Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT


PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DINAS
KESEHATAN KABUPATEN BUOL PROV.SULTENG
MATA KULIAH
TEORI ORGANISASI DAN APLIKASI
DR. GUNTUR KARNAENI, M,Si

DISUSUN OLEH :
NAMA NPM
KAMARUDDIN M012018037
ULFA SYAFITRI .B M012018039
ISARNI SENO M0120180…
ERMYTA M0120180…
TITIM M0120180…
IRSANTI I.LAMAKA M012018040

PROGRAM STUDI
MAGISTER TERAPAN ADM. PELAYANAN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkankehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

Makalah yang berjudul “ PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT”

Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah TEORI

ORGANISASI DAN APLIKASI. Kami berharap dapat menambah wawasan dan

pengetahuan khususnya dalam bidang Hukum. Menyadari banyaknya

kekurangan dalam penyusunan tugas ini. Karena itu kami sangat

mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi

segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu proses penyusunan tugas ini.

Makassar, …..April 2019

KELOMPOK IV
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah, menyebutkan bahwa kesehatan, pengendalian penduduk dan
KB adalah salah satu urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan
dasar. Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB, Pengendalian Penduduk dan
KB Pengendalian Penduduk dan KB selaku Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
penanggung jawab dan pelaksana urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan di bidang kesehatan, pengendalian penduduk dan KB
wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) OPD yang memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan.

Di era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Menyadari
akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma
organisasi dari yang semula mengandalkan pada resource- based menjadi knowledge-
based yang bertumpu pada pengembangan metadatabases, data mining, data
warehouse, dan sebagainya. Upaya lain yang perlu dilakukan ke depan adalah
pengembangan SDM dan knowledge sharing (berbagi knowledge) dikalangan karyawan
menjadi sangat penting guna meningkatkan kemampuan manusia untuk menghasilkan
inovasi. Mengelola knowledge sebenarnya merupakan ”bagaimana organisasi
mengelola karyawan mereka dari pada berapa lama mereka menghabiskan waktu
untuk teknologi informasi”. Sebenarnya menurut mereka bahwa knowledge
management adalah bagaimana orang-orang dari berbagai tempat yang berbeda mulai
saling berbicara, yang sekarang populer dengan label learning organization.
Untuk membangun Organizational Knowledge Management Systems (OKMS) di
unit organisasi diperlukan enam tahap dalam siklus knowledge yaitu : menciptakan
knowledge, menangkap knowledge, menyaring knowledge, menyimpan
knowledge, mengelola knowledge, mendesiminasikan knowledge, menciptakan
knowledge lagi, dan seterusnya. Pada penerapan di organisasi pemerintahan seperti
Dinas Kesehatan Kab. Buol diharapkan ada suatu model dan desain yang dapat
dikembangkan menjadi suatu sistem siklus knowledge seperti tersebut di atas . dan
dapat diimplementasikan di unit organisasi, terutama di kemasan informasi dengan
produk pohon industri yang merupakan cikal bakal untuk membangun OKMS
(Organizational Knowledge Management Systems) yang mana konsep OKMS
merupakan penerapan knowledge management dengan memberdayakan ke empat
fungsi yaitu : Finding Knowledge,Creating Knowledge,Packaging Knowledge dan Using
Knowledge, diharapkan dengan 4 (empat) fungsi tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi
suatu organisasi yang berbasis pada knowledge secara bertahap di OPD Dinas
Kesehatan Kab. Buol sekaligus mengantarkan ke gerbang knowledge-based society

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan Organisasi Knowledge Management System (OKMS)
dengan 4 Fungsi Knowledge pada organisasi Dinas Kesehatan,Pengendalian
Penduduk dan KB Kab. Buol.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Knowledge Managament

