Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa sebagai salah satu civitas akademika dituntut untuk dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan nyata. Berpedoman pada

hal tersebut, perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi

berkewajiban memfasilitasi mahasiswa dalam perolehan ilmu dan mempersiapkan

mahasiswa dalam meghadapi tantangan global yang kian berkembang dengan

pesatnya. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melalui pelaksanaan Job

Training, yang selanjutnya mahasiswa diwajibkan untuk membuat Laporan

Kegiatan Job Training.

Pelaksanaan Job Training akan membawa mahasiswa pada sebuah

pengalaman nyata, yakni dunia kerja dengan profesi yang hendak ia tempuh di

Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Swadaya Gunung Jati. Proses Job Training yang dilakukan dengan terjun langsung

kedalam perusahaan, akan menciptakan suatu deskripsi pemikiran baru, karena

disini teori akan diimplementasikan, dan dengan mudahnya mahasiswa akan cepat

memahami dan belajar, hingga saatnya tiba mahasiswa duduk di meja kerja, akan

dengan mudah beradaptasi.

Dalam pelaksanaaan Job Training ini penulis memilih PT Kereta Api

Indonesi (Persero) Daop 3 Cirebon sebagai lokasi praktek kerja, adapun posisinya

yaitu di bagian Humas. PT Kereta Api Indonesi (Persero) Daop 3 Cirebon adalah

salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta


Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia

dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia. Dengan asumsi ini

penulis merasa tertarik untuk menimba pengalaman dengan melakukan Job Taining

walau hanya dalam waktu singkat (satu bulan).

Public Relations/Humas menurut Frank Jeffkins merupakan keseluruhan

bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun ke dalam yakni antara

suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang

spesifik atas dasar adanya saling pengertian (dalam Yulianita, 2007:33). Public

Relations Officer perusahaan dalam menjalankan tugasnya harus memperhatikan

komunikasi dua arah (Two Ways Communication), antara perusahaan dengan

publiknya, baik itu dengan publik internal maupun eksternal karena dengan begitu

maka akan tercapai suatu hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.

Dari pernyataan diatas tersebut maka humas juga mempunyai peran kepada public

eksternal dalam hal ini calon penumpang pengguna jasa angkutan kereta api untuk

mensosialisasikan informasi-informasi seputar kereta api, salah satunya yaitu tentang

diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun sebesar sepuluh persen (10 %) dari harga tiket dewasa

yang berlaku mulai Desember 2012. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menulis

Laporan Job Training dengan judul “Sosialisasi Tarif Anak di bawah 3 Tahun oleh

Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon”

1.2 Tujuan Job Training


Tujuan dilaksanakannya Job Training di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Daop 3 Cirebon pada bagian Humas ini merupakan pelaksanaan mata kuliah

eksternal dengan bobot kredit 3 sks yang berlaku pada prodi Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Swadaya Gunung Jati, yaitu :

1. Memperkenalkan mahasiswa pada dunia kerja atau praktik dalam bidang

keilmuan yang dipelajari di suatu organisasi atau perusahaan.

2. Melatih kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan wawasan

keilmuan atas teori-teori Ilmu Komunikasi yang diperoleh dalam

perkuliahan di lapangan.

3. Memberikan pengalaman kepada para mahasiswa tetntang praktik di

lapangan atau dalam dunia kerja, analisa data, dan penulisan laporan hasil

kegiatan yang nantinya berguna dalam penulisan dan penyusunan skripsi.

4. Mengasah kemampuan nalar dan analisis mahasiswa untuk melakukan riset

dalam rangka memecahkan masalah-masalah di bidang Ilmu Komunikasi.

Setelah menyelesaikan Job Training, mahasiswa diharapkan akan mampu

melaporkan hasilnya untuk :

1. Menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmiah

yang ditempuhnya, berdasarkan Job Training yang dilakukan mahsiswa

sendiri.

