Anda di halaman 1dari 10

JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 10 No: 3 Tahun 2019

e-ISSN: 2614 – 1930

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PARTISIPASI MASYARAKAT,


DAN TRANSPARANSI TERHADAP IMPLEMENTASI GOOD VILLAGE
GOVERNANCE (Studi Kasus pada Desa di Kabupaten Buleleng)

1Putu Listia Ika Wardani, 1Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi, 2Made Aristia
Prayudi

Prodi S1 Akuntansi
Jurusan Ekonomi dan Akuntansi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {1putulistia@gmail.com, 1ayurencana@udiksha.ac.id ,


2prayudi.acc@udiksha.ac.id}

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, partisipasi masyarakat, dan
transparansi terhadap implementasi good village governance. Mengenai permasalahan penyalahgunaan APBDes
oleh beberapa Kepala Desa di Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
dengan data primer yang diperoleh dari data kuesioner yang diukur menggunakan skala likert. Penelitian ini
dilakukan pada desa di Kabupaten Buleleng. Populasi penelitian ini adalah sejumlah 129 Desa di Kabupaten
Buleleng. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode probability sampling dan
diperoleh sebanyak 56 desa sebagai sampel serta tiap desa terdapat 3 responden, sehingga jumlah responden
sebanyak 168. Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian diolah dengan uji analisis regresi
linear berganda dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) gaya kepemimpinan berpengaruh
positif terhadap implementasi good village governance, (2) partisipasi mayarakat berpengaruh positif terhadap
implementasi good village governance, dan (3) transparansi berpengaruh positif terhadap implementasi good village
governance.

Kata kunci: Gaya kepemimpinan, partisipasi masyarakat, transparansi, good village governance

ABSTRACT
This study aimed at determining the effect of leadership style, community participation, and transparency
on the implementation of good village governance. Regarding the problem of misuse of APBDes by several Village
Heads in Buleleng Regrency. The method used was a quantitative research method with the primary data obtained
from questionnaire data measured through a Likert scale. This research was conducted in villages in Buleleng
Regency. The population of this study was 129 villages in Buleleng Regency. The sampling method in this study
employed probability sampling method and obtained as many as 56 villages as samples and each village had 3
respondents, so the number of respondents was 168. The research data were collected through a questionnaire then
processed through multiple linear regression analysis test with the assistance of SPSS. The results of the study
stated that (1) the leadership style had a positive effect on the implementation of good village governance, (2) the
community participation had a positive effect on the implementation of good village governance, and (3) the
transparency had a positive effect on the implementation of good village governance.

Keywords: Leadership style, community participation, transparency, good village governance


sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas
PENDAHULUAN semua keputusan dan kebijakan yang telah
Negara Republik Indonesia sebagai diambil dan dilaksanakan. Keterbukaan
Negara Kesatuan yang menganut asas juga dibutuhkan untuk meningkatkan peran
desentralisasi dalam penyelenggarakan serta (partisipasi) masyarakat dalam
pemerintahan dengan memberikan pembangunan dengan memberi masukan,
kesempatan dan keleluasaan kepada dukungan sekaligus kontrol terhadap
daerah untuk menyelenggarakan otonomi jalannya pemerintahan desa. Jika tiga pilar
daerah. Otonomi daerah yang diberikan tersebut dilaksanakan dengan sungguh-
pemerintah pusat kepada pemerintah sungguh, maka akan terwujudnya tata
daerah meliputi hak pemerintah daerah kelola pemerintahan desa yang baik (good
mengatur kekayaan daerahnya sendiri, village governance).
mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintah Desa adalah Kepala
pemerintahannya. Sebagaimana yang Desa yang disebut nama Perbekel dan
diungkapkan oleh Cornawall & Gaventa Perangkat Desa sebagai unsur
dalam Moch (2012), bahwa pemerintahan penyelenggara Pemerintahan Desa. Dalam
lokal memiliki peluang yang besar untuk pasal 26 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6
mendorong demokratisasi karena proses Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan
desentralisasi lebih memungkinkan adanya Kepala Desa berkewajiban melaksanakan
pemerintahan yang responsif, representatif, prinsip tata Pemerintahan Desa yang
partisipatif, dan akuntabel. Dengan akuntabel, transparan, profesional, efektif
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi,
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah korupsi dan nepotisme. Dalam hal ini, desa
telah membuka ruang politik bagi memiliki pemerintahan sendiri yang meliputi
masyarakat untuk bisa berpartisipasi aktif Kepala Desa dan Perangkat Desa. Desa
dalam penyelenggaraan pemerintahan, baik diberikan kesempatan untuk mengurus tata
pada tingkat nasional, regional, daerah, pemerintahannya sendiri dan mempunyai
maupun pada tingkat pemerintahan desa. tugas menyelenggarakan urusan
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan
pemerintahan di tingkat desa,sebagai desa dan kawasan perdesaan serta
upaya wujudkan Good Village Governance pemberdayaan masyarakat desa. Undang-
(Tata KelolaPemerintahan Desa yang baik). Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Good Village Governance pada dasarnya memberikan jaminan yang lebih pasti
dapat dipandang sebagai penerapan bahwa setiap desa akan menerima dana
prinsip-prinsip dasar good governance desa dari pemerintah pusat. Dalam APBN-
dalam penyelenggaraan pemerintahan P 2015 telah dialokasikan Dana Desa
desa. Good Governance merupakan suatu 20.776 triliun kepada seluruh desa yang
konsep pendekatan yang berorientasi tersebar di Indonesia sebanyak 74.093
kepada pembangunan sektor publik oleh desa. Peraturan Pemerintah Nomor 60
pemerintah yang baik. Menurut Moch Tahun 2014 tentang Dana Desa adalah
(2012) pentingnya penyelenggaraan dana yang bersumber dari Anggaran
pemerintahan yang mengarah pada tata Pendapatan dan Belanja Negara yang
pemerintahan yang baik (good governance) diperuntukan bagi Desa yang ditransfer
mengarahkan kepada upaya memperbaiki melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
dan meningkatkan proses manajemen Daerah dan digunakan untuk membiayai
pemerintahan sehingga kinerjanya menjadi penyelenggaraan pemerintahan,
lebih baik. Tiga pilar elemen dasar yang pelaksanaan pembangunan, pembinaan
saling berkaitan satu sama lainnya dalam kemasyarakatan, dan pemberdayaan
mengimplementasikan good village masyarakat.
governance adalah, transparansi, Dana desa merupakan salah satu
akuntabilitas dan partisipasi. Keterbukaan sumber pendapatan desa yang harus
(transparansi) dalam penyelenggaraan dicantumkan dalam dokumen Anggaran
