Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS RISET LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

DAERAH MENGGUNAKAN LEXIMANCER

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Syarat Penulisan Skripsi


Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tadulako

Oleh:

PUTRYANTHI
C 301 16 318

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................7

1.5 Sistematika Penulisan................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9


2.1 Penelitian Terdahulu..................................................................................9

2.2 Landasan Teori........................................................................................12

2.2.1 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.............................12

2.2.2 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.................16

2.2.3 Tujuan dari Penyajian Laporan Keuangan Daerah..........................19

2.2.4 Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan.........................................21

2.2.5 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan.....................................24

2.2.6 Kerangka Pemikiran.........................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................28


3.1 Desain Penelitian.....................................................................................28

3.1.1 Studi Literatur..................................................................................28

3.2 Metode Pelaksanaan Penelitian...............................................................30

3.3 Jenis Dan Sumber Data...........................................................................30

3.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................................30

3.5 Teknik Analisis Data...............................................................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya reformasi di Indonesia saat ini telah membuka

suatu wawasan baru mengenai kewenangan terhadap pengelolaan keuangan

pemerintah, baik pemerintah tingkat pusat maupun daerah. Dengan terpisahnya

sistem pengelolaan keuangan dan banyaknya pemekaran wilayah baru membuat

sistematis pemerintahan juga mengalami perubahan, khususnya pada pengelolaan

keuangan daerah. Hal ini menjadi perhatian utama bagi pembuat keputusan

dipemerintah. lembaga pemerintahan harus menyediakan sumber-sumber tertentu

dengan sukarela sehingga menimbulkan pelayanan yang efektif.

Pelayanan pemerintah yang efektif akan timbul apabila pemerintah juga

dapat memperlihatkan kinerja keuangan pemerintahan yang akuntabiltas dan

transparansi kepada masyarakat. Sehingga mengurangi rasa tidak nyaman kepada

masyarakat didalam memberikan pelayanan. Meningkatnya tuntutan terhadap

transparasi dan akuntabilitas, mengakibatkan peran akuntansi dalam pemerintah

dilingkungan sektor publik juga semakin meningkat. Penggunaan akuntansi

selama ini hanya diterapkan secara utuh, pada organisasi sektor swasta. Hal ini

disebabkan karena banyaknya aparatur pemerintah yang belum begitu memahami

arti penting dari akuntansi pemerintahan, baik dari segi ilmu maupun dari segi

praktek.

Untuk merealisasikannya, pemerintah pusat mengeluarkan dua peraturan

yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah dan

3
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang pertimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan daerah. Setelah keluarnya kedua undang-undang tersebut,

pemerintah juga mengeluarkan beberapa peraturan pelaksanaan yaitu diantaranya

adalah : Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah dan sekarang sudah direvisi menjadi

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan

Pemerintah yang memberikan yang memberikan defenisi terhadap akuntansi

pemerintahan daerah sebagai proses pencatatan pengelolaan, dan pengikhtisaran

denga cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang

umum bersifat keuangan termasuk pelaporan-pelaporan atas realisasi dalam

penyelenggaraan urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip ekonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan

Republik Indonesia

Tidak hanya sampai disitu, selanjutnya ditetapkan Peraturan Pemerintah

No. 13 Tahun 2006 sebagai kelanjutan pemerintah untuk memperbaiki sistem

keuangan pemerintah daerah, agar :

a. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat perundang-undangan,

efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk

masyarakat.

b. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang

terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun

ditetapkan dengan peraturan daerah.

4
Anggaran pemerintah belanja daerah ini yang dimasukan kedalam APBD .

APBD ini di susun di dalam laporan keuangan pemerintah daerah atau biasa

disebut (LKPD) dimana Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

merupakan media bagi pemerintah daerah untuk mempertanggung jawabkan

kinerja keuangannya kepada publik. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) ini setiap tahunnya diperiksa dan mendapat penilaian berupa Opini dari

Badan Pengawas Keuangan (BPK), Untuk menghasilkan laporan keuangan

pemerintah daerah yang berkualitas, dibutuhkan pengelola keuangan yang

kompeten dalam bidangnya, inilah yang menjadi permasalahan didalam laporan

keuangan pemerintah daerah, dari beberapa penelitian mendapatkan hasil bahwa

laporan keuangan pemerintah daerah ini belum masih belum tersusun secara

maksimal dan belum bisa di expose oleh masyarakat atau belum bersifat

transparansi dan akuntabilitas sehingga menimbulkan hasil laporan keuangan dari

BPK dengan wajar dengan mengecualian.

