Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM

PEGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN


KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA DIMEDIASI PENGARUH
AKUNTABILITAS PADA KECAMATAN TANJUNG DAN KECAMATAN
MURUNG PUDAK KABUPATEN TABALONG
Ema Endra Sari
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail: sariema_23@gmail. com

ABSTRACT
The purpose of study was to determine the effect of human resource competence, internal control system
on the quality of village government financial reports mediated by the influence of accountability in Tanjung
and Murung Pudak sub-districts.
This type of research is research. Type of research is quantitative causality research. Causality approach
is examine the cause-and-effect relationship between two or more variables. Causal research explains the
effect of changes in value of a variable on the variation of value of another variable. The data analysis
technique used is PLS (Partial Least Square) with the help of SmartPLS Ver 3 For Windows.
The results show that Human Resource Competence has an effect on Quality of Village Government
Financial Reports. On Accountability. Internal control systems affect accountability Regency. The Influence of
Human Resource Competence on Accountability in Tanjung and Murung Pudak Districts, Quality of
Government Financial Reports Village Handling Mediates Effect Internal Control System on Accountability in
Tanjung Subdistrict and Murung Pudak District.

Keywords: Human Resources Competence, Internal Control System, Quality of Financial Reports, Accountability

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem
Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa Dimediasi Pengaruh Akuntabilitas pada
Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak.
Jenis Penelitian adalah penelitian kausalitas kuantitatif. Pendekatan kausalitas yaitu meneliti hubungan sebab-
akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian kausal menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai dalam suatu variabel
terhadap variasi nilai variabel lain. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan PLS dengan bantuan
SmartPLS Ver 3 For Windows.
Hasil penelitian menunjukan Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintahan Desa, Sistem Pengendalian Internal berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintahan Desa, Kompetensi SDM berpengaruh Terhadap Akuntabilitas, Sistem pengendalian Internal berpengaruh
terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak, Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintahan Desa berpengaruh terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak, Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintahan Desa Memediasi Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan
Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak, Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa Memediasi Pengaruh Sistem
pengendalian Internal terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak.

Kata kunci: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem pengendalian Internal, Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintahan Desa, Akuntabilitas

LATAR BELAKANG melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju


Masyarakat adalah pelaku utama dalam tercapainya tujuan pembangunan nasional. Hal ini harus
menjalankan kegiatan perokonomian dan pemerintah dilakukan sampai pada unit terkecil dalam pemerintahan
berkewajiban mengarahkan, membimbing, melindungi yakni pada unit desa yang dapat di lakukan oleh bumdes.
serta menumbuhkan suasana yang menunjang. Kegiatan Desa merupakan unit terkecil dari Negara yang
masyarakat dan kegiatan pemerintah harus berjalan secara terdekat dengan masyarakat dan secara riil langsung
harmonis, saling menunjang, saling mengisi, dan saling menyentuh kebutuhan masyarakat untuk disejahterakan.
Menurut Undang-Undang Desa (UU Nomor 6 Tahun dijadikan sebagai contoh Desa yang tidak terlambat dalam
2014) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang penyampaian laporan keuangan dana desa.
memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur Pengelolaan keuangan pemerintahan desa tidak
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan terlepas dari kompetensi sumber daya manusia yang
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, secara umum diartikan sebagai sebuah bentuk kewajiban
hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan untuk mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan atau kegagalan pelaksanaan organisasi dalam mencapai
Republik Indonesia (NKRI). Sebagai wakil Negara, desa sasaran yang telah diterapkan untuk periode-periode
wajib melakukan pembangunan baik pembangunan fisik sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa,
maupun pembangunan sumber daya manusia, sebagai 2012). Kompetensi Sumber Daya Manusia dalam
upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk pemerintah desa sangat penting karena merupakan salah
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. satu bentuk media pertanggungjawaban pemerintah desa
Pertumbuhan ekonomi desa seringkali dinilai sebagai entitas yang mengelola laporan keuangan
lambat dibandingkan dengan ekonomi perkotaan. Untuk pemerintahan desa.
meningkatkan hal tersebut salah satu upaya yang bisa Faktor yang mempengaruhi kualitas laporan
dilakukan adalah dengan mendorong gerak ekonomi desa keuangan dana desa yaitu kompetensi sumber daya
melalui kewirausahaan desa, di mana kewirausahaan desa manusia yaitu perangkat desa, Sistem pengendalian
menjadi strategi dalam pengembangan dan pertumbuhan internal dan partisipasi masyarakat (Mada, Kalangi, &
kesejahteraan. Kewirausahaan desa ini dapat diwadahi Gamaliel, 2017). Selain itu, kualitas laporan dana desa
dalam Badan Usaha Milik Desa atau yang disebut dengan dipengaruhi oleh sistem pengendalian internal (Yudianto
nama lain, selanjutnya disebut BUMDes yang & Sugiarti, 2017). Menurut Setiana (2017) Kualitas
dikembangkan oleh pemerintah maupun masyarakat desa. laporan dana desa dipengaruhi oleh pemahaman perangkat
BUMDes merupakan pilar ekonomi di desa yang desa. Menurut Husna & Abdullah (2016) akuntabilitas
berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan laporan dana desa dipengaruhi oleh kompetensi sumber
komersil (commercial institution). Hal tersebut semakin daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi.
didukung oleh pemerintah dengan keluarnya PP Nomor 47 Variabel selain kompetensi sumber daya manusia
Tahun 2015 yang menyebutkan bahwa desa mempunyai sebagai faktor yang dapat mempengaruhi Kualitas laporan
wewenang untuk mengatur sumber daya dan arah dana desa adalah pengendalian internal. Pengendalian
pembangunan. Sehingga membuka peluang bagi desa internal merupakan sistem/prosedur yang ada dalam suatu
untuk otonom dalam pengelolaan baik pemerintahan organisasi untuk menjaga proses kegiatan operasi sesuai
maupun sumber daya ekonominya. dengan kebijakan yang telah ditetapkan guna pencapaian
Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang tujuan organisasi itu sendiri. Menurut Krismiaji (2015:
memiliki batas- batas wilayah yang berwenang untuk 218) menyebutkan bahwa pengendalian internal adalah
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat menjaga atau melindungi aktiva dan menghasilkan
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
NKRI (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Berdasarkan fenomena dalam research gap dari
Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat 12) Perhatian terhadap beberapa temuan penelitian yang telah diuraikan, terlihat
desa di Indonesia meningkat dalam akhir tahun 2017. Hal bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian antara
ini terjadi karena adanya penetapan peraturan pemerintah kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian
UU No. 6 Tahun 2014 tntang Desa. Berdasarkan aturan internal, Pengawasan Keuangan Desa, terhadap Kualitas
tersebut, pemerintah memberikan kesempatan bagi desa laporan Keuangan Pemerintahan desa. Oleh karena itu
untuk mengelola secara mandiri dana desa dan penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul
mengembangkan potensinya guna meningkatkan kualitas “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Sistem
hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Peran besar Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan
yang diterima oleh desa, tentunya disertai dengan Keuangan Pemerintahan Desa Dimediasi Pengaruh
tanggungjawab yang besar pula. Oleh karena itu Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan Kecamatan
pemerintah desa harus bisa menerapkan prinsip Murung Pudak Kabupaten Tabalong”.
akuntabilitas dalam tata pemerintahannya, semua akhir
penyelenggaraan pemerintah desa harus dapat STUDI LITERATUR.
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai Manajemen Keuangan
dengan ketentuan. Secara etimologi, kata manajemen berasal dari
Dari data keterlambatan laporan keuangan bahasa Perancis Kuno menagement, yang memiliki arti
pemerintahan desa di Kabupaten Tabalong yang seni melaksanakan dan mengatur. Dalam bahasa Inggris,
menerapkan Siskeudes secara online, terdapat 11 desa kata manajemen berasal dari kata to manage artinya
Kecamatan Tanjung dan 5 desa Kecamatan Murung Pudak mengelola, membimbing, dan mengawasi. Jika diambil
yang tertib serta tepat waktu dalam penyampaian laporan dalam bahasa Italia, berasal dari kata maneggiare memiliki
dana desa, sehingga tidak ada keterlambatan pencairan arti mengendalikan, terutamanya mengendalikan kuda.
dana setiap tahapannya. Hal ini diketahui berdasarkan Sementara itu, dalam bahasa Latin, kata manajemen
hasil obsevasi peneliti dengan Kasi Keuangan dan Aset berasal dari kata manus yang berarti tangan dan agere
(PMD). Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik yang berarti melakukan, jika digabung memiliki arti
untuk melakukan penelitian pada Desa Kecamatan menangani.1 Secara terminologi, para ahli tidak memiliki
Tanjung dan Desa Kecamatan Murung Pudak, karena bisa rumusan yang sama tentang definisi manajemen. Stoner
sebagaimana dikutip Handoko merumuskan manajemen non fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan
organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya eksistensinya. Hutapea dan Nurianna (2018)
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang mengemukakan standar kompetensi yang mencakup tiga
telah ditetapkan. aspek yang selanjutnya akan menjadi indikator kompetensi
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses yaitu sebagai berikut:
pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang a. Pengetahuan (knowledge), yang berkaitan dengan
didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu pekerjaan, yaitu mengetahui dan memahami
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen pengetahuan di bidangnya masing-masing yang
juga diartikan sebagai usaha yang sistematis dalam menyangkut tugas dan tanggung jawab, mengetahui
mengatur dan menggerakkan orang-orang yang ada dalam pengetahuan yang berhubungan dengan peraturan,
organisasi agar mereka bekerja dengan sepenuh prosedur dan teknik.
kesanggupan dan kemampuan yang dimilikinya. b. Keterampilan (skills), kemampuan dalam
berkomunikasi dengan baik secara tulisan maupun
Kompetensi Sumber Daya Manusia secara lisan.
Manusia merupakan komponen penting dalam c. Sikap (attitude), memiliki kemampuan dalam
organisasi yang akan bergerak dan melakukan aktifitas beraktifitas dalam bekerja, semangat kerja yang tinggi
untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu organisasi dan memiliki kemampuan dalam perencanaan.
ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di Berdasarkan beberapa definisi di atas maka peneliti
dalamnya. Sumber Daya Manusia (SDM ) akan bekerja menggunakan tiga indikator Kompetensi Sumber Daya
secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan Manusia antara lain:
karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi a. Pengetahuan
mereka. Biasanya pengembangan SDM berbasis Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki
kompetensi akan mempertinggi produktivitas karyawan seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan
sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung merupakan kompetensi yang kompleks. Seorang
pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. pegawai yang memiliki kemampuan pengetahuan yang
Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua baik maka akan dapat meningkatkan kinerja dan
manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam kualitas laporan keuangan yang akan dihasilkan.
mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut. b. Keterampilan
Nawawi membagi pengertian SDM menjadi dua, yaitu Keterampilan merupakan suatu ilmu yang secara
pengertian secara makro dan mikro. Pengertian SDM lahiriah ada di diri manusia, sehingga perlu dipelajari
secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk lebih mendalam untuk mengembangkan keterampilan
atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah yang dimilikinya. Keterampilan dapat dikembangkan
tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik melalui pelatihan dan pengalaman dengan
yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan melaksanakan beberapa tugas.
