PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah. Hal ini terbukti dari masih banyaknya pengecualian kewajaran atas nilai
aset tetap pemerintah daerah dalam opini BPK-RI atas laporan keuangan
pemerintah daerah. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah daerah
mengalami kesulitan dalam pengelolaan aset tetap sehingga laporan hasil
pemeriksaan (LHP) dari BPK menemukan adanya kelemahan dalam pengelolaan
asset tetap. Belum diperolehnya opini WTP dari BPK menunjukkan bahwa
pelaporan keuangan Pemerintah daerah masih belum sepenuhnya dapat diyakini
kewajarannya oleh BPK yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk
didalamnya 1) Adanya kelemahan sistem pengendalian intern; 2) Belum
tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib; 3) Tidak sesuainya
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku.
Permasalahan umum yang terjadi dalam pengelolaan barang milik daerah
adalah ketidak tertiban didalam pelaksanaan inventarisasi atau pengelolaan data.
Hal ini mengakibatkan barang yang dikelola cenderung tidak teradministrasi
secara optimal seperti tidak lengkapnya dokumen kepemilikan yang akan
mengakibatkan hilangnya aset dari pemerintah daerah. Berikut opini yang
diberikan BPK terhadap hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(LKPD) Kota Solok :
Tabel 1. Opini BPK Terhadap LKPD Kota Solok
LKPD Tahun Opini
2012 WTP (paragraf penjelas terkait asset)
2013 WDP
2014 WDP
2015 WDP
Sumber: diolah
LKPD Kota Solok tahun 2012 mendapatkan opini WTP dengan paragraf penjelas
terkait pengelolaan BMD. Akan tetapi opini terhadap LKPD tahun 2013, 2014 dan
2015 turun menjadi WDP. Salah satu penyebab turunnya opini terhadap LKPD
Kota Solok ini adalah temuan yang terkait pengelolaan barang milik daerah.
Kondisi pengelolaan aset tetap Pemerintah Kota Solok yang dilakukan oleh
Pengelola BMD, Pembantu Pengelola BMD, Pengguna BMD, Kuasa Pengguna
BMD, Pengurus Barang belum tertata sesuai dengan aturan yang ada sehingga
3
perlu penanganan dan penataan yang serius dan sungguh-sungguh oleh pemangku
kepentingan.
Menurut Prahara (2014) dalam penelitiannya Pengaruh Pengelolaan
Barang Milik Daerah dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kota Bandung menemukan bahwa Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang memperoleh Opini WDP pada
umumnya telah disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam semua hal yang
material kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan akun yang
dikecualikan. Dalam penelitiannya Prahara (2014) menyimpulkan bahwa
pengelolaan barang milik daerah dan sistem pengendalian intern secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas akuntabilitas keuangan
Pemerintah Kabupaten Bandung. Hal ini sejalan dengan yang disimpulkan oleh
Detisa (2008) bahwa 41,3% kualitas laporan keuangan ditentukan oleh
pengelolaan BMD.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menyebutkan bahwa Sistem
Pengendalian Intern merupakan suatu proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
asset dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan
secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
SPIP diselenggarakan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif,
melaporkan pengelolaan keuangan Negara secara andal, mengamankan asset
negara, dan mendorong ditaatinya peraturan perundang-undangan.
Dapat dikatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal sangat erat kaitannya
dengan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah yang termasuk
didalamnya barang milik daerah atau asset tetap, yang dapat dilihat melalui opini
BPK yang didapatkan. Hamidah (2014) dalam tulisannya menyebutkan bahwa
pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah pengelolaan barang milik
4
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan