Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER

ANTROPOLOGI BISNIS DAN KORPORASI

BUDAYA ORGANISASI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

DISUSUN OLEH :

Nama : Gina Prasasya

NIM : 13040218140085

Prodi : Antropologi Sosial

Email : ginpras2000gmail.com

Dosen Pengampu : Dr. Budi Puspo Priyadi,M.Hum.

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan atau korporasi pasti memiliki karakteristik atau ciri khasnya
masing-masing. Ciri khas tersebut bertujuan untuk membedakan antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan yang lainnya, salah satunya yaitu dengan budaya organisasinya. Budaya
organisasi didefinsikan sebagai nilai-nilai, kepercayaan, dan prinsip-prinsip yang berfungsi
sebagai dasar sistem manajemen organisasi, praktek-praktek manajemen, dan perilaku yang
membantu memperkuat prinsip-prinsip dasar tersebut. Budaya organisasi ini juga sangat
berpengaruh terhadap keberlangsungan suatu perusahaan atau korporasi. Budaya organisasi
ini dijalani oleh anggota organisasi, yang di dalamnya mencakup iklim atau atmosfer
emosional dan psikologis. Budaya organisasi mencakup banyak hal seperti logo perusahaan,
seragam yang digunakan, lama jam kerja, dan berbagai kegiatan perusahaan. Budaya
organisasi dijalani oleh seluruh anggota organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja anggota organisasi atau karyawan perusahaan menjadi lebih baik (West dan Turner,
2008).

Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai budaya organisasi PT. Kereta
Api Indonesia (persero). PT. Kereta Api Indonesia (persero) merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang transportasi kereta api di Indonesia.
Sebagai BUMN, PT. Kereta Api Indonesia (persero) memiliki peran ganda, yaitu sebagai
agent of development dan perusahaan yang profitable. PT. Kereta Api Indonesia (persero)
memiliki tanggung jawab sosial untuk menyelenggarakan transportasi publik yaitu angkutan
kereta api bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, di satu sisi PT. Kereta Api Indonesia
(persero) juga dituntut untuk mampu berdiri sendiri dan dapat menjadi perusahaan seutuhnya
yang dapat menghasilkan keuntungan (profitable). Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai budaya organisasi PT. Kereta Api
Indonesia (persero).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari budaya organisasi?
2. Bagaimana sejarah berdirinya PT. Kereta Api Indonesia (persero)?
3. Bagaimana perubahan nama perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (persero)?
4. Bagaimana logo PT. Kereta Api Indonesia(persero)?
5. Bagaimana budaya organisasi PT. Kereta Api Indonesia (persero)?
6. Bagaimana visi dan misi PT. Kereta Api Indonesia (persero)?
7. Apa saja kegiatan bidang usaha PT. Kereta Api Indonesia (persero)?
8. Apa saja produk PT. Kereta Api Indonesia (persero)?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari budaya organisasi
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya PT. Kereta Api Indonesia (persero)
3. Untuk mengetahui perubahan nama perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (persero)
4. Untuk mengetahui makna logo PT. Kereta Api Indonesia (persero)
5. Untuk mengetahui budaya organisasi PT. Kereta Api Indonesia (persero)
6. Untuk mengetahui visi dan misi PT. Kereta Api Indonesia (persero)
7. Untuk mengetahui kegiatan bidang usaha PT. Kereta Api Indonesia (persero)
8. Untuk mengetahui produk yang dihasilkan PT. Kereta Api Indonesia (persero)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah mengacu pada sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi satu dengan organisasi yang lainnya (Robbins,
2006). Budaya organisasi mencangkup banyak hal seperti logo perusahaan, seragam yang
digunakan, lama jam kerja, dan berbagai kegiatan perusahaan. Budaya organisasi dijalani oleh
seluruh anggota organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja anggota organisasi atau
karyawan perusahaan menjadi lebih baik (West dan Turner, 2008:322). Terdapat tiga asumsi
yang mengarahkan Teori budaya Organisasi. Ketiga asumsi ini menekankan pada pandangan
mengenai proses dari sebuah organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowky dan O’Donnel
Trujillo yaitu yang pertama anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang
dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik
mengenai nilai-nilai organisasi. Kedua yaitu penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting
dalam budaya organisasi. Dan yang terakhir yaitu budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi
yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam (dalam West dan
Turner,2008).