(lapangan kerja). Pengertian SDM dalam arti mikro secara c. Perilaku
sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas dari
menjadi anggota suatu organisasi yang disebut pegawai, seseorang dalam melaksanakan tugas, seperti misalnya
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain. dalam bidang akuntansi seseorang bekerja dengan
Menurut Buchori (2006:5) Sumber Daya Manusia mengedepankan kode etik sebagai seorang akuntan.
dibentuk dari tiga dasar kata yaitu Sumber, Daya dan Sumber daya manusia merupakan asset organisasi
Manusia. Dari ketiganya tidak ada satu katapun yang sulit yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak
dipahami artinya secara sederhana dapat didefinisikan bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Dengan
sebagai daya yang bersumber dari manusia. Daya ini dapat semakin banyaknya organisasi yang tumbuh dan
pula disebut kemampuan, tenaga, energi, atau kekuatan. berkembang dimasyarakat dan semakin mendalamnya
Walaupun istilah sumber daya manusia telah didefinisikan pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan
bermacam-macam oleh para pakar pendidikan dan organisasional, hal demikian dapat dirasakan bahwa
psikologi dengan berbagai reformasi disegala bidang kehidupan,
Menurut Suit (1996:35) mengatakan bahwa yang antara lain reformasi birokrasi, reformasi biografis,
dimaksud dengan Sumber Daya Manusia adalah kekuatan reformasi pendidikan, reformasi segala tindakan dalam
daya fikir dan berkarya manusia yang masih tersimpan memberdayakan sumber daya manusia untuk dapat
dalam dirinya yang di bina dan digali serta dikembangkan berprestasi dalam berbagai bentuk aktifitas segi kebutuhan
untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan dan kepuasan dalam berbuat sesuatu untuk mencapai suatu
kehidupan manusia. tujuan tentunya tidak terlepas dengan suatu aturan atau
Menurut Nawawi dalam Adventana (2015) ada tiga tatanan dalam organisasi itu sendiri yang harus dan bahkan
pengertian sumber daya manusia, yaitu: wajib untuk ditaati, dituruti yang menjadi sumber etika
a. Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di dan sikap yaitu disiplin kerja yang bertujuan untuk dapat
lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, mengatur setiap manusia sebagai individu yang berada
tenaga kerja, pekerja, atau karyawan). dalam organisasi.
b. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan
aset dan berfungsi sebagai modal (non material/non Sistem Pengendalian Internal
finansial) didalam organisasi bisnis, yang dapat Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-
mewujudkan menjadi potensi nyata secara fisik dan prosedur yang saling berhubungan, kumpulan bersama-
sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk masalah yang ditemukan oleh pengendalian
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.Dalam pemeriksaan. pengendalian ini mencakup yang
mendefinisikan Pengendalian Internal kita dapat dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab
menjumpai banyak referensi, diantaranya: “Pengendalian masalah dan memperbaiki kesalahan atau kesulitan
internal adalah suatu keadaan di mana terdapat sistem yang ditimbulkan. Contoh dari pengendalian ini
akutansi yang memadai menjadikan akuntan perusahaan adalah: pemeliharaan back up copies dan file utama,
dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan
tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham memasukkan data.
kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) Untuk mendapatkan suatu pengendalian internal
lain, yang dijadikan dasar pengambilan keputusan yang baik, menurut Bambang Hartadu harus diperhatikan
ekonomi.” “Pengendalian internal adalah rencana, metode, prinsip-prinsip yang ada dalam suatu pengendalian
prosedur, dan kebijakan yang didesain oleh manajemen internal pada perusahaan:
untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya a. Pegawai yang berkualitas dan dapat dipercaya.
efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan Masing-masing pegawai ini tentu diberi
keuangan, pengamanan terhadap asset, ketaatan/kepatuhan tanggungjawab yang sesuai dengan kecakapannya,
terhadap undang- undang, kebijakan dan peraturan lain. pengalamannya, dan kejujurannya.
Pengendalian Internal adalah suatu proses, yang b. Pemisahan wewenang.
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan Struktur organisasi harus disusun dengan baik dan jelas
personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang sehingga di satu pihak tenaga kerja dapat dipergunakan
untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai dengan sebaik-baiknya, tapi dilain pihak sekaligus
tujuannya. Pengendalian internal mempunyai tujuan terdapat pembagian tugas untuk maksud pengendalian
sebagai berikut: internal.
a. Mengecek ketelitian dan keandalan pelaporan c. Pengawasan.
keuangan Manajemen hendaknya memiliki informasi Struktur pekerjaan masing-masing karyawan harus
yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam diawasi dan dinilai oleh masing-masing atasannya
melaksanakan kegiatannya dan pengambilan yang bertanggungjawab atas hasil pekerjaan
keputusan. bawahannya atau karyawannya
b. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi harta d. Komponen Pengendalian Internal
kekayaan perusahaan merupakan sarana untuk Struktur pengendalian internal mencakup lima
keberhasilan perusahaan untuk itu perlu dilindungi komponen dasar kebijakan dan prosedur yang
dengan pengawasan yang memadai agar tidak tersesat dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
atau hilang dari usaha penyalahgunaan dan usaha memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan
pencurian. Hal ini dapat juga terjadi pada harga tidak pengendalian dapat dipenuhi. Kepentingan auditor
terwujud seperti: tagihan, dokumen-dokumen penting berkaitan dengan pecegahan atau pendeteksian salah
(kontrak dan pembukuan). saji yang material dalam laporan keuangan. Dalam
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan setiap perencanaan audit, auditor harus memperoleh satu
pengendalian internal diharapkan dapat memberikan pemahaman yang memadai atas komponen
jaminan yang layak agar peraturan dan prosedur ditaati pengendalian internal untuk merencanakan audit
untuk mencapai tujuan perusahaan. dengan cara melaksanakan prosedur guna memahami
d. Efektivitas dan efesiensi operasi pengendalian dalam desain pengendalian yang relevan bagi penyusunan
suatu perusahaan merupakan untuk mencegah laporan keuangan.
pekerjaan yang tidak perlu, pemborosan dalam setiap Lingkungan pengendalian menetapkan corak dan
usaha, dan menguji setiap pengunaan sumber daya suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
yang tidak efisien tujuan pokok struktur pengendalian pengendalian personil dalam organisasi. Lingkungan
internal tersebut dapat dipenuhi denganpengendalian pengendalian internal merupakan dasar untuk semua
yang baik.Tujuan pertama dan kedua dapat dipenuhi komponen pengendalian internal yang lain, dengan
dengan pengendalian akuntansi, sedangkan tujuan menciptakan dan menyediakan displin dan struktur.
ketiga dan keempat dapat dipenuhi dengan Faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian
pengendalian administrasi yang baik. antara lain:
Pengendalian Internal melaksanakan 3 fungsi a. Integritas dan nilai etika Integritas dan nila etika adalah
penting dalam sebuah organisasi, yaitu: produk dari standar etika dan perilaku entitas dan
a. Pengendalian Internal pencegahan (preventive control) bagaimana standar tersebut dikomunikasikan dan
Berguna untuk mencegah timbulnya suatu masalah dijalankan dengan praktik Integritas dan nilai etika
sebelum ada masalah, seperti: memperkerjakan merupakan unsure pokok lingkungan pengendalian
personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, yang mempengaruhi perancangan pengurusan dan
pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara pemantauan komponen pengendalian internal lainnya.
efektif mengendalikan akses fisik atau aset, fasilitas Efektifitas pengendalian tidak dapat meningkatkan
dan informasi. melampaui dari integritas dan nilai etika yang
b. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective contro) menciptakan, pengurus dan memantau.
Untuk mengungkapkan masalah saat masalah tersebut b. Komitmen terhadap kompetisi Manajemen
ada, contoh: pemeriksaan salinan atas perhitungan, memperkerjakan karyawan berdasarkan keahlian dan
mempersiapkan rekonsilitasi bank dan neraca saldo ketrampilan yang memiliki karyawan, dan
setiap bulan. menempatkan pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan
c. Pengendalian korektif (corevtive control) Memecahkan kompetensinya, hal ini untuk menjaga pengendalian
internal pada tujuan yang diharapkan. keefektifan yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
pekerjaan karyawan dipengaruhi oleh tingkat keahlian Pemerintah (SAKIP). Penerapan sistem tersebut bertujuan
dan pengetahuan yang memiliki karyawan. agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
c. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,
Perusahaan yang sudah go public memerlukan bertanggung jawab dan bebas dari praktik-praktik kolusi,
penyerahan wewenang dan segala aktifitaas rapat korupsi, dan nepotisme (KKN).
umum pemegang saham kepada dewan komisaris. Hal-hal yang telah dijelaskan di atas merupakan
Dewan komisaris yang efektif adalah yang independen peristilahan-peristilahan untuk menjelaskan pengertian
dari manajemen dan anggotanya aktif dalam menilai akuntabilitas dari berbagai sudut pandang. Menurut
aktifitas manajemen Akibat pendelegasian wewenang Sirajudin H Saleh dan rekan, akuntabilitas sebenarnya
dari pemegang saham kepada dewan komisaris adalah merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan manusia
bertambahnya volume tanggungjawab pekerjaan, maka yang meliputi: akuntabilitas internal dan eksternal. Dari
diperlukan komite audit yang bertugas membantu sisi internal seseorang, akuntabilitas merupakan
dewan komisaris, sehingga memungkinkan. pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhannya.
d. Falsafah manajemen dan gaya operasinya Manajemen Akuntabilitas yang demikian ini meliputi
melalui aktivitas yang dilaukannya memberikan tanda pertanggungjawaban diri sendiri mengenai segala sesuatu
yang jelas kepada pegawai tentang pentingnya yang dijalankannya yang hanya diketahui dan dipahami
pengendalian. Filosofi dan gaya manajemen dapat oleh dia sendiri. Oleh karena itu, akuntabilitas internal ini
memperngaruhi mutu pengertian internal. Manajemen disebut juga sebagai akuntabilitas spiritual. Ledivina V.
yang menjaga pengendalian internal dengan Carino mengatakan bahwa dengan disadarinya
mengkomunikasikan dukungannya terhadap prosedur akuntabilitas spiritual ini, maka pengertian accountable
pengendalian di seluruh organisasi akan dapat atau tidaknya seseorang bukan hanya dikarenakan dia
mengoptimalkan efektifitas pengendalian tidak sensitif terhadap lingkungannya. Akan tetapi, lebih
organisasinya. jauh dari itu yakni seperti adanya perasaan malu atas
e. Struktur organisasi struktur organisasi suatu entitas warna kulitnya, tidak bangga menjadi bagian dari suatu
membatasi garis tanggungjawab dan wewenang yang bangsa, kurang nasionalis, dan sebagainya.
ada, menghubungkan garis arus komunikasi. Struktur
organisasi merupakan bentuk dan sifat unit serta fungsi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa
manajemen dan hubungan pelaporan dengan sub unit. Menurut Munawir (2016: 31), laporan keuangan
Dalam membangun struktur organisasi entitas merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
memerlukan penentuan bidang kunci otorisasi dan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dalam
tanggungjawab serta garis pelaporan yang tepat. entitas hasil-hasil yang telah dicapai oleh organisasi yang
membangun struktur organisasi dipengaruhi oleh luas, bersangkutan.
sifat bisnis, dan kemajuan teknologi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
f. Penetapan wewenang dan tanggungjawab. Komunikasi kualitas merupakan tingkat atau taraf baik buruknya
formal mengenai wewenang dan tanggungjawab dan sesuatu. Kualitas dalam hal ini berarti merupakan tingkat
masalah lain yang berkaitan dengan pengendalian yang baik buruknya kondisi keuangan organisasi/pemerintahan,
sama pentingnya. hal ini dapat dilihat dari laporan keuangannya. juga
g. Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia. menyatakan bahwa mereka membangun alat ukur yang
Sistem pengendalian internal tidak terlepas dari sumber komprehensif untuk menilai kualitas pelaporan keuangan
daya manusia. Pegawai yang berkompeten, dan dapat dalam hal ini karakteristik kualitatif yang mendasar
dipercaya akan memberikan hasil laporan keuangan (relevan) dan meningkatkan karakteristik kualitatif (dapat
yang handal. Pegawai jujur dan efisien akan dapat dipahami, andal dan dapat dibandingkan), seperti yang
bekerja pada tingkat yang tinggi bahkan dengan sedikit didefinisikan dalam Kerangka Konseptual untuk pelaporan
pengendalian yang mendukung mereka. keuangan dari FASB (2018).
Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai disimpulkan bahwa Kualitas Laporan Keuangan
tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan Pemerintah Desa merupakan karakteristik kualitatif dari
bagaimana resiko harus dikelola. Penentuan resiko tujuan suatu laporan yang menyajikan mengenai posisi keuangan
laporan keuangan adalah identifikasi organisasi, analisis, dan kinerja pemerintah daerah serta informasi lain yang
dan manajemen resiko yang terkait dengan pembuatan merupakan hasil proses akuntansi selama periode tertentu
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip yang akan digunakan oleh para pemangku kepentingan
akuntansi yang berterima umum. dalam pengambilan keputusan. bawahannya untuk
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan
prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan yang diinginkan.
manajemen dilaksanakan.9 Aktivitas tersebut membantu Penyajian keuangan laporan keuangan oleh
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk pemerintah memiliki tujuan antara lain:
menanggulangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas. a. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan
serta memprediksi kondisi ekonomi suatu unit
Akuntabilitas pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi
Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap sebelumnya
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih telah b. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan
mendorong pengembangan dan penerapan system serta memprediksi aliran kas, saldo, neraca dan
pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan efektif
kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit Laporan arus kas menyajikan informasi kas yang
pemerintahan. berkaitan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu
c. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran tersebut
kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang- diklasifikasikan menurut kegiatan operasional,
undangan, kontrak yang disepakati dan ketentuan lain pembiayaan dan investasi. Informasi arus kas sangat
yang disyaratkan. berguna bagi pemakai karena menyediakan estimasi
d. Memberikan informasi untuk perencanaan dan kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara
penganggaran serta memprediksi pengaruh akuisisi dan kas, serta kebutuhan entitas untuk menggunakan arus
alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan kas tersebut (Indra Bastian, 2015: 299).
operasional. f. Laporan Perubahan Ekuitas
e. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja Laporan perubahan ekuitasmerupakan laporan yang
manajerial dan organisasional menunjukkan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Nomor 13 Tahun 2016, Laporan Keuangan Pemerintah PSAP BA-01 paragraf 101 menjelaskan bahwa laporan
Desa terdiri dari: perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya
a. Laporan Realisasi Anggaran pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit-LO pada periode
Laporan realisasi anggaran menyajikan ikhtisar bersangkutan, dan koreksi-koreksi yang langsung
sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi menambah atau mengurangi ekuitas yang antara lain
yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
pemerintah daerah yang menggambarkan perbandingan g. Catatan atas Laporan Keuangan
antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode Catatan atas laporan keuangan meliputi rincian dari
pelaporan. angka yang tertera dalam laporan realisasi anggaran,
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih neraca, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan
Saldo anggaran lebih adalah gabungan saldo yang keuangan juga mencakup tentang kebijakan akuntansi
berasal dari akumulasi SiLPA/SiKPA tahun-tahun yang digunakan oleh entitas pelaporan dan informasi
anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta lain yang diajurkan mengungkapkan di dalam Standar
penyesuaian lain yang diperkenankan. Laporan Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan
perubahan saldo anggaran lebih mencakup unsur-unsur yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan
antara lain saldo anggaran lebih awal, penggunaan keuangan secara wajar.
saldo anggaran lebih, sisa lebih/kurang pembiayaan Indikator kualitas laporan keuangan pemerintah
tahun berjalan, koreksi kesalahan pembukuan tahun daerah mengacu pada karakteristik kualitatif laporan
sebelumnya dan saldo anggaran lebih akhir. keuangan menurut kamsir 2016 tentang Standar A
c. Neraca Akuntansi Pemerintah, yang meliputi:
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas a. Relevan
pelaporan yang mencakup unsur-unsur berikut: Suatu laporan keuangan dapat dikatakan relevan
1. Aset adalah sumber ekonomi yang dikuasai dan apabila informasi yang termuat di dalam laporan
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari masa keuangan tersebut dapat mempengaruhi keputusan
lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan sosial di pengguna dalam membantu mengevaluasi kejadian
masa depan yang diharapkan dapat diperoleh masa lalu atau masa kini serta memprediksi masa
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur depan, dan mengoreksi hasil evaluasi.
dalam satuan uang, termasuk sumber daya non b. Andal
keuangan yang diperlukan untuk menyediakan jasa Keandalan suatu informasi tergantung pada
bagi masyarakat umum dan sumber daya yang kemampuan informasi dalam menyajikan secara wajar
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. keadaan atau peristiwa yang disajikan dengan keadaan
2. Kewajiban adalah utang yang muncul dari yang sebenarnya terjadi. Keandalan suatu informasi
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya akan berbeda, tergantung pada level pemakai, tingkat
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemahaman ada aturan dan standar yang digunakan
pemerintah. untuk menyajikan informasi.
3. Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah
c. Dapat dibandingkan
yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
Suatu informasi yang termuat dalam laporan keuangan
pemerintah
akan dapat berguna jika dapat dibandingkan dengan
d. Laporan Operasional (LO)
laporan keuangan periode sebelumnya. Perbandingan
Manfaat disusunnya Laporan Operasional adalah
tersebut dilakukan baik secara internal maupun
tersedianya informasi mengenai seluruh kegiatan
eksternal. Perbandingan secara internal dapat
operasional keuangan entitas pelaporan dan
dilakukan apabila entitas diperbandingkan menerapkan
penyajiannyadisandingkan dengan periode
kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun,
sebelumnya. Berdasarkan PSAP Bab 12 paragraf 13
sedangkan perbandingan secara eksternal dilakukan
menjelaskan struktur laporan operasional mencakup
bila entitas yang dibandingkan menerapkan kebijakan
pos-pos antara lain, pendapatan-LO, beban,
akuntansi yang sama. Jika entitas pemerintah
surplus/defisit dari operasi, kegiatan non operasional,
menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik dari
surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa
kebijakan akuntansi yang sekarang, maka perubahan
dan surplus/defisit-LO.
tersebut diungkapkan pada periode terjadinya
e. Laporan Arus Kas perubahan.
d. Dapat dipahami Pengendalian Internal (Sugianto(2015) Indikator
Dapat dipahami artinya bahwa suatu informasi yang sistem pengendalian internal:
disajikan di laporan keuangan dapat dipahami oleh a. Lingkungan Pengendalian) (X2.1)
pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah b. Penilaian Resiko (X2.2)
yang disesuaikan dengan. batas pemahaman para c. Kegiatan Pengendalian (X2.3)
pengguna. Berdasarkan hal tersebut, maka pengguna d. Informasi Dan Komunikasi(X2.4)
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas e. Pemantauan(X2.5)
kegiatan dalam lingkungan operasi entitas pelaporan, 3. Akuntabilitas adalah Semakin meningkatnya tuntutan
serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan
informasi yang dimaksud yang baik dan bersih (good governance dan clean
government) telah mendorong pengembangan dan
penerapan system pertanggungjawaban yang jelas,
METODOLOGI tepat, teratur, dan efektif yang dikenal dengan Sistem
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kausalitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
kuantitatif Pendekatan kausalitas yaitu meneliti hubungan indkator-indikator untuk mengetahui akuntabilitas
sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Penelitian yaitu:
kausal menjelaskan pengaruh perubahan variasi nilai a. Tanggung jawab (z1.)
dalam suatu variabel terhadap variasi nilai variabel lain. b. Perencanaan (z.2)
Dalam penelitian kausal, variabel independen sebagai c. Manfaat (z3)
variabel sebab dan variabel dependen sebagai variabel
d. Prosedur (z4)
akibat Penelitian ini menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, yaitu e. Laporan (z5)
menguji hipotesis- hipotesis berdasarkan teori yang telah f. Pelatiha (z6)
dirumuskan sebelumnya kemudian data yang telah 4. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa
diperoleh dihitung melalui pendekatan kuantitatif merupakan karakteristik kualitatif dari suatu laporan
(Sugiyono, 2013: 56).yaitu hubungan antara variabel yang menyajikan mengenai posisi keuangan dan
bebas X1, X2 dan X3 terhadap variabel terikat Y dan kinerja pemerintahan desa serta informasi lain yang
Terdapat variabel bebas (independent) yaitu Kompetensi merupakan hasil proses akuntansi selama periode
Sumber Daya Manusia (X1),Sistem Pengendalian Internal tertentu yang akan digunakan oleh para pemangku
(X2). Akuntabilitas (Z) Sedangkan variabel terikat kepentingan dalam pengambilan keputusan. Indikator
(dependent) yaitu Kualitas Laporan Keuangan variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan
Pemerintahan Desa (Y). Desa meliputi
Definisi operasional variabel digunakan untuk a. Relevan(Y1)
memberikan batasan ruang lingkup permasalahan dan b. Andal(Y2)
konsep pengukuran yang dilakukan dalam penelitian guna c. Dapat dibandingkan (Y3)
pengukur yang masih berbentuk konsep. Untuk d. Dapat dipahami. (Y4)
memberikan petunjuk dalam operasional variabel Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian, maka indikator pengukuran dijelaskan sebagai penelitian ini adalah dengan menggunakan beberapa cara
berikut: yaitu:
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia adalah Menurut 1. Daftar pertanyaan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 mengenai 2. Observasi
Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial 3. Dokumentasi
Pegawai Negeri Sipil, kompetensi adalah karakteristik 4. Studi kepustakaan
dan kemampuan kerja yang mencakup aspek Dalam kegiatan penelitian, data mempunyai
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai tugas kedudukan yang sangat penting, dianggap penting karena
dan/atau fungsi jabatan. Senada dengan pendapat data merupakan gambaran variabel data yang diteliti dan
Kamariah (2012) bahwa kapasitas sumber daya berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis.
manusia dapat diukur melalui pengetahuan, Untuk itulah data yang didapat dari penelitian
keterampilan dan perilaku. Ketiga hal tersebut yang dikumpulkan pada suatu instrument.
harus dimiliki dan diperhatikan oleh setiap orang untuk Instrument penelitian ini dilakukan guna memperoleh
menunjang keberhasilan dalam melaksankan tugas. data deskriptif yang akan dipakai untuk menguji hipotesis
a. Pengetahuan(X1.1) dengan model kajian skala indeks dengan 5 alternatif
b. Keterampilan(X1.2) jawaban untuk masing-masing pertanyaan. Skala yang
c. Perilaku(X1.3) dipergunakan tersebut menggunakan Skala Likert. Dengan
2. Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan suatu demikian, maka penetuan skala dalam penelitian ini
cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur adalah:
sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting 1) Sangat Setuju dengan skor 5
dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan 2) Setuju dengan skor 4
(fraud). Pengendalian internal terdiri atas kebijakan 3) Cukup Setuju dengan skor 3
dan prosedur yang digunakan dalam mencapai 4) Tidak Setuju dengan skor 2
sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi 5) Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya
hukum dan peraturan yang berlaku Sistem
Instrumen yang baik digunakan sebagai syarat berhubungan dengan variabel latennya (Hussein,
dalam pengumpulan data untuk pernyataan suatu 2015).
instrument yang dipakai adalah validitas dan realibilitas. 2. Goodness Of Fit (inner model)
Evaluasi inner model dilakukan untuk memastikan
Analisis Statistik Deskriptif bahwa model structural yang dibangun robust dan
Statistik Deskriptif berfungsi sebagai penganalisis akurat. Evaluasi inner model dapat dilihat dari
data dengan menggambarkan sampel data yang telah beberapa indicator yang meliputi koefisien
dikumpulkan. Hasil uji statistik deskriptif setidaknya berisi determinasi (R2), predictive relevance (Q2),
nama variabel yang diobservasi, mean, deviasi standar Goodness of Fit Index (GoF) (Hussein, 2015).
