Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kereta api adalah bentuk pengangkutan rel yang terdiri dari serangkaian kendaraan yang
ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau penumpang. Gaya gerak
disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor individu dalam beberapa unit.
Kereta api merupakan moda transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong.
Rangkaian kereta api atau gerbong mampu menampung angkutan penumpang dan angkutan
barang dalam jumlah yang sangat besar.
Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang banyak sehingga
sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat dan dapat
digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah/jauh dalam pulau maupun angkutan
barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara.

2.1 JENIS KERETA API


Jenis kereta api dapat dibedakan berdasarkan:
a. Tenaga penggerak kereta
b. Jenis rel yang digunakan.

2.1.1 JENIS KERETA API BERDASARKAN TENAGA PENGGERAK


Kereta api adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia pada zaman dahulu
karena kereta api menggunakan api untuk memanaskan ketel uap, sehingga istilah kereta api
terus tersematkan hingga saat ini. Perkembangan tenaga penggerak kereta api berawal dari
ditemukannya teknologi lokomotif yang bergerak di atas rel (jalur baja) oleh George
Stephenson pada Tahun 1825 untuk keperluan angkutan tambang. Jenis kereta api
berdasarkan tenaga penggerak adalah:
a. Kereta Bertenaga Uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang
dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara
ataupun minyak bakar.
(a) (b)
(a) Kereta api uap Richard Trevithick
(b) Kereta api uap pada jalan rel George Stephenson
Gambar 2.1 Jenis Kereta Api Uap

b. Kereta Api Bertenaga Mesin Diesel


1) Diesel Mekanis
Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda
melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya memiliki tenaga yang kecil.

Sumber: https://www.uti.edu/blog/diesel/locomotive-mechanic
Gambar 2.2 Lokomotif Diesel Mekanis

2) Diesel Elektrik
Pada lokomotif ini mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan
energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang
langsung menggerakkan roda.
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lokomotif_diesel
Gambar 2.3 Lokomotif Diesel Elektrik (Lokomotif Tipe CC206)

3) Diesel Hidraulik
Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel yang disalurkan ke perangkat
hidraulis untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini memiliki kemampuan menerobos
banjir yang tinggi.

Sumber: https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/siantita-novaya/jenis-
lokomotif-kereta-api-di-indonesia-c1c2
Gambar 2.4 Lokomotif Diesel Hidraulik (Lokomotif Tipe CC300)

c. Kereta Api Bertenaga Mesin Turbin Gas


Gas turbine engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas sebagai fluida untuk
memutar turbin dengan pembakaran internal. Di dalam turbin gas energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda
turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari
tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Turboliner adalah keluarga dari rangkaian kereta turbin gas yang dibangun Amtrak pada
dasawarsa 1970-an. Amtrak generasi pertama dikenal sebagai RTG, dibangun oleh
perusahaan Perancis ANF dan mulai beroperasi di berbagai rute di Amerika Serikat bagian
Barat Tengah pada Tahun 1973.

Sumber: https://id.wikipedia.org
Gambar 2.5 Lokomotif Turbin Gas (Lokomotif Amtrak Turboliner)

d. Kereta Api Bertenaga Listrik


Kereta rel listrik (KRL) dalam istilah asing Electric Multiple Unit (EMU) adalah jenis kereta
rel yang ditenagai oleh listrik. KRL tidak memerlukan lokomotif karena motor traksi
dipasang pada salah satu atau beberapa kereta dalam satu rangkaian. Kereta ini
kebanyakan digunakan untuk angkutan penumpang.

