Anda di halaman 1dari 9

Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI


TANGGUNG JAWAB KEUANGAN DESA
PENGELOLAAN
Atmadja A T, Universitas Pendidikan Ganesha
Saputra K A K, Universitas Warmadewa
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa. Diantara faktor tersebut adalah kompetensi sumber daya manusia, pendampingan dan
pengawasan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan kuesioner. Jumlah sampel
yang digunakan adalah 60 desa di Buleleng. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda
atau OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi sumber daya
manusia, pendampingan dan pengawasan berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Kata Kunci : Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pendampingan, Pengawasan, Akuntabilitas.

PERKENALAN

Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang
disampaikan dalam Majalah Akuntan Indonesia terbitan Januari-Februari 2015, disebutkan bahwa sumber
daya manusia perangkat desa di Indonesia belum memadai untuk melakukan pengelolaan dan pelaporan
yang baik. . Padahal berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dana desa yang
bersumber dari APBN mencapai 10% dari dana transfer daerah atau sekitar Rp68-70 miliar. Perangkat desa
sebagai kuasa pengguna anggaran akan diaudit oleh BPK. Pada penyaluran dana anggaran ke lembaga
desa sebelumnya masih banyak ditemukan penyimpangan yang dapat menimbulkan akibat hukum.

Irianto (2008) berpendapat bahwa akuntabilitas pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci
dalam menjawab klaim terhadap kinerja pemerintah. Dapat diartikan bahwa pertanggungjawaban tetap harus
diberikan dan diwujudkan, siapapun penerima dananya, karena berdasarkan amanat Undang-undang No. 6
Tahun 2014 dana tersebut ditujukan untuk mengurus kepentingan masyarakat desa, terutama untuk
menggerakkan masyarakatnya. ekonomi. Besarnya dana tersebut memungkinkan desa mengembangkan
berbagai program yang tentunya diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat
desa.
Lahirnya undang-undang ini menuntut optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa yang baik,
dimana akuntabilitas merupakan salah satu konstituennya. Sistem yang baik dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban penggunaan dana sangat diperlukan untuk mewujudkan dan
membuktikan bahwa dana tersebut digunakan dengan baik (Padmani, 2014). Pengelolaan keuangan desa
merupakan upaya untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan desa,
pembangunan masyarakat desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Pengelolaan keuangan merupakan
suatu siklus yang terdiri dari perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, pembinaan dan pengawasan, pelaporan serta pemantauan dan evaluasi (Yabbar & Hamzah, 2015).

1 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

Paparan di atas memunculkan berbagai dimensi yang diduga akan mempengaruhi


akuntabilitas pengelolaan keuangan desa yaitu sumber daya manusia yang harus kompeten dalam
pengelolaan dan pelaporan, perlunya pendampingan masyarakat desa khususnya dalam pengelolaan
keuangan desa dan perlunya pengawasan yang dalam konteks ini adalah pembinaan dan
pengawasan, khususnya dalam pengelolaan keuangan desa.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka isu utama yang menjadi perhatian kajian ini
adalah: Apakah kompetensi SDM, pendamping desa dan pengawasan berpengaruh terhadap
pengelolaan keuangan desa.

TINJAUAN TEORITIS

Akuntansi Pemerintah Daerah

Akuntansi pemerintahan (termasuk akuntansi untuk lembaga nirlaba) adalah bidang akuntansi
yang berkaitan dengan lembaga pemerintah dan lembaga lain yang tidak mencari keuntungan
(Baswir, 1995). Akuntansi pemerintahan pada hakekatnya merupakan bagian dari mikro akuntansi
yang berfungsi mencatat dan melaporkan realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara. Implikasi
dari munculnya undang-undang desa adalah setiap desa diharapkan mampu mengelola keuangannya
sendiri secara profesional. Oleh karena itu, dalam hal akuntansi pemerintahan akan ada pemisahan
dalam hal standar yang digunakan dalam pelaporan keuangan. Selama ini ada akuntansi pemerintah
pusat, ada akuntansi pemerintah daerah dan sekarang ada akuntansi pemerintahan desa.

Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi menjadi karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan


efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya (Spencer & Spencer, 1993). Penentuan ambang
kompetensi yang dibutuhkan tentunya akan menjadi dasar bagi proses seleksi, suksesi, perencanaan,
evaluasi kinerja dan pengembangan sumber daya manusia. Joko (2005) menyatakan bahwa kinerja
individu dapat optimal jika individu tersebut memiliki kompetensi yang handal dibidangnya. Keandalan
kompetensi sumber daya manusia dapat terbentuk, dimana pembentukannya sangat dipengaruhi
oleh kemampuan organisasi dalam mengelola sumber daya manusia ke dalam beberapa spesifikasi
kompetensi individu, antara lain: (1) kompetensi pencapaian tujuan, (2) kompetensi pemecahan
masalah , (3) kompetensi interaksi dengan orang lain dan (4) kompetensi kerjasama tim.

Bantuan Desa

Ruang lingkup pendampingan desa antara lain (Yabbar & Hamzah, 2015) melakukan
pendampingan desa secara bertahap untuk memberdayakan dan memperkuat desa; 2) bantuan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa berdasarkan kondisi geografis wilayah, nilai anggaran
desa dan cakupan kegiatan yang dibantu dan 3) pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dan pemerintah desa yang melakukan upaya memberdayakan masyarakat
pedesaan melalui pendampingan yang berkelanjutan termasuk penyediaan sumber daya manusia
dan manajemen.

2 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

Pemantauan (Bimbingan dan Pengawasan)

Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan suatu proses kegiatan yang


bertujuan agar pemerintahan desa dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Pembinaan adalah pemberian pedoman baku pelaksanaan, perencanaan, penelitian, konsultasi,
pengembangan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, pengawasan, pemantauan, pengawasan
umum dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa (Yabbar & Hamzah, 2015).

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa

Akuntabilitas keuangan memiliki fokus yang akurat dan tepat pada waktu pelaporan tentang
penggunaan dana publik. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan
untuk tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Koppell (2005) mengusulkan lima elemen
akuntabilitas, menjelaskan dalam kondisi apa masing-masing dimensi dan apa itu organisasi yang
akuntabel. Kelima dimensi tersebut adalah transparansi, kewajiban, kontrol, tanggung jawab dan daya
tanggap.

KERANGKA TEORITIS

Kerangka Penelitian Konseptual

Gambar 1 merupakan model konsepsi dan hipotesis penelitian yang memberikan gambaran
tentang kemunculan topik dalam penelitian. Kajian dilakukan di desa-desa di Buleleng yang sudah
mendapatkan Dana Desa.

Kompetensi SDM

Akuntabilitas
Pendampingan
pengelolaan
keuangan desa
Pemantauan

Gambar 1
KERANGKA KONSEPTUAL

Formulasi Hipotesis

Kompetensi sumber daya manusia menjadi salah satu hal penting dalam mensukseskan
implementasi UU Desa. Oleh karena itu, hingga saat ini masih menjadi program prioritas pemerintah pusat
untuk menginstruksikan setiap desa memiliki tenaga ahli dalam pengelolaan keuangan desa. Dengan
memiliki sumber daya manusia yang terampil di desa yang mampu menerapkan semua undang-undang
dan peraturan lainnya tentang Dana Desa, akuntabilitas pengelolaan keuangan desa akan tercapai. Namun
dalam pengelolaan keuangan desa terlihat bahwa kebutuhan akan pengawasan dan pembinaan sangat
terkait dengan kondisi aparatur desa yang masih minim dalam hal pengelolaan keuangan secara
profesional. Pengawasan dan pembinaan sebagai bentuk pemantauan semua pihak yang terlibat dalam
penyaluran dana desa seperti Pemerintah, Pemerintah provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, kabupaten
dan pihak lainnya, dapat bekerja sama sehingga

3 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

tidak membebani tugas kepala desa dan perangkatnya. Berdasarkan ilustrasi tersebut, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

H2: Pendampingan berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

H3: Pengawasan berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian tentang faktor
determinan yang mempengaruhi akuntabilitas pengelolaan keuangan desa merupakan penelitian survei karena
pengambilan sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai data utama.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari
responden (subjek penelitian) dalam kuesioner penelitian. Data primer yang dikumpulkan meliputi
kompetensi sumber daya manusia, pendampingan desa, pengawasan (pemantauan) desa dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah desa penerima Dana Desa di Buleleng yang terdiri dari 148
desa se-Kabupaten. Responden penelitian adalah kepala desa. Untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Keterangan:
n=jumlah sampel
N=jumlah populasi
e=10%=0,10