Hal ini sejalan dengan penelitian farah dan Indrawati (2021) dimana

didalam penelitian ini menjelaskan bahwa Laporan keuangan pemerintah daerah

merupakan sebuah output atas proses akuntansi setelah melewati siklus akuntansi

dalam lingkup pemerintah daerah yang akan bermanfaat bagi pengguana laporan

keuangan pemerintah. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah merupakan

karakteristik kualitatif sebagai hasil proses akuntansi yang dimana akuntabilitas

dan transparansi saling memengaruhi. Semakin berkualitasnya laporan keuangan

pemerintah maka semakin baiknya akuntabilitas dan transparansi laporan

keuangan pemerintah daerah dan sebaliknya.

5
Kualitas Laporan Pemerintahan Daerah yang baik (good governance) tidak

hanya ditentukan oleh akuntabilitas, transparansi, partisipasi masyarakat dan

supremasi hukum. Namun, kualitas tata kelola yang baik tergantung pada faktor-

faktor lain seperti daya tanggap, efektivitas kesetaraan berbasis konsensus,

efisiensi dan visi strategis. Hal ini sejalan dengan karakteristik good governance

UNDP dan Bank Dunia (Ginting, 2011). Karena banyaknya faktor yang

mempengaruhi kualitas pelaporan pemerintah daerah, kualitas pelaporan

pemerintah daerah menghasilkan kualitas yang berbeda di tingkat nasional dan

daerah/kota. Kualitas laporan pemerintah daerah dilihat dalam Data Hasil

Pemeriksaan BPK RI, yang dimana pada tahun 2018 dari 34 pemerintah provinsi,

sebanyak 33 LKPD (97%) memperoleh opini WTP dan 1 LKPD (3%) mendapat

opini WDP. Dari 415 pemerintah kabupaten, sebanyak 298 LKPD (72%)

mendapat opini WTP dan 99 LKPD (24%) dengan opini WDP. Sedangkan dari 93

pemerintah kota, sebanyak 80 LKPD (86%) memperoleh opini WTP dan 13

LKPD (14%) dengan opini WDP (BPK RI). Dilihat dari data tahun 2018, kualitas

pelaporan keuangan pemerintah daerah meningkat. Oleh karena itu, literature

review ini ditujukan untuk pemetaan survei kualitas pelaporan keuangan

pemerintah daerah di Indonesia. Pemetaan ini disesuaikan dari setiap penelitian

dengan faktor yang berbeda ketika menilai kualitas laporan dari pemerintah

daerah di Indonesia. Tujuan lain dari literature ini adalah untuk melihat

bagaimana akuntabilitas dan transparansi berperan dalam kualitas laporan

pemerintah daerah Indonesia. Dengan kata lain, pemetaan studi kualitas pelaporan

keuangan pemerintah Indonesia dan studi terkait disesuaikan dengan masing-

6
masing studi, dengan fokus pada faktor yang berbeda seperti akuntabilitas dan

transparansi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian, dengan rumusan masalah, yaitu:

Bagaimana analisis Riset laporan keuangan Pemerintah daerah menggunakan

aplikasi Leximancer, dari 30 studi literature artikel terkait pelaporan keuangan

pemerintah daerah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk memperoleh insight peta

penelitian tentang laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan alat

Leximancer dari 30 artikel

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan dalam

penelitian adalah:

1. Untuk menambah wawasan penulis Akuntansi Keuangan daerah secara

khusus, dimana penulis dapat melihat perkembangan setiap tahunnya

pengelolaan keuangan daerah melalui beberapa artikel.

2. Bagi pemerintah, dari hasil penelitian ini merupakan masukan yang dapat

digunakan untuk memperbaiki dalam menyempurnakan pelaporan

keuangan pemerintah.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian

dengan judul yang sama.

7
1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang akan direncanakan oleh penulis terbagi

menjadi 5 bab seperti akan di jelaskan di bawah ini :

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan

peneletian,manfaat penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Mengurakan tentang penelitian terdahulu,beberapa teori atau

konsep yang melandasi penelitian ini, keranga pemikiran.

Bab III Metode Penelitian

Mengemukakan tentang objek penelitian,jenis penelitian, waktu

dan tempat penelitian,jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, informan dan teknik analisi data

Bab IV Hasil dan Pembahasan yang memuat pemaparan hasil penelitian

serta pembahasan hasil penelitian.

Bab V Penutup yang berisi beberapa kesimpulan dan saran-saran

berdasarkan hasil penelitian.

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.

Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam

memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian

terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan

penulis.

Yuliana et al., (2021) . meneliti tentang Aplikasi Analisis Konten dengan

Sotfware Leximancer dalam Studi Bibliografi Pajak dan Syariah” didalam

penelitian ini memerlukan waktu yang lama dan reliabilitasnya diragukan. Oleh

karena itu, penelitian ini mengaplikasikan analisis konten yang menelusuri artikel

tentang pajak dan syariah dengan menggunakan Leximancer (versi 4.5) – sebuah

perangkat lunak yang dirancang untuk menganalisis data secara natural-language.

Peneliti menerapkan metode Krippendorff guna menjawab pertanyaan penelitian

“konseptualisai apa yang muncul pada isu tentang pajak dan syariah?”. Peneliti

mengidentifikasi artikel diperoleh dari situs google.scholar.com dengan

menggunakan kata kunci “tax dan leximancer” serta “pajak dan syariah”

Herawati and Bandi, (2019) meneliti Mengenai perkembangan penelitian

pajak di Indonesia. Penulis meneliti 166 artikel yang disajikan dalam Simposium

9
Nasional Akuntansi (SNA) selama 20 tahun. Temuan menunjukkan masih sedikit

penelitian pajak yang disajikan dalam SNA (sekitar 8%).

Saleem, Misra and Mason, (2022) penelitian ini mengukur persepsi siswa

tentang keberlanjutan global, untuk menginformasikan lebih baik pendidikan

manajemen berkelanjutan. Wawancara dengan 59 siswa dari Australia sekolah

bisnis dan hukum mengidentifikasi masalah keberlanjutan mereka, kemudian di

ukur melalui survei dengan 383 tanggapan. Analisis faktor menghasilkan lima inti

dimensi keberlanjutan, terdiri dari 31 item, yang mengiformasikan lima pilar yang

berkelanjutan baru yang di turunkan secara empiris.

Rodrigues, Oliveira and Rodrigues, (2019) meneliti mengenai

Gamification. Sebuah analisis literatur meliputi 50 makalah dari 2011 hingga

2016 dilakukan, menggunakan perangkat Leximancer untuk menentukan dan

membentuk tema konsep utama yang di usulkan dalam makalah gamifikasi. Kami

menyimpulkan bahwa para peneliti mengidentifikasi 8 tema dan 28 konsep

terkait.

Farmasi, Kedokteran and Hang, (2020) meneliti mengenai pemahaman

masyarakat cara pengolahan kedua OMAI tersebut. Hasil data leximancer 4.51

menunjukkan masyarakat belum memahami cara pengolahan yang baik dan benar

untuk sediaan serbuk instan ataupun sediaan yang lainnya sedangkan untuk

sediaan siap minum (larutan) masyarakat sebagian besar memahami dengan baik

dan benar cara pengolahannya. Hal ini juga di sebabkan karena masyarakat masih

banyak yang belum menjumpai sediaan selain larutan. Dari hasil ini dapat

disimpulkan bahwa perlu adanya pendekatan kepada masyarakat terkait cara

10
pengolahan bentuk sediaan yang lainnya seperti bentuk sediaan serbuk instan,

lozenges, dan kapsul.

Adapun matriks penelitian terdahulu secara rinci dapat dilihat pada table

sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Tahun Judul Persamaan Perbedaan

Rita Yulianan (2021) Sama – sama Laporan keuangan

Aplikasi Analisis Konten dengan menggunakan alat pemerintah daerah


1
Sotfware Leximancer dalam Studi analisis leximancer

Bibliografi Pajak dan Syariah.

Herawati (2019) Sama – sama

2 Telaah Riset Perpajakan di Indonesia: menggunakan alat Tema Penelitian

Sebuah Studi Bibliografi. analisis leximancer nya

Steven Greenland, Muhammd Saleem,

Roopali Misra , Jon Mason (2022)


3 Sama – sama Tema
Sustainable management education and
menggunakan alat penelitiannya
an empirical five-pillar model of
analisis leximancer
sustainability.

11
Luís Filipe Rodrigues , Abílio Oliveira , Sama – sama

Helena Rodrigues (2019) menggunakan alat Tema


4
Main gamification concepts: A systematic analisis leximancer penelitiannya

mapping study.

Farizah Izazi(2020)

Hasil Responden Pengetahuan Masyarakat

Terhadap Cara Pengolahan Temulawak

(Curcuma Xanthorrhiza) dan Kencur Sama – sama Tema


5
(Kaemferia galanga) Sebagai Peningkatan menggunakan alat penelitiannya

Imunitas Selama COVID-19 dengan analisis leximancer

Menggunakan Kedekatan Konsep

Program Leximancer.