(standard deviation), maksimum dan minimum, yang f. Pengujian Hipotesis(Resampling Bootstraping)
kemudian diikuti penjelasan berupa narasi yang Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
menjelaskan interpretasi hasil uji statistik deskriptif nilai T-Statistic dibandingkan dengan nilai t-value,
tersebut. untuk tingkat keyakinan 95 persen (alpha 0,05),
Partial Least Square (PLS) dengan ketentuan jika T-Statistic lebih besar
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dibandingkan nilai T-Value t-test; p-value ≤ 0,05
digunakan adalah Partial Least Square (PLS) yaitu teknik (alpha 5 %)maka hipotesis terdukung atau diterima dan
prediktif yang merupakan alternative untuk regresi kuadrat sebaliknya.
terkecil biasa (Ordinary Least Square/PLS) korelasi
kanonik, atau permodelan persamaan Structural
Equatuion Modeling. Sarowno & Narimawati (2015:1-2). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Alasan pemilihan menggunakan metode PLS ini adalah Kabupaten Tabalong adalah sebuah Kabupaten di
disesuaikan dengan tujuan penelitian ini yaitu selain untuk Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Posisi Kabupaten
menguji pengaruh variabel independen/eksogen terhadap Tabalong berada diantara Kalimantan Timur dan
variable dependen/endogen juga ada pengujian peran Kalimantan Tengah sehingga menjadikannya jalur segitiga
mediasi suatu variabel intervening yang pengujian- emas dengan Kalimantan Selatan. Pada bagian utara
pengujian tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan Kabupaten Tabalong merupakan bagian dari pegunungan
metode PLS. Pengujian model struktural dalam PLS Meratus yang terbentang dari arah utara ke selatan bagian
dilakukan dengan bantuan software SmartPLS ver 3 for timur. Pada bagian tengah merupakan dataran dan
windows. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam bergelombang, sedangkan wilayah bagian selatan
Partial Least Square (PLS) yaitu meliputi: merupakan batas timur cekungan Barito didominasi oleh
a. Merancang Model Struktural (Inner Model) dataran rendah dan rawa. Wilayah Kabupaten Tabalong
Struktural model adalah model yang pada bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Barito
menspesifikasikan hubungan antar variabel laten. Selatan Provinsi Kalimantan Tengah, pada bagian timur
Model ini menggambarkan hubungan antar variabel berbatasan dengan Kaupaten Paser Provinsi Kalimantan
laten berdasarkan teori substantif atau hasil penelitian Timur, sedangkan wilayah selatan berbatasan dengan
empiris (Ghozali, 2006) Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Balangan dan disebelah
b. Merancang Model Pengukuran (outer model) barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Provinsi
Outer model adalah model yang Kalimatan Tengah.
menspesifikasikan hubungan antara variabel laten Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kabupaten
dengan indikator - indikatornya, atau dapat dikatakan Tabalong mengikuti perubahan putaran dua iklim yaitu
bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap musim hujan dan musim panas. Kabupaten Tabalong
indikator berhubungan dengan variabel latennya merupakan daerah yang berlokasi diwilayah dataran
(Ghozali, 2006). Pada PLS perancangan outer model rendah dan terkena perlintasan garis khatulistiwa, sehingga
sangat penting baik menggunakan Reflektif atau menjadikan suhu udara di Kabupaten Tabalong tergolong
Formatif panas. Kabupaten Tabalong memiliki curah hujan terendah
c. Mengkonstruksi diagram jalur di bulan Sepetember dan curah hujan tertinggi di bulan
Langkah ini lebih mudah untuk dipahami, dimana Desember. Sedangkan rata-rata suhu udara sepanjang
hasil perancangan inner model dan outer model tahun di Kabupaten Tabalong pada tahun 2017 mencapai
tersebut Estimasi: Koefisien Jalur, Loading dan suhu udara rata-rata minimum 23,5ºC dan maksimum
Weight. 30,5ºC. Wilayah Kabupaten Tabalong berada pada suhu
d. Metode pendugaan parameter (estimasi) didalam udara rata-rata mencapai 24,47ºC dan suhu udara tertinggi
metode PLS adalah metode kuadrat terkecil (ordinary dengan rata-rata 29,89ºC. Kondisi suhu udara dan cuaca
least square). Proses perhitungan dilakukan dengan tersebut merupakan suhu yang cukup panas. Kabupaten
cara interaksi, dimana interaksi akan berhenti jika telah Tabalong berada pada 115º9’ sampai dengan 115º47’
mencapai kondisi konvergen. bujur timur dan 1º18’ dan sampai dengan 2º25’ lintang
e. Evaluasi Goodness Of Fit selatan. Berdasarkan elevasi atau ketinggian dari
1. Goodness Of Fit (Outer Modal) permukaan air laut, dataran Kabupaten Tabalong terdiri
Evaluasi outer model dilakukan untuk memastikan dari 0m-100m sama dengan 16,67%, 101m-500m sama
bahwa measurement yang digunakan layak untuk dengan 66,67% dan 501m-1000m sama dengan 16,67%.
dijadikan pengukuran (valid dan reliabel), maka Kabupaten Tabalong memiliki luas wilayah 3.767,00
evaluasi outer model menspesifikasi hubungan km², berpenduduk sebanyak 218.954 jiwa (hasil Sensus
antar variabel laten dengan indicator- indikatornya Penduduk Indonesia 2010). Dan pada tahun 2021,
atau dapat dikatakan bahwa outer model penduduk Kabupaten Tabalong sebanyak 245.765 jiwa.
mendefinisikan bagaimana setiap indikator
Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 Kecamatan, 10 Menurut klasifikasi desa tahun 2016, seluruh desa
Kelurahan, dan 121 Desa. pada Kecamatan Tanjung ini termasuk kedalam klasifikasi
Salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Desa Swasembada, sedangkan menurut Klasifikasi
Tabalong adalah Kecamatan Tanjung. Kecamatan Tanjung Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) pada
adalah kecamatan yang menjadi pusat pemerintahan tahun 2016, terdapat 4 Desa termasuk klasifikasi II dan 7
Kabupaten Tabalong dengan luas Wilayah mencapai Desa termasuk klasifikasi III.
323,34 Km² yang terletak di tepi sungai tabalong dan Kecamatan lain yang berada di Kabupaten Tabalong
berjarak 232 km dari Banjarmasin. Sebelah utara adalah Kecamatan Murung Pudak. Kecamatan Murung
Kecamatan Tanjung berbatasan dengan Kecamatan Pudak merupakan wilayah adminitrasi Kabupaten
Bintang Ara, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tabalong dengan ketinggian berkisar pada 250 meter di
Haruai, Murung Pudak dan Kecamatan Tanta, sebelah atas permukaan laut. Kecamatan ini terletak pada posisi
selatan berbatasan dengan Kecamatan Kelua dan sebelah antara 2⁰ 09’ 11” Lintang Selatan dan 116⁰ 24’ 04” Bujur
baratnya berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah. Timur. Wilayah Kecamatan Murung Pudak merupakan
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah daratan dengan luas wilayah mencapai 118,72 Km².
penduduk Kecamatan Tanjung sekitar 32.458 jiwa, dengan Sebelah utara Kecamatan Murung Pudak berbatasan
rincian 16.405 jiwa laki-laki dan 16.053 jiwa perempuan dengan Kecamatan Haruai, sebelah timur berbatasan
dengan rasio jenis kelamin 102. Kepadatan penduduk dengan Kabupaten Balangan, sebelah selatan berbatasan
sekitar 110 jiwa per kilometer persegi. Jumlah Rukun dengan Kecamatan Tanta dan sebelah Barat berbatasan
Tetangga (RT) pada Kecamatan Tanjung adalah sebanyak dengan Kota Tanjung. Berdasarkan hasil sensus penduduk
121. Indonesia 2010, penduduk Kecamatan Murung Pudak
Pada Kecamatan Tanjung terdapat 11 desa dengan berjumlah 44.392 jiwa, dengan rincian 23.890 jiwa laki-
wilayah terbesar adalah Desa Wayau yang luas laki, 21.042 jiwa perempuan, dengan rasio jenis kelamin
wilayahnya mencapai 47,70 Km² atau 14,75% dari total sebesar 114, kepadatan penduduknya sekitar 415 jiwa per
wilayah Kecamatan Tanjung, sedangkan wilayah terkecil kilometer persegi. Terdapat 5 desa di Kecamatan Murung
merupakan Desa Mahe Seberang dengan luas wilayah 4,21 Pudak dengan wilayah terbesar yaitu Desa Masukau
Km² atau sebesar 1,30% dari total luas wilayah Kecamatan dengan luas wilayah mencapai 25,26 Km² atau 21,28%
Tanjung. Rincian jumlah desa beserta luas wilayahnya dari total wilyah Kecamatan Murung Pudak sedangkan
dapat dilihat pada tabel berikut: wilayah terkecil merupakan Desa Maburai dengan luas
Tabel-1. Data Desa Beserta Luas Wilayah Kecamatan wilayah 11 Km² atau sebesar 9,27 % dari total luas
Tanjung Kabupaten Tabalong wilayah Kecamatan Murung Pudak. Rincian jumlah desa
Luas Persentase beserta luas wilayahnya dapat dilihat pada tabel berikut:
N
o
Desa Wilayah Tabel-2. Data Desa Beserta Luas Wilayah Kecamatan
Km² Murung Pudak Kabupaten Tabalong
1 Banyu Tajun 15,60 4,82 Luas Persentase
N
2 Sungai Pimping 25,97 8,30 o
Desa Wilayah
3 Pamarangan Kiwa 32,30 9,99 Km²
4 Puain Kiwa 23,10 7,14 1 Kapar 13,51 11,38
5 Kambitin 27,95 8,64 2 Kasiau 21,97 18,51
6 Kambitin Raya 17,60 5,44 3 Kasiau Raya 11,15 9,39
7 Wayau 47,70 14,75 4 Maburai 11 9,27
8 Juai 21,90 6,77 5 Masukau 25,26 21,28
9 Garunggung 25,20 7,79 Berdasarkan Peraturan Bupati Tabalong Nomor 67
10 Kitang 32,15 9,94 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
11 Mahe Seberang 4,21 1,3 Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan di Kabupaten Tabalong, maka susunan
organisasi Kecamatan Tanjung dan Murung Pudak dapat
dilihat pada gambar berikut:
Gambar-1. Struktur Organisasi

Kerakteristik Responden 1 1 s/d 10 Tahun 14 29,17 %


1. Kerakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin 2 11 s/d 20 Tahun 17 35,41 %
Adapun karakteristik responden pada perangkat desa 3 21 s/d 30 Tahun 9 18,75 %
Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak 4 31 s/d 40 Tahun 8 16,67%
berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut: Total 48 100%
Tabel-3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Dari data karakteristik responden berdasarkan masa
No Keterangan Jumlah/Orang Presentase kerja pada pada perangkat desa Kecamatan Tanjung dan
1 Laki-Laki 26 54,2% Kecamatan Murung Pudak dapat diketahui bahwa lama
2 Perempuan 22 45,8% bekerja responden sebagai berikut: responden yang lama
JUMLAH 48 100% kerjanya 1 sampai dengan 10 tahun sebanyak 14 orang
atau sama dengan 29,17%, responden yang lama kerjanya
Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis
11 sampai dengan 20 tahun sebanyak 17 orang atau sama
kelamin pada tabel di atas, diketahui bahwa dari total 48
dengan 35,41%, responden dengan lama kerja 21 sampai
responden yang ada, terdapat 26 orang atau 54,2 %
dengan 30 tahun sebanyak 9 orang atau sama dengan
berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang atau 45,8 %
18,75%, responden dengan lama kerja 31 sampai dengan
berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
40 tahun sebanyak 8 orang atau sama dengan 16,67%.
