Anda di halaman 1dari 8

PAPER

“PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH”


(Studi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten
Lamongan)

Isu Perpajakan Kontemporer

Disusun Oleh:
Eki Herlana Sabniko 22919041

Dosen Pengampu:
Prof. Rifqi Muhammad, SE., SH., MSc., PhD.

Program Studi Magister Akuntansi


Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1. Pengantar......................................................................................................................... 2
2. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
2. Metodologi ...................................................................................................................... 5
3. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 4
BAB II PENUTUP ................................................................................................................... 7

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengantar

Sebagai salah satu perwujudan Negara Kesatuan Indonesia itu dibagi atas daerah-
daerah provinsi, provinsi itu dibagi atas Kabupaten dan Kota yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintah daerah untuk mengatur, dan mengurus
sendiri urusan pemerintahnya ini berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantu (Asas
Desentralisasi). Asas otonomi dan tugas pembantu ini sering disebut sebagai pemberian
kewenangan yang diwujudkan dengan pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber
daya nasional serta pertimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah
daerah.

Ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada UU No. 32


Tahun 2004 yang mengindikasikan bukan hanya untuk keinginan melimpahkan
kewenangan pembangunan dari perintah pusat ke pemerintah daerah, namun ini lebih ke
responsibility pemeritah daerah dalam mengurus rumah tangga sendiri, memanfaatkan
sumber daya dan mengelola keuangan daerah dalam menciptakan pengelolaan keuangan
daera yang akuntabel dan transparan sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban kepada
pemerintah pusat. Dalam mengatur pengelolaan keuangan daerah antara pemerintah
daerah ke pemerintah pusat, sesuai konsep asas desentralisasi ini banyak diterapkan dalam
banyak bidang di Indonesia salah satunya dalam bidang fiskal, yaitu penyerahan
wewenang fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam hal pengelolaan
keuangan daerah serta pemungutan pajak, diluar pajak pusat.

2. Tujuan

Tujuan penulisan paper ini secara umum adalah untuk mengamati serta menganalisis
proses-proses pengelolan keuangan dan aset daerah, ini akan dibuktikan dengan
permasalahan dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah Kabupaten Lamongan apakah
pengelolaan menunjukkan keefisienan waktu yang tepat serta apakah pengelolaan
dijalankan dengan tranparan dan akuntabilita, yang akan dibahas pada bab-bab
selanjutnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Latar Belakang

Dalam menjalankan asas otonom dari pemerintah pusat ke pemerintah


Kabupaten lamongan dituntut tidak hanya dapat mengoptimalkan pengelolaan
keuangan daerah saja tetapi juga harus memaksimalkan pengelolaan aset daerah.
Namun pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Lamongan pada nyatanya belum
dapat dikatakan dengan masksimal, karena sampai saat ini masih terdapat kekurangan
yang menjadi penghambat untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik,
seperti kualitas beberapa sumber daya manusia pada latar belakang akuntansi, selain
itu terkait pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di legislatif tidak
sesuai jadwal, serta kurangnya pengoptimalan pengelolaan aset daerah yang masih
belum berjalan dengan yang diharapakan. Ini dibuktikan dengan kurang optimalnya
pengelolaan data aset daerah dalam inventarisasi aset daerah dan masih terdapatnya
tanah pemerintah daerah yang belum terserifikasi.

Sejatinya dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah merupakan perkara


yang sangat penting dan sangat perlu untuk mengoptimalkan setiap proses
pengelolaanya. Pemerintah Kabupaten Lamongan harus dapat mengoptimalkan
pengelolaan aset daerah sehingga dapat memberikan penerimaan bagi daerah yang
dapat dipergunakan untuk pembangunan daerah itu sendiri. Untuk bisa
mengoptimalkan pengelolaan keuangan dan aset daerah ini harus memahami konsep
dan praktikal setiap tanggung jawab serta hasil yang diharapkan dari setiap konsep-
konsep berikut ini yaitu konsep Desentralisasi Dan Otonomi Daerah, Manajemen,
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah dan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah.

2. Metodologi

Dalam papar ini penulis menggunakan jenis penelitian dengan metode


deskripti, pendekatan kualitatif. Adapun lokasi penerlitian berada di Kabupaten
Lamongandengan situs penelitian pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kabupaten Lamongan. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan

3
data sekunder. Serta analysis data menggunakan model interaktif yaitu model yang
dilakukan dengan pengumpulan data , reduksi data, penyajian data, dan penerikan
kesimpulan.

3. Hasil Penelitian

A. Pengelolaan Keuangan Daerah


1) Perencanaa Keuangan Daerah
Tahapan awal dalam tahap peneglolaan keuangan daerah merupakan
tahap yang krusial dan sangat besar pengaruhnya. Ada beberapa langkah yaitu:
 Mengestimasikan anggaran oleh TAPD (sekretaris daerah)
 Kemudian sekretaris daerah menyampaikan rancangan KUA-PPAS.
 Lalu diteruskan KUA-PPAS ke DPRD, yang akan dibahas dlam tahun
aggaran berikutnya
 Kemudian TAPD memberikan surat edaran ke semua SKPD untuk
disusun dan dilakukan konsolidasi dengan TAPD
 Terakhir dilakukan DPRD diajukan untuk dievaluasi ke pemerintah
provinsi setelah dietapkan APBD
2) Pelaksanaan Keuangan Daerah

Tahap ini merupakan implmentasi anggaran yang terdapat suatu proses


yaitu sistem akuntansi pemerintahan. Dalam menjalankan pelaksanaan APBD
terdapat proses perubahan APBD untuk memaksimalkan sisa lebih tahun
anggaran (SiIPA). Pemerintah daerah lamongan saai ini sudah cukup tertip
dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah dengan adanya penerapan
sistem aplikasi keuangan dan akuntansi

3) Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah


Pelaporan dan pertanggungjawaban daerah meliputi hal yang wajib
dilakukan sebagai pertanggungjawaban atas terlaksananya peneglolaan
keuangan daerah yang dibuat dalam istilah LKPD. Dalam kaitan ini SKPD di
kabupaten lamongan itu masih sering terlambat, sampai saat ini pemerintah
kabupaten lamongan dalam pengelolaan keuangan daerah mendapatkan hasil
audit wajar dengan pengecualian oleh BPK, dan masih terus membenahi
pengelolaanya supaya bisa mendapatkan hasil audit wajar tanpa pengecualian.

4
B. Pengelolaan Aset Daerah
1) Perencanaan Aset Daerah

Dalam melakukan perencanaan aset daerah mencakup perencanaan


kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan serta
penyaluran barang daerah. Dalam perencanaan memerlukan adanya sumber
daya manusai yang berkompeten dalam pengelolaan aset daerah yang
diharapkan dapat memperbaiki pengelolaan aset daerah kabupaten lamongan
kedepannya.

2) Pelaksanaan Aset Daerah

Pelaksanaan aset daerah mencakup siklus penggunaan, penatausahaan,


pemanfaatan, pengamanan, pemeliharaan. Siklus penggunaan pemerintah
daerah kabupaten lamongan penggunaan barang milik daerah sudah sesuai
dengan tugas dan fungsi SKPD. Untuk siklus penatausahaan barang aset
daerah kesulitan dalam mengelolanya. Sedangkan untuk pemanfatan aset
daerah dilakukan dengan bentuk sewa. Untuk pengaman aset daerah harus
didukung sistem administrasi yang tertip. Dalam hal ini pemerintah kabupaten
lamongan masih dianggap kurang karena biaya yang minim dalam
pemeliharaan barang daerah yang membutuhkan adanya sumber daya manusia
yang kompeten untuk melakukan kegiatan dalam pelaksanaan pengelolaan
aset daeragh kabupaten lamongan khususnya dalam pengelolaan data barang
milik daerah atau inventaris. Adapun pengamanannya sudah dapat dikatakan
baik dengan pengaanan secara fisik. Administrative dan hukum.

3) Pengawasan Aset Daerah

Untuk tahapan pengawasan ini aset daerah penting untuk menghindari


penyimpangan sebelumnya pada perencanaaan daerah. Pemerintah kabupaten
lamongan menyadari akan pentingya pengawasan aset daerah lamongan agar
tidak mudah dimanipulasi oleh oknum tertentu. Dengan demikian disisini
pemerintah daerah kabupaten lamongan terus berupaya untuk melakukan
perbaikan dalam pengelolaan aset daerah yaitu dengan peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang dapat mengelola aset daerah dengan menggunakan

5
sistem informasi manajemen aset sehingga pengelolaan dapat transparan dan
akuntabilitas.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengelolaan Keuangan Dan Aset


Daerah
a) Faktor Pendukung
1) Penggunaan program aplikasi sistem informasi manajemen keuangan
daerah pemerintah kabupaten lamongan sudah mengaplikasikannya
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi yang cepat dan
lengkap.
2) Sarana dan prasarana pada badan pengelolaan keuangan dan aset daerah
kabupaten lamongan, yang sudah memadai untuk proses pengelolaan
keuangan dan aset daerah yang baik, sebagai bentuk pengembangan sistem
pelaporan dan pertanggungjawaban .
b) Faktor penghambat
1) Sumber daya manusia pada BPKD Kabupaten Lamongan yang sudah
cukup memadai tetapi masih belum dapat dikatakan berkualitas dari
sumber daya manusainya
2) Koordinasi dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah yang masih perlu
untuk ditingkatkan lagi guna terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset
daerah yang baik.

6
BAB III

PENUTUP

Penelitian dalam paper ini berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis

dapat disimpulkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan merupakan

gambaran dari hasil pengelolaan keuangan dan aset daerah yang masih mendapat opini wajar

dengan pengecualian oleh BPK, sehingga ini dapat dijadikan evaluasi kedepan untuk

memperoleh opini wajar tanpa pengecualian.

Untuk mendukung hal di atas perlu peningkatan sumber daya manusia yang

berkualitas, sedangkan pada BPKAD Kabupaten Lamongan masih memilki kualitas yang

kurang sehingga dapat menghambat pelaksanaan pengelolaan keuangan dan aset daerah

dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai