Anda di halaman 1dari 13

ALDO SYAHRIAL PUTRA S.

(180522529511)
DONY IHSAN ELFARISI (180522529525)

JEMBATAN ARCH BRIDGES


PENGERTIAN
Jembatan Lemhkung / Busur  (Arch Bridges) adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di
kedua sisinya. Desain busur (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai
kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping.
Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagian pelengkung menerima gaya
tekan, karena alasan itulah jembatan busur harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan.
Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat pelengkung lebih efisien dari jembatan
balok, namun kekuatan struktur jembatan pelengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur
utamanya diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya)
maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika
diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus diperkecil
sehingga gaya tekanpun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya
horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung juga dibatasi hingga
50 sampai 150 m.
JENIS – JENIS JEMBATAN BUSUR
 Dari Segi Tipenya
1. Deck Arch
Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantainya menopang beban lalu lintas secara
langsung dan berada pada bagian paling atas busur.

Gambar Jembatan Brantas, Jodipan

Gambar Jembatan Brantas Jodipan


2. Through Arch
Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantainya berada tepat di springline busurnya.

Gambar Through Arch Bridge


3. A Half–Through Arch
Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantai kendaraannya berada diantara springline dan
bagian busur jembatan atau berada ditengah – tengah.

Gambar A Half-Trough Arc Bridge


 Dari Segi Materialnya
1. Masonry Arch (jembatan busur dari batu)
Jembatan busur bahan batu yang banyak ditemukan pada masa lampau dan sudah dikenal sejak zaman dahulu kala.
Pada masa Romawi kuno, masonry arch berfungsi sebagai  “aqueduct”  (jembatan yang dibuat untuk saluran air).
Setelah perkembangan zaman, jembatan tipe masonry arch mulai dipakai sebagai jalur lalu lintas. Banyak berada di
Eropa, seperti negara Jerman, Inggris, Perancis, Italia, dan Spanyol.

2. Concrete (jembatan lengkung beton)


3. Timber Arch (jembatan lengkung kayu)
Jembatan ini terbuat dari kayu  laminasi  direkatkan,  juga disebut  Gluelam  atau glulam,  adalah jenis  produk  kayu 
struktural  yang terdiri  dari beberapa lapisankayu  dimensioned  direkatkan.

4. Iron (jembatan lengkung besi)

5. Steel (jembatan lengkung baja)


Struktur Jembatan Busur dan Fungsinya
1. Struktur  Atas
Menurut Pranowo, dkk (2007) struktur atas jembatan adalah  bagian dari struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas
untuk selanjutnya disalurkan ke bangunan bawah jembatan. Pendapat lain yang dikemukakan Siswanto (1993) struktur atas jembatan adalah
bagianbagian jembatan yang memindahkan beban-beban lantai jembatan kearah perletakan.bagian-bagian struktur bangunan atas tersebut
terdiri dari:
a.       Trotoar 
Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya lebih tinggi dari lantai kendaraan atau permukaan aspal. Lebar trotoar
minimal cukup untuk dua orang berpapasan dan dipasang pada bagian kanan serta kiri jembatan.
b.      Lantai Kendaraan
Lantai kendaraan adalah lintasan utama yang dilalui kendaraan. Lebar jalur kendaraan yang diperkirakan cukup untuk berpapasan dua buah
kendaraan. Dimana lebar badan jalan adalah 7 meter.
c.       Gelagar lengkung
Bagian struktur ini mengubah gaya–gaya yang bekerja dari beban vertikal dirubah menjadi gaya horizontal/tekan sehingga menjadi
keuntungan sendiri bagi jembatan tersebut.
d.      Balok lantai
Balok lantai berfungsi menerima beban lantai kendaraan, trotoar dan beban lainnya dan menyalurkannya ke rangka utama. 
e.       Spandrel columns
Berfungsi menyalurkan beban dari balok lantai ke gelagar lengkung.
f.        Ikatan Angin
Ikatan angin berfungsi untuk menahan atau melawan gaya yang diakibatkan oleh angin, baik pada bagian atas maupun bawah jembatan.
g.      Landasan/Perletakan
Landasan/Perletakan dibuat untuk menerima gaya-gaya dari konstruksi bangunan atas baik secara horizontal, maupun vertikal dan
menyalurkannya ke bangunan di bawahnya. Selain itu, berfungsi juga untuk mengatasi perubahan panjang yang diakibatkan perubahan
suhu. Terdapat 3 (tiga) macam perletakan, yaitu: sendi, rol dan elestomer.
h.      Hanger
Hanger yang berfungsi  sebagai komponen penghubung dek jembatan ke gelagar lengkung. Harus ada dalam  jembatan lengkung karena
sebagai penahan Tarik.
2. Struktur Bawah (Sub Structure)
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (Modul Pengantar dan Prinsip-Prinsip Perencanaan Bangunan Bawah/Pondasi Jembatan, 1988),
fungsi utama bangunan bawah adalah memikul beban-beban pada bangunan atas dan pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan
ke pondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah.  Bangunan ini terletak pada bagian bawah konstruksi
yang fungsinya untuk memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas. Kemudian disalurkan ke pondasi untuk diteruskan ke tanah
keras di bawahnya. Bangunan bawah secara umum terdiri atas : 
a.       Abutment
Abutment adalah salah satu bagian konstruksi jembatan yang terdapat pada ujung-ujung jembatan yang berfungsi sebagai pendukung bagi
bangunan di atasnya dan sebagai penahan tanah timbunan oprit. Jenis abutment ini dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton
bertulang. 
b.      Pelat injak
Plat injak berfungsi untuk menahan hentakan pertama roda kendaraan ketika akan memasuki pangkal jembatan. 
c.   Pondasi 
Pondasi berfungsi sebagai pemikul beban di atas dan meneruskannya ke lapisan tanah pendukung tanpa mengalami konsolidasi atau
penurunan yang berlebihan.
Kelebihan dan Kekurangan
Jembatan lengkung / BUSUR
1. Kelebihan Jembatan Lengkung
• Keseluruhan   bagian   lengkung   menerima   tekan,   dan   gaya   tekan        ini ditransfer   ke abutmen   dan  
ditahan   oleh   tegangan   tanah   dibawah lengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh lengkung memungkinkan
jembatan lengkung bisa dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu
menerima tarik dengan baik Abutment, Pelat injak, Pondasi  seperti beton.
• Bentuk jembatan lengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun
memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan lengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.

2. Kekurangan Jembatan Lengkung


• Konstruksi jembatan lengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan
metode pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu   di  
tengah-tengah.   Salah   satu   tekniknya   dengan   membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur
sampai bertemu dipuncak.
Metode Pelaksanaan Jembatan Busur
1.    MSS (Movable Scaffolding System)
MSS (Movable Scaffolding System) suatu metode yang digunakan pada pelaksanaan Cast insitu dimana pengecoran
dilaakukan di lokasi setelah selesainya bekisting. Prinsipnya adalah memindahkan Scaffolding dengan cara digeser
ke segmen berikutnya setelah beton mengeras.
2.    Balanced Cantilever dengan FormTraveller
Metode konstruksi balanced cantilever adalah metode pembangunan jembatan dimana dengan memanfaatkan efek
kantilever seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan sokongan
lain (perancah/falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga tidak diperlukan sokongan di bawahnya
yang mungkin dapat mengganggu aktivitas di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara
cor setempat (cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental).

Anda mungkin juga menyukai