pemerintahan desa itu mutlak diperlukan Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Dana Desa dapat digunakan untuk akan ditunjukkan oleh pemimin dalam
membiayai program dan kegiatan prioritas mempengaruhi orang lain atau karyawan.
yang telah disepakati dan ditetapkan di Pola prilaku tersebut dapat dipengaruhi
dalam musyawarah perencanaan dan oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai,
pembangunan Desa (MUSRENBANGDES) asumsi, presepsi, harapan, maupun sikap
tentang Rencana Kerja Pemerintah Desa yang ada dalam diri pemimpin. Indicator
(RKP Desa) setiap tahun. Dana Desa dari gaya kepemimpinan yaitu
diperuntukan membiayai 4 (empat) program memperhatikan kebutuhan bawahan,
prioritas diantaranya One Village One simpati terhadap bawahan, menciptakan
Product, Badan Usaha Milik Desa suasana saling percaya, memiliki sikap
(BUMDes), Embung Desa, dan Sarana bersahabat dan menumbuhkan peran serta
Olahraga. Keempat program prioritas bawahan dalam pembuatan keputusan
tersebut disusun agar menjadi daya ungkit (Astuti, 2008). Fungsi dari gaya
peningkatan perekonomian perdesaan. kepemimpinan memiliki hubungan yang
Menurut Kemendes PDTT, BUMDes sangat erat dengan situasi sosial dan
menjadi salah satu program prioritas, kehidupan dalam kelompok atau organisasi
karena melalui BUMDes masyarakat desa masing masing yang mengisyaratkan
didorong untuk mengelola ekonomi secara bahwa setiap pemimpin berada dalam
otonom yang bertujuan untuk situasi tersebut. Berdasarkan uraian di atas,
mendayagunakan potensi dan sumber maka hipotesis pertama yang diajukan
daya. Besarnya dana desa yang diterima adalah sebagai berikut:
setiap desa harus dikelola dengan baik oleh H1: Gaya kepemimpinan (X1)
aparatur pemerintah desa dan berpengaruh terhadap implementasi
membutuhkan pengawasan agar tepat good village governance
sasaran dalam pelaksanaannya. Kalau
tidak, akan menyebabkan risiko Dalam pengelolaan dana desa (DD)
penyalahgunaan pengelolaan anggaran partisipasi masyarakat sebagai instrumen
dana desa yang dilakukan oleh pihak-pihak yang penting dalam penyelenggaraan
berwenang semakin besar. pemerintahan desa. Partisipasi masyarakat
Terdapat beberapa faktor yang menurut Raharja (2015) adalah ikut
dapat mempengaruhi tata kelola desa yang sertanya seluruh anggota masyarakat
baik, diantaranya: gaya kepemimpinan, dalam memecahkan permasalahan-
partisipasi masyarakat, dan transparansi. permasalahan masyarakat. Dalam hal ini,
Teori stewardship dirasa lebih cocok masyarakat aktif memikirkan,
mengingat teori stewardship merencanakan, melaksanakan, dan
menggambarkan situasi dimana para mengevaluasi program-program
manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan- pembangunan di desa. Dengan partisipasi
tujuan individu seperti materi dan uang masyarakat pemerintah desa dapat
tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil memperoleh ide-ide program ataupun
utama mereka untuk kepentingan aspirasi dari masyarakat dalam
organisasi (Raharjo, 2007). Teori mewujudkan pembangunan di desa.
stewardship dapat diterapkan pada Dengan adanya keterlibatan masyarakat
penelitian akuntansi organisasisektor publik sejak awal, maka diharapkan seluruh dana
seperti organisasi pemerintahan yang sejak untuk pengelolaan desa dapat ditetapkan
awal perkembangannya, akuntansi sesuai kebutuhan masyarakat, bukan
organisasi sektor publik telah dipersiapkan keinginan para pemerintah desa bersama
untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi elit-elit desa. Oleh karena itu, partisipasi
hubungan antara stewards dengan masyarakat sangat penting dalam
principals. mewujudkan tata kelola pemerintahan desa
Gaya kepemimpinan di desa yang baik.
menjadi peran penting karena desa yang Partisipasi masyarakat dijadikan
baik berawal dari pemimpin yang baik. sebagai aspirasi dalam penyampaian
Menurut Ardana et. al. (2011), gaya pendapat dalam proses pengambilan
kepemimpinan adalah pola prilaku yang keputusan yang menyangkut pendapat