2.2 Sejarah Berdirinya PT. Kereta Api Indonesia (persero)

Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api
Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia
Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan
oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij
(NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui
Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-
Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api
seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram
Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram
Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram
Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram
Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram
Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera
Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922). Sementara
itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan
jalan rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api
dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang
4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.
Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu
Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya
diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas
Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna
menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel
sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945,
beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang
dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal
28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus
menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika
Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di
Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan
seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949,
dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan dalam
bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun
1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada
tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan
transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan
kesejahteraan bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa
angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991.
Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun
1998.
Saat ini, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan/grup usaha
yakni KAI Services (2003), KAI Bandara (2006), KAI Commuter (2008), KAI Wisata (2009),
KAI Logistik (2009), KAI Properti (2009), PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015).
2.3 Perubahan Nama Perusahaan

Pengumuman Menteri Perhubungan, Tenaga dan Pekerjaan Umum No.2 Tanggal 6


Januari 1950. Ditetapkan bahwa mulai 1 Januari 1950 Dkari dan “staat-spoor Wagen en
Verenigde Spoorweg Bedrijf (SS/VS) digabung menjadi satu perusahaan kereta api bernama
“Djwatan Kereta Api” (DKA).

Dalam rangka pembenahan badan usaha, pemerintah mengeluarkan UU No. 19 Tahun


1960, yang menetapkan bentuk usaha BUMN. Atas dasar UU ini, dengan Peraturan Pemerintah
No.22 Tahun 1963, Tanggal 25 Mei 1963 dibentuk “Perusahaan Negara kereta Api” (PNKA),
sehingga Djawatan Kereta Api dilebur ke dalamnya. Sejak saat itu, semua perusahaan kereta api
di Indonesia terkena “integrasi” ke dalam satu wadah PNKA, termasuk kereta api di Sumatera
Utara yang sebelumnya dikelola oleh DSM.

Masih dalam rangka pembenahan BUMN, pe,erintah mengeluarkan UU No. 9 Tahun


1969 tanggal 1 Agustus 1969 yang menetapkan jenis BUMN menjadi tiga yaitu Perseroan,
Perusahaan Umum, dan Perusahaan Jawatan. Sejalan dengan UU tersebut berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 61 Tahun 1971 tanggal 15 September 1971 bentuk perusahaan PNKA
mengalami perubahan menjadi “Perusahaan Jawatan Kereta Api” (PJKA).

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 1990, pada tanggal 2


Januari 1991, PJKA mengalami perubahan menjadi Perusahaan Kereta Api disingkat Perumka.
Sejalan dengan perubahan status ini, kinerja perkeretaapian di Indonesia kian membaik. Kalau
pada tahun 1990 PJKA rugi Rp. 32,716 Milyar, pada tahun pertama kerugian Perumka dapat
ditekan menjadi Rp. 13,09 Milyar. Tahun kedua turun lagi menjadi Rp. 2,536 Milyar, tahun
ketiga Rp. 1,098 Milyar dan untuk pertama kalinya dalam sejarah perkeretaapian Indonesia
meraih laba sebesar Rp. 13 Juta pada tahun 1993.

Berikutnya, dalam rangka “Loan Agreement” No. 4106-IND tanggal 15 Januari 1997
berupa bantuan Proyek Efisiensi Perkeretaapian atau “Railway Efficiency Project” (PER),
dirumuskan langkah-langkah pengembangan perkeretaapian. Sasaran pengembangan di arahkan
pada peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan yang ditempuh melalui 7 kebijakan,yaitu:

1) Memperjelas peranan antara pemilik (owner), pengatur (regulator), dan pengelola


(operator).
2) Melakukan restrukturisasi perumka, termasuk merubah status Perusahaan Umum menjadi
Perseroan Terbatas.
3) Kebijakan pentarifan dengan pemberian kompensasi dari Pemerintah kepada Perumka
atas penyediaan KA nonkomersial, yang tarifnya ditetapkan oleh pemerintah.
4) Rencana jangka panjang dituangkan dalam Perencanaan Perusahaan (Coorporate
Planning), yang dijabarkan ke dalam rencana kerja anggaran perusahaan secara tahunan.
5) Penggunaan peraturan dan prosedur dalam setiap kegiatan.
6) Peningkatan peran serta sektor swasta.
7) Peningkatan sumber daya manusia.