Definisi Operasional Variabel

Kompetensi sumber daya manusia dapat diartikan sebagai kemampuan individu sebagai
dasar peningkatan kinerja organisasi. Lima karakteristik kompetensi Spencer & Spencer (1993)
digunakan untuk mengukur kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan keuangan desa,
yaitu motif, sifat, konsep diri, pengetahuan dan keterampilan.
Pendampingan desa merupakan salah satu program pemerintah dalam hal yang berkaitan
dengan pembinaan dan pengawasan desa. Untuk mengukur variabel pendampingan dalam penelitian
ini digunakan konsep ruang lingkup pendampingan desa oleh Yabbar & Hamzah (2015). Yaitu: 1)
melakukan pendampingan desa secara bertahap untuk memberdayakan dan memperkuat desa; 2)
bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa berdasarkan kondisi geografis wilayah, nilai
anggaran desa dan cakupan kegiatan yang dibantu dan 3) pemerintah, pemerintah provinsi,

4 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa yang melakukan upaya pemberdayaan masyarakat
desa melalui pendampingan yang berkesinambungan termasuk penyediaan sumber daya manusia
dan manajemen.
Monitoring dalam penelitian ini diartikan sebagai pembinaan dan pengawasan dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa khususnya pengelolaan keuangan. Pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan desa merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan agar pemerintahan desa dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang telah ditetapkan. Pembinaan adalah pemberian
pedoman baku pelaksanaan, perencanaan, penelitian, konsultasi, pengembangan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan, konsultasi, pengawasan, pemantauan, pengawasan umum dan evaluasi
penyelenggaraan pemerintahan desa (Yabbar & Hamzah, 2015). Berdasarkan konsep tersebut,
variabel monitoring ini diukur menjadi pernyataan dalam kuesioner.
Akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
konsep Koppell (2005) yang mengajukan lima elemen akuntabilitas, menjelaskan dalam kondisi apa
masing-masing dimensi dan apa itu organisasi yang akuntabel. Kelima dimensi tersebut adalah
transparansi, kewajiban, kontrol, tanggung jawab dan daya tanggap.

Teknik Uji Instrumen

Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi probabilitasnya lebih kecil dari 0,05.
Sedangkan uji reliabilitas uji statistik dilakukan dengan cronbach alpha (ÿ). Suatu variabel dikatakan
reliabel jika memenuhi ÿ ÿ 0,60 (Uyanto, 2009).

Uji Asumsi Klasik

Sehubungan dengan penggunaan metode regresi linier berganda untuk menghindari asumsi
model klasik maka akan dilakukan pengujian. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen atau tidak. Uji heterokedastisitas
membuktikan model regresi homoskedastisitas yang baik yaitu residual memiliki varian yang sama
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
variabel dependen atau independen dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak.

Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data digunakan regresi linier berganda dengan model OLS menggunakan
program SPSS for Windows rilis 23.0. Metode ini merupakan salah satu cara menghitung koefisien
regresi statistik yang tidak bias, efisien dan konsisten. Metode ini dapat dirumuskan dalam rumus
regresi linier berganda sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e.................................. ............(2)
Informasi:
Y : Akuntabilitas pengelolaan keuangan desa a :
Konstanta
X1: Kompetensi sumber daya manusia
X2: Bantuan
X3 : Pemantauan
e : Faktor kesalahan interferer

5 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

Untuk menguji koefisien regresi parsial antara variabel bebas dan variabel terikat dengan
taraf signifikansi 5% (ÿ=0,05) digunakan uji t dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

b0=0 artinya variabel independen tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap
H0 : variabel dependen.

H1: b1 ÿ 0 artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap dependen
variabel.

HASIL DAN DISKUSI

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
item-total variabel lebih besar dari 0,3 dan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan nilai cronbach alpha untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian lebih
besar dari 0,70.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
menunjukkan hasil Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,179 lebih tinggi dari 0,05 sehingga dikatakan
data berdistribusi normal. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan semua variabel
independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan
bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF<10. Dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Sementara itu, hasil uji
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa tidak semua variabel signifikan pada 0,01. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil studi regresi menunjukkan bahwa model summary menunjukkan besarnya adjusted
R2 sebesar 0,927. Artinya 92,7% variasi variabel akuntabilitas pengelolaan keuangan desa
dapat dijelaskan oleh variasi dari tiga variabel independen yaitu sumber daya manusia (SDM),
pendampingan dan pengawasan sedangkan sisanya (100%-92,7%=7,3%) dijelaskan oleh sebab
lain. di luar model.