2. Memaparkan secara spesifik proses kegiatan Job Training yang telah

dilakukan.

3. Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat.


Tujuan di atas mencakup pengembangan kemampuan mahasiswa dalam

menulis laporan pelaksanaan kuliah kerja lapangan, sehingga dapat memaparkan

secara detail pelaksanaan Job Training yang telah dilakukan, dan menyajikannya

dalam bentuk karya tulis ilmiah sesuai dengan ketetapan yang berlaku di

UNSWAGATI.

1.3 Manfaat Pelaksanaan Job Training

Adapun manfaat dari pelaksanaan Job Training adalah sebagai berikut :

1. Mendapatkan pengetahuan yang belum didapatkan pada saat perkuliahan.

2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan diperkuliahan

pada dunia kerja secara langsung.

3. Mengetahui berbagai kegiatan internal seluruh divisi yang dilakukan PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon.

4. Mengetahui peranan Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3

Cirebon yang sebenarnya.

1.4 Pelaksanaan Job Training

Waktu pelaksanaan Job Training dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, di

mulai pada tangga 13 Oktober 2014 sampai dengan 12 November 2014 di Divisi

Humas PT. Kereta Api (Persero) Kantor Daop 3 Cirebon, setiap hari Senin s.d

Jumat di mulai pukul 07.30 s.d 16.45 (sesuai dengan jam kerja).

1.5 Metode Penyusunan


Metode penyusunan yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu metode

yang bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi

tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat,1993:22).

Sedangkan teknik pengumpulan data laporan yang digunakan adalah :

1. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data yang diperoleh dari buku-

buku dan sumber lain yang dianggap relevan.

2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada orang-orang tertentu yang dianggap

berwenang untuk memberikan data atau keterangan yang diperlukan.

1.6 Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan laporan Job Training ini dibagi ke dalam beberapa

bab secara terpisah dan terperinci sehingga memudahkan pembaca untuk

memahami dan mengambil kesimpulan dari laporan yang penulis bahas.

Sistematika laporan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Job Training

1.3 Manfaat Pelaksanaan Job Training

1.4 Pelaksanaan Job Training

1.5 Metode Penyusunan

1.6 Sistematika Penyusunan

BAB II Kondisi Objektif Lokasi Job Training


2.1 Sejarah Perkeretaapian

2.2 Makna Logo

2.3 Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia (Persero)

2.4 Budaya Perusahaan

2.5 Batas Wilayah Daop 3 Cirebon

BAB III Agenda Kegiatan

3.1 Gambaran Proses Job Training

3.2 Hasil Kerja Praktikan

3.3 Temuan Permasalahan Komunikasi di Lokasi Job Training

3.4 Penawaran Solusi Permasalahan

BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
BAB II

KONDISI OBJEKTIF LOKASI JOB TRAINING

2.1 Sejarah Perkeretaapian

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama

pembangunan jalan KA di Desa Kemijen Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur

Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai

oleh “Naamloze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij”

(NV.NISM) yang dipimpin oleh Ir.J.P de Bordes dari Kemijen menuju Desa

Tanggung (26 km) dengan lebar sepur 1435mm. Ruas jalan ini dibuka untuk

angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta NV.NISM membangun jalan KA antara Kemijen-

Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan

kota Semarang-Surakarta (110 km), akhirnya mendorong minat investor untuk

membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan

panjang jalan rel antara 1864-1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru

25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890

menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874),

Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan

tahun 1922 di Sulawesi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 km antara

Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya

Ujungpandang-Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan,

meskipun belum sempat dibangun, study jalan KA Pontianak-Sambas (220 km)


sudah diselesaikan. Demikian juga di Pulau Bali dan Lombok, juga pernah

dilakukan study pembangunan jalan KA.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811

km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih

901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan

diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067

mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan

rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942-1943) sepanjang 473 km,

sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km

antara Bayah-Cikara dan 220 km antara Muaro-Pekanbaru. Ironisnya, dengan

teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro-Pekanbaru diprogramkan selesai

pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000

diantaranya Romusha.

Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya

ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro-

Pekanbaru.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus

1945, karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api”

(AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa

bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan

sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa

mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan


bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan

urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28

September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya

“Djawatan Kereta Api Indonesia” (DKARI).

Tabel Ringkasan Sejarah Perkeretaapian :

Periode Status Dasar Hukum

Th. 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel

sepanjang 26 km antara Kemijen -

Tanggung oleh Pemerintah Hindia

Belanda

1864-1945- Staat Spoorwegen (SS) IBW

- Verenigde Spoorwegenbedriffj IBW

(VS)

- Deli Spoorwegen Maatschappij IBW

(DSM)

1945-1950 DKA PP. No. 22 tahun 1963

1950-1963 DKA – RI PP. No. 61 tahun 1971

1963-1971 PNKA PP. No. 57 tahun 1980

1971-1991 PJKA PP. No. 19 tahun 1998

1991-1998 PERUMKA Kepres No. 39 tahun

1999

1998-2010 PT Kereta Api (Persero) Akte Notaris Imas

Fatimah
Sejak Mei PT KERETA API INDONESIA Instruksi Direksi No.

2010 (PERSERO) 16/OT.203/KA2010

2.2 Makna Logo :

3 Garis melengkung melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam

mencapai Visi dan Misinya.

2 Garis warna orange melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan

Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.

Anak panah berwarna putih melambangkan Nilai Integritas, yang harus

dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.

Garis lengkung berwarna biru melambangkan semangat Inovasi yang

harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. (Inovasi

dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang

paling kecil sehingga dapat melesat).

2.3 Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

2.3.1 Visi :

Visi menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada

pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.


2.3.2 Misi :

Misi menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha

penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk

memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan

berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan dan

Kenyamanan.

2.4 Budaya Perusahaan

 INTEGRITAS

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (Persero) bertindak konsisten

sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki

pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika

tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.

 PROFESIONAL

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki

kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan

pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan

pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.


 KESELAMATAN

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat

tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau

proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya

kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.

 INOVASI

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu

menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang

berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga

memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

 PELAYANAN PRIMA

Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) akan

memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang

memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi

6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance

(Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability

(Tanggung jawab).

2.5 Batas Wilayah Daop 3 Cirebon

Daerah Operasi III Cirebon atau disingkat dengan Daop 3 Cirebon atau

Daop III CN adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian Indonesia, di bawah

lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT


Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.

Daop III Cirebon juga merupakan satu-satunya Daop yang memiliki KA

dengan okupansi tertinggi, yaitu Cirebon Ekspres. Sedangkan untuk Argo Jati

menempati posisi ke-3.

Daerah Operasi III Cirebon memiliki tiga stasiun besar, di antaranya adalah

stasiun Cirebon, stasiun Jatibarang, dan stasiun Prujakan, sedangkan stasiun kereta

api kelas menengah di antaranya adalah stasiun Ciledug, stasiun stasiun Brebes,

stasiun Haurgeulis, dan stasiun Pagadenbaru merupakan stasiun kecil. Gudang

kereta api berada di stasiun Jatibarang, sedangkan dipo lokomotif berada tak jauh

dari stasiun Cirebon.

Batas Wilayah :

- Batas Barat DAOP 3 Cirebon dengan DAOP 1 Jakarta terletak pada km 85+400

antara stasiun Cikampek dan stasiun Tanjungrasa pada Jalur kereta api Cikampek-

Cirebon.

- Batas Timur DAOP 3 Cirebon dengan DAOP 4 Semarang pada km 150+740 antara

stasiun Tegal dan stasiun Brebes pada Jalur kereta api Cirebon-Tegal.

