Anda di halaman 1dari 22

Rekayasa Jalan Rel Pertemuan 1

(Kelas B)

BY :
Y O S E V I N A , S T, M . S C
Sejarah Transportasi Kereta Api

Bermula di Inggris pada tahun 1630, yaitu


dengan adanya pengangkutan batu bara. Dengan
kereta yang ditarik kuda beroda besi berjalan
pada bantalan kayu 
Perkembangan berikutnya balok kayu diganti
seluruhnya dengan besi.
Sejarah Transportasi Kereta Api (2)

 Untuk menghindari melesetnya roda tersebut maka roda-roda diberi flens (flange), ini
terjadi pada tahun 1789. Akibat dari penggunaan flens pada roda ini mengakibatkan
kendaraannya tidak dapat digunakan di jalan raya biasa, sejak itulah terjadi perbedaan
antara jalan raya dan jalan yang menggunakan batang besi atau jalan rel.
 Pada awal abad XIX kereta di atas rel mulai ditarik oleh kendaraan yang dijalankan
dengan mesin (lokomotif) uap.
 Lokomotif diesel-listrik mulai digunakan di New Jersey tahun 1925, kereta diesel-
listrik untuk penumpang bentuk streamline mulai meluncur di Amerika tahun 1934.
 Perkembangan selanjutnya :
 kereta api super cepat,
 kereta api monorail (dengan satu rel),
 kereta api levitasi magnetik (maglev), kereta api pengangkut berat.
 lokomotif diesel,
 diesel-listrik dan
 penggerak listrik.
 Teknologi persinyalan mekanis tetapi juga sinyal elektris
Sejarah Kereta Api Indonesia

Dapat dikatakan bahwa secara de-facto hadirnya kerata api di


Indonesia ialah dengan dibangunnya jalan rel sepanjang 26 km
pada lintas Kemijen-Tanggung yang dibangun oleh NV.
Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).
Pembangunan jalan rel tersebut dimulai dengan penyangkulan
pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal
Belanda Mr. L.A.J. Baron Sloet Van De Beele pada hari Jum’at
tanggal 17 Juni 1864. Jalur kereta api lintas Kemijen-Tanggung
mulai dibuka untuk umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Sedangkan landasan de-jure pembangunan jalan rel di jawa
ialah disetujuinya undang-undang pembangunan jalan rel oleh
pemerintah Hindia Belanda tanggal 6 April 1875.
Pada masa pendudukan Jepang. Beberapa jalan rel di pulau
Sumatera dan pulau Sulawesi serta sebagian lintas cabang di
pulau Jawa dibongkar untuk diangkut dan dipasang di Burma
(Myanmar).
Bahkan pemindahan jalan rel ini juga disertai dengan
dialihkannya sejumlah tenaga kereta api Indonesia ke
Myanmar. Akibat tindakan Jepang tersebut ialah
berkurangnya jaringan jalan rel di Indonesia.
Data tahun 1999 memberikan informasi bahwa panjang jalan
rel di Indonesia ialah 4615,918 km, terdiri atas Lintas Raya
4292,322 km dan Lintas Cabang 323,596.
Dalam masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia
peran kereta api sangatlah besar. Sejarah mencatat peran
kereta api dalam distribusi logistik untuk keperluan
perjuangan dari Ciporoyom (Bandung) ke pedalaman Jawa
Tengah, mobilisasi prajurit pejuang di wilayah Jogjakarta-
Magelang-Ambarawa.
Hijrahnya pemerintahan republik Indonesia dari Jakarta
ke Jogjakarta Tanggal 3 Januari 1946 rombongan Presiden
Soekarno berhasil meninggalkan Jakarta menggunakan
kereta api, tiba di Jogjakarta tanggal 4 Januari 1946 pukul
09.00 disambut oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
 Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia mencatat pengambilalihan
kekuasaan perkereta-apian dari pihak Jepang oleh Angkatan Moeda
Kereta Api (AMKA) pada peristiwa bersejarah tanggal 28 September
1945.
 Pengelolaan kereta api di Indonesia telah ditangani oleh institusi
yang dalam sejarahnya telah mengalami beberapa kali perubahan.
Institusi pengelolaan dimulai dengan nasionalisasi seluruh
perkereta-apian oleh Djawatan Kereta Api Indonesia (DKARI), yang
kemudian namanya dipersingkat dengan Djawatan Kereta Api
(DKA), hingga tahun 1950.
 Institusi tersebut berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA) pada tahun 1963 dengan PP. No. 22 tahun 1963, kemudian
dengan PP. No. 61 tahun 1971 berubah menjadi Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA). Perubahan kembali terjadi pada tahun 1990
dengan PP. No. 57 tahun 1990 status perusahaan jawatan diubah
menjadi perusahaan umum sehingga PJKA berubah menjadi
Perusahaan Umum Kerata Api (Perumka).
 Perubahan besar terjadi pada tahun 1998, yaitu perubahan status
dari Perusahaan Umum Kereta Api menjadi PT Kereta Api (persero),
berdasarkan PP. No. 19 tahun 1998.
Perkembangan dalam dunia kereta api di Indonesia terus berlangsung,
begitu pula dengan teknologinya. Tanggal 31 Juli 1995 diluncurkan KA
Argo Bromo (dikenal juga sebagai KA JS 950) Jakarta-Surabaya dan KA
Argo Gede (JB 250) Jakarta-Bandung. Peluncuran kedua kereta api
tersebut mendandai apresiasi perkembangan teknologi kereta api di
Indonesia dan sekaligus banyak dikenal sebagai embrio teknologi nasional.
Saat ini selain kedua KA “Argo” tersebut di atas, telah beroperasi pula KA
Argo Lawu, KA Argo Dwipangga, KA Argo Wilis, KA Argo Muria.
Kemampuan dalam teknologi perkereta-apian di Indonesia juga terus
berkembang baik dalam prasarana jalan rel maupun sarana kereta apinya.
Dalam rancang bangun, peningkatan dan perawatan kereta api,
perkembangan kemampuan tersebut dapat dilihat di PT. Inka (Industri
kereta Api) di Madiun, dan balai Yasa yang terdapat di beberapa daerah.
Standar Jalan Rel

Dalam Perencanaan jalan rel, Penentuan jenis komponen jalan rel seperti :
balas ,bantalan dan penambat serta dimensinya didasarkan pada beberapa
beban gandar, kecepatan maksimum dan daya lalulintas.
Jenis Lokomotif

Lokomotif BB artinya beban ditumpu oleh 2 bogie, yang masing-


masing bogie terdiri 2 gandar dan satu gandar terdiri dari dua roda
Lokomotif Jenis CC. lokomotif ditumpu 2 bogie, masing-masing
bogie terdiri 3 gandar, dan masing-masing gandar terdiri 2 roda
Beban Gandar Loko BB
Beban Loko Jenis CC
Gaya / Berat Gerbong
Jenis Kecepatan

Kecepatan Rencana
 Kecepatan yang digunakan untuk merecanakan konstruksi Jalan Rel
Kecepatan Rencana untuk perencanaan struktur jalan rel
V rencana = 1,25 x V maks
Kecepatan Recana untuk Perencanaan Jari-jari Lengkung
tikungan
V rencana = V maks
Kecepatan Rencana Untuk Perecanaan Peninggian Rel
Jenis Kecepatan (2)

Kecepatan Maksimum
 Kecepatan tertinggi yang diinginkan untuk operasi suatu
rangkaian kereta pada lintas tertentu
Kecepatan Operasi
 Kecepatan rata-rata kereta api pada petak jalan tertentu
Kecepatan Komersial
 Kecepatan rata-rata sebagai hasil pembagian jarak tempuh
dengan waktu tempuh
Daya Angkut Lintas

Jumlah angkutan anggapan yang melewati suatu


lintasan dalan jangka waktu satu tahun

Daya angkut lintas menjerminkan jenis serta jumlah


beban total dan kecepatan kereta api yang lewat di
lintasasn tersebut dalan satuan waktu tertentu
(Ton/Tahun)
Daya Angkut lintas (2)
Ruang Bebas Bangunan

Ruang diatas sepur yang senantiasa bebas dari


segala rintangan dan benda penghalang yang
disediakan untuk lalul lintas rangkaian kereta api.
Ruang Bangunan

Bangunan adalah ruang disisi sepur yangsenantiasa


hasur bebas dari segala bangunan tetap seperti
antara lain tiang sembiyan, tiang listrik dan pagar
Batas ruang bangunan diukur dari sumbu sepur
pada ketinggian 1 – 3,55 meter
Jarak ruan bangunan
a. Pada lintas bebas :
2.35 s/d 2.53 m dari kiri kanan sumbu sepur
b. Pada Emplasemen :
1,95 s/d 2.35 di kiri dan kanan sumbu sepur
c. Pada Jembatan
2.15 m di kiri dan kanan sumbu sepur
Penampang Melintang Jalan Rel

Anda mungkin juga menyukai