Tabel 1
KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb
Model RR Square Adjusted R Square Std. Kesalahan Perkiraan Durbin-Watson 0,940 0,939 0,927
1 a. Predictors:
A
(Constant), 7615.413 1.133
Monitoring, Pendampingan, SDM b. Variabel Dependen:
Akuntabilitas

Berdasarkan tabel uji ANOVA atau uji F diperoleh F hitung sebesar 2,887 dengan
probabilitas 0,000. Karena probabilitasnya jauh lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa koefisien regresi sumber daya manusia (SDM), pendampingan dan pengawasan tidak
sama dengan nol atau keempat variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Artinya koefisien determinasi R2 tidak sama dengan
nol atau dapat diartikan signifikan (Tabel 1).

6 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

Meja 2
UJI SIGNIFIKANSI SIMULTAN (UJI STATISTIK F)

ANOVAb
Model Jumlah Kuadrat Df Rata-rata Kuadrat F Sig. 1.474 0.491 2.887
A
1 Regresi .000 6.126 0.170 7.600 a. Predictors: (Constant),
Sisa Monitoring, Pendampingan,
3 SDM
Total b. 36 39

Variabel Dependen: Akuntabilitas

Dari hasil uji regresi juga diperoleh hasil signifikansi dengan uji T (Tabel 2) yang menyatakan
bahwa dari ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam model yaitu variabel sumber daya
manusia (SDM), pendampingan dan pengawasan memiliki pengaruh yang signifikan. memengaruhi. Hal
ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi ketiga variabel tersebut. SDM memiliki nilai signifikansi
0,000, pendampingan 0,001 dan pemantauan 0,003. Dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa dipengaruhi oleh kompetensi sumber daya manusia (SDM), pendampingan dan
pengawasan dengan persamaan sebagai berikut:
Akuntabilitas=-17.095+0.277 SDM+0.217 Pendampingan-0.036 Pengawasan

Tabel 3
UJI SIGNIFIKANSI PARAMETER INDIVIDUAL (UJI STATISTIK T)

Koefisiensa
Model Koefisien yang Tidak Dibakukan Koefisien yang Dibakukan
B St. Beta T

1 - Mengatakan.
(Konstan) -17.095 SDM 0.277
Pendampingan 0.217 0,421 -2.982 0.005
Pemantauan -0.036 a. Variabel 0,133 29.762 0.000
Dependen: Akuntabilitas -0,073
Kesalahan 5,732 0,100 0,081 0,074 4.214 0.001 -4.484 0.003

Hasil uji hipotesis menyatakan bahwa hipotesis 1 (satu) diterima yaitu kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh signifikan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa (Tabel 3).
Artinya, pengelolaan keuangan desa mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 12
Tahun 2006 tentang Keuangan Desa dan Perencanaan Pembangunan Desa membutuhkan sumber
daya manusia yang kompeten. Misalnya dalam penyusunan dan pelaporan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (selanjutnya disebut APBDes), diperlukan kemampuan sumber daya manusia yang
mampu mengelola anggaran dan program pembangunan serta membantu dalam merancang
pembangunan desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa. Sumber daya manusia tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
masyarakat desa melalui program pengembangan masyarakat yang berbasis efisiensi, efektifitas dan
ekonomis. Selain itu, sumber daya manusia yang kompeten pada dasarnya diperlukan sejak penyusunan
APBDes berdasarkan transparansi, akuntabilitas dan partisipasi, pengelolaan keuangan, akuntansi dan
pelaporan hingga realisasi anggaran (Sujarweni, 2015).
Hipotesis 2 diterima yang menyatakan bahwa bantuan berpengaruh positif signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Yabbar & Hamzah (2015) menyatakan bahwa