Sumber: Data diolah, 2022

2.2 Landasan Teori

.1.1 Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik, laporan

keuangan yang disusun harus dapat menyajikan laporan yang dapat memenuhi

kebutuhan berbagai pihak,baik intern maupun ekstern. Fenomena yang sekarang

muncul adalah adanya tuntutan transparansi yang mencerminkan akuntabilitas

publik oleh lembaga-lembaga publik, terutama pemerintah.

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan mengacu pada standar

Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

IAI. Saat ini, secara garis besar Standar Akuntansi Keuangan berisi 59 PSAk

12
beserta kerangka dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan yang

mendasarinya. Standar Akuntansi Keuangan yang diterapkan oleh IAI merupakan

hasil adaptasi dari International Accounting Standard.

Akuntansi sering disebut dengan “bahasa bisnis” karena akuntansi adalah

sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak yang

berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan.

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan

penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan

keputusan atau kebijakan. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan

akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan.

American institute of certified publik accounting (AICPA) dalam Harahap

sofyan safri, (2005) mendefinisikan akuntansi dengan pengertian sebagai berikut :

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengiktisaran dengan cara

tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian yang umumnya bersifat

keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya”.

Halim Abdul, (2002) memberikan definisi akuntansi yang diterjemahkan

sebagai : “ Akuntansi adalah suatu aktifitas jasa. Fungsinya adalah penyediaan

informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang satuansatuan

ekonomi yang dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam

menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif”.

Menurut Langenderfer dalam Mardiasmo, (2002) mendefinisikan

akuntansi dengan pengertian sebagai berikut : “Akuntansi merupakan suatu sistem

pengukuran dan sistem komunikasi untuk memberikan informasi ekonomi dan

13
sosial atas suatu entitas yang dapat didefinisikan sehingga memungkinkan

pemakai untuk membuat pertimbangan dan keputusan mengenai alokasi sumber

daya yang optimal dan tingkat pencapaian tujuan organisasi”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi

akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

ekonomi dengan cara mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi

transaksi yang bersifat keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Akuntansi

digunakan untuk mencatat, mengikhtisarkan dan melaporkan teransaksi-transaksi

ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Akuntansi pemerintah adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan

lembaga pemerintah dan lembega-lembaga yang tidak mencari laba. Walaupun

lembaga pemerintah senantiasa berukuran besar, namun sebagaimana perusahaan

yang tergolong sebagai lembaga mikro. Sehingga akuntansi pemerintah

sebagaimana akuntansi perusahaan, digolongkan pula sebagai akuntansi mikro.

Akuntansi pemerintahan didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan

analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di

lembagalembaga tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya,

pemerintah daerah, BUMN,BUMD,LSM dan yayasan sosial maupun pada

proyek-proyek kerja sama sektor publik dan swasta Bastian, (2005)

Laporan keuangan pemerintah ditujukan untuk memenuhi tujuan umum

pelaporan keuangan, namun tidak untuk memenuhi kebutuhan khusus

pemakainya. Penggunaan istilah “laporan keuangan” meliputi semua laporan dan

berbagai penjelasannya yang mengikuti laporan tersebut, Disamping penyusunan

14
laporan keuangan bertujuan umum, entitas pelaporan dimungkinkan untuk

menghasilkan laporan keuangan yang disusun untuk kebutuhan khusus. PSAK

mendorong peggunaan SAP dalam penyusunan laporan keuangan bertujuan

khusus apabila diperlukan.

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang

dapat memberi informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi

keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang

bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ini dapat

berasal dari dalam (internal) maupun luar (eksternal) perusahaan. Laporan

keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali. Disamping

sebagai sumber informasi bagi manajemen, pemilik perusahaan maupun pihak

lain yang berkepentingan, laporan keuangan yang disusun oleh manajemen juga

berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban (Accountability) pada akhir suatu

periode. Laporan keuangan dibuat pada waktu-waktu tertentu untuk

menggambarkan posisi keuangan pada tanggal tertentu dan laba rugi operasi

dalam suatu periode tertentu. Periode yang dimaksud dalam definisi tersebut dapat

untuk masa satu bulan, satu kwartal, satu semester, satu tahun atau untuk masa

jangka waktu yang lain.

Laporan keuangan merupakan laporan yang dirancang untuk menyediakan

informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh pihak yang

berkepentingan seperti pihak manajemen, investor, kreditor, pemerintah

masyarakat dan lainnya. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk

memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Disamping sebagai

15
informasi, laporan keuangan juga digunakan sebagai bahan prtanggungjawaban

uga dapat digunakan sebagai indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam

mencapai tujuan.

