PENGERTIAN Jembatan Lemhkung / Busur (Arch Bridges) adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya. Desain busur (setengah lingkaran) secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping. Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap bagian pelengkung menerima gaya tekan, karena alasan itulah jembatan busur harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan. Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat pelengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan pelengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur utamanya diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut kelengkungannya (semakin tinggi lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil, namun itu berarti bentangnya menjadi lebih kecil, jika diinginkan membuat jembatan pelengkung dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya tekanpun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m. JENIS – JENIS JEMBATAN BUSUR Dari Segi Tipenya 1. Deck Arch Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantainya menopang beban lalu lintas secara langsung dan berada pada bagian paling atas busur.
Gambar Jembatan Brantas, Jodipan
Gambar Jembatan Brantas Jodipan
2. Through Arch Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantainya berada tepat di springline busurnya.
Gambar Through Arch Bridge
3. A Half–Through Arch Jenis ini merupakan salah satu jenis jembatan busur dimana letak lantai kendaraannya berada diantara springline dan bagian busur jembatan atau berada ditengah – tengah.
Gambar A Half-Trough Arc Bridge
Dari Segi Materialnya 1. Masonry Arch (jembatan busur dari batu) Jembatan busur bahan batu yang banyak ditemukan pada masa lampau dan sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Pada masa Romawi kuno, masonry arch berfungsi sebagai “aqueduct” (jembatan yang dibuat untuk saluran air). Setelah perkembangan zaman, jembatan tipe masonry arch mulai dipakai sebagai jalur lalu lintas. Banyak berada di Eropa, seperti negara Jerman, Inggris, Perancis, Italia, dan Spanyol.
2. Concrete (jembatan lengkung beton)
3. Timber Arch (jembatan lengkung kayu) Jembatan ini terbuat dari kayu laminasi direkatkan, juga disebut Gluelam atau glulam, adalah jenis produk kayu struktural yang terdiri dari beberapa lapisankayu dimensioned direkatkan.
4. Iron (jembatan lengkung besi)
5. Steel (jembatan lengkung baja)
Struktur Jembatan Busur dan Fungsinya 1. Struktur Atas Menurut Pranowo, dkk (2007) struktur atas jembatan adalah bagian dari struktur jembatan yang secara langsung menahan beban lalu lintas untuk selanjutnya disalurkan ke bangunan bawah jembatan. Pendapat lain yang dikemukakan Siswanto (1993) struktur atas jembatan adalah bagianbagian jembatan yang memindahkan beban-beban lantai jembatan kearah perletakan.bagian-bagian struktur bangunan atas tersebut terdiri dari: a. Trotoar Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya lebih tinggi dari lantai kendaraan atau permukaan aspal. Lebar trotoar minimal cukup untuk dua orang berpapasan dan dipasang pada bagian kanan serta kiri jembatan. b. Lantai Kendaraan Lantai kendaraan adalah lintasan utama yang dilalui kendaraan. Lebar jalur kendaraan yang diperkirakan cukup untuk berpapasan dua buah kendaraan. Dimana lebar badan jalan adalah 7 meter. c. Gelagar lengkung Bagian struktur ini mengubah gaya–gaya yang bekerja dari beban vertikal dirubah menjadi gaya horizontal/tekan sehingga menjadi keuntungan sendiri bagi jembatan tersebut. d. Balok lantai Balok lantai berfungsi menerima beban lantai kendaraan, trotoar dan beban lainnya dan menyalurkannya ke rangka utama. e. Spandrel columns Berfungsi menyalurkan beban dari balok lantai ke gelagar lengkung. f. Ikatan Angin Ikatan angin berfungsi untuk menahan atau melawan gaya yang diakibatkan oleh angin, baik pada bagian atas maupun bawah jembatan. g. Landasan/Perletakan Landasan/Perletakan dibuat untuk menerima gaya-gaya dari konstruksi bangunan atas baik secara horizontal, maupun vertikal dan menyalurkannya ke bangunan di bawahnya. Selain itu, berfungsi juga untuk mengatasi perubahan panjang yang diakibatkan perubahan suhu. Terdapat 3 (tiga) macam perletakan, yaitu: sendi, rol dan elestomer. h. Hanger Hanger yang berfungsi sebagai komponen penghubung dek jembatan ke gelagar lengkung. Harus ada dalam jembatan lengkung karena sebagai penahan Tarik. 2. Struktur Bawah (Sub Structure) Menurut Departemen Pekerjaan Umum (Modul Pengantar dan Prinsip-Prinsip Perencanaan Bangunan Bawah/Pondasi Jembatan, 1988), fungsi utama bangunan bawah adalah memikul beban-beban pada bangunan atas dan pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah. Bangunan ini terletak pada bagian bawah konstruksi yang fungsinya untuk memikul beban-beban yang diberikan bangunan atas. Kemudian disalurkan ke pondasi untuk diteruskan ke tanah keras di bawahnya. Bangunan bawah secara umum terdiri atas : a. Abutment Abutment adalah salah satu bagian konstruksi jembatan yang terdapat pada ujung-ujung jembatan yang berfungsi sebagai pendukung bagi bangunan di atasnya dan sebagai penahan tanah timbunan oprit. Jenis abutment ini dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang. b. Pelat injak Plat injak berfungsi untuk menahan hentakan pertama roda kendaraan ketika akan memasuki pangkal jembatan. c. Pondasi Pondasi berfungsi sebagai pemikul beban di atas dan meneruskannya ke lapisan tanah pendukung tanpa mengalami konsolidasi atau penurunan yang berlebihan. Kelebihan dan Kekurangan Jembatan lengkung / BUSUR 1. Kelebihan Jembatan Lengkung • Keseluruhan bagian lengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah lengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh lengkung memungkinkan jembatan lengkung bisa dibuat lebih panjang dari jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu menerima tarik dengan baik Abutment, Pelat injak, Pondasi seperti beton. • Bentuk jembatan lengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yang memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat yang terbukti jembatan lengkung Romawi kuno masih berdiri sampai sekarang.
2. Kekurangan Jembatan Lengkung
• Konstruksi jembatan lengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena pembangunan jembatan ini memerlukan metode pelaksanaan yang cukup rumit karena struktur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu di tengah-tengah. Salah satu tekniknya dengan membuat "scaffolding" dibawah bentang untuk menopang struktur sampai bertemu dipuncak. Metode Pelaksanaan Jembatan Busur 1. MSS (Movable Scaffolding System) MSS (Movable Scaffolding System) suatu metode yang digunakan pada pelaksanaan Cast insitu dimana pengecoran dilaakukan di lokasi setelah selesainya bekisting. Prinsipnya adalah memindahkan Scaffolding dengan cara digeser ke segmen berikutnya setelah beton mengeras. 2. Balanced Cantilever dengan FormTraveller Metode konstruksi balanced cantilever adalah metode pembangunan jembatan dimana dengan memanfaatkan efek kantilever seimbangnya maka struktur dapat berdiri sendiri, mendukung berat sendirinya tanpa bantuan sokongan lain (perancah/falsework). Metode ini dilakukan dari atas struktur sehingga tidak diperlukan sokongan di bawahnya yang mungkin dapat mengganggu aktivitas di bawah jembatan. Metode balanced cantilever dapat dilakukan secara cor setempat (cast in situ) atau secara segmen pracetak (precast segmental).