Sejalan dengan maksud dari REP tersebut, dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
1998, tanggal 3 Februari 1998, pemerintah menetapkan pengalihan bentuk perusahaan umum
(PERUM) Kereta Api menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

2.4 Logo PT. Kereta Api Indonesia (persero)

Adapun logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero), yakni sebagai berikut :

Gambar 1
Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Sumber: https://www.kai.id/corporate/about_kai/
Makna logo tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Bentuk
Terinspirasi dari bentuk REL KERETA yang digambarkan dengan garis menyambung ke atas
pada huruf A, KAI diharapkan terus maju dan menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik yang
terintegrasi, terpercaya, bersinergi, dan kelak dapat menghubungkan Indonesia dari Sabang
sampai Merauke.
Dengan menggunakan typeface italic yang dinamis dan di modifikasi pada huruf A
menggambarkan karakter KAI yaitu progresif, berfikiran terbuka, dan terpecaya.
Grafik yang tegas namun ramah dengan perbedaan warna pada huruf diharapkan dapat
mencerminkan hubungan yang harmonis dan kompeten antara KAI dan seluruh pemangku
kepentingan.
 Warna
Perpaduan antara warna biru tua yang menunjang stabilitas, profesionalisme, amanah dan
kepercayaan diri, yang ditambah dengan aksen warna oranye, yang menunjukan antusiasme,
kreativitas, tekad, kesuksesan dan kebahagiaan.
2.5 Budaya Organisasi pada PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Budaya organisasi yang diterapkan oleh Kantor Pusat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
yang sebelumnya sejak 2011 adalah 5 Nilai Utama yaitu Integritas, Profesional, Keselamatan,
Inovasi, dan Pelayanan Prima telah berubah pada 14 Agustus 2020 menjadi AKHLAK yaitu :

1. Amanah
Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
2. Kompeten
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
3. Harmonis
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
4. Loyal
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan negara.
5. Adaptif
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan.
6. Kolaboratif
Membangun kerjasama yang sinergis.
Budaya organisasi diatas berfungsi untuk menciptakan perbedaan yang jelas
antara satu organisasi dan yang lain, budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota–
anggota organisasi, budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih
luas dari pada kepentingan diri individual seseorang, budaya merupakan perekat sosial
yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standart–standart
yang tepat untuk dilakukan karyawan, budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan
kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan. Menurut Kinicki
(2014) fungsi budaya organisai adalah sebagai berikut:
a. Memberikan anggota idenitas
b. Memfasilitasi komitmen bersama
c. Meningkatkan stabilitas sistem sosial
d. Membentuk perilaku dengan membantu anggota memahami lingkungan mereka
Budaya organisasi dapat membentuk perilaku dan tindakan anggota dalam
menjalankan aktivitasnya. Budaya organisasi sangat penting peranannya dalam
mendukung terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih
spesifik, budaya organisasi dapat berperan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi
anggota organisasi

2.6 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia

Dalam menjalankan tugasnya-tugasnya PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki visi
dan misi, sebagai berikut :
Visi
Menjadi Solusi Ekosistem Transportasi Terbaik untuk Indonesia.
Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek
bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi
stakeholders dan kelestarian lingkungan yang didasarkan dari 4 pilar utama: Keselamatan,
Ketepatan waktu, Pelayanan,Keamanan.
2.7 Kegiatan Bidang Usaha PT. Kereta Api Indonesia (persero)

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) berkembang sesuai dengan visi dan misi yang telah
ditetapkannya berdasarkan 4 pilar utama; Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan
Kenyamanan, yang telah menjalankan sejumlah kegaiatan perusahaan yang terdiri dari:
1. Angkutan Penumpang Angkutan penumpang menggunakan kereta api, yang mencakup
angkutan rute jarak jauh, jarak menengah dan jarak dekat. Untuk jasa angkutan penumpang jarak
jauh dibagi menjadi angkutan penumpang kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomis.
2. Angkutan Barang Angkutan barang melalui kereta api merupakan solusi pengiriman barang
yang lebih unggul dibanding transportasi barang lainnya. Menggunakan kereta api, yang
mencakup angkutan peti kemas, batu bara, parsel, barang curah, dan barang jenis lain.
Keunggulannya yakni: Kapasitas angkut barang, Waktu tempuh relatif lebih singkat, Aman dan
bebas pungutan liar, Fleksibel terhadap komoditi yang diangkut, Tarif yang kompetitif.
3. Pengusahaan Aset Merupakan satu unit yang berada di bawah Direktorat Komersil. Unit yang
dibentuk untuk menyelamatkan aset milik perusahaan dan mengusahakan aset tersebut sebaagai
pemasukan non core perusahan dengan tujuan adanya pendayagunaan aset di PT. Kereta Api
Indonesia (Persero).

Unit pengusahaan aset di PT. Kereta Api indonesia (Persero) terbagi ke dalam dua unit kerja,
yaitu:
1. Aset Railway
Pengusahaan aset railway mencakup pemilahan dan pengelopokan pengusahaan aset di stasiun-
stasiun, di sepanjang jalur kereta api yang masih aktif atau Right of Way (ROW) dan sarana
untuk persewaan, kerja sama operasi (KSO), periklanan dan website serta melakukan
perencanaan penataan, dan pengembangan kawasan stasiun.
2. Aset Non-Railway
Pengusahaan aset non-railway mencakup pengusahaan aset rumah dinas, lahan di luar stasiun
dan di luar ROW, serta di sepanjang jalur kereta api non aktif untuk persewaan, iklan dan
kerjasama operasi, dan pengembangan bisnis asset non railway.
2.8 Produk PT. Kereta Api Indonesia (persero)

Produk yang diberikan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Layanan Penumpang
Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) telah banyak mengoperasikan KA penumpangnya, baik KA Utama
(Komersil dan Non Komersil), maupun KA Lokal di Jawa dan Sumatera, yang terdiri dari KA
Eksekutif, KA Ekonomi AC, KA Bisnis, KA Ekonomi, KA Campuran, KA Lokal, KRL.
Pelayanan Penumpang adalah Restorasi, Kru KA, Manager On Dutty, On Train Cleanning.
2. Angkutan Barang
Komoditi yang dapat dilayani pada angkutan barang, diantaranya :
a. Petikemas: Paletisasi, Insulated and refrigerated containers, Standard containers, Hard-top
containers, Open-top containers, Flatracks, Platforms (plats), Ventilated containers, Bulk
containers, Tank containers.
b. Barang curah Liquid/ Cair: BBM, CPO,Semua bahan kimia cair yang tidak korosif, Minyak
goreng, air mineral dan lain-lain.
c. Barang curah: Batubara, pasir, semen, gula pasir, pupuk, beras, kricak, aspalt, klinker dan lain-
lain.
d. Barang retail: Barang elektronik, hasil produksi pabrik yang sudah terpaket, barang kiriman
hantaran, barang potogan.
e. Barang packaging: Semen, pupuk, gula pasir, beras, paletisasi.
3. Pengusahaan Aset
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki aset yang dapat disewa terdiri dari Aset
Railway dan Aset Non Railway yakni: Sewa Aset Railway ada 6 bagian yakni Gedung
(Ruangan), Gedung (Bangunan), Tanah, Reklame (Space Iklan), Tower, Kereta Makan.
Sedangkan, Aset Non-Railway ada 6 bagian yakni Persewaan rumah Perusahaan, Gedung
(Bangunan), Lahan (Tanah), Lahan untuk space iklan, Lahan untuk tower, Lahan untuk jaringan
pipa.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Budaya organisasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kebiasaan
dan perilaku orang-orang dalam organisasi. Sangat penting kaitannya suatu organisasi perlu
mengetahui dan memahami budaya organisasi yang dianut dalam organisasinya. Hal ini
berkaitan dengan perilaku masing-masing individu dalam organisasi tersebut. Hal yang sama
juga diterapkan di PT. Kereta Api Indonesia (persero). Sebagai BUMN, PT. Kereta Api
Indonesia (persero) memiliki peran ganda, yaitu sebagai agent of development dan perusahaan
yang profitable. Budaya organisasi yang diterapkan oleh Kantor Pusat PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).

Budaya organisasi berfungsi untuk menciptakan perbedaan yang jelas antara satu
organisasi dan yang lain, membawa suatu rasa identitas bagi anggota–anggota organisasi,
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri
individual seseorang, perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standart–standart yang tepat untuk dilakukan karyawan, mekanisme pembuat makna
dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawan, E. R. (2011). Organizational Culture - Budaya Budaya Organisasi dalam Perspektif


Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Kinicki, A. (2014). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.


Luthans, F. (1998). Organizational Behavior, 7th ed, Mc.Graw-Hill International Editions.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2005). Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT. Fefika
Aditama.
Moeljono, Djokosantoso. (2005). Cultured! Budaya Organisasi dalam Tantangan. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Robbins, Stephen P. (1996). Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Applikasi, Edisi Bahasa
Indonesia PT. Prenhallindo, Jakarta.
Schneider, Susan C dan Jean-Louis Barsoux. (1997). Managing Across Culture. Prentice Hall.
England.
West, Richard dan Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika.
PT. Kereta Api Indonesia (persero). (2020). Logo Perusahaan, Visi Misi, dan Budaya organisasi.
https://www.kai.id/corporate/about_kai/ (diakses pada 4 April 2012 pukul 19.31)

Anda mungkin juga menyukai