.1.2 Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Sabeni Arifin, (2001) sistem akuntansi suatu lembaga pemerintahan harus :

a. Menunjukkan bahwa semua ketentuan hukum dan perundang-

undangan telah dipenuhi.

b. Menentukan secara wajar dan dengan pengungkapan yang

selengkapnya atas posisi keuangan dan hasil operasi dana

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksud sebagai ketentuan

yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam penyusunan standar

akuntansi, oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam

melakukan kegitannya, serta oleh pengguna laporan keuangan dalam memahami

laporan keuangan yang disajikan. Berikut adalah prinsip yang digunakan dalam

akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah yaitu :

1. Basis Akuntansi

2. Nilai Historis (Historical Cost)

3. Realisasi (realization)

4. Substansi Mengungguli bentuk Formal (Substance Over Form)

5. Periodisitas (Periodicity)

6. Kosistensi (Consistency)

7. Pengungkapan Lengkap (Full Disclusure)

8. Penyajian Wajar (Fair Presentation)

16
Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah

adalah basis kas untuk pegungkapan pedapatan, belanja, dan pembiayaan dalam

laporan realisasi anggaran dan anggaran akrual untuk pengungkapan asset,

kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis kas dalam laporan realisasi anggaran

berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima direkening kas umum

daerah atau oleh entitas pelapor dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari

rekaning kas umum daerah atau entitas pelapor. Pendapatan dan belanja bukan

tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan jasa di sajikan

dalam laporan realisasi anggaran. Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset,

kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau

pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan

pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Nilai Historis (Historical Cost)

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau

sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut

pada saat diperoleh. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang

diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang

dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis akan lebih dapat

diandalkan daripada penilaian yang lain, karena lebih objektif dan dapat

diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar

ases atau kewajiban terkait.

17
Realisasi (realization)

Bagi pemerintah, pendapatan yang tersedia yang telah diotorisasikan

melalui anggaran pemerintah selama satu tahun fiskal akan digunakan untuk

membayar hutang dan belanja dalam periode tersebut.

Substansi Mengungguli bentuk Formal (Substance Over Form)

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta

peristiwa lain yang seharusnya disajikan sesuai dengan substansi dan realitas

ekonomi, ini bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau

peristiwa lain tidak konsisten atau berbeda dengan aspak formalitasnya, maka hal

tersebut harus diungkap dengan jelas dan dicatat atas laporan keuangan.

Periodisitas (Periodicity)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas perlu dibagi menjadi

periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber

daya yang dimiliki dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah

tahunan. Namun periode bulanan, triwulan, semesteran juga dianjurkan.

Kosistensi (Consistency)

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari

periode oleh suatu entitas pelapor (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak

berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode

akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat

bahwa periode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih

18
baik dibandingkan metode yang lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode

ini dalam catatan atas laporan keuangan.

Pengungkapan Lengkap (Full Disclusure)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat

ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau catatan atas

laporan keuangan.

Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran,

neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Faktor pertimbangan

sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan ketika menghadapai

ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakuai

dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan

pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan yang

sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam

kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu

tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, pengguna

pertimbangan sehat tidak memperkenalkan misalnya: pembentukan cadangan

tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah,

atau sengaja memcatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga

laporan keuangan menjadi tidak netral.

.1.3 Tujuan dari Penyajian Laporan Keuangan Daerah

19
Berdasarkan APB statement No. 4 (AICPA) tujuan umum laporan

keuangan adalah menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan

posisi keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip yang berlaku

umum.sedangkan tujuan khususnya adalah memberikan informasi tentang

kekayaan, kewajiban bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban,

serta informasi lainnya yang relevan.

Secara garis besar tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh

pemerintah daerah adalah :

a. Untuk memberikan informasi yang berguna dalam bantuan keputusan

ekonomi sosial, politik serta berbagai bukti pertanggungjawaban

(Accountability) dan pengolahan (Stewardship).

b. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi

kinerja managerial dan organisasi.

Secara khusus tujuan penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah

menurut Halim Abdul, (2004) adalah :

a. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumberdaya finansial jangka

pendek unit pemerintahan.

b. Meberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi

kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan

yang terjadi di dalamnya.

20
c. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang

telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan.

d. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta

untuk memprediksi pengaruh pemilikan dan pembelanjaan sumber

daya ekonami terhadap pencapaian tujuan operasi.

e. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasional :

1. Untuk menentukan biaya program, fungsi dan aktifitas sehingga

memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria

yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-

periode sebelumya, dan dengan unit pemerintah lain.

2. Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi,

program, aktifitas dan fungsi tertentu dalam unit pemerintahan.

3. Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktifitas, dan fungsi serta

efektifitas terhadap pencapaian tujuan dan target.

4. Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (Equity)

.1.4 Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan

Sistem Pencatatan

Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan

pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi. Yang dimaksud

dengan pengidentifikasian adalah pengidentifikasian transaksi ekonomi, agar

dapat membedakan mana transaksi yang bersifat ekonomi dan mana yang tidak.

21
Pada dasarnya transaksi ekonomi adalah aktifitas yang berhubungan

dengan uang. Pengukuran transaksi ekonomi yaitu dengan menggunakan satuan

uang. Oleh karena itu semua transaksi akuntansi harus dinyatakan dalam satuan

uang. Pencatatan transaksi ekonomi yaitu pengelolaan data transaksi ekonomi

tersebut melalui penambahan atau pengurangan oleh sumber daya yang ada.

Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang

merupakan hasil akhir proses akuntansi. Untuk mengatur hal tersebut pemerintah

juga membuat ketentuan dalam bentuk SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan).

Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan

dalam menyusun dan menyajiakan laporan keuangan pemeritah (SAP No. 24

Tahun 2005).

Ada beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu:

a. Single Entry.

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem

pencatatan tata buku tunggal atau tata buku saja. Dalam sistem ini,

pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu kali.

Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi

penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan

dicatat pada sisi pengeluaran.

b. Double Entry

Sistem pencatatan double entry juga sering disebut tata buku

berpasangan. Pencatatan dengan sistem ini ada sisi debet dan kredit.

Setiap pencatatan menjaga keseimbangan persamaan dasar akuntansi.

22
c. Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan

menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan

pencatatan pada buku anggaran. Oleh karena itu, sementara sistem

pencatatan double entry dijalankan, sub bagian pembukuan/bagian

keuangan pemerintah daerah juga mencatat transaksi tersebut pada

buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisi

anggaran (Abdul Halim, 2002 : 37)

Dasar Pengakuan

Pengakuan adalah proses untuk secara formal mencatat atau memasukkan

suatu pos dalam akun dan laporan keuangan entitas (Donald E. Kieso, 2002 : 3).

Dasar pengakuan adalah penentuan kapan suatu transaksi dicatat. Untuk

menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan berbagai sistem/basis/dasar

akuntansi.

Menurut Kepmendagri No.29 tahun 2002 Dasar Akuntansi terbagi

empat yaitu:

a. Basis Kas (Cash Basis)

Basis kas, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, menetapkan

pengakuan pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan apabila

transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas, apabila suatu

transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi

itu tidak dicatat.

b. Basis Akrual (Accrual Basis)

23
Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (dan

bukan hanya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar).

c. Basis Kas Modifikasian (Modified Cash Basis)

Basisi kas modifikasian mencatat transaksi dengan basis kas

selama tahun anggaran, dan melakukan penyesuaian pada akhir

tahun anggaran berdasarkaan basis akrual.

d. Basis Akrual Modifikasian (Modified Accrual Basis).

Basis akrual modifikasian mencatat transaksi dengan menggunakan

basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis

akrual untuk sebagian besar transaksi.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Selain menggunakan asumsi dasar, laporan keuangan memiliki

karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam

laporan keuangan berguna bagi pemakai, Karakteristik Kualitatif Laporan

Keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi

akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Berikut ini merupakan prasyarat

normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintahan dapat memenuhi

kualitas yang dikehendaki menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005

Tentang Standar Akuntansi Keuangan Pemerintah yaitu :

Relevan

Laporan keuangan bisa dikatan relevan apabila informasi yang termuat di

dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka

24
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan,

serta menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan

demikian laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud

pengunanya. Informasi yang relevan :

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

b. Memiliki manfaat prediktif (prediktive value)

c. Tepat waktu dan lengkap

Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta

dapat diferifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik :

a. Penyajian Jujur

b. Dapat Diferifikasi (verifiability)

c. Netralitas

Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya atau laporan entitas

pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan

eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas

menetapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan

secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan dengan

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah akan

25
menerapkan kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut

diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keungan dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna disesuaikan memiliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelapor,

serta adanya kemauan untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Kerangka Pemikiran

LITERATUR
RIVIEW

FAKTOR-FAKTOR
KEUANGAN
LAPORAN
PEMERINTAH
KEUANGAN
DAERAH
PEMERINTAH

LEXIMANCER

Alur Literatur Review

26
Literature review dimulai dengan materi hasil penulisan yang secara

sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan.

