ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah pada
pengelolaan keuangan daerah di Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Pentingnya topik
yang penulis pilih karena merupakan bentuk transformasi pengelolaan keuangan daerah demi menuju
transparansi pengelolaan keuangan daerah. Metode yang penulis gunakan yaitu menggunakan metode studi
literatur. Adanya Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) mengubah transaksi keuangan yang
tadinya menggunakan tunai menjadi nontunai. Salah satu yang telah menerapkannya yaitu BPKAD Kabupaten
Tanah Bumbu. ETPD pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dilaksanakan dengan
proses pembuatan SPM SP2D online menggunakan aplikasi E-smart dan aplikasi monitoring SPM SP2D online
yang sebleumnya dilaksanakan secara offline. Dengan adanya ETPD pada pengelolaan keuangan daerah
menjadikan tingkat akuntabilitas dan transparansi pada pengelolaan keuangan daerah menjadi semakin tinggi.
itu dalam penelitian tersebut disebutkan atau data dari tangan kedua dan bukan data
bahwa administrasi Kabupaten Tanah Bumbu orisinil dari data pertama di lapangan.
sudah menggunakan sistem transaksi berbasis Keempat, bahwa kondisi data pustaka tidak
elektronik dan merupakan Kabupaten pertama dibatasi oleh ruang dan waktu [10].
di Kalimantan Selatan yang memiliki
kemajuan dalam peningkatan transaksi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemerintah Daerah berbasis elektronik. Oleh
karena itu artikel ini disusun dengan tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah
untuk mengetahui penerapan elektronifikasi Pengelolaan keuangan daerah
pengelolaan keuangan daerah pada Badan merupakan bagian integral dari manajemen
Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten anggaran publik yang mencerminkan
Tanah Bumbu. rangkaian perhitungan APBD yang termasuk
proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan
2. METODE PENELITIAN dan evaluasi pendayagunaan keuangan. Hal
ini berarti segmen pengelolaan keuangan
Metode yang digunakan dalam menjadi bagian inti dari pembicaraan
penelitian ini yaitu dengan menggunakan pembicaraan kebijakan publik.
metode penelitian studi literatur. Metode studi Menurut Thomas R Dye (2005) dalam
literatur adalah serangkaian kegiatan yang [4], kebijakan publik pada hakikatnya
berkenaan dengan metode pengumpulan data tergantung pilihan pemerintah untuk
pustaka, membaca dan mencatat, serta operasionalisasi pajak (to do or not to do),
mengelolah bahan penulisan [10]. Dalam maka keuangan daerah secara manajerial
penelitian studi literatur setidaknya ada empat dalam lingkup kebijakan publik suatu pilihan
ciri utama yang penulis perlu perhatikan bagi pemerintah untuk melakukan aktivitas
diantaranya: Pertama, bahwa penulis atau finansial. Langkah pemerintah daerah melalui
peneliti berhadapan langsung dengan teks perangkat hukum menjadi sesuatu yang
atau data angka, bukan dengan pengetahuan penting dalam penentuan arah kebijakan
langsung dari lapangan. Kedua, data pustaka keuangan.
bersifat “siap pakai” artinya peneliti tidak Menurut chabib Soleh dan
terjun langsung kelapangan karena peneliti rochmansjah Heru (2010:10) dalam [4],
berhadapan langsung dengan sumber data menyebutkan bahwa prinsip pengelolaan
yang ada di perpustakaan. Ketiga, bahwa data keuangan yang diperlukan untuk mengontrol
pustaka umumnya adalah sumber sekunder, kebijakan keuangan daerah termasuk
dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan beberapa unsur, yaitu sebagai berikut: 1.