dalam proses pengambilan keputusan yang akhirnya akan menciptakan horizontal
menyangkut kepentingan masyarakat, baik accountability antara pemerintah daerah
secara langsung atau tidak langsung. dengan masyarakat sehingga tercipta
Menurut Adi (2007), partisipasi masyarakat pemerintah daerah yang bersih, efektif,
adalah keikutsertaan untuk setiap anggota efisien, akuntabel, dan responsive terhadap
masyarakat dalam proses aspirasi dan kepentingan masyarakat
pengidentifikasian masalah, potensi yang (Sutarno, 2013). Berdasarkan uraian di
ada di masyarakat, kemudian pemilihan atas, maka hipotesis ketiga yang diajukan
dan pengambilan keputusan tentang adalah sebagai berikut:
alternatif solusi untuk menangani setiap H3: Transparansi (X3) berpengaruh
masalah masalah yang ada, pelaksanaan terhadap implementasi good village
upaya untuk mengatasi setiap permasalah, governance
dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang akan terjadi. Berdasarkan pemaparan di atas,
Menurut Soetomo (2006), pembangunan adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
pada dasarnya merupakan proses mengetahui (1) pengaruh gaya
perubahan, dan salah satu bentuk kepemimpinan terhadap terhadap
perubahan yang diharapkan adalah implementasi good village governance, (2)
perubahan sikap dan prilaku.Hasil pengaruh partisipasi mayarakat terhadap
penelitian Purba (2015) menunjukkan terhadap implementasi good village
bahwa terdapat hubungan positif antara governance, dan (3) pengaruh transparansi
partisipasi masyarakat dengan terhadap terhadap implementasi good
meningkatkan good governance di tingkat village governance
Desa Aras Kabu Lubuk Pakam Kecamatan
Beringin, Kabupaten Deli. Berdasarkan METODE
uraian di atas, maka hipotesis kedua yang Metode penelitian ini menggunakan
diajukan adalah sebagai berikut: metode penelitian kuantitatif dengan data
H2: Partisipasi masyarakat (X2) primer yang diperoleh dari data kuesioner
berpengaruh terhadap implementasi yang diukur menggunakan skala likert.
good village governance Penelitian ini dilakukan pada desa di
Kabupaten Buleleng. Populasi penelitian ini
Transparansi tidak hanya umtuk adalah sejumlah 129 Desa di Kabupaten
menyediakan informasi informasi yang Buleleng. Metode penentuan sampel yang
akurat mengenai penyelenggaraan digunakan adalah probability sampling;
pemerintahan, namun harus disertai simple random sampling, dimana peneliti
dengan adanya kemudahan bagi setiap memberikan peluang yang sama bagi
anggota masyarakat dalam memperoleh setiap unsur (anggota) populasi untuk
informasi informasi yang akurat. Agus dipilih menjadi anggota sampel yang
Dwiyanto (2006;80) mendefinisikan dilakukan secara acak tanpa
transparansi sebagai penyediaan informasi memperhatikan strata yang ada dalam
informasi yang akurat mengenai populasi itu sendiri dan diperoleh sebanyak
pemerintahan bagi publik dan dijaminnya 56 desa sebagai sampel serta tiap desa
kemudahan dalam memperoleh informasi- terdapat 3 responden, sehingga jumlah
informasi yang akurat. Transparansi adalah responden sebanyak 168. Data penelitian
keterbukaan atas semua tindakan dikumpulkan menggunakan kuesioner
dankebijakan yang diambil oleh pemerintah kemudian diolah dengan uji analisis regresi
(Hamid Muhammad, 2007). Menurut Karina linear berganda dengan bantuan SPSS.
P (2003), transparansi merupakan prinsip
yang menjamin akses kebebasan bagi HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap orang dalam memperoleh informasi Hasil
tentang kebijakan, proses pembuatan dan Hasil pada penelitian ini meliputi
peaksanaan, serta hasil-hasil yang telah hasil uji statistik deskriptif, uji kualitas data,
dicapai. Salah satunya transparansi uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Uji
pengelolaan keuangan daerah pada statistik deskriptif dilakukan untuk
mengetahui nilai minimum, maksimun, deskriptif disajikan pada tabel 1 berikut.
mean dan standar deviasi. Hasil uji statistik

Tabel 1.
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maksimum Rata-rata Standar Deviasi


X1 64 95 78,65 7,51
X2 14 20 17,65 1,81
X3 24 35 30,11 3,21
Y 45 65 56,32 4,90
Sumber: Data Diolah, 2019

Berdasarkan data pada tabel 1 terhadap good village governance tidak


dapat dilihat bahwa data gaya bervariasi.
kepemimpinan memiliki skor minimum 64 Uji yang dilakukan selanjutnya
dan skor maksimum 95. Skor rata-rata adalah uji kualitas data meliputi uji validitas
78,65 dengan standar deviasi 7,51. Standar dan uji reliabilitas. Uji validitas bertujuan
deviasi lebih kecil dari skor rata-rata untuk menguji seberapa baik instrumen
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan penelitian mengukur konsep yang
sebaran skornya semakin dekat dari skor seharusnya diukur. Berdasarkan hasil uji
rata-ratanya, yang mengindikasikan respon validitas yang telah dilakukan dinyatakan
terhadap gaya kepemimpinan tidak bahwa nilai rhitung untuk semua item lebih
bervariasi. besar dari rtabel = 0,156 (pada N = 159)
Data partisipasi masyarakat memiliki sehingga sehingga seluruh item pernyataan
skor minimum 14 dan skor maksimum 20. pada kuesioner gaya kepemimpinan (X1),
Skor rata-rata 17,65 dengan standar deviasi partisipasi masyarakat (X2), transparansi
1,81. Standar deviasi lebih kecil dari skor (X3), dan good village governance (Y)
rata-rata menunjukkan bahwa partisipasi dinyatakan valid. Valid berarti bahwa
masyarakat sebaran skornya semakin instrumen yang digunakan dapat mengukur
dekat dari skor rata-ratanya, yang apa yang seharusnya diukur. Valid
mengindikasikan respon terhadap menunjukkan derajat ketepatan antara data
partisipasi masyarakat tidak bervariasi. yang sesungguhya terjadi pada objek
Data transparansi memiliki skor dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
minimum 24 dan skor maksimum 35. Skor peneliti (Sugiyono, 2009).
rata-rata 30,11 dengan standar deviasi Setelah itu, dilakukan uji reliabilitas
3,21. Standar deviasi lebih kecil dari skor untuk seluruh item pertanyaan dalam suatu
rata-rata menunjukkan bahwa transparansi kuesioner. Reliabilitas instrumen penelitian
sebaran skornya semakin dekat dari skor dinilai melalui besaran koefisien Alpha
rata-ratanya, yang mengindikasikan respon Cronbach, yang menunjukan konsistensi
terhadap transparansi tidak bervariasi. internal item-item yang mendasari sebuah
Data good village governance variabel. Nilai suatu instrumen dikatakan
memiliki skor minimum 45 dan skor reliabel apabila nilai Alpha Cronbach lebih
maksimum 65. Skor rata-rata 56,32 dengan besar dari 0,70 (Ghozali, 2011). Hasil
standar deviasi 4,90. Standar deviasi lebih pengujian menunjukkan semua variabel
kecil dari skor rata-rata menunjukkan memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari
bahwa good village governance sebaran 0,70. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
skornya semakin dekat dari skor rata- kuesioner gaya kepemimpinan (X1),
ratanya, yang mengindikasikan respon partisipasi masyarakat (X2), transparansi
(X3), dan good village governance (Y)
adalah reliabel. Reliabel berarti bahwa VIF dari masing-masing variabel bebas
instrumen yang apabila digunakan lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih
beberapa kali untuk mengukur objek yang dari 0,10. Nilai korelasi di antara variabel
sama, akan menghasilkan data yang sama bebas dapat dikatakan mempunyai korelasi
(Sugiyono, 2009). yang lemah. Dengan demikian disimpulkan
Setelah uji kualitas data terpenuhi, bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
dilakukan uji asumsi klasik. Penelitian ini Uji asumsi klasik yang selanjutnya
melakukan 3 uji asumsi klasik yaitu uji dilakukan uji heteroskedastisitas. Uji
normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedasitas dilakukan untuk menguji
heteroskedastisitas. Uji normalitas apakah dalam sebuah model regresi terjadi
digunakan untuk menguji goodness of fit ketidaksamaan varians dari residual suatu
antar distribusi sampel dan distribusi pengamatan ke pengamatan lain
lainnya. Uji normalitas dilakukan dengan Heteroskedastisitas dapat diketahui melalui
One-Sample kolmogorov-Smirnov Test uji Glejser. Jika probabilitas signifikan
dengan bantuan program statistik komputer masing-masing variabel independen > 0,05,
SPSS versi 24.0 for windows. Peneliti maka dapat disimpulkan tidak terjadi
menggunakan taraf signifikansi 5%, maka heteroskedastisitas dalam model regresi.
variabel penelitian dikatakan berdistribusi Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan
normal jika nilai analisis Kolmogorov- bahwa nilai signifikansi antara variabel
Smirnov memiliki tingkat signifikansi lebih bebas dengan absolute residual (ABS) lebih
besar dari 0,05. Hasil pengujian yang besar dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan
dilakukan menunjukkan bahwa nilai Asymp. bahwa model regresi yang digunakan tidak
Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Nilai Asymp. terdapat adanya gejala heteroskedastisitas.
Sig. (2-tailed) tersebut lebih besar dari 0,05 Setelah uji asumsi klasik terpenuhi
untuk statistik Kolmogorov-Smirnov Z. selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
Berdasarkan kriteria uji normalitas, data Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan
terdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. (2- menggunakan model regresi berganda.
tailed) lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2011). Model regresi berganda digunakan untuk
Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data memecahkan rumusan masalah yang ada,
berdistribusi normal. yaitu untuk melihat pengaruh diantara dua
Uji asumsi klasik yang kedua yaitu variabel atau lebih.
uji multikolinearitas. Uji multikolinearitas Uji hipotesis yang pertama
bertujuan untuk menguji apakah model dilakukan adalah uji koefisien determinasi.
regresi ditemukan adanya korelasi antar Koefisien determinasi mengukur seberapa
variabel bebas. Untuk mendeteksi ada jauh kemampuan model dalam
tidaknya multikolinearitas di dalam model menjelaskan variasi variabel dependen.
regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance Pada penelitian ini menggunakan nilai dari
dan lawanya (2) variance inflation factor Adjusted R Square karena Adjusted R
(VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari Square dianjurkan digunakan pada saat
10% atau VIF lebih kecil dari 10, maka mengevaluasi mana model regresi terbaik
dapat dikatakan model telah bebas dari (Ghozali, 2011). Hasil uji koefisien
masalah multikolinearitas. Hasil pengujian determinasi pada penelitian ini disajikan
multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai dalam tabel 2 berikut.