Sumber: https://id.wikipedia.org
Gambar 2.6 Kereta Listrik (Contoh: Shinkansen Seri N700S)
e. Kereta Api Bertenaga Medan Magnet
Kereta maglev atau kereta rel magnet (KRM) adalah jenis kereta yang bergerak pada
posisi melayang atau mengambang. Posisi tersebut dihasilkan oleh gaya elektromagnetik.
Maglev digunakan sebagai alat transportasi jarak jauh. Kecepatannya lebih cepat bila
dibandingkan kereta api dengan penggerak diesel ataupun listrik. Kereta maglev dapat
bergerak dengan kecepatan 500 km/jam. Pembuatan magev diawali oleh empat
penemuan awal yaitu kereta motor linear (Alfred Zehden, 1907), sistem transportasi
elektromagnetik (F.S. Smith), kereta pengangkatan magnet dengan motor linear
(Hermann Kemper, 1937), dan sistem magnetik transportasi (G.R. Polgreen, 1959).
Pengembangan awal kereta maglev dimulai di Inggris pada periode tahun 1960-an tetapi
terhenti pada Tahun 1973 karena masalah pendanaan. Kereta maglev pertama berhasil
dibuat pada Tahun 1984. Kereta tersebut beroperasi dengan melayani pergerakan Bandar
Udara Internasional Birmingham dan Stasiun Kereta Internasional
Birmingham. Negara lain seperti Jepang juga telah memulai riset kereta maglev sejak
tahun 1969. Japan Airlines berhasil membuat transportasi permukaan kecepatan tinggi,
sedangkan Japan Railways Group berhasil membuat JR-Maglev. Pengembangan kereta
maglev juga diakukan oleh Jerman melalui teknik suspensi elektromagnetik dan suspensi
elektrodinamik. Nama maglev diperoleh dari singkatan Magnetically Levitated Trains.

Sumber: http://majalah1000guru.net/2019/09/prinsip-kerja-maglev/
Gambar 2.7 Kereta Magnet (SCMaglev Central Japan Railway Company)

2.1.2 JENIS REL YANG DIGUNAKAN


Rel adalah batangan logam sebagai landasan roda kereta api atau trem. Rel
mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua
batang logam kaku yang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel tersebut diikat
pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat elastis.
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal
sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel
akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang
lebih elastis ketimbang bantalan beton. Lebar jalan rel yang digunakan di Pulau Jawa dan
Sumatera adalah 1.067 mm, sedangkan di daerah lainnya menggunkan lebar 1.435 mm.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Rel
Gambar 2.8 Jenis Jalan Rel