- Batas Selatan DAOP 3 Cirebon dengan DAOP 5 Purwokerto pada km 287+930

antara stasiun Songgom dan stasiun Prupuk pada Jalur kereta api Cirebon-Prupuk.

Lintas Tak Beroperasi :

- Jalur kereta api Cirebon-Kadipaten dari km 0 s.d. 48+824.

- Jalur kereta api Cirebon-Cirebon pelabuhan dari km 0 s.d. 2+300.

- Jalur kereta api Cirebon Prujakan-Kegiren dari km 0 s.d. 0+750.


- Jalur kereta api Jatibarang-Indramayu dari km 0+700 s.d. 18+752.
BAB III

AGENDA KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Proses Job Training

Dalam melaksanakan Job Training di PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Daop 3 Cirebon sebelum mahasiswa diberikan tugas atau kegiatan yang berkaitan

dengan humas, terlebih dahulu mahasiswa diberikan kesempatan oleh pembimbing

di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon untuk menjelaskan waktu

yang dimiliki oleh mahasiswa/i. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

kesepakatan pada saat pelaksanaan Job Training di PT Kereta Api Indonesia

(Persero) Daop 3 Cirebon. Dikarenakan jumlah mahasiswa peserta Job Training di

PT Kereta Api Indonesi (Persero ) Daop 3 Cirebon berjumlah 6 (enam) orang, maka

waktu Job Training pun di bagi menjadi dua shift yaitu shift pagi di mulai pukul

08.00 – 12.00 WIB dan shift siang di mulai pukul 13.00 – 16.45 WIB (selesai jam

kerja).

Setelah kesepakatan disetujui oleh kedua belah pihak, maka mahasiswa

diperkenankan datang keesokan harinya untuk diberikan job deskription. Disini

mahasiswa peserta Job Training diajak untuk melakukan semua kegiatan yang

berhubungan dengan kehumasan.

3.2 Hasil Kerja Praktikan


Minggu ke-1
No Hari, Tanggal Jam Kegiatan Tempat
Pengenalan
Senin, 07.55 - Company Profile PT KAI Daop 3
1
13/10/2014 12.00 WIB PT KAI Daop 3 Crb
Crb
Pemaparan tentang
sejarah PT KAI
Selasa, 13.00 - secara keseluruhan Kantor
2
14/10/2014 16.45 WIB & company profile Humasda 3 Crb
PT KAI Daop 3
Crb
Pendistribusian
majalah SWA
Rabu, 08.00 - kepada tiap-tiap PT KAI Daop 3
3
15/10/2014 12.00 WIB unit kerja yang ada Crb
di PT KAI Daop 3
Crb
Ijin untuk
Kamis, 08.00 -
4 mengikuti jadwal Kampus
16/10/2014 selesai
perkuliahan
Pendistribusian
tabloid Kontak
12 titik pintu
kepada para
Jumat, 08.00 - perlintasan KA
5 penjaga pintu
17/10/2014 12.00 WIB di Kota
perlintasan KA di
Cirebon
12 titik lokasi di
Kota Cirebon

Minggu ke-2
No Hari, Tanggal Jam Kegiatan Tempat
Pengenalan unit-unit Stasiun
Senin, 13.00 -
1 & lokasi di Stasiun Kejaksan
20/10/2014 16.45 WIB
Kejaksan Cirebon Cirebon
Mengonsep
pembuatan film Kantor
Selasa, 08.00 -
2 company profile PT Humasda 3
21/10/2014 15.00 WIB
KAI Daop 3 Crb
Cirebon
Pengambilan
gambar bagian
pertama untuk
Rabu, 08.00 - PT KAI Daop
3 pembuatan film
22/10/2014 16.00 WIB 3 Crb
company profile PT
KAI Daop 3
Cirebon
Kamis, 08.00- Ijin untuk mengikuti
4 Kampus
23/10/2014 selesai jadwal perkuliahan
Kantor
Jumat, 08.00 -
5 Kliping berita Humasda 3
24/10/2014 12.00 WIB
Crb