Tabel 2
Uji Koefisien Determinasi

Std. Error of
Model R R Square Adjusted R Square
the Estimate
1 0,875 0,766 0,761 2,393
Sumber: Data Diolah, 2019
Berdasarkan data pada tabel 2 mengetahui hipotesis diterima atau ditolak
dapat dilihat bahwa koefisien determinasi dengan kriteria sebagai berikut:
sebesar 0,761. Hal ini menunjukkan bahwa a. Apabila nilai signifikansi > 0,05,
76,1% variabel good village governance maka Hipotesis ditolak yang
dipengaruhi oleh variabel gaya artinya variabel independen tidak
kepemimpinan, partisipasi masyarakat, berpengaruh terhadap variabel
transparansi, sedangkan 23,9% dependen.
dipengaruhi oleh faktor lain. b. Apabila nilai signifikansi < 0,05,
Selanjutnya dilakukan uji statistik t maka Hipotesis diterima yang
yang menunjukkan seberapa besar artinya variabel independen
pengaruh satu variabel independen secara berpengaruh terhadap variabel
individu dalam menjelaskan variansi dependen.
variabel dependen. Penetapan untuk Hasil uji statistik t pada penelitian ini
disajikan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3
Hasil Uji Statistik t

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 7,005 2,222 3,153 0,002
X1 0,268 0,035 0,410 7,711 0,000
X2 0,876 0,143 0,324 6,125 0,000
X3 0,426 0,094 0,279 4,534 0,000
Sumber: Data Diolah, 2019