2.2 KERETA API DI INDONESIA


Jalur kereta api untuk mendukung operasi PT Kereta Api Indonesia seluruhnya dimiliki
oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia (DJKA Kemenhub RI) melalui Balai Teknik Perkeretaapian tiap wilayah, dengan KAI
hanya sebagai operator. Kurang lebih 90% dari jalur kereta api tersebut seluruhnya
merupakan peninggalan kolonial Belanda, dan sisanya merupakan jalur baru, seperti
percabangan-percabangan menuju bandar udara.
Jalur-jalur kereta api tersebut tersebar di Sumatra dan Jawa. Di Jawa, seluruh kota
pentingnya memiliki setidaknya dua atau tiga stasiun kereta api utama dan dilintasi jalur
kereta api lintas utama. Jalur ini membentang dari Merak–Jakarta–Cirebon–Semarang–
Surabaya di lintas utara, serta Jakarta-Cirebon-Purwokerto–Yogyakarta–Solo–Madiun-
Surabaya di lintas selatan Jawa. Di samping pengoperasian dua jalur tersebut, terdapat jalur
penghubungnya seperti lintas metropolitan Jakarta, Semarang–Solo, Cikampek-Bandung-
Kroya, serta "jalur kantong" Bangil–Kertosono. Selanjutnya adalah lintas timur Jawa
(Surabaya–Probolinggo–Jember–Banyuwangi).
Di Sumatera, jalur kereta apinya terpisah, dengan Sumatra Utara dan Aceh hanya dilayani di
lintas Medan–Rantau Prapat/Belawan/Siantar/Tanjungbalai serta Krueng Mane–Krueng
Geukueh di Aceh. Di Sumatra Barat, jalur aktifnya hanya Padang–Naras/Kayu Tanam untuk
layanan penumpang serta Bukit Putus–Indarung untuk KA Semen Padang. Di Sumatra
Selatan, jalurnya sendiri dilayani kereta api batu bara dan layanan penumpang unggulan dari
Lubuklinggau menuju Palembang serta Palembang menuju Bandar Lampung
(Tanjungkarang).
PT Kereta Api Indonesia memberikan layanan kereta api penumpang dan barang. Hampir
semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api penumpang yang
dijalankan secara teratur.
a. Kereta penumpang
Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api Indonesia
di Jawa dan Sumatra adalah sebanyak 106.638 tempat duduk per hari dengan rasio kelas
eksekutif (30%), bisnis (22%), dan ekonomi (59%).
1) Kelas Ekonomi
Kelas yang paling ekonomis dalam layanan Kereta Api Indonesia memiliki 80 sampai
106 kursi dalam satu kereta yang merupakan kelas dengan kursi paling banyak. Kelas
ekonomi memiliki fasilitas AC, colokan listrik, kursi empuk dan bisa direbahkan
(khusus premium dan plus), dan televisi (khusus premium dan plus).
2) Kelas Bisnis
Sama seperti kelas ekonomi yang memiliki AC dan colokan listrik. Perbedaannya,
terletak pada fasilitas yaitu tidak adanya reclining seat atau kursi yang bisa
direbahkan, namun dalam kelas ini posisi kursi duduk dapat diubah menghadap
depan atau belakang.
3) Kelas Eksekutif
Fasilitas kelas eksekutif yang didapatkan berupa kursi empuk dan bisa diatur sesuai
keinginan, ruang kaki lebar, colokan listrk, selimut, televisi, meja makan, toilet, AC,
bahkan wifi yang tersedia di beberapa kereta. Laju kereta lebih cepat karena tidak
berhenti di banyak stasiun. Kereta kelas eksekutif menampung hanya 50 penumpang
4) Kelas Luxury
Diperkenalkan pada tahun 2018 dengan kapasitas 18 tempat duduk pada generasi
pertama dan 26 tempat duduk untuk generasi kedua di Tahun 2019. Fasilitas berupa
kursi empuk yang bisa disandarkan hingga 170 derajat untuk generasi pertama dan
140 derajat untuk generasi kedua, pembatas antar penumpang, entertaiment on
board, laci penyimpanan, lampu baca, stop kontak, headphone.
5) Kelas Panoramic
Kelas Panoramic diperkenalkan pada Tahun 2022 dengan kapasitas 50 tempat duduk.
Kelas ini memiliki jendela kaca tembus pandang berdimensi lebar di kedua sisi dan
atap yang dipasang memanjang dari depan sampai belakang dengan sistem buka
tutup otomatis, agar dapat lebih leluasa untuk menikmati pemandangan.
6) Kereta komuter dan lokal
Komuter adalah kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota
besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan.
Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penumpang bermobilitas tinggi yang
pergi-pulang dalam sehari, misalnya ke tempat kerja atau sekolah.
7) Kereta bandara
PT Kereta Api Indonesia menyediakan layanan kereta bandara yang menghubungkan
stasiun-stasiun sekitar hingga ke bandara baik yang dioperasikan sendiri maupun
yang dioperasikan oleh PT Railink. Untuk saat ini sudah tersedia rute menuju ke
Stasiun Bandara Kualanamu, Bandar Udara Internasional Minangkabau, Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta, Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo, dan
Bandar Udara Internasional Yogyakarta.
8) Kereta wisata
Kereta wisata komersial di Indonesia, Kereta api uap Jaladara di Solo kereta wisata
jaladara jurusan Purwosari–Wonogiri menelusuri jalan Slamet Riyadi di Kota Solo.
Museum Kereta Api Ambarawa PT Kereta Api Indonesia menyediakan layanan kereta
wisata dengan lokomotif uap bergigi. Adapun di Sumatra Selatan, tersedia kereta
wisata yang diberi nama Kereta Sultan, sedangkan di Sumatra Barat tersedia pula
kereta wisata yang bertujuan ke Lembah Anai dan Pantai Pariaman.
b. Kereta barang
Layanan kereta barang yang dilayani saat ini sudah ada beberapa macam seperti kereta
pengangkut peti kemas, kereta pengangkut batu bara, kereta pengangkut semen, dan
sebagainya. Untuk mengoptimalkan layanan kereta berbasis barang pada saat ini PT
Kereta Api Indonesia membuat anak perusahaan yang bernama PT Kereta Api Logistik
(Kalog).
2.3 EFEKTIFITAS DAN EFIENSI MODA KERETA API
2.3.1 EFEKTIFITAS KERETA API
Efektifitas kereta api sebagai moda transportasi darat adalah dapat mengangkut jumlah
penumpang dan barang yang lebih besar dibandingkan dengan moda transportasi darat
lainnya.
Konsep modernisasi teknologi perkeretaapian nasional harus diarahkan pada penggunaan
teknologi sarana perkeretaapian yang berdaya angkut massal, kecepatan tinggi, hemat
energi dan ramah lingkungan. Teknologi perkeretaapian yang modern telah berkembang
pesat terutama untuk teknologi sistem kendali operasi bahkan sampai pada teknologi tanpa
awak, serta teknologi hibrida yang memungkinkan penggunaan berbagai sumber energi
alternatif.