7 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

pendampingan kepada masyarakat desa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
Pendampingan desa adalah kegiatan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat melalui
pendampingan, pengorganisasian, pengarahan dan fasilitasi desa. Pendampingan ini dapat dilakukan
oleh fasilitator desa setempat, pendamping desa yang bertugas di kabupaten, pendamping teknis,
tenaga ahli dan pihak ketiga. Asisten ini terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi program kerja. Oleh karena itu, sangat dituntut untuk melakukan pendampingan di desa
karena sangat vital. Dalam hal pendampingan desa, pendamping harus memiliki sertifikasi kompetensi
yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi kepenasehatan dan kualifikasi di bidang ekonomi,
sosial, budaya dan/atau teknik. Namun, hal tersebut dapat dipisahkan dari peran KPMD (Kader
Pemberdayaan Masyarakat Desa) yang berasal dari unsur-unsur yang dipilih oleh masyarakat desa
untuk tumbuh dan berkembang serta menggerakkan prakarsa, partisipasi, gotong royong dan swadaya.
Hipotesis 3 juga diterima yang menyatakan bahwa pengawasan berpengaruh signifikan positif
terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Hasil uji hipotesis ini berarti bahwa untuk mencapai
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa perlu dilakukan pemantauan. Dalam pengelolaan
keuangan desa perlu dilakukan pembinaan tentang standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian,
pengembangan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, pengawasan, pemantauan,
pemantauan umum dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa. Yabbar & Hamzah (2015)
menyatakan bahwa pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa adalah suatu proses kegiatan
yang bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan desa berjalan sesuai dengan rencana dan kondisi
yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut dapat diartikan bahwa pemantauan/pengawasan memiliki
peran penting untuk mewujudkan pengelolaan keuangan desa yang transparan dan akuntabel.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ketiga hipotesis berpengaruh positif signifikan artinya
kompetensi sumber daya manusia, pendampingan dan pengawasan berpengaruh terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Artinya, kompetensi sumber daya manusia, pendampingan
dan pengawasan memiliki peran penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa baik dalam hal
administrasi, pemrograman, perencanaan pembangunan maupun perumusan anggaran. Dibutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten sejak penyusunan APBDes yang berbasis transparansi,
akuntabel dan partisipatif. Dalam hal pendampingan, pendamping terlibat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program kerja. Selain itu, pengawasan harus dilakukan oleh
berbagai lapisan pemerintahan dengan tugas membina dan mengawasi segala bentuk kegiatan atau
program pemerintahan desa. Artinya, pengawasan berperan penting dalam mewujudkan pengelolaan
keuangan desa yang transparan dan akuntabel.
Kajian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pemangku kepentingan seperti
kepala desa, pemerintah daerah atau masyarakat desa dalam arti luas sebagai acuan dalam
pengelolaan keuangan desa yang akuntabel. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang melekat karena
penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, kemungkinan besar akan
terjadi perbedaan persepsi antara peneliti dan responden karena responden dan peneliti dapat
mengklarifikasi pertanyaan atau pernyataan. Oleh karena itu, penelitian tentunya menjadi lebih
representatif apabila menggunakan kuesioner maupun wawancara sehingga persepsi responden
terhadap pertanyaan atau pernyataan tersebut dapat diketahui secara mendalam.

8 1939-6104-17-1-158
Machine Translated by Google

Jurnal Akademi Manajemen Strategis Volume 17, Edisi 1, 2018

REFERENSI

Baswir Revrisond (1995). Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Penerbit: BPFE, Yogyakarta.


Irianto Bahtiar (2015). Akuntabilitas Kinerja Manajemen Instansi Pemerintah. E-library Universitas Pendidikan
Indonesia.
Joko, N.H. (2005). Urgensi pengembangan SDM berbasis kompetensi. Jurnal Administrasi dan Bisnis, 1(2), 51-58.
Koppell Jonathan, GS (2005). Patologi akuntabilitas: ICANN dan tantangan “Banyak
gangguan akuntabilitas”. Tinjauan Administrasi Publik, 65(1), 94-108.
Padmani Tera (2014). Akuntabilitas pengelolaan dana pada desa adat dan desa dinas (Studi komparatif pada desa dinas dan
desa adat pedawa). Undergraduate thesis of accountant department, Universitas pendidikan ganesha.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Pengelolaan Keuangan Desa (2014). 113.
Peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi republik
Indonesia tentang pendampingan desa (2015). 3.
Peraturan menteri keuangan republik Indonesia tentang alokasi transfer ke daerah
dan dana desa (2014). 250.
Spencer, ML & Spencer, MS (1993). Kompetensi pada model kerja untuk kinerja yang unggul. John Willy & Putra:
New York, AS.
Sujarweni Wiratna, V. (2015). Akuntansi desa: Panduan tata kelola keuangan desa. Publisher: Pustaka Baru Press,
Untuk menginstal Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia tentang Desa (2014). 6.


Uyanto Stanislaus, S. (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Yabbar Rahmah dan Ardi Hamzah (2015). Tata kelola pemerintahan desa: Dari peraturan di desa hingga pengelolaan badan
usaha milik desa, Dari perencanaan pembangunan desa hingga pengelolaan keuangan desa. Publisher: Pustaka,
Surabaya.

9 1939-6104-17-1-158

Anda mungkin juga menyukai