terhadap pendapatan dan belanja daerah agar adalah: Sistem Informasi dan Keuangan
dapat sesegera mungkin dicari penyebab Pemda memiliki konektivitas dengan sistem
timbulnya varians untuk kemudian dilakukan perbankan sebagai pengelola RKUD untuk
tindakan antisipasi ke depan. mendukung transaksi nontunai sekurangnya
Elektronifikasi Transaksi Keuangan meliputi aktivitas Transfer/Payment, Payroll,
Pemerintah Daerah dan Inquiry; Ketersediaan instrumen dan
Referensi [1] menyatakan bahwa kanal pembayaran diperluas melalui kerja
Elektronifikasi Transaksi Keuangan sama Bank Pengelola RKUD dengan mitra
merupakan perubahan cara pembayaran yang kerja sama untuk mempermudah akses bagi
semula menggunakan tunai menjadi nontunai. masyarakat dalam melakukan transaksi
Elektronifikasi transaksi keuangan nontunai dengan Pemda; Pemda dan
merupakan salah satu bentuk GNNT yang perbankan bersinergi untuk melakukan
dicanangkan oleh Bank Indonesia. Bank edukasi kepada masyarakat dalam pengenalan
Indonesia mengeluarkan berbagai program dan perluasan akses keuangan melalui
untuk dilaksanakan, salah satunya program pemanfaatan instrumen dan kanal
Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah. pembayaran nontunai.
Elektronifikasi transaksi Pemerintah Pengaturan elektronifikasi transaksi
Daerah (Pemda) adalah suatu upaya yang Pemda diawali dengan GNNT yang diinisiasi
terpadu dan terintegrasi untuk mengubah oleh BI bersama pemerintah pada tahun 2014
pembayaran dari tunai menjadi nontunai dalam rangka menciptakan cashless society.
dengan tujuan untuk meningkatkan Sejalan dengan GNNT, diterbitkan Instruksi
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan Presiden (Inpres) No.10/2016 yang salah
keuangan daerah. Komponen dalam satunya berisi arahan percepatan
ekosistem elektronifikasi transaksi keuangan implementasi transaksi nontunai di seluruh
Pemda dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemda.
Pengguna sistem layanan elektronifikasi Guna mendorong percepatan program
transaksi keuangan yang terdiri dari Pemda elektronifikasi transaksi keuangan Pemda,
dan masyarakat; Penyedia layanan transaksi diterbitkan Surat Edaran Mendagri
keuangan yang terdiri dari Bank Pengelola No.910/1866/SJ tentang Implementasi
RKUD, Mitra Bank, Agen Bank, Point Transaksi Nontunai pada Pemda Provinsi dan
Payment, dan Fintech. Surat Edaran Mendagri No.910/1867/SJ
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang Implementasi Transaksi Nontunai
dalam keberlangsungan ekosistem pada Pemda Kabupaten/Kota yang dipertegas
elektronifikasi transaksi keuangan Pemda dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP)
Loket BPKAD; 2) Menerima dan Meregister yang di tunjuk sebagai MAKER untuk setujui,
SPM yang telah dinyatakan lengkap dan benar Setelah MAKER kemudian data di verifikasi
pada aplikasi monitoring keuangan daerah oleh CHECKER yang telah sesuai dengan
kemudian diteruskan ke Kasubid dokumen SP2D untuk disetujui, Setelah
Perbendaharaan verifikasi kesesuaian berkas CHECKER, kemudian data verifikasi dan di
dan dibuatkan tanda terima atau ceklist; 3) setujui oleh APPROVAL); 9) Menerima SP2D
Memverifikasi lembar pendukung dokumen yang telah disahkan oleh BUD/Kuasa BUD
SPM dan Memberikan paraf persetujuan kemudian diserahkan Kasubbid
dokumen SPM yang telah sesuai dengan Perbendaharaan dan meng-update data pada
ketentuan berlaku, kemudian aplikasi Monitoring keuangan daerah; 10)
menyerahkannya ke Kasubid Pengelolaan Kas Menerima SP2D lembar 1,2, 3 dan 4, dan
Daerah untuk ditentukan rekening kas menyerahkan SP2D lembar 1, 2, dan 4 yang
daerahnya; 4) Menentukan rekening kas telah disahkan ke SKPD terkait. SP2D
daerah untuk penerbitan SP2D SKPD, Lembar 3 diarsip setelah mendapat tanda
memberikan paraf dan menyerahkannya ke terima dari SKPD; 11) Menerima SP2D
staf Perbendaharaan untuk dilakukan update lembar 1, 2, dan 4.