responden pada perangkat desa Kecamatan Tanjung dan
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
Kecamatan Murung Pudak didominasi berjenis kelamin
terlibat dalam penelitian ini dengan masa kerja 11 sampai
laki-laki sebesar 26 orang atau 54,2%.
dengan 20 tahun sebanyak 17 orang atau sama dengan
2. Kerakteristik Berdasarkan Umur 35,41%.
Tabel-4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 4. Kerakteristik Berdasarkan Pendidikan
Jumlah/ Tabel-6 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar
No Keterangan Presentase
Orang Belakang Pendidikan Terakhir
1 < 25 tahun 5 10,42 % N Keterangan Jumlah/Orang Presentase
2 25 - 50 Tahun 33 68,75 % o
3 > 50 Tahun 10 20,83 % 1 S2 5 10,42 %
JUMLAH 48 100 % 2 S1 32 66,67 %
3 D3 4 8,33 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 4 SMA 7 14,58 %
karakteristik responden pada perangkat desa Kecamatan JUMLAH 48 100%
Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak berdasarkan umur
yang lebih dominan responden yang berumur 25-50 tahun Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa
sebesar 33 orang dengen presentase 68,75 %. Responden responden pada perangkat desa Kecamatan Tanjung dan
berumur diatas 50 tahun sebesar 10 orang dengan kecamatan Murung Pudak yang memiliki pendidikan
presentase 20,83% kemudian responden yang berumur terakhir yang paling dominan yaitu pendidikan terakhir S1
dibawah 25 tahun sebesar 5 orang atau 10,42 %. sebanyak 32 orang atau 66,67%, sedangkan yang
3. Kerakteristik berdasarkan lama berkerja pendidikan terakhir SMA sebanyak 7 orang atau 14,58%,
Tabel-5 Persentase Lama Bekerja Responden D3 sebanyak 4 orang atau 8,33%, sedangkan S2 sebanyak
N Lama Kerja Jumlah/Orang Persen 5 orang atau 10,42%.
o
Rekapitulasi Tanggapan Responden dan jawaban tidak setuju direspon oleh 17,2%,
1. Analisis Deskriptif Variabel Kompetensi Sumber Daya responden
Manusia (X1) 2. Analisis Deskriptif Variabel Sistem Pengendalian
Analisis deskriptif jawaban responden tentang Internal (X2)
variabel kompetensi sumber daya manusia didasarkan Analisis deskriptif jawaban responden tentang
pada jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan variabel sistem pengendalian internal didasarkan pada
seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti
pada responden. Variasi jawaban responden untuk yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada
variabel kompetensi sumber daya manusia dapat dilihat responden. Variasi jawaban responden untuk variabel
pada tabel berikut ini: sistem pengendalian internal dapat dilihat pada tabel
Tabel-7 Tanggapan Responden Mengenai Kompetensi berikut ini:
Sumber Daya Manusia (X1) Tabel-8 Tanggapan Responden Mengenai Sistem
Skor Pengendalian Internal (X2)
Pertanyaan Pertanya Skor
STS TS N S SS
/ Indikator an /
F % F % F % F % F % STS TS N S SS Mean
Indikato F % F % F % F % F %
X1.1 0 0 3 4.7 38 59.4 18 28.1 5 7.8
X1.2 0 0 4 6.3 42 65.6 13 20.3 5 7.8
X2.1 0 0 11 17.2 33 51.6 16 25.0 4 6.3 3.2031
X1.3 0 0 11 17.2 32 50.0 21 32.8 0 X2.2
0 0 0 20 31.3 31 48.4 10 15.6 3 4.7 2.9375
X2.3 0 0 7 10.9 36 56.3 20 31.3 1 1.6 3.2344
Total
X2.4 0 0 6 9.4 35 54.7 21 32.8 2 3.1 3.2969
Kompetensi Sumber Daya X2.5
Manusia adalah 0 0 17 26.6 33 51.6 13 20.3 1 1.6 2.9688
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 Total 3,42
mengenai Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi
Manajerial Pegawai Negeri Sipil, kompetensi adalah Sistem Pengendalian Internal (SPI) merupakan
karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan
tugas dan/atau fungsi jabatan. Senada dengan pendapat penting dalam pencegahan dan pendeteksian
Kamariah (2012) bahwa kapasitas sumber daya penggelapan (fraud). Pengendalian internal terdiri atas
manusia dapat diukur melalui pengetahuan, kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam
keterampilan dan perilaku. Ketiga hal tersebut yang mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan
harus dimiliki dan diperhatikan oleh setiap orang untuk informasi keuangan yang andal, serta menjamin
menunjang keberhasilan dalam melaksankan tugas. ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku Sistem
Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, rata-rata dari pertanyaan Pengendalian Internal berdasarkan tabel 5.8 di atas,
mengenai Kompetensi sumber daya manusia adalah rata-rata dari kelima indikator pertanyaan mengenai
sebesar 3,24 dengan jawaban Netral. Untuk sistem pengendalian internal adalah sebesar 3,42
mengetahui intensitas variabel penelitian digunakan dengan jawaban setuju. Untuk mengetahui intensitas
rentang skala yang kategori penilaian responden variabel penelitian digunakan rentang skala yang
terhadap variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai kategori penilaian responden terhadap variabel
berikut: penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju 1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju
1,81 – 2,60 : Tidak Setuju 1,81 – 2,60 : Tidak Setuju
2,61 – 3,40 : Netral 2,61 – 3,40 : Netral
3,41 – 4,20 : Setuju 3,41 – 4,20 : Setuju
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju 4,21 – 5,00 : Sangat Setuju
Tanggapan responden terhadap pernyataan Tanggapan responden terhadap pernyataan
langsung dari jawaban kuisoner (X1.1) bahwa langsung dari jawaban kuisoner (X2.1) bahwa
Penempatan pegawai sesuai dengan latar belakang Pimpinan selalu berprilaku baik dan sopan kepada
pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki dengan bawahan nya, menjawab netral atau tidak berpendapat
jawaban Netral atau tidak berpendapat 59,4%, setuju 51,6 %, menjawab setuju 25,0%, sangat setuju 6,3%
28,1%, Sangat setuju 7,8% dan jawaban tidak setuju dan menjawab tidak setuju direspon oleh
direspon oleh 4,7% responden. 17,2%,responden.
Tanggapan responden terhadap pernyataan Tanggapan responden terhadap pernyataan
langsung dari jawaban kuisoner (X1.2) bahwa Saya langsung dari jawaban kuisoner (X2.2) bahwa
memiliki kemampuan dan keterampilan dalam Pimpinan telah melakukan analisis risiko secara
membuat laporan keuangan dengan jawaban Netral lengkap terhadap kemungkinan timbulnya pelanggaran
atau tidak berpendapat 65,6%, setuju 20,3%, Sangat terhadap sistem akuntansi, menjawab netral atau tidak
setuju 7,8% dan jawaban tidak setuju direspon oleh berpendapat 48,4 %, menjawab setuju 15,6%, sangat
6,3%, responden. setuju 4,7% dan menjawab tidak setuju direspon oleh
Tanggapan responden terhadap pernyataan 31,3%, responden.
langsung dari jawaban kuisoner (X1.3) bahwa Ketika Tanggapan responden terhadap pernyataan
saya melakukan kesalahan saya bersedia mengakui dan langsung dari jawaban kuisoner (X2.3) bahwa Setiap
memperbaiki nya dengan jawaban Netral atau tidak transaksi dan aktivitas di lembaga tempat Bapak/Ibu
berpendapat 50,0%, setuju 32,8%, Sangat setuju 0% bekerja telah didukung dengan otorisasi dari pihak
yang berwenang, menjawab netral atau tidak keuangan yang disusun bapak/ibu relevan dan sesuai
berpendapat 56,3 %, menjawab setuju 31,3%, sangat dengan akuntansi keuangan yang berlaku, menjawab
setuju 1,6% dan menjawab tidak setuju direspon oleh Netral atau tidak berpendapat 50,0 %, menjawab setuju
10,9%, responden. Tanggapan responden terhadap 17,2%, sangat setuju 4,7% dan menjawab tidak setuju
pernyataan langsung dari jawaban kuisoner (X2.4) direspon oleh 28,1% responden
bahwa Saya bekerja telah melaksanakan sistem Tanggapan responden terhadap pernyataan
akuntansi yang memungkinkan untuk audit, menjawab langsung dari jawaban kuisoner (Y.2) bahwa Informasi
netral atau tidak berpendapat 54,7 %, menjawab setuju laporan keuangan yang bapak/ibu sajikan andal dan
32,8%, sangat setuju 3,1% dan menjawab tidak setuju telah sesuai dengan transaksi, menjawab Netral atau
direspon oleh 9,4%, responden. tidak berpendapat 51,6 %, menjawab setuju 21,9%,
Tanggapan responden terhadap pernyataan sangat setuju 3,1% dan menjawab tidak setuju direspon
langsung dari jawaban kuisoner (X2.5) bahwa oleh 23,4% responden.
Pimpinan perangkat terkadang melakukan Tanggapan responden terhadap pernyataan
pemeriksaan mendadak terhadap laporan keuangan, langsung dari jawaban kuisoner (Y.3) bahwa Laporan
menjawab netral atau tidak berpendapat 51,6 %, keuangan yang bapak/ibu buat dapat di bandingkan
menjawab setuju 20,3%, sangat setuju 1,6% dan dengan periode sebelumnya, menjawab Netral atau
menjawab tidak setuju direspon oleh 26,6%, tidak berpendapat 46,9 %, menjawab setuju 18,8%,
responden. sangat setuju 3,1% dan menjawab tidak setuju direspon
3. Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Laporan oleh 31,3% responden. Tanggapan responden terhadap
Keuangan Pemerintahan Desa (Y) pernyataan langsung dari jawaban kuisoner (Y.4)
Analisis deskriptif jawaban responden tentang bahwa Laporan keuangan yang bapak/ibu buat dapat di
variabel kualitas laporan keuangan pemerintahan desa pahami oleh pengguna, menjawab Netral atau tidak
didasarkan pada jawaban responden atas pertanyaan- berpendapat 68,8 %, menjawab setuju 21,9%, sangat
pertanyaan atau indikator, seperti yang terdapat dalam setuju 4,7% dan menjawab tidak setuju direspon oleh
kuesioner yang sudah disebarkan kepada responden. 4,7% responden.
Variasi jawaban responden untuk variabel kualitas
4. Analisis Deskriptif Variabel Akuntabilitas (Z)
laporan keuangan pemerintahan desa dapat dilihat pada
Analisis deskriptif jawaban responden tentang
tabel berikut:
variabel akuntabilitas didasarkan pada jawaban
Tabel-9 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Laporan
responden atas pertanyaan-pertanyaan seperti yang
Keuangan Pemerintahan Desa (Y)
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada
Pertanyaa Skor
n/ responden. Variasi jawaban responden untuk variabel
STS TS N S SS mean
Indikator F % F % F % akuntabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
F % F %
Tabel-1 Tanggapan Responden Mengenai
0 0 1 28. 3 50. 1 17. 3 4. 2.984 Akuntabilitas (Z)
Y1 8 1 2 0 1 2 7 4
0 0 1 23. 3 51. 1 21. 2 3. 3.046 Pertanyaa Skor
Y2 5 4 3 6 4 9 1 9 n/ STS TS N S SS
0 0 2 31. 3 46. 1 18. 2 3. 2.937 Indikator F % F % F % F % mean
F %
Y3 0 3 0 9 2 8 1 5
3. 5 78.
0 0 3 4.7 4 68. 1 21. 3 4. 3.265 Z1 0 0 2 6 9.4 6 9.4 3.9375
1 0 1
Y4 4 8 4 9 7 6
4 76. 1 23.
Total 3,40 Z2 0 0 0 0 0 0 4.2344
9 6 5 4
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan 3 57. 2 37.