Kemudian membaca abstrak, setiap jurnal terlebih dahulu untuk memberikan

penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak

dipecahkan dalam suatu jurnal.

Setiap jurnal yang telah dipilih berdasarkan kriteria, dibuat sebuah

kesimpulan yang menggambarkan penjelasan self-directed learning dalam

Pendidikan keperawatan. Sebelum penulis membuat kesimpulan dari beberapa

hasil literatur, penulis akan mengidentifikasi dalam bentuk ringkasan secara

singkat berupa tabel yang beirisi nama penulis, tahun penulisan, rancangan studi,

sampel, instrumen (alat ukur), dan hasil penelitian. Setelah hasil penulisan dari

beberapa literatur sudah dikumpulkan, penulis akan menganalisa penerapan self-

directed learning dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa keperawatan dalam

bentuk pembahasan.

27
BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini mengunakan metode penelitian studi literature riview

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian bertujuan untuk mengkaji informasi yang

sudah ada untuk diuji kembali mengunakan leximancer agar dapat mengetahui

hubungan antara variabel yang berhubungan dengan laporan keuangan di

Indonesia. Menurut Mistika (2008:22) menyatakan bahwa kegiatan membaca dan

mencatan penelitian kepustakaan merupakan suatu seni. Menurut Jacques Barzun

(1970:23) dalam Mistika (2008) mengibaratkannya dengan menambah dan

membuang bagian tertentu sampai bungkahan tanah liat itu mirip dengan “image”

yang ada dalam mata kepalanya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan literature review, pendekatan

Literatre review adalah metode literature review yang mengidentifikasi, menilai,

dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan pada suatu topik penelitian, untuk

menjawab pertanyaan penelitian (research question) yang telah metode penelitian

yang menggumpulkan hasil penelitian terdahulu untuk mengemukakan hasil data

yang lebih inklusif. ditetapkan sebelumnya (Wahono, 2013)

3.1.1. Studi Literatur

Studi literature merupakan Penelitian kepustakaan dan studi pustaka/riset

pustaka meski bisa dikatakan mirip akan tetapi berbeda. Studi pustaka adalah

28
istilah lain dari kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori,

telaah putsaka (literature review), dan tinjauan teoritis. Yang dimaksud penelitian

kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya

tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum

dipublikasikan Embun, (2012)

Meskipun merupakan sebuah penelitian, penelitian dengan studi literatur

tidak harus turun ke lapangan dan bertemu dengan responden. Data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen.

Menurut Mistika (2008) pada riset pustaka (library research), penelusuran

pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian

(research design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan sumber-sumber

perpustakaan untuk memperoleh data penelitian. Selain data, beberapa hal yang

harus ada dalam sebuah penelitian supaya dapat dikatakan ilmiah, juga

memerlukan hal lain seperti rumusan masalah, landasan teori, analisis data, dan

pengambilan kesimpulan. penelitian dengan studi literatur adalah penelitian yang

persiapannya sama dengan penelitian lainnya akan tetapi sumber dan metode

pengumpulan data dengan mengambil data di pustaka, membaca, mencatat, dan

mengolah bahan penelitian.

Meskipun terlihat mudah, studi literatur membutuhkan ketekunan yang

tinggi agar data dan analisis data serta kesimpulan yang dihasilkan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan. Untuk itu dibutuhkan persiapan dan pelaksanaan yang

optimal. Penelitian studi literatur membutuhkan analisis yang matang dan

mendalam agar mendapatkan hasil. Dengan demikian penelitian dengan studi

29
literatur juga sebuah penelitian dan dapat dikategorikan sebagai sebuah karya

ilmiah karena pengumpulan data dilakukan dengan sebuah strategi dalam bentuk

metodologi penelitian. Variabel pada penelitian studi literatur bersifat tidak baku.

Data yang diperoleh dianalisis secara mendalam oleh penulis. Data-data yang

diperoleh dituangkan ke dalam sub bab-sub bab sehingga menjawab rumusan

masalah penelitian.

3.2 Metode Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode study literatur (Lybrary Study

Method) dengan menggunakan referensi resmi seperti jurnal ilmiah, disertasi,

tesis, teks book atau referensi yang resmi lainnya yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah (La Ode dan Siti, 2014).

