Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KE- 2

SUSUNAN DAN PEMBAGIAN JALAN BAJA

1. Susunan Jalan Baja

 Kereta api berjalan dari satu tempat ketempat lainnya melalui jalan baja, yaitu

dua batang baja yang diletakkan di atas balok-balok melintang. Balok-balok ini

disebut BANTALAN.

 Untuk melayani penumpang dibuatkan stasiun penumpang ditempat tertentu,

sedang untuk melayani angkutan barang dibuatkan gudang barang, yang dapat

juga diberi fasilitas unruk melayani angkutan hewan jika diperlukan.

 Untuk mengatur kereta-kereta penumpang dibuatkan depo kereta, dan untuk

mengurusi dan mengatur lokomotif dibuatkan depo lokomotif.

 Untuk mengatur gerbong-gerbong barang yang harus dikirim ke berbagai

tempat dibuatkan emplasemen langsir.

 Selain melayani penumpang dan barang, distasiun itu ada pula kesempatan

untuk bersimpangan atau bersusulan antara dua kereta api atau lebih. Untuk

tujuan ini maka distasiun tersebut dibangun beberapa jalan kereta api yang

disebut SEPUR. Sepur-sepur ini dihubungkan sesamanya dengan WESEL.

 Sepur yang dipakai untuk menerima atau memberangkatkan kereta api disebut

SEPUR KERETA API. Sedangkan sepur yang digunakan khusus untuk kereta

api penumpang disebut SEPUR UTAMA. Sementara sepur yang lainnya disebut

SEPUR EMPLASEMEN.

 Untuk memudahkan naik turunnya penumpang dibuatkan peron-peron

(platforms). Peron yang rendah, tepinya 1,05 m dari sumbu sepur, tinggi 0,18 m

di atas muka rel. Sedangkan peron yang normal tepinya 1,35 m dari sumbu

sepur, tinggi 0,40 m di atas rel (lihat gambar 2.1 dan 2.2).

 Untuk memuat barang ke dalam gerbong barang atau membongkar barang dari

gerbong dibuatkan tempat muat/bongkar dengan tinggi 0,70 m diatas rel,

pinggirnya 1,35 m dari sumbu sepur (lihat gambar 2.3).

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 7
 Untuk menjamin keamanan digunakan alat-alat pengamanan berupa sinyal-

sinyal, semboyan-semboyan atau tanda-tanda, dan alat-alat telekomunikasi

seperti : telepon, telegrap, radio, alat-alat listrik, alat-alat elektronik, dll.

Gambar 2.1 : Peron Rendah Gambar 2.2 :Peron Tinggi

Gambar 2.3 : Tempat Bongkar Muat Tinggi

2. Pembagian Jalan Baja

 Jalan baja dibagi menurut :

 Lebar sepur,

 Kecepatan tertinggi yang diizinkan di jalan itu, dan banyaknya lalu lintas

(traffic volume),

 Tanjakan.

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 8
a. Pembagian Menurut Lebar Sepur :

 Yang disebut dengan lebar sepur ialah jarak terpendek antara kedua rel, diukur

dari sisi dalam kepala rel sampai sisi dalam kepala rel lainnya. Lebar sepur

tersebut tetap tidak tergantung pada besar kecilnya rel, lebarnya kepala rel, atau

tingginya rel.

Gambar 2.4 : Lebar Sepur

1067
Lebar Sepur

 Berbagai negara memakai lebar sepur yang berlainan.

 Lebar sepur normal (standard gauge) adalah 1.435 mm atau 4 feet 8,5 inch.

Sedangkan lebar sepur yang kurang dari 1.435 mm disebut sepur sempit

(narrow gauge).

 Di Indonesia, Jepang, Australia, dan Afrika Selatan memakai lebar sepur 1.067

mm (3 feet 6 inch).

 Di Eropah, Amerika, Australia, dan Jepang menggunakan lebar sepur 1.435 mm.

 Di Argentina, Spanyol, dan Portugal menggunakan lebar sepur 1.672 mm (sepur

lebar).

 Di Rusia menggunakan lebar sepur 1.542 mm.

 Sepur sempit sering digunakan pada daerah pegunungan, karena dapat

memakai jari-jari lengkung yang kecil, batas kecepatan tertinggi adalah dibawah

sepur normal dan sepur lebar. Semakin kecil lebar sepur, maka semakin rendah

batas kecepatannya.

 Sepur normal mempunyai kapasitas angkut lebih besar dari sepur sempit (1,3

kali).
Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 9
b. Pembagian Menurut Kecepatan Tertinggi dan Banyaknya Lalu lintas atau

Pembagian Menurut Kelas Jalan Baja.

 Banyaknya lalu lintas dinyatakan dalam ton tiap tahun.