Z3 0 0 0 0 3 4.7 4.3281
Daerah merupakan karakteristik kualitatif dari suatu 7 8 4 5
laporan yang menyajikan mengenai posisi keuangan 4 68. 1 28.
Z4 0 0 0 0 2 3.1 4.2500
4 8 8 1
dan kinerja pemerintahan desa serta informasi lain
3 56. 2 43.
yang merupakan hasil proses akuntansi selama periode Z5 0 0 0 0 0 0
6 3 8 8
4.4375
tertentu yang akan digunakan oleh para pemangku 4 70. 1 21.
kepentingan dalam pengambilan keputusan. Z6 0 0 0 0 5 7.8 4.1406
5 3 4 9
Berdasarkan tabel 5.8 di atas, rata-rata jawaban dari Total 3,55
pertanyaan mengenai kualitas laporan keuangan Akuntabilitas adalah Semakin meningkatnya
pemerintahan desa adalah sebesar 3,40 dengan tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan
jawaban Netral. Untuk mengetahui intensitas variabel pemerintahan yang baik dan bersih (good governance
penelitian digunakan rentang skala yang kategori dan clean government) telah mendorong
penilaian responden terhadap variabel penelitian dapat pengembangan dan penerapan sistem
dijelaskan sebagai berikut: pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju efektif yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas
1,81 – 2,60 : Tidak Setuju Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).Berdasarkan
2,61 – 3,40 : Netral tabel 5.9 di atas, bahwa rata-rata dari keenam indikator
3,41 – 4,20 : Setuju pertanyaan mengenai akuntabilitas adalah adalah
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju sebesar 3,55 dengan jawaban setuju. Untuk mengetahui
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju intensitas variabel penelitian digunakan rentang skala
Tanggapan responden terhadap pernyataan
langsung dari jawaban kuisoner (Y.1) bahwa Laporan
yang kategori penilaian responden terhadap variabel diukur oleh kuesioner tersebut serta memiliki nilai
akuntabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut: koefisien validitas yang lebih besar dari nilai kritis
1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju yang telah ditentukan.
1,81 – 2,60 : Tidak Setuju a. Validitas Konvergen (Convergent Validity)
2,61 – 3,40 : Netral Uji validitas dilakukan dengan menggunakan evaluasi
3,41 – 4,20 : Setuju measurement (outer) model yaitu dengan menggunakan
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju convergent validity besarnya loading factor untuk masing
4,21 – 5,00 : Sangat Setuju – masing >0.70 terhadap variabel yang dituju. Gambar di
Tanggapan responden terhadap pernyataan bawah ini, merupakan model konstruk dari penelitian ini
langsung dari jawaban kuisoner (Z.1) bahwa Perangkat yang telah diolah dengan menggunakan SEM PLS,
desa telah mampu menjelaskan, menjawab dan selanjutnya akan dianalisis berdasarkan nilai loading
mempertanggung jawabkan setiap anggaran yang di factor dalam indikator-indikator yang ada pada setiap
keluarkan oleh desa, menjawab netral atau tidak variabel
berpendapat 9,4%, menjawab setuju 78,1%, sangat
setuju 9,4% dan menjawab tidak setuju direspon oleh
3,1% responden.
Tanggapan responden terhadap pernyataan
langsung dari jawaban kuisoner (Z.2) bahwa Perangkat
desa telah melakukan perencanaan dan pengembangan
pengelolaan keuangan desa, dijawab setuju 76,6% dan
sangat setuju direspon oleh 23,4% responden.
Tanggapan responden terhadap pernyataan langsung
dari jawaban kuisoner (Z.3) bahwa Perangkat desa
telah memberikan kesempatan yang seluas - luasnya
bagi masyarakat untuk menilai Kinerja desa, menjawab
setuju 57,8%, sangat setuju 37,5% menjawab Netral
atau tidak berpendapat 4,7 %, responden. Tanggapan
responden terhadap pernyataan langsung dari jawaban Gambar-2 Loading Factor
kuisoner (Z.4) bahwa Hasil kinerja perangkat desa
yang akan dicapai di tetapkan dan telah digunakan Gambar diatas menunjukan hasil perhitungan loading
untuk mengevaluasi Pengelolaan Keuangan Desa, factor dan hasil yang didapatkan menunjukan bahwa
menjawab Netral atau tidak berpendapat 3,1%, nilai loading factor sudah diatas 0,70, sehingga
menjawab setuju 68,8% dan sangat setuju direspon indikator telah memenuhi syarat validitas konvergen
oleh 28,1% responden. dan memiliki validitas yang dipersyaratkan
Tanggapan responden terhadap pernyataan berdasarkan rule of thumb yang digunakan sesuai
langsung dari jawaban kuisoner (Z.5) bahwa Proses dengan yang sudah diuji cobakan sebelumnya. Untuk
dan pertanggung jawaban Pengelolaan Keuangan Desa lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
diawasi secara terus menerus oleh pengawas intern Tabel-11 Nilai Outer Loading Konstruk
maupun ekstern, menjawab setuju 56,3% dan sangat Indikator Loading Keterangan
Variabel
setuju direspon oleh 43,7% responden. Tanggapan Factor
responden terhadap pernyataan langsung dari jawaban X1.1 0,806 Valid
kuisoner (Z.6) bahwa Perangkat desa selalu mendapat Kompetensi SDM
X2.2 0,865 Valid
pelatihan tentang tata cara pengelolaan keuangan desa,
X3.3 0,857 Valid
menjawab netral atau tidak berpendapat 7,8%,
menjawab setuju 70,3% dan sangat setuju direspon X2.1 0,818 Valid
oleh 21,9% responden. System X2.2 0,882 Valid
pengendalian X2.3 0,880 Valid
Analisis Model Pngukuran (Outer Model) internal X2.4 0,795 Valid
Model penelitian ini akan dianalisis menggunakan
X2.5 0,754 Valid
metode Partial Least Square (PLS) dan dibantu dengan
software SmartPLS 3.0. PLS merupakan salah satu metode Z1 0,860 Valid
alternatif Structural Equation Modeling (SEM) yang dapat Z2 0,885 Valid
Akuntabilitas
dilakukan untuk mengatasi permasalahan pada hubungan Z3 0,881 Valid
diantara variabel yang sangat kompleks tetapi ukuran Z4 0,892 Valid
sampel data kecil (30-100 sampel). Kualitas laporan Y1 0,807 Valid
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas adalah untuk mengukur valid tidaknya keuangan Y2 0,834 Valid
suatu kuesioner. seperti yang telah dijelaskan pada pemerintahan 0,864 Valid
metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid atau desa Y3
tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara Validitas diskriminan adalah menguji bahwa alat ukur,
statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor secara tepat mengukur konstruk yang diukur, bukan
butir pernyataan dengan skor totalnya. Suatu kuesioner konstruk yang lain. Loading factor dan hasil yang
dikatakan sahih atau valid jika pertanyaan pada didapatkan menunjukan bahwa nilai loading factor
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
sudah diatas 0,70, sehingga indikator telah memenuhi memenuhi cronbach alpha apabila memiliki nilai
syarat validitas konvergen cronbach alpha > 0,7. 5 Berikut ini adalah nilai
b. Average Variance Extracted (AVE) cronbach alpha dari masing-masing variabel:
Untuk mengevaluasi validitas deskriminan dapat dilihat
dengan metode AVE (Average Variance Extracted) untuk
setiap kontruk atau variable laten. Model memiliki Tabel-14 Nilai Cronbach Alpha
validitas diskriminan yang lebih baik apabila akar kuadrat Variabel Cronbach’ Keterangan
AVE untuk masing-masing kontruk lebih besar dari s Alpha
koreksi antara dua konstruk di dalam model. Kompetensi SDM 0,885 Realible
Tabel-12 Nilai AVE (Average Variance Extracted ) Sistem pengendalian 0,802 Realible
internal
Variabel AVE (Average Validitas Kualitas laporan 0,902 Realible
keuangan pemerintahan
Variance desa
Extracted) Akuntabilitas 0,833 Realible

Kompetensi SDM 0,685 Valid Berdasarkan sajian data di atas, dapat diketahui
Sistem pengendalian internal 0,711 Valid bahwa nilai cronbach alpha dari masing-masing
variabel penelitian > 0,7. Dengan demikian hasil ini
Kualitas leporan keuangan 0,774 Valid dapat menunjukkan bahwa masing-masing variabel
pemerintahan desa penelitian telah memenuhi persyaratan nilai cronbach
alpha, sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
Akuntabilitas 0,667 Valid variabel memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
Kesimpulan untuk analisis outer model dalam
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai AVE
penelitian ini adalah semua indikator telah memenuhi
(Average Variance Extracted) untuk semua konstruk
kaidah validitas dan reliabilitas sehingga dapat
memiliki nilai >0,50. Oleh karena itu tidak ada
dilanjutkan dengan analisis inner model.
permasalahn convergent validity pada model yang diuji
Analisis Model Struktural (Inner Model)
Uji Reliabilitas Instrumen
1. Nilai R square (R2)
1. Composite Reliability
Nilai R square adalah ukuran proporsi variasi
Setelah menguji validitas konstruk, pengujian
nilai variabel yang dipengaruhi yang dapat dijelaskan
selanjutnya adalah uji reliabilitas konstruk yang diukur
oleh variabel yang mempengaruhinya. Jika dalam
dengan Composite Reliability (CR) dari blok indikator
sebuah penelitian menggunakan lebih dari dua variabel
yang mengukur konstruk CR digunakan untuk
bebas maka digunakan r-square adjusted (adjusted R2).
menampilkan reliabilitas yang baik. Suatu konstruk
Nilai r square adjusted adalah nilai yang selalu lebih
dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability >
kecil dari r square. Nilai R2 mendekati 1, dengan
0.6. Menurut Hair et al. (2014) koefisien composite
kriteria batasan nilai dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu
reliability harus lebih besar dari 0.7 meskipun nilai 0.6
(Jamal Maulana Hudin, Yusti Farlina & Denny
masih dapat diterima. Namun, uji konsistensi internal
Pribadi, 2018):
tidak mutlak untuk dilakukan jika validitas konstruk
1. Jika nikai R2 = 0,67 Model adalah substansi (kuat)
telah terpenuhi, karena konstruk yang valid adalah
2. Jika nikai R2 = 0,33 Model adalah moderate
yang reliabel, sebaliknya konstruk yang reliabel belum
(sedang)
tentu valid.
3. Jika nikai R2 = 0,19 Model adalah lemah (buruk)
Tabel-2 Nilai Composite Reliability
Dalam penelitian ini digunakan nilai r-square
Variabel Composit Keterangan
adjusted (adjusted R2), karena memiliki lebih dari dua
e variabel bebas.
Reliabilit Tabel-15 Hasil Uji R-Square
y
Kompetensi SDM 0,915 Realibel Nilai Keterangan
Sistem pengendalian 0,881 Realibel R-
Square
internal
Kompetensi SDM, Kualitas 0.780 Subtansi
Kualitas leporan keuangan 0,932 Realibel Laporan Keuangan (Kuat)
pemerintahan desa Pemerintahan Desa dan
Akuntabilitas 0,889 Realibel Akuntabilitas
Berdasarkan tabel diatas Bahwa hasil pengujian Sistem Pengendalian Internal,
composite reliability menunjukkan nilai > 0.6 yang Kualitas Laporan Keuangan Subtansi
0.579
berarti semua variabel dinyatakan reliabel Pemerintahan Desa dan (Kuat)
2. Cronbach Alpha Akuntabilitas
Uji realibilitas dengan composite reability di atas Sumber: Data Diolah, 2022
dapat diperkuat dengan menggunakan nilai cronbach
alpha. Suatu variabel dapat dinyatakan reliabel atau
Dari tabel diatas, nilai R-Square variabel kualitas GoF =√[{(0,685+0,711+0,774 +0,667)/4}x
laporan keuangan pemerintahan desa sebesar 0,780. {(0.780 +0,579)/2}]
Angka hasil R-Square ini dapat dijelaskan bahwa GoF = √ [{2,837/4} x {1,359/2}]
pengaruh variabel terhadap variabel kualitas laporan GoF = √ 709,25 x 679,5
keuangan pemerintahan desa memberi nilai sebesar GoF = √ 481,935
0,780 yang dapat diintepretasikan bahwa nilai ini GoF = 21,95
terkategori kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa Hasil perhitungan GoF tersebut menunjukkan
kompetensi SDM ,kualitas laporan keuangan nilainya sebesar 21,95 maka hal mengacu pada kriteria
pemerintahan desa dan akuntabilitas memberikan kuat lemahnya model pengukuran melalui Goodness
pengaruh dengan variabel dependen sebesar 78% of Fit (GoF) menurut (Lathan & Ghozali, 2015:88),
Variabel akuntabilitas sebesar 0,579. Angka hasil model ini tergolong ke dalam model yang kuat.