Berdasarkan data pada tabel 3 Terhadap Good Village Governance


dapat dilihat bahwa gaya kepemimpinan Hasil pengujian hipotesis pertama
memiliki nilai signifikansi uji t sebesar mengenai pengaruh gaya kepemimpinan
0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari terhadap good village governance
0,05 sehingga H1 diterima. Jadi, dapat menunjukkan nilai koefisien regresi 0,268
disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,000.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Oleh karena itu, hipotesis pertama dalam
good village governance. penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan
Partisipasi masyarakat memiliki nilai bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh
signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai positif dan signifikan terhadap good village
tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H 2 governance.
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kompetensi menunjukkan suatu
partisipasi masyarakat berpengaruh positif keterampilan atau pengetahuan yang
dan signifikan terhadap good village dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu
governance. bidang tertentu sebagai sesuatu yang
Transparansi memiliki nilai terpenting, sebagai unggulan bidang
signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut. Kepemimpinan memegang
tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H3 peranan yang sangat penting dalam
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen organisasi, Kepemimpinan
transparansi berpengaruh positif dan dibutuhkan oleh manusia karena adanya
signifikan terhadap good village keterbatasan-keterbatasan tertentu pada
governance. diri manusia. Teori Stewardship berasumsi
bahwa manusia pada hakikatnya mampu
Pembahasan bertindak dengan penuh tanggungjawab,
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dapat dipercaya. Berintegritas tinggi dan
memiliki kejujuran. Teori Stewardship terhadap good village governance
menggambarkan situasi dimana para menunjukkan nilai koefisien regresi 0,876
manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan- dengan nilai signifikansi uji t sebesar 0,000.
tujuan individu seperti materi dan uang Oleh karena itu, hipotesis kedua dalam
tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan
utama mereka untuk kepentingan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh
organisasi (Raharjo, 2007). positif dan signifikan terhadap good village
Teoristewardship menemukan governance.
bahwa realokasi kontrol perusahaan dari Partisipasi masyarakat dijadikan
pemilik ke manajer profesional mungkin sebagai aspirasi dalam penyampaian
merupakan perkembangan positif untuk pendapat dalam proses pengambilan
mengelola kompleksitas perusahaan keputusan yang menyangkut pendapat
modern. Memiliki kontrol memberdayakan dalam proses pengambilan keputusan yang
manajer untukmemaksimalkan keuntungan menyangkut kepentingan masyarakat, baik
perusahaan dan pencapain good village secara langsung atau tidak langsung.
governance. Dengan menggunakan model Konsep teory Stewarship memandang
penatalayanan, dewan yang didominasi manajemen sebagai pihak yang mampu
orang dalam disukaikarena pengetahuan melaksanakan tindakan yang sebaik
mereka yang mendalam, akses terhadap baiknya ditujukan untuk memenuhi
informasi operasi terkini,keahlian teknis dan stakeholder. Hal ini menghindarikan adanya
komitmen terhadap perusahaan. konflik kepentingan antara stake holder
Menurut Ardana, et. al. (2011), gaya dengan manajemen yang menjalankan
kepemimpinan ialah pola prilaku yang akan organisasi pemerintahan. Teori stewardship
ditunjukkan oleh pemimpin dalam dapat berfungsi sebagai mekanisme
mempengaruhi orang lain atau karyawan. pertanggungjawaban untuk dapat
Pola prilaku tersebut dapat dipengaruhi memastikan pemantauan, audit dan
oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai, pelaporan yang baik agar dapat membantu
asumsi, presepsi, harapan, maupun sikap pencapaian tujuan organisasi (Cribb, 2006).
yang ada dalam diri pemimpin. Indicator Stewardship didefinisikan oleh Hernandez
dari gaya kepemimpinan yaitu (2008) sebagai sikap dan perilaku yang