Minggu ke-3
No Hari, Tanggal Jam Kegiatan Tempat
Kantor
Senin, 08.00 -
1 Kliping berita Humasda 3
27/10/2014 12.00 WIB
Crb
Penyuluhan Teknis
Selasa, 09.00 -
2 Pelaksanaan
28/10/2014 10.00 WIB
Pengamanan di atas
KA oleh Manager
Pamtib Opka &
Sosialisasi UU No.
23 th. 2007 tentang
Perkeretaapian oleh
Manager Hukum PT
KAI Daop 3 Crb
Rabu, 08.00 - Belajar menjadi Stasiun
3
29/10/2014 12.00 WIB Customer Sevice Parujakan Crb
Kamis, 08.00 – Ijin untuk mengikuti
4 Kampus
30/10/2014 selesai jadwal perkuliahan
Kantor
Jumat, 08.00 -
5 Kliping berita Humasda 3
31/10/2014 12.00 WIB
Crb

Minggu ke-4
No Hari, Tanggal Jam Kegiatan Tempat
Pembagian tema
permasalahan yang
Kantor
Senin, 13.00 - akan diangkat
1 Humasda 3
03/11/2014 16.45 WIB menjadi judul
Crb
Laporan Job
Training
Perumusan judul Kantor
Selasa, 13.00 -
2 Laporan Job Humasda 3
04/11/2014 16.45 WIB
Training Crb
Pengumpulan data
Kantor
Rabu, 13.00 - pendukung untuk
3 Humasda 3
05/11/2014 16.45 WIB Laporan Job
Crb
Training
Ijin untuk
Kamis, 08.00 -
4 mengikuti jadwal Kampus
06/11/2014 selesai
perkuliahan
Pengumpulan data
Kantor
Jumat, 13.00 - pendukung untuk
5 Humasda 3
07/11/2014 16.45 WIB Laporan Job
Crb
Training

Minggu ke-5
No Hari, Tanggal Jam Kegiatan Tempat
Pengambilan
gambar bagian
pertama untuk
Senin, 08.00 - Stasiun
1 pembuatan film
10/11/2014 16.00 WIB Kejaksan Crb
company profile PT
KAI Daop 3
Cirebon
Pendistribusian
tabloid Kontak 12 titik pintu
Selasa, 08.00 - kepada para penjaga perlintasan KA
2
11/11/2014 12.00 WIB pintu perlintasan di Kota
KA di 12 titik lokasi Cirebon
di Kota Cirebon
Kliping berita &
pengambilan
Kantor
gambar bagian ke-3
Rabu, 08.00 - Humasda 3
3 untuk pembuatan
12/11/2014 16.45 WIB Crb & Stasiun
film company
Kejaksan Crb
profile PT KAI
Daop 3 Cirebon
3.3 Temuan Permasalahan Komunikasi di Lokasi Job Training

Setelah penulis melakukan kegiatan Job Training di Humas PT Kereta Api

Indonesi (Persero) Daop 3 Cirebon, maka penulis menemukan permasalahan

mengenai minimnya pengetahuan serta informasi calon penumpang tentang

diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun diseluruh stasiun keberangkatan kereta

api. Dari permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengangkat Laporan Job

Training dengan judul “Sosialisasi Tarif Anak di bawah 3 Tahun oleh Humas PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon”.

3.4 Penawaran Solusi

Dari permasalahan yang penulis temukan maka solusi yang penulis berikan

ialah sebagai berikut :

1. Penyebaran informasi tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun melalui

akun web resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu www.kereta-api.co.id

2. Penyebaran informasi tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun melalui

plang yang tertera di atas loket pemesanan tiket maupun X-banner yang ada di

stasiun.

3. Penyebaran informasi tentang diberlakukannya tarif anak di bawah 3 tahun melalui

press release.