Knowledge management adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna


dalam organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi antar personil, memberikan
kesempatan untuk belajar, dan menggalakkan saling berbagi Knowledge Di mana usaha ini akan
menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Terminologi pengetahuan (knowledge) pertama
kali diperkenalkan oleh Henry pada tahun 1974 yang mengungkapkan adanya
perbedaan makna dan adanya transisi dari data, informasi hingga menjadi knowledge
(Wallace, 2007). Pengetahuan (knowledge) dapat dibagi menjadi dua : (pertama) tacit
knowledge yaitu pengetahuan yang berbentuk know-how, berdasarkan pengalaman,
kemampuan dan pemahaman seseorang terhadap suatu masalah yang pernah dihadapi
dan (kedua) explicit knowledge yaitu pengetahuan yang tertulis, terarsip, tersebar
(cetak maupun elektronik) dan bisa sebagai bahan pembelajaran (reference) untuk
orang lain. Pengelolaan dari explicit knowledge ini lebih mudah karena sudah tercetak
dalam bentuk buku, blog ataupun dokumentasi yang tersimpan didalam perusahaan.
Sedangkan pengelolaan untuk tacit knowledge lebih sulit karena masih tersimpan
dalam pikiran beberapa orang.
Turban menambahkan 2 langkah lagi yaitu memperhalus pengetahuan (refine
knowledge) dan menyimpan pengetahuan (store knowledge) dalam bentuk format
yang dapat diterima sehingga mudahdiakses (Turban, 2008).Untuk proses penciptaan
pengetahuan (Turban,2008) atau konversi pengetahuan (Dalkir, 2005) ada 4 mode
yang dikenal dengan model SECI yaitu :
1. Sosialisasi, yaitu konversi dari tacit knowledge menjadi tacit knowledge yang baru
melaluiinteraksi social dan berbagi pengalaman diantara anggota organisasi,
2. Eksternalisasi, yaitu konversi dari tacitknowledge menjadi explicit knowledge yang
baru
3. Kombinasi, yaitu penciptaan explicit knowledge yang baru melalui
penggabungan,pengkatagorian, pengkelasan ulang serta sintesisdari explicit
knowledge yang ada
4. Internalisasi, yaitu penciptaan tacit knowledge yang baru dari penciptaan explicit
knowledge

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan pengertian konsep


knowledge management yaitu suatu sistem atau alat untuk mengelola sumber daya
(aset organisasi) tidak berwujud (pengetahuan) untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Knowledge Management Sistem

Knowledge Management System (KMS) adalah penggunaan teknologi informasi


modern untuk sisematisasi, meningkatkan dan mempercepatpengelolaan pengetahuan
di dalam dan antarorganisasi (Ahlawat & Ahlawat, 2006), merupakansuatu framework
yang mengintegrasikan orang,proses dan teknologi untuk menjadi kenierja
danpembelajaran untuk pertumbuhan yangberkelanjutan (Gorelick, 2006).
Rancangan inisiatif KM membutuhkan konseppemodelan untuk 4 komponen
(Hädrich & Maier,2006), yaitu :
1. Proses yang menggambarkan rancanganorganisasi, yaitu tugas-tugas, aliran, peran
dansumberdaya pengetahuan ;
2. Orang (personil), dengan menangkap fakta tentang orang, yaitu keterampilannya,
komunikasidan kooperasi dalam jaringan (network ) dan komunitas;
3. Produk, yaitu jenis pengetahuan, struktur,taksonomi, ontology dan metadata; dan
4. Alat bantu (tool) produktifitas, yaitu arsitektur,fungsi dan interaksi dari alat bantu
tehnologi komunikasi untuk mendukung KM
Dalam konteks pemerintahan atau organisasi publik, perubahan yang terjadi di era
globalisasi dan otonomi menjadi tantangan dan tanggung jawab besar pemerintah
dalam melaksanakan pelayanan publik. Hal ini menuntut terciptanya organisasi
pemerintah yang semakin cerdas dan mampu melakukan berbagai inovasi.Penerapan
manajemen pengetahuan (knowledge management), khususnya pada organisasi
pemerintahan di Indonesia sampai awal tahun 2012 belum begitu masif karena
pedoman pelaksanaan program menajemen pengetahuan oleh Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi belum lama diterbitkan, pada
tahun 2011. Selain itu, penerapan manajemen pengetahuan belum menyentuh ke unit-
unit organisasi pemerintahan, yakni Kantor/Lembaga/Pemerintah Daerah/Instansi
(K/L/D/I). Penerapan manajemen pengetahuan masih diperuntukkan untuk Unit
Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) dalam mengelola forum manajemen
pengetahuan yang dapat dimanfaatkan

C. Perkembangan KMS pada Dinas Kesehatan Melalui Fungsi Knowledge


Managament

Berdasarkan pemaparan teori dan konsep KM di atas, berikut ini beberapa metode
dan tahapan penerapan atau implementasi KM organisasi publik atau pemerintah
melalui fungsi sebagai berikut :