 Kecepatan tertinggi yang diizinkan dan banyaknya lalu lintas sangat

berhubungan erat dengan konstruksi jalan dan sistem pengamanannya. Semakin

tinggi kecepatan yang diizinkan, maka semakin berat konstruksi jalannya dan

semakin berat pula syarat-syarat pengamanannya.

 Di Indonesia pembagian kelas jalan kereta api adalah :

 Kelas I tingkat 1 : Kecepatan tertinggi 120 km/jam.

 Kelas I tingkat 2 : Kecepatan tertinggi 100 km/jam.

 Kelas II tingkat 1 : Kecepatan tertinggi 59 km/jam.

 Kelas II tingkat 2 : Kecepatan tertinggi 45 km/jam.

c. Pembagian Menurut Tanjakan

 Jika tanjakan jalan kereta api tidak melebihi 10 permil (10 0/00), maka disebut

jalan datar. Jika lebih dari 10 permil dinamakan jalan pegunungan.

 Tanjakan maksimum untuk jalan traksi uap 40 permil, pada traksi listrik 45

permil. Jika lebih curam lagi maka diperlukan jalan bergigi, dan tanjakannya

bisa sampai 250 permil (25 %).

 Ada juga yang menggunakan kereta listrik (electric railcars) ditarik kabel baja.

Untuk pengangkutan melintasi jurang digunakan rope-way (kereta gantung),

atau cable cars (kereta kabel).

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 10
3. Konstruksi Jalan Kereta Api

 Lintas kereta api direncanakan untuk melewatkan berbagai jumlah angkutan

barang dan/atau penumpang dalam suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan

konstruksi jalan rel harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat

dipertanggungjawabkan secara teknis dan ekonomis. Secara teknis diartikan

konstruksi jalan rel tersebut harus dapat dilalui oleh kereta api dengan aman

dengan tingkat kenyamanan tertentu selama umur konstruksinya. Secara

ekonomis diharapkan agar pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut

dapat diselenggarakan dengan biaya yang sekecil mungkin, dimana masih

memungkinkan terjaminnya keamanan dan tingkat kenyamanan.

 Konstruksi jalan baja dibagi atas dua bagian, yaitu : bagian atas dan bagian

bawah.

A. Bagian Atas

 Konstruksi jalan terdiri dari dua batang rel yang terbuat dari baja.

 Rel-rel ini disangga oleh bantalan-bantalan kayu, besi, atau beton bertulang.

 Rel-rel ditambatkan pada bantalan tersebut dengan paku rel (rail spikes), tirpon

(screw spikes), atau baut (bolt), secara langsung atau dengan perantaraan pelat-

pelat jepit.

 Kedua rel dengan bantalan-bantalannya merupakan suatu rangka, disebut

bagian atas jalan baja.

 Rangka-rangka rel saling bersambungan menggunakan pelat-pelat penyambung

dan diperkokoh dengan baut-baut sambungan dan disebut dengan SEPUR.

 Sepur diletakkan didalam suatu alas dari pasir dan kerikil yang disebut ALAS

BALAS. Tepi atas dari alas balas rata dengan tepi atas bantalan. Dengan

demikian sepur itu tidak dapat menggeser kesamping atau kearah memanjang,

tetapi kokoh duduknya didalam balas.

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 11
Gambar 2.5 : Tipikal Jalan Kereta Api

Bantalan Sumbu Sepur


Alas Balas

Badan Jalan

Drainase

B. Bagian Bawah

 Yang termasuk pada bagian bawah konstruksi jalan rel adalah alas balas dan

badan jalan.

 Badan jalan terdiri atas tanah yang dipadatkan, dan dikiri kanannya dibuatkan

saluran (drainase) yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tanah sekitarnya.

4. Gaya Yang Dipikul Oleh Jalan Baja

 Kereta api yang berjalan diatas jalan baja menimbulkan gaya-gaya yang harus

ditahan oleh jalannya. Gaya-gaya tersebut adalah :

 Gaya-gaya vertikal disebabkan oleh berat kereta api,

 Gaya-gaya horizontal siku-siku pada sumbu sepur, yang disebabkan oleh

gerakan dinamis dari kereta api dan oleh tekanan angin pada kereta api, gaya

pusingan didalam lengkung, serta gaya diakibatkan oleh melekuknya sepur,

 Gaya-gaya horizontal yang bekerjanya memanjang searah sumbu sepur,

disebabkan oleh pengereman, sentuhan, gaya berat kalau jalannya menanjak,

dan gaya akibat memuainya rel.

 Semua gaya vertikal diterima oleh kedua rel dan dengan perantaraan bantalan

diteruskan ke alas balas. Alas balas meneruskan lagi secara memencar kepada

badan jalan.

 Gaya horizontal terutama ditahan oleh alas balas. Untuk itu, seluruh bantalan

harus terbenam dalam alas balas.

Bahan Ajar Perencanaan Jalan Rel/Kereta Api – Oleh : Ir. Wilton Wahab, M.Eng 12

Anda mungkin juga menyukai