Sumber: DitjenKA, 2018


Gambar 2.9 Contoh Modernisasi di Negara Jepang

Dilihat dari kapasitas angkut dan kehandalannya, kereta api memiliki keunggulan untuk
perjalanan-perjalanan yang sifatnya komuter (kereta api perkotaan), karena layanan ini
sangat membutuhkan ketepatan waktu, di mana kereta api sangat dapat diandalkan
(reliable). Pesaing utama kereta api untuk angkutan penumpang jarak jauh adalah pesawat
udara, sedangkan untuk angkutan barang kereta api bersaing dengan kapal laut yang
mempunyai jangkauan yang lebih luas dan dapat melayani angkutan antarpulau.

2.3.2 EFISIENSI BAHAN BAKAR DAN GAS BUANG


Efisiensi kereta api sebagai moda transportasi darat dibandingkan dengan moda lainnya
adalah mengenai:
a. Efisiensi Bahan Bakar
b. Efisiensi Gas Buang

Kereta api merupakan moda dengan konsumsi bahan bakar atau energi yang paling efisien
ditinjau dari jumlah penumpang yang dapat diangkut maupun jarak perjalanannya.
Dibandingkan dengan moda transportasi darat seperti bus atau mobil pribadi, konsumsi
energi kereta api termasuk paling efisien karena konsumsi bahan bakarnya sebesar 0,002
liter per Km/penumpang, sedangkan bus sebesar 0,0125 liter per Km/penumpang dan mobil
pribadi sebesar 0,02 liter per Km/penumpang.
Tabel 2.1 Perbandingan Konsumsi Energi BBM/Km/Penumpang
Volume Angkut Konsumsi Energi Penggunaan Energi
Moda Transportasi
(penumpang) BBM/KA BBM/Km/Pnp
Kereta Api 1500 3 0,0020
Bus 40 0,5 0,0125
Mobil 5 0,1 0,0200
Keterangan:Apabila diasumsikan menggunakan harga BBM solar pada Tahun 2010 sebesar
Rp 4.500,- maka konsumsi energi BBM/km penumpang untuk kereta api hanya sebesar Rp
9,- lebih kecil dibandingkan dengan bus dan mobil yang masing-masing sebesar Rp 56,25
dan Rp 90,-.
Sumber: DitjenKA, 2018

Penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM pada teknologi perkeretaapian


memberikan terobosan penting dalam mengurangi polusi udara akibat transportasi dan
penghematan energi.

Sumber: DitjenKA, 2018


Gambar 2.10 Emisi CO2 Tahun 2005 di EU27 Berdasarkan Sektor dan Moda
Transportasi (dalam juta ton)
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Perhubungan – Direktorat Jenderal Perkeretaapian , 2018: Review Rencana


Induk Perkeretaapian Nasional 2018
Vuchic, V.R. (2005): Urban Transit: Operations, Planning, and Economics, John Wiley & Sons.,
Inc.
Collins COBUILD Advanced Learner’s Dictionary (Collins COBUILD Dictionaries for Learners)
(2018)
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda_Transportasi_Kereta_Api
https://id.wikipedia.org/wiki/Lokomotif_diesel
https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Lokomotif_CC206.jpg
https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20NIS%20107

Anda mungkin juga menyukai