R-Square ini dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel
terhadap variabel Akuntabilitas memberi nilai sebesar Pengujian Hipotesis
0,579 yang dapat diintepretasikan bahwa nilai ini Pengujian Hipotesis dilakukan berdasarkan hasil
terkategori moderate, sehingga dapat disimpulkan pengujian Inner Model (model struktural) yang meliputi
bahwa sistem pengendalian internal, kualitas laporan output r-square, koefisien parameter dan t-statistik. Untuk
keuangan pemerintahan desa dan akuntabilitas melihat apakah suatu hipotesis itu dapat diterima atau
memberikan pengaruh dengan sebesar 57,9%. ditolak diantaranya dengan memperhatikan nilai
2. Nilai Q2 signifikansi antar konstrak, t-statistik, dan p-values.
Merupakan pengukur seberapa baik observasi Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan
yang dilakukan memberikan hasil terhadap model bantuan software SmartPLS (Partial Least Square) 3.0.
penelitian. Nilai Q-Square Predictive Relevance (Q2) Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari hasil bootstrapping.
berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1(satu). Semakin Rules of thumb yang digunakan pada penelitian ini adalah
mendekati 0 nilai Q-Square Predictive Relevance (Q2), t-statistik >1,96 dengan tingkat signifikansi p-value 0,05
memberikan petunjuk bahwa model penelitian semakin (5%) dan koefisien beta bernilai positif. Nilai pengujian
tidak baik, sedangkan sebaliknya semakin menjauh hipotesis penelitian ini dapat ditunjukan pada Tabel
dari 0 (nol) dan mendekat ke nilai 1 (satu), ini berarti dibawah ini dan untuk hasil model penelitian ini dapat
model penelitian semakin baik. Kriteria kuat lemahnya digambarkan seperti tampak pada gambar berikut:
model diukur berdasarkan Q-Square Predictive 1. Pengaruh Langsung (Direct Effect)
Relevance (Q2) menurut Latan dan (Ghozali, 2015: Hipotesis akan diterima jika nilai t-statistik >1,96
80). atau tingkat signifikansi p-value < 0,05 (5%) dengan
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 - R22) … (1 – Rp2) koefisien bernilai positif. Berikut ini merupakan nilai
Q2 = 1 - (1-0,780) x (1-0,579) dari pengaruh langsung hasil bootstrapping.
= 1 – (0,22 x 0,421) Tabel-16 Pengaruh Langsung
= 1 – 0,524
= 0,92
Hasil perhitungan dapat diketahui nilai Q2
sebesar 0.92 yang artinya besarnya keberagaman dari
data hasil penelitian dapat dijelaskan oleh model
struktural yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah sebesar 92%, maka dapat di simpulkan 8% di
pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil ini, model struktural
2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)
pada penelitian telah memiliki Q-Square Predictive
Peran intervening juga dapat dilihat dari
Relevance (Q2) model kuat sesuai dengan pendapat
signifikansi efek tidak langsung, berikut ini merupakan
ghozali (2015:18).
nilai dari pengaruh tidak langsung hasil bootstrapping.
3. Nilai GoF
Merupakan pengukuran ketepatan model secara Tabel-17 Pengaruh Tidak Langsung
keseluruhan, karena dianggap merupakan pengukuran
tunggal dari pengukuran outer model dan pengukuran
inner model. Nilai pengukuran berdasarkan Goodness
of Fit (GoF) memiliki rentang nilai antara 0 (nol)
sampai dengan 1(satu). Nilai Goodness of Fit (GoF)
yang semakin mendekati 0 (nol), menunjukkan model
semakin kurang baik, sebaliknya semakin menjauh dari
0 (nol) dan semakin mendekat 1 (satu), maka model
semakin baik. Kriteria kuat lemahnya model Analisis Pengaruh Variabel Penelitian
berdasarkan pengukuran Goodness of Fit (GoF) Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh
menurut (Lathan & Ghozali, 2015:88), adalah sebagai Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan
berikut: 0,36 (GoF large), 0,25 (GoF medium), dan Desa pada Kecamatan Tanjung dan Kecamatan
0,10 (GoF small ). Adapun rumusan untuk mengukur Murung Pudak Kabupaten Tabalong
kuat lemahnya model berdasarkan Goodness of Fit Diketahui pengaruh langsung Kompetensi SDM
(GoF), adalah: terhadap kualitas laporan keuangan pemerintahan desa X1
GoF = √ (AVE x R2) -> Y T Statistik 5,972 < 1,96 selain itu memiliki nilai
0,000 lebih kecil dari 0,05 dengan demikian Kompetensi Justifikasi yang mungkin dapat menjelaskan
SDM berpengaruh secara langsung terhadap kualitas ketidakmampuan sistem pengendalian internal
laporan keuangan pemerintahan desa. Maka hipotesis pada memoderasi kompetensi sumber daya manusia terhadap
penelitian ini di terima. kualitas laporan keuangan pemerintahan desa adalah
Suatu organisasi membutuhkan sumber daya karena pegawai pemerintah desa Kecamatan Tanjung dan
manusia sebagai pelaksana atau penggerak untuk Kecamatan Murung Pudak yang terlibat langsung dalam
mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia proses menyusun laporan keuangan pemerintahan desa
merupakan aspek yang penting dalam sebuah organisasi. banyak yang bukan berlatar belakang pendidikan
Jika suatu organisasi mempunyai sumber daya manusia akuntansi serta masih kurangnya pembinaan yang
yang berkompeten, maka organisasi tersebut dengan dilakukan pemerintahan setempat. Pegawai dengan latar
mudah mencapai tujuannya. Apabila sumber daya manusia belakang akuntansi umumnya memiliki pemahaman yang
yang melaksanakan tugas tidak berkualitas, maka akan lebih baik tentang laporan keuangan dibandingkan
menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan fungsi dalam pegawai berlatar belakang nonakuntansi. Kondisi ini
organisasi. Pengertian kompetensi menurut Wibowo kemungkinan yang menyebabkan sistem pengendalian
(2014:271) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk internal tidak memoderasi pengaruh kompetensi sumber
melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan
yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta pemerintahan desa Kecamatan Tanjung dan Kecamatan
didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan Murung Pudak.
tersebut. Menurut Dr. H. Burhanuddin Yusuf, M.M., Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 60
(2015) sumber daya manusia didefinisikan sebagai tahun 2008 menjelaskan bahwa pemerintah harus
individu yang merancang dan memproduksi keluaran melakukan penelusuran latar belakang calon pegawai
dalam rangka pencapaian strategi dan tujuan yang telah dalam proses rekrutmen sehingga ditempatkan sesuai
ditetapkan oleh organisasi. Tanpa Individu yang memiliki dengan bidangnya masing-masing dan melakukan
keahlian atau potensi, maka mustahil bagi organisasi untuk pelatihan serta pembinaan demi meningkatkan kompetensi
mencapai tujuannya. Teori stewardship menjelaskan pegawai dibidangnya. Sumber daya manusia akan
eksistensi Kepala Desa dan Pelaksana Teknis Pengelolaan melakukan pekerjaan dengan baik jika ditempatkan pada
Keuangan Desa (PTPKD) yang terdiri dari Sekretaris dibidangnya. Pengelolaan keuangan pemerintahan desa
Desa, Bendahara Desa, dan Kepala Seksi sebagai steward harus menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan
(pengelola) keuangan desa sebagai kompetensi sumber latar belakang pendidikannya. Pelatihan juga harus
daya manusia yang dapat dipercaya dan bertindak sesuai dilakukan oleh pemerintah setempat demi meningkatkan
dengan kepentingan publik dengan melaksanakan tugas kompetensi. Untuk meningkatkan kompetensi pegawai
dan fungsinya dengan tepat untuk kesejahteraan dibutuhkan sistem pengendalian internal yang memadai.
masyarakat. Pemerintah desa setelah melaksanakan Sistem pengendalian internal yang memadai dapat
tugasnya harus membuat laporan pertanggungjawaban. berperan dalam memaksimalkan kompetensi sumber daya
Laporan pertanggungjawaban tersebut harus manusia. Hal tersebut berupa pelatihan yang diperlukan
akuntabel dan transparan sebagai bukti bahwa untuk mempertahankan kompetensi sumber daya manusia
pemerintahan desa telah melaksanakan tugas dan dari ilmu yang kian hari semakin berkembang.
fungsinya. Hasil penelitian ini didukung oleh oleh Mada et Sehingga dari sistem pengendalian internal mampu
al. (2017) mengenai variabel kompetensi sumber daya memaksimalkan sumber daya manusia dalam
manusia menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintahan
signifikan antara faktor kompetensi sumber daya manusia desa. Penelitian ini tidak mendukung teori stewardship.
terhadap akuntabilitas laporan dana desa di Kabupaten Teori tersebut didesain bagi para peneliti untuk menguji
Gorontalo. Peneitian tersebut diperkuat dengan penelitian situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan sebagai
yang dilakukan oleh Yudianto & Sugiarti (2017) yang pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara
menyatakan bahwa faktor kompetensi sumber daya terbaik pada prinsipalnya. Dari teori tersebut dapat
manusia berpengaruh terhadap akuntabiitas laporan dana menjelaskan pemerintah sebagai steward akan
desa di Kabupaten Karawang. Senada dengan peneitian meningkatkan kompetensi pegawai sebagai upaya yang
tersebut, Supadmi & Suputra (2018) menyatakan bahwa terbaik untuk diberikan kepada masyarakatnya sebagai
kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan principal. Berdasarkan hasil jawaban responden
signifikan terhadap akuntabilitas laporan dana desa di kota menunjukkan bahwa pemerintahan desa Kecamatan
Denpasar. Eksistensi Kepala Desa dan Pelaksana Teknis Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak masih kurang
Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) sebagai steward dalam hal proses penyeleksian dan penempatan sumber
(pengelola) keuangan desa sebagai kompetensi daya manusia (perangkat desa) yang memiliki kompetensi
sumberdaya manusia yang dapat dipercaya dan bertindak di bidang akuntansi untuk proses penyusunan laporan
sesuai dengan kepentingan public dengan melaksanakan keuangan pemerintahan desa, meskipun mungkin
tugas dan fungsinya dengan tepat untuk kesejahteraan pemerintah dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat. Jadi pemerintahan desa yang memiliki dan Desa telah banyak memberikan pelatihan, akan tetapi
kompetensi tinggi maka akuntabilitas laporan perangkat desa akan tetap kesulitan dalam memahami
pertanggungjawaban juga tinggi. materi pelatihan tersebut dikarenakan tidak adanya dasar
Sistem Pengendalian Internal berpengaruh Terhadap ilmu dari pendidikan akuntansi Maka dari itu dibutuhkan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa pada sistem pengendalian internal dalam mengelola sumber
Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak daya manusia agar ditempatkan sesuai dengan bidangnya
Kabupaten Tabalong
Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh pengelola dana desa harus memiliki komitmen yang tinggi
Terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan terhadap organisasi untuk memenuhi kewajibannya dalam
Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong memberikan pelayanan kepada masyarakat, sejalan pula
Pengelolaan keuangan pemerintahan desa tidak dengan teori komitmen organisasi yang menjabarkan
terlepas dari akuntabilitas yang secara umum diartikan bahwa semakin tinggi komitmen organisasi individu akan
sebagai sebuah bentuk kewajiban untuk memengaruhi tingkat kecepatan kerja yang dimilikinya.
mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau Dengan kecepatan dan ketepatan bekerja akan
kegagalan pelaksanaan organisasi dalam mencapai sasaran memengaruhi laporan pertanggungjawaban yang diberikan
yang telah diterapkan untuk periode-periode sebelumnya kepada masyarakat sebagai prinsipal (Mada et al., 2017).
yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012). Sistem Pengendalian Internal berpengaruh Terhadap
Akuntabilitas dalam pemerintahan desa sangat penting Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan
karena merupakan salah satu bentuk media Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong
pertanggungjawaban pemerintahan desa sebagai entitas Menurut Nurillah (2014) Sistem pengendalian
yang mengelola dana desa. Pengelolaan keuangan desa internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang
yang akuntabel merupakan pengelolaan keuangan yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau
bisa dipertanggungjawakan mulai dari kegiatan menyediakan informasi keuangan yang andal, serta
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, hingga laporan menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku.
keuangan desa. Jika sebuah organisasi mempunyai sistem pengendalian
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama internal yang baik, maka organisasi tersebut tidak akan
dari reformasi sektor publik. Demi terwujudnya laporan mengalami kekacauan dalam melaksanakan tugasnya.
laporan dana desa yang akuntabel, banyak aspek atau Fungsi sistem pengendalian internal dapat membantu
faktor yang mempengaruhi, di antaranya yaitu kompetensi sumber daya manusia untuk mengetahui batasan-batasan
sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat. Teori dan hak-hak dalam bekerja serta teknologi informasi yang
stewardship menjelaskan eksistensi Kepala Desa dan bisa dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan tersebut.
Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD) Sistem pengedalian internal pemerintah di Indonesia
yang terdiri dari Sekretaris Desa, Bendahara Desa, dan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008
Kepala Seksi sebagai steward (pengelola) keuangan desa tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
sebagai kompetensi sumberdaya manusia yang dapat mendefinisikan sistem pengendalian internal pemerintah
dipercaya dan bertindak sesuai dengan kepentingan publik adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
dengan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan tepat yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan
untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintah desa setelah seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang
melaksanakan tugasnya harus membuat laporan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
pertanggungjawaban. kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan
Laporan pertanggungjawaban tersebut harus keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
akuntabel dan transparan sebagai bukti bahwa pemerintah peraturan perundang-undangan.
desa telah melaksanakan tugas dan fungsinya. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa
Akuntabilitas merupakan salah satu faktor terkait erat berpengaruh terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan
dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak Kabupaten
hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan Tabalong
menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
(Arifiyadi, 2008). Laporan keuangan yang akuntabel dan Akuntabilitas akan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan
transparan dapat terwujud dengan adanya kontrol dalam Keuangan Pemerintahan Desa, karena rasa tanggungjawab
pembuatan laporan keuangan tersebut, yaitu dengan sistem atau akuntabilitas yang ada dalam diri seorang pegawai
pengendalian internal sesuai dengan PP No. 60 Tahun akan membuatnya berusaha menyelesaikan kewajibannya
2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah seoptimal mungkin dan mempertanggungjawabkan semua
(SPIP). Pemerintah desa dapat mengarahkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada
kompetensi dan keahliannya dalam mengefektifkan lingkungannya. “Orang dengan akuntabilitas tinggi
pengendalian intern untuk dapat menghasilkan laporan mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar
informasi keuangan yang berkualitas sebagai bentuk dibanding orang dengan akuntabilitas rendah ketika
pelayanan yang baik kepada masyarakat Pamong desa menyelesaikan pekerjaan” Mardisar dan Sari (Cloyd;
sebagai steward (pihak yang bertanggungjawab) atas 2007).
pengelolaan keuangan desa kepada principal (masyarakat) Penyajian laporan keuangan yang disusun oleh
dimana pertanggungjawaban kepada masyarakat sebagai pemerintahan desa harus berisi pertanggungjawaban
bentuk pertanggungjawaban horizontal sedangkan pelaksanaan kinerja yang telah direalisasikan. Dimana
pertanggungjawaban kepada pemerintahan diatasnya pertanggungjawaban tersebut akan membuat masyarakat
merupakan bentuk pertanggungjawaban vertikal. yakin dengan kinerja pemerintah, sehingga dengan adanya
Masyarakat sebagai principal berhak meminta akuntabilitas yang tinggi dalam penyusunan laporan
pertanggungjawaban atas apa yang telah di kerjakan di keuangan maka akan meningkatkan kualitas dari laporan
dalam pemerintahan tersebut. keuangan pemerintahan desa. Mengacu pada teory
Aparatur yang memilki komitmen organisasi yang Stewardship pemerintah sebagai pemegang 94 amanah
tinggi akan mempertanggungjawabkan segala kegiatan (steward) memiliki kewajiban untuk
yang dilakukannya dalam organisasi untuk mewujudkan mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada rakyat
pelayanan kepada publik agar menjadi lebih baik, hal ini sebagai pihak pemberi amanah (principal) dengan
sejalan dengan teori stewardship dimana aparatur mengungkap segala informasi, baik keberhasilan maupun
kegagalan yang dialami oleh organisasi tersebut. 2. Sistem Pengendalian Internal berpengaruh Terhadap
Pemerintah sebagai pihak yang memiliki banyak informasi Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa pada
dan bertanggungjawab atas kepercayaan yang telah Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak
diberikan rakyat memiliki kesadaran untuk terus Kabupaten Tabalong.
mewujudkan transaparansi dan akuntabilitas melalui 3. Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh
pengungkapan laporan keuangan yang baik. Terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.
Memediasi Pengaruh Kompetensi Sumber Daya 4. Sistem Pengendalian Internal berpengaruh Terhadap
Manusia Terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan
Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong.
Tabalong 5. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa
Laporan dana desa merupakan salah satu faktor berpengaruh terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan
penting dalam sebuah instansi, yaitu untuk Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak Kabupaten
mempertanggung jawabkan kinerja dan syarat pencairan Tabalong.
dana desa periode selanjutnya. Laporan dana desa 6. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa
hendaknya dilakukan secara tepat waktu dan akuntabel. Memediasi Pengaruh Kompetensi Sumber Daya
Pengelolaan keuangan desa tidak terlepas dari Manusia Terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan
akuntabilitas yang secara umum diartikan sebagai sebuah Tanjung dan Kecamatan Murung Pudak Kabupaten
bentuk kewajiban untuk mempertanggung jawabkan Tabalong.
sebuah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan 7. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa
organisasi dalam mencapai sasaran yang telah diterapkan Memediasi Pengaruh Sistem pengendalian Internal
untuk periode-periode sebelumnya yang dilakukan secara Terhadap Akuntabilitas pada kecamatan Tanjung dan
periodik (Mustofa, 2012). Akuntabilitas dalam kecamatan Murung Pundak Kabupaten Tabalong
pemerintahan desa sangat penting karena merupakan salah
satu bentuk media pertanggungjawaban pemerintahan desa Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat
sebagai entitas yang mengelola dana desa. Pengelolaan indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang
keuangan pemerintahan desa yang akuntabel merupakan dapat disampaikan sebagai berikut:
pengelolaan keuangan yang bisa dipertanggungjawakan 1. Bagi pemerintahan desa
mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, Peningkatan akuntabilitas laporan dana desa yang
penatausahaan, hingga laporan keuangan desa. akuntabel melalui workshop, pelatihan dan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan Desa pengetahuan perkembangan peraturan terkait dengan
Memediasi Pengaruh Sistem pengendalian Internal pemerintah dan Mempertahanan kualitas pengendalian
Terhadap Akuntabilitas pada Kecamatan Tanjung dan internal yang meliputi lingkungan pengendalian,
Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi
Dengan adanya Peraturan pemerintah nomor 60 komunikasi, dan pemantauan
tahun 2018 menjelaskan bahwa pemerintah harus 2. Bagi perangkat desa
melakukan penelusuran latar belakang calon pegawai Perangkat desa harus mengetahui Partisipasi
dalam proses rekrutmen sehingga ditempatkan sesuai masyarakat memiliki pengaruh yang sangat kuat
dengan bidangnya masing-masing dan melakukan terhadap akuntabilitas laporan dana desa. Sehingga
pelatihan serta pembinaan demi meningkatkan kompetensi perangkat desa dan masyarakat harus saling
pegawai dibidangnya. Sumber daya manusia akan berkomunikasi dan berkerjasama agar terwujudnya
melakukan pekerjaan dengan baik jika ditempatkan pada laporan dana desa yang akuntabel.
dibidangnya. Kepala desa harus menempatkan sumber 3. Bagi Penelitian selanjutnya
daya manusia aparat desa sesuai dengan latar belakang Agar hal yang serupa dengan penelitian ini seharusnya
pendidikannya. Pelatihan juga harus dilakukan oleh perlu melakukan perbaikan model penelitian.
Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Menambah variabel agar penelitian nya lebih menarik
Masyarakat dan Desa demi meningkatkan kompetensi terhadap akuntabilitas laporan dana desa karena
sumber daya masyarakat aparat desa. Untuk meningkatkan kompotensi SDM yang di sarankan banyak laporan
kompetensi pegawai dibutuhkan sistem pengendalian keuangan yang terlambat maka sehausnya mengadakan
internal yang memadai. Sistem pengendalian internal yang pertemuan atau diklat ,pelatihan,penataran dengan
memadai dapat berperan dalam memaksimalkan mengundang pakar–pakar atau dosen untuk melakukan
kompetensi sumber daya manusia. Hal tersebut berupa pelatihan dan penanganan
pelatihan yang diperlukan untuk mempertahankan
kompetensi sumber daya manusia dari ilmu yang kian hari UCAPAN TERIMA KASIH
semakin berkembang. Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
KESIMPULAN DAN SARAN dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka penelitian ini.
hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh
Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintahan DAFTAR PUSTAKA
Desa pada Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Akbar, M. Atshil Maulana. 2017. Pengembangan
Murung Pudak Kabupaten Tabalong. Ekonomi Masyarakat Melalui Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes) Desa Hanura Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran.Tesis Program UIN
Raden Intan Lampung.
Bintarto, R 1983.Interaksi Desa-Kota dan
Permasalahannya, Ghalia No. No. Chozin, Sumardjo
dan Susetiawan, 2010. Pembangunan Pedesaan
dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan
Masayarakat. IPB Press, Bogor.
Dewi, Amelia Kusuma. 2014. Peranan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) Sebagai Upaya dalam
Meningkatkan Penadapatan Asli Desa serta
menumbuhkan Perekonomian Desa. Journal of Rural
and Development, Vol. 5 No. 1.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian: Untuk Akuntansi.
Medan: USU Press. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi
Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 (Edis7).
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan Program IBM SPSS

23 (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas


Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi
AnalisisMultivariat Dengan
Program SPSS (Edisi4). Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ramadhan, Coristya Berlian. 2013. Keberadaan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan
Ekonomi Desa. Jurnal Administrasi Publik, Vol.1,
No.6.
Republik No., 2003. Undang-Undang Nomor 17 tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Republik No., 2005.
PP Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Republik No., 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa.
Republik No., 2014. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan
Desa.
Republik No., 2014. PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Republik No., 2014. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah. Republik No., 2014. UU Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa.
Republik No., 2015. Peraturan Menteri Desa Nomor 4
Tahun 2015 Tentang PembangunanKepegawaian,
Jakarta Gunung Agung.Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai