di
Indonesia, tetapi juga mencerminkan perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi di
negeri ini.
2. Dampak teknologi terhadap kereta api Indonesia telah memberikan hasil positif,
terdapat tantangan dalam mengadopsi teknologi canggih, seperti investasi yang besar
dan kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil. Namun, perkembangan ini juga
membuka peluang dalam meningkatkan daya saing industri kereta api Indonesia dan
memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Dengan demikian, dampak teknologi terhadap kereta api di Indonesia telah membawa
perubahan positif yang signifikan dalam efisiensi operasional. kualitas layanan, dan
keselamatan perjalanan, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing dan
kenyamanan bagi para pengguna jasa kereta api.
3. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, berbagai upaya perlu dilakukan, termasuk
investasi dalam modernisasi infrastruktur, penggunaan teknologi terkini,
pengembangan kereta api listrik, peningkatan keamanan dan keselamatan, serta upaya
untuk meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kereta api. Dengan
adanya upaya-upaya ini, diharapkan kereta api di Indonesia dapat menjadi lebih
efisien, aman, dan berkelanjutan.

20
4. Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan permasalahan teknologi kereta api di
Indonesia dapat diatasi, dan industri kereta api dapat berkembang menjadi lebih
efisien, berkelanjutan, dan aman bagi seluruh penggunanya.

b. Saran
1. Masyarakat Indonesia hendaknya mengetahui latar belakang kereta api yang
mencerminkan pentingnya peran dalam sejarah transportasi.
2. Masyarakat Indonesia hendaknya mengetahui peran teknologi terhadap transportasi
Indonesia, khususnya kereta api.

21
DAFTAR PUSTAKA

PT.KAI..2016.”Sejarah Perkeretaapian”.http://www.kereta-api.co.id/. diakses


pada 14 Februari 2024 pukul 17.00

Dipo Lokomotif,Mojosari.2014.”Fungsi dasar palang pintu kereta api”.


http://www.dipomojosari.com/2014/01/fungsi-dasar-palang-pintu-kereta-
api.html.diakses pada 20 Februari 2024 pukul 9:40.

Yuliar, Sonny. 2009. Tata kelola teknologi. Bandung: Penerbit ITB

Ziz.2014.kecelakaan kereta api di mojokerto.


http://halopolisi.com/2014/09/10/kecelakaan-kereta-api-di-mojokerto-krd-vs-
truk-sopir-meninggal/. Diakses pada 16 Februari 2024 pukul 10:21

Simanullang,Renova.2009. Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis


Mikrokontroller AT89S51 Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai
Sensor Halangan.Medan
[6] R Kartolo. 2014. “Kereta Api”. http://digilib.unila.ac.id/2150/8/BAB%20II.pdf.
diakses pada 20 Februari 2024 pukul 10:59

Sylvana. 2015. “Palang Pintu Perlintasan Kereta Api”.


http://bobo.kidnesia.com/bobo/Info-Bobo/Bobo-File/Palang-Pintu
Perlintasan-Kereta-Api. Diakses pada 11 Februari 2024 pukul 20:32

Ardiansyah Parahareza.2013.Zigbee:Teknologi handal dan efisien.


http://www.kompasiana.com/prahareza/zigbee-teknologi-nirkabel-
handal-dan-efisien_552c07c66ea834ba288b4595. Diakses pada 20 Februari 2024 pukul
11:25

Winardi.2012. “Mengenal Teknologi Zigbee sebagai Standart Pengiriman Data


Secara Wireless”. http://comp-eng.binus.ac.id/files/2012/05/Mengenal-
Teknologi-ZigBee-Sebagai-Standart-Pengiriman-Data-Secara-

22
Wireless.pdf. Diakses pada 20 Februari 2024 pukul 14:32

23
DAFTAR LAMPIRAN

Replika Mesin Uap – Richard Trevithick

Lokomotif Galvani – Robert Davidson

24
Kereta Api 1864

Kereta Api Sekarang

25
Stasiun Tertua Kemidjen - Semarang

Kecelakaan Kereta Api Cicalengka 2024

26
Logo Kereta Api Indonesia

27

Anda mungkin juga menyukai