status SPM Menandatangani dokumen SP2D; Menurut Wardani dalam [7], sistem
5) Menerima SPM dari Kasubid Pengelolaan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah
kas daerah yang telah diparaf untuk dilakukan (Pemda) disosialisasikan pertama kali oleh
update status di aplikasi monitoring Bank Indonesia Kalimantan Selatan pada
pengelolaan keuangan daerah menjadi siap di tahun 2017. Dalam hal ini tujuan utama dari
terbitkan SP2D dan berkas diserahkan kepada Bank Indonesia adalah menciptakan
Kasubid Kas Daerah. 6) SP2D SKPD yang kesepakatan Transaksi Pemda yang efektif,
telah di terbitakan, memberikan paraf efisien dan transparan. Berkaitan dengan hal
kemudian diserahkan ke Kabid tersebut dalam cara untuk mencapai tujuan
Perbendaharaan untuk diparaf; 7) itu, Bank Indonesia telah bekerja sama dengan
Memberikan paraf pada lembar SP2D SKPD bank pemerintah daerah yaitu Bank Kalsel.
kemudian diserahkan untuk mendapat Usai melakukan sosialisasi ke pemerintah
pengesahan kepada BUD/ Kuasa BUD; 8) daerah, Bank Kalsel menyediakan aplikasi e-
Memberikan pengesahan SP2D SKPD dan smart yang nantinya akan digunakan oleh
menyerahkannya kepada Kasubid pemerintah daerah untuk transaksi
Perbendaharaan untuk menerbitkan daftar elektronifikasi. Dalam transaksi
penguji (Penerbitan Daftar Penguji, kemudian elektronifikasi ini, jenis transaksi yang
input data pada aplikasi SP2D online oleh staf digunakan adalah SP2D. SP2D atau surat
pencairan dana adalah surat yang digunakan BKU (Buku Kas Umum) pemerintah daerah
untuk melakukan pencairan dana melalui tidak perlu lagi mengisi secara manual, jam
bank yang ditunjuk setelah pihak ketiga kerja yang efisien, dan pengeluaran SP2D
menerima surat perintah membayar (SPM). dapat diselesaikan tepat waktu. Menggunakan
SP2D bersifat spesifik, artinya hanya satu sistem ini juga dapat mengurangi risiko
SP2D yang dibuat untuk satu SPM. pengembalian dokumen SP2D karena nomor
Menurut Susanti dalam [7] rekening atau nama rekening yang salah.
menyatakan bahwa dengan menerapakan Selama ini pemerintah daerah telah
Elektronifikasi Transaksi di Pemerintah menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Daerah Kabupaten Tanah Bumbu, membantu Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) dan
para pegawai di daerah dalam menjalankan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
transaksi-transaksi dalam pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang
keuangan daerah, salah satunya pada proses dikembangkan oleh BPKP. Kedua sistem
pembuatan SP2D secara online, karena tersebut cukup terintegrasi dengan sistem
dengan menggunakan aplikasi ini, proses dari SP2D online Bank Kalsel melalui antarmuka
pengumpulan dokumen awal hingga program aplikasi, yang akan membawa
pembayaran dana paling lama hanya keuntungan dari proses pembayaran SP2D
membutuhkan waktu sekitar 1 jam, sedangkan yang lebih cepat, akurat dan efektif tanpa
untuk menggunakan sistem offline harus menggandakan penginputan pada
membutuhkan waktu beberapa jam. Selain penerapan kedua sistem di atas.
menghemat waktu, transaksi elektronifikasi Selain itu jika transaksi manual dapat
ini juga membantu untuk mengurangi jumlah menyebabkan dokumen tersebar, sehingga
kertas yang terpakai, karena dokumen hasil dapat menunda proses transaksi selanjutnya.
olahan sudah masuk ke dalam aplikasi e- Karenanya, keberadaan aplikasi SP2D online
smart, sehingga BPKAD tidak lagi ini sangat membantu pegawai daerah.
memberikan SPM dalam bentuk kertas setelah Pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
disetujui, tetapi langsung di kirim ke Pihak yang lebih singkat dan kesalahan BPKAD
Bank Pemerintah Daerah dalam hal ini Bank atau pihak ketiga dalam memproses dokumen
Kalsel untuk dilakukan pencairan dana. SP2D dapat diminimalkan.
Penerapan sistem SP2D online juga Menurut pandangan Isnawati dalam
memberikan manfaat yang lebih bagi [7], sistem online SP2D menunjukkan bahwa
pemerintah daerah, antara lain data keuangan proses pembayaran SP2D dilakukan dengan
yang terintegrasi dengan layanan perbankan, menggunakan browser untuk langsung
data rekonsiliasi bank secara real time, data menerapkan dan mengontrol informasi
DAFTAR PUSTAKA