1. Kegiatan menciptakan Pengetahuan (Creation Knowledge)


Kegiatan penciptaan pengetahuan dilakukan melalui kegiatan SECI (Sosialisasi,
Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi).
a. Proses sosialisasi
Sosialisasi dilakukan melalui pembicaraan informal (seperti diskusi tukar pikiran
pengalaman baru (best pratices exchange) di antara karyawan), observasi, dialog
dengan para stakeholders dan pengalaman lembaga lainnya. Proses sosialisasi ini
juga dapat dilakukan oleh karyawan yang telah mengikuti diklat atau training.
Karyawan tersebut dapat membagikan ilmu ataupun informasi yang didapatkan
dari diklat atau training kepada karyawan lainnya. Dengan demikian, knowledge
atau pengetahuan karyawan tersebut dapat ditransfer menjadi pengetahuan
bersama.
b. Proses eksternalisasi
Ekstenalisasi dilakukan melalui pendokumentasian notulen rapat atau hasil diskusi
(yang merupakan bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta saat diadakannya
pertemuan/sosialisasi) ke dalam bentuk file dokumentasi atau elektronik. Upaya
mendokumentasikan hasil kegiatan knowledge sharing melalui sosialisasi yang
sudah dilakukan pegawai itu, perlu mendapatkan perhatian khusus baik pada
tingkat pimpinan agar dapat dijadikan sebagai modal organizational knowledge.
c. Proses kombinasi
Kombinasi dilakukan dengan melakukan penyusunan sistem knowledge
management berdasarkan pada topik, penerapan konsep dalam misi dan
operasionalisasi konsep dalam fungsi manajemen. Proses kombinasi merupakan
perubahan pengetahuan dari explicit knowledge menjadi explicit knowledge, yang
dapat dilakukan dengan cara melakukan pertukaran dokumen kerja yang dilakukan
antar karyawan. Jadi pengetahuan yang sudah terdokumentasikan melalui proses
eksternalisasi di atas seperti hasil rapat, hasil diklat atau training, kembali disharing
atau dibagikan kepada rekan kerja lain untuk saling bertukar informasi atau
pengetahuan. Proses kombinasi ini tidak hanya dapat dilakukan dengan bertukar
dokumen kerja, tetapi juga bisa dilakukan dengan cara mengkombinasikan berbagai
explicit knowledge yang berbeda kemudian disusun ke dalam sistem knowledge
management. Data yang telah disimpan dalam sistem (data warehouse) seperti data
analisis kondisi daerah, keuangan, operasional serta yang bersifat strategis seperti
pembuatan indikator-indikator kerja, dianalisis untuk kemudian dimasukkan ke
dalam sistem knowledge management. Selain itu, fitur-fitur enterprise portal yang
memiliki fungsi untuk pengkategorian dan pencarian informasi (taksonomi) serta
content management yang memiliki fungsi untuk mengelolah informasi organisasi
baik terstruktur (database) maupun tidak terstruktur (dokumen, laporan dan
notulen) dapat mendukung proses kombinasi tersebut.
d. Proses internalisasi
Proses internalisasi ini menjadi salah satu bagian dari knowledge creation yang
cukup penting juga karena melalui pencarian informasi yang beragam dengan
berbagai media yang digunakan tidak hanya bisa menambah pengetahuan yang
dimiliki seorang karyawan tapi juga bisa untuk di¬sharingkan kepada rekan
kerjanya. Semua dokumen, data, informasi dan knowledge yang sudah
didokumentasikan baik berupa tercetak maupun elektronik yang bisa dibaca oleh
orang lain, bisa meningkatkan knowledge sumber daya manusia karena di
dalamnya karyawan bisa melakukan aktivitas belajar mengenai informasi yang
didapatkannya tersebut. selain dapat mendukung proses kombinasi, juga dapat
memfasilitasi proses internalisasi ini. Karena pemicu dalam proses ini adalah
penerpan “learning by doing”. Setiarso juga menjelaskan jika pelajaran tertulis atau
explicit knowledge yang didapat melalui pendidikan dan pelatihan bisa menjadi
sumber pengetahuan atau knowledge para karyawan.

TABEL I
DATA JUMLAH TENAGA YANG MENGIKUTI DIKLAT 2018
Jumlah Mengikti Belum
No Unit
Pegwai Diklat Diklat
1 Sekretariat 9 6 3
2 Bidang Pelayanan Medik 12 7 5
3 Bidang P2P 17 13 4
4 Bidang KB 16 10 6
5 Bidang Kesmas 13 8 5

TABEL II
DISTRIBUSI RAPAT INTERNAL DAN EXTERNAL PADA INSTANSI DINAS KESEHATAN
TAHUN 2018
No Uraian Jumlah dilaksanakan %
1 Rapat Internal 8 7 87
2 Rapat External 5 4 80
3 Rapat Triwulan 4 4 100
4 Rapat Terbatas 15 11 73
5 Rapat Tahunan 1 1 100
TABEL I
DATA SOSIALISASI/PERTEMUAN YANG TELAH DILAKSAKAN 2018
No Unit Target Real %
1 Sekretariat 5 3 75
2 Bidang Pelayanan Medik 16 12 75
3 Bidang P2P 13 9 69
4 Bidang KB 22 17 77
5 Bidang Kesmas 35 29 82

2. Kegiatan Menggunakan Pengetahuan (Using Knowledge)


Using Knowlodge salah satu fungsi Knowledge Managament Sistem yang memiliki
tiga alasan penting dari organisasi dimana yang pertama yaitu :
a. Pengetahuan dapat digunakan untuk menentukkan proses kerja dalam
organisasi dan membuat strategi untuk mendapatkan keunggulan bersaing
secara berkesinambungan
b. Pengetahuan dapat digunakan untuk mendesain dan memasarkan produk atau
jasa
c. Pengetahuan dapat memiliki peran kritis bagi kualitas pelayanan organisasi
Organisasi juga terkait dengan persoalan keahlian yang menyediakan input untuk
menerapkan manajemen pengetahuan dalam melakukan inovasi serta memahami
dan memanfaatkan organisasi yang efektif. Oleh karena itu organisasi mestinya
mempertimbangkan bagaimanan Using Knowledge bisa menarik,mengembangkan
dan mempertahankan pengetahuan anggota sebagai bagian dari domain manajemen
pengetahuan.
Strategi merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif, untuk
mencapai tujuan dalam rangka melaksanakan misi untuk mewujudkan visi OPD.
Kebijakan merupakan arah/tindakan yang harus dipedomani Organisasi
Perangkat Daerah dalam melaksanakan strategi untuk mencapai tujuan Renstra
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kab.Buol memeliki Strategi untuk
mendapatkan keunggulan daya saing dalam pemerintahan

TABEL IV
Strategi dan Arah Kebijakan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Organisasi
Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Tahun 2019
VISI TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN DENGAN BERTUMPU PADA
KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN RAKYAT”

MISI II Mewujudkan kualitas hidup manusia dan masyarakat maju, mandiri dan
Berkepribadian serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa

SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN TARGET

Mengintegrasikan Peningkatan kesadaran


penanganan masalah pelayanan ibu hamil dan

Menurunkan kematian ibu bayi yang bermuara

kematian ibu melahirkan dan pada produsen 90 %

melahirkan kematian bayi dari kesehatan(rumah


hulu sampai ke hilir tangga) secara
berjenjang

Meningkatkan Peningkatan metode


Menurunkan pendekatan pelayanan dengan
pendekatan keluarga/ 90%
kematian keluarga/rumah tangga
rumah tangga sebagai
bayi basis penanganan
masalah kesehatan
Meningkatkan Peningkatan cakupan
cakupan kunjungan kunjungan neonatal
neonatal melalui penerapan SOP 85%
pelayanan

Menurunkan Meningkatkan Peningkatan promosi


prevalensi promosi kesehatan dan kesehatan kepada
gizi buruk advokasi sasaran dan advokasi
dan gizi kepada stake holder 95%
kurang tentang pemberian
asupan gizi
Meningkatkan sistem Peningkatan sistem
Mengendalik
kewaspadaan dini, kewaspadaan dini dan
an faktor 95%
surveilans kesehatan surveilans kesehatan
resiko
dan pengendalian penyakit menular
penyakit
menular penyakit

Mengendalik Meningkatkan jumlah Peningkatan jumlah


an faktor Pos Pembinaan Posbindu PTM,
100%
resiko Terpadu Penyakit khususnya dengan
penyakit Tidak Menular strata Utama
tidak (Posbindu PTM)
menular
Meningkatkan Peningkatan manajemen
pengelolaan upaya UKM dan UKP
95 %
Meningkatka kesehatan masyarakat

n kinerja dan dan upaya kesehatan

mutu perorangan

pelayanan di Meningkatkan Peningkatan sistem

Puskesmas pengelolaan sistem pencatatan, pelaporan


100%
informasi kesehatan dan pengolahan data
kesehatan

Dengan Adanya Strategi dan arah kebijakan yang ditentukan oleh organisasi Dinas
Kesehatan dapat mampu membuat rencan dan program kegiatan yang bisa memberik
pengetahuan dalam mengelola management yang baik serta meningkatkan Kualitas
Pelayanan Organisasi itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diatas maka perlu disimpulkan bahwa
membangun Pengetahuan (Knowledge) merupakan sumber daya penting bagi organisasi.
Pengetahuan dapat diungkapkan, dibagikan, disimpan dan dipindahkan ke konteks lain
untuk mendapatkan pilihan-pilihan tindakan terbaik pada masa mendatang bagi organisasi
pemerintahan.
Manajemen pengetahuan menjadi factor kunci bagi organisasi pemerintahan
khususnya Organisasi Dinas Kesehatan untuk mempertahankan keunggulan daya saing
organisasi. Agar proses yang sistemik dan spesifik untuk memperoleh, mengorganisasi, dan
mengkominikasikan pengetahuan milik pimpinan dan pegawai sehingga semua yang
bertanggung jawab dalam OPD dinas kesehatan dapat menggunakannya secara lebih efektif
dan lebih produktif pada pekerjaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Khoe Yao Tun, 2018, Memahami Knowledge Management, Universitas Pelita Harapan,
Jakarta.
Sangkala, 2007, Knowledge Management,Jakarta kharisma Putra Utama.
www.blogspot.Knoledge Management Sistem.com

Anda mungkin juga menyukai