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yang disajikan secara

deskriptif atau berbentuk uraian. Data kualitatif dapat dijelaskan dengan proses

pemetaan mengunakan program leximancer dalam membuat peta hubungan antara

variabel (Ihsan et al, 2020)

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan

menjadi:

1. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-

dokumen, maupun literatur-literatur lain yang berkaitan dengan topik

penelitian ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

30
Pengumpulan data/literature dilakukan menggunakan database elektronik.

Dimana pengumpulan data ini dilakukan dengan cara, penelitimengumpulkan

sebanyak 30 artikel melalui aplikasi google scholar dengan kata kunci “Laporan

keuangan pemerintah daerah” jurnal yang terindex nasional, setelah jurnal

dikumpulkan sebanyak 30 jurnal yang diambil dari 3 tahun terakhir, jurnal

tersebut terhitung dari tahun 2020-2022. Setelah semua hasil data penelitian yang

sudah diperoleh dan terkumpul, kemudian di olah mengunakan leximancer.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan di dalam peneitian ini menggunakan alat

analisis Leximancer, Dari penggunaan Leximancer ini peneliti ingin menggali

permasalahan apa saja, atau tujuan apa saja yang sudah dicapai didalam

pengelolaan keuangan pemerintah daerah selama ini, seperti pada penelitian yang

dilakukan oleh Kartiningrum (2015) yang dimana memulai dengan materi hasil

penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, relevan,

dan cukup relevan. Cara lain dapat juga, misalnya dengan melihat tahun penelitian

diawali dari yang paling mutakhir, dan berangsung – angsur mundur ke tahun

yang lebih lama. Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk

memberikan penilaian apakah permasalahan yang dibahas. Hal ini juga diperkuat

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmadi (2015) Dimana Peneltian ini

Mencatat bagian – bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian,

Untuk menjaga tidak terjebak dalam unsur plagiat, para peneliti hendaknya juga

mencatat sumber – sumber informasi dan mencantumkan daftar pustaka. Jika

memang informasi berasal dari ide atau hasil penelitian orang lain. Membuat

31
catatan, kutipan, atau informasi yang disusun secara sistematis sehingga penelitian

dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu - waktu diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. (2005) Akuntansi Sektor Publik. jakarta: Erlangga.

Embun (2012) Penelitian Kepustakaan. Banjir Embun.

Greenland, S. et al. (2022) ‘Sustainable management education and an empirical


five-pillar model of sustainability’, The International Journal of
Management Education, 20(3), p. 100658. doi:10.1016/j.ijme.2022.100658.

Halim Abdul (2002) Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.


jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Halim Abdul (2004) Akuntansi Keuangan Daerah. jakarta: Salemba Empat.

Harahap sofyan safri (2005) Teori Akuntansi. jakarta: PT.Raja Grafindo persada.

Herawati, N. and Bandi, B. (2019) ‘Telaah Riset Perpajakan di Indonesia: Sebuah

Studi Bibliografi’, Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis, 6(1), pp. 103–120.
doi:10.24815/jdab.v6i1.13012.

Ihsan et al (2020) Peluang Riset Strategi Bumdes Sebagai Dasar Pengembangan


Perekonomian Masyarakat. palu: STIE Panca Bhakti.

Izazi, F. and Kusuma P, A. (2020) ‘Hasil Responden Pengetahuan Masyarakat


Terhadap Cara Pengolahan Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) dan
Kencur (Kaemferia galanga) Sebagai Peningkatan Imunitas Selama
COVID-19 dengan Menggunakan Kedekatan Konsep Program
Leximancer’, Journal of Pharmacy and Science, 5(2), pp. 93–97.
doi:10.53342/pharmasci.v5i2.192.

Kepmendagri No.29 tahun 2002 Dasar Akuntansi

32
Mardiasmo (2002) Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

Mistika (2008). penelusuran pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan
kerangka penelitian (research design).

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Pengelolaan Dan


Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Sistem Keuangan Pemerintah.

Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2006 Sebagai Kelanjutan Pemerintah Untuk


Memperbaiki Sistem Keuangan Pemerintah Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 24. Tahun 2005 Standar Akuntansi Pemerintahan.

Rodrigues, L.F., Oliveira, A. and Rodrigues, H. (2019) ‘Main gamification


concepts: A systematic mapping study’, Heliyon, 5(7).
doi:10.1016/j.heliyon.2019.e01993.

Sabeni Arifin (2001) Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan. Yogyakarta: Empat


BPFE.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 Pertimbangan Keuangan Pemerintah.

Yuliana, R. et al. (2021) Aplikasi Analisis Konten dengan Sotfware Leximancer


dalam Studi Bibliografi Pajak dan Syariah, Simposium Nasional Perpajakan.
Available at: www.scholar.google.com.

33

Anda mungkin juga menyukai