4. Adanya teguran dan pengganti biaya tiket berupa suplisi yang diberikan oleh

masinis dan dapat dibayarkan ketika penumpang sampai di stasiun tujuan.


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Humas merupakan divisi yang sangat penting dalam sebuah perusahaan,


karena divisi humas berperan penting dalam merjalin hubungan yang baik dengan
pihak internal maupun dengan pihak eksternal sehingga akan mempermudah
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Seperti halnya divisi Humas PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon yang keberadaannya sangat penting dan sangat
membantu perusahaan dalam menjalin hubungan dengan berbagai pihak. Hal tersebut
bisa dilihat dari beberapa kegiatan atau program kerja divisi Humas PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,
yang menurut penulis kegiatan tersebut sudah sangat baik dan sudah memenuhi
tujuan utama dari humas itu sendiri yaitu : menciptakan, menigkatkan, memelihara,
dan memperbaiki citra. Selama kegiatan Job Training penulis menyadari banyak
sekali mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru, khususnya yang berhubungan
dengan dunia kehumasan. Penulis juga dapat mengaplikasikan berbagai ilmu yang
di dapat selama perkuliahan, serta strategi humas dalam melakukan fungsinya.
Serta hal yang paling penting adalah bagaimana seorang humas dapat melakukan
perannya di dalam suaru organisasi atau perusahaan.

4.2 Saran

Setelah penulis melaksanakan kegiatan Job Training, penulis dapat


mengetahui bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh Humas PT. Kereta Api
Indonesi (Persero) daop 3 Cirebon. Setelah mengetahui kegiatan-kegiatan tersebut,
ada beberapa saran yang ingin penulis berikan yaitu sebagai berikut :
4.2.1 Saran untuk Instansi :
1. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon diharapkan dapat lebih

meningkatkan pelayanannya bagi para pengguna jasa angkutan kereta api.

Dalam hal ini keamanan, kenyamanan perjalanan, pelayanan dan ketepatan waktu.

Dengan begitu maka citra positif akan tercipta di benak para pengguna jasa

angkutan kereta api.

2. Harus lebih meningkatkan atau menambah kegiatan-kegiatan positif

lainnya. Misalnya peningkatan Coorporate Social Responsibility (CSR)

baik kualitas maupun kuantitas, sehingga semakin meningkakan pula citra

positif perusahaan.

3. Kualitas sarana dan prasarana yang ada di kantor humas harus ditingkatkan,

karena beberapa sarana pendukung kurang memadai misalnya komputer,

ruangan yang kurang luas dan lainnya. Sehingga akan menambah kenyamanan

bagi orang yang berada didalamnya.

4. Harus lebih meningkatkan kedisiplinan bagi peserta Job Training dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya maupun disiplin waktu.

5. Pekerjaan yang diberikan kepada mahasiswa yang mengikuti Job Training harus

lebih ditingkatkan lagi, supaya para mahasiswa mendapat ilmu yang lebih

pada saat selesai mengikuti kegiatan Job Training.

4.2.2 Saran untuk Mahasiswa :

1. Kedisiplinan adalah hal penting bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan


Job Training, sehingga para mahasiswa yang sedang Job Training diharapkan
dispiplin dalam melaksanakan tugas baik itu waktu belajar maupun
menyelesaikan pekerjaan.
2. Mahasiswa yang sedang melaksanakan Job Training harus lebih aktif dalam
melaksanakan kegiatan Job Trainingnya sehingga wawasan dan pengalaman
baru akan didapatkan. Apabila ada sesuatu yang kurang dimengerti sebaiknya
bertanya.
3. Mahasiswa harus membekali diri dengan berbagai ilmu yang telah dipelajari
agar kemudian dapat di aplikasikan secara langsung di tempat Job Training.
4. Mahasiswa yang sedang melaksanakan Job Training harus menjaga
kebersihan kantor.

Anda mungkin juga menyukai