memperhatikan kebutuhan bawahan, menempatkan kepentingan jangka panjang
simpati terhadap bawahan, menciptakan kelompok di atas tujuan pribadi yang
suasana saling percaya, memiliki sikap melayani kepentingan pribadi seseorang.
bersahabat dan menumbuhkan peran serta Ini ada sejauh aktor organisasi mengambil
bawahan dalam pembuatan keputusan tanggung jawab pribadi atas dampak
(Astuti, 2008). Indikator untuk mengukur tindakan organisasi terhadap kesejahteraan
gaya kepemimpinan berdasarkan stakeholder.
Trisnaningsih (2007) terdiri dari hbungan Menurut Adi (2007), partisipasi
pemimpin dan bawahan, komunikasi masyarakat adalah keikutsertaan untuk
pimpinan dan bawahan, keharmonisan di setiap anggota masyarakat dalam proses
tempat kerja, dan kewajiban setiap pengidentifikasian masalah, potensi yang
karyawan. ada di masyarakat, kemudian pemilihan
Hasil penelitian terdahulu yang dan pengambilan keputusan tentang
mendukung hasil penelitian ini dilakukan alternatif solusi untuk menangani setiap
oleh Helmayani (2018), yang menemukan masalah masalah yang ada, pelaksanaan
bahwa secara parsial variabel kompetensi upaya untuk mengatasi setiap permasalah,
sumber daya manusia berpengaruh positif dan keterlibatan masyarakat dalam proses
dan signifikan terhadap implementasi good mengevaluasi perubahan yang akan terjadi.
village governance. Menurut Soetomo (2006), pembangunan
pada dasarnya merupakan proses
Pengaruh Partisipasi Masyarakat perubahan, dan salah satu bentuk
Terhadap Good Village Governance perubahan yang diharapkan adalah
Hasil pengujian hipotesis kedua perubahan sikap dan prilaku.
mengenai pengaruh partisipasi masyarakat
Hasil penelitian terdahulu yang dalam mengaktualisasi diri sebagai
mendukung hasil penelitian ini dilakukan pegawai pemerintah yang patuh maupun
oleh Purba (2015), yang menunjukkan untuk tujuan politik seperti mencari simpati,
bahwa terdapat hubungan positif antara dan upaya dalam mendapat kepercayaan
partisipasi masyarakat dengan publik. Dwiyanto (2006:80) mendefinisikan
meningkatkan good governance di tingkat transparansi sebagai penyediaan informasi
Desa Aras Kabu Lubuk Pakam Kecamatan tentang pemerintahan bagi publik dan
Beringin, Kabupaten Deli Serdang. dijaminnya kemudahan di dalam
memperoleh informasi-informasi yang
Pengaruh Transparansi Terhadap Good akurat dan memadai. Transparansi adalah
Village Governance keterbukaan atas semua tindakan
Hasil pengujian hipotesis ketiga dankebijakan yang diambil oleh pemerintah
mengenai pengaruh transparansi terhadap (Muhammad, 2007). Menurut Karina
good village governance menunjukkan nilai (2003), transparansi adalah prinsip yang
koefisien regresi 0,426 dengan nilai menjamin akses atau kebebasan bagi
signifikansi uji t sebesar 0,000. Oleh karena setiap orang untuk memperoleh informasi
itu, hipotesis ketiga dalam penelitian ini tentang kebijakan, proses pembuatan dan
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa peaksanaannya, serta hasil-hasil yang
transparansi berpengaruh positif dan dicapai.
signifikan terhadap good village
governance. SIMPULAN DAN SARAN
Transparansi tidak hanya umtuk Simpulan
menyediakan informasi informasi yang Berdasarkan hasil pengujian dan
akurat mengenai penyelenggaraan pembahasan dapat ditarik simpulan, yaitu:
pemerintahan, namun harus disertai (1) gaya kepemimpinan (X1) memiliki
dengan adanya kemudahan bagi setiap koefisien regresi 0,268. Nilai koefisien
anggota masyarakat dalam memperoleh regresi yang positif menunjukkan bahwa
informasi informasi yang akurat. Teori gaya kepemimpinan (X1) berpengaruh
stewardship menggambarkan situasi positif terhadap good village governance
dimana para manajer tidaklah termotivasi (Y). Hal ini menggambarkan bahwa setiap
oleh tujuan-tujuan individu seperti materi kenaikan 1 satuan gaya kepemimpinan (X1)
dan uang tetapi lebih ditujukan pada dapat meningkatkan good village
sasaran hasil utama mereka untuk governance (Y) sebesar 0,268 dengan
kepentingan organisasi (Raharjo, 2007). asumsi variabel independen yang lainnya
Teoristewardship menemukan bahwa tetap. (2) partisipasi masyarakat (X2)
realokasi kontrol perusahaan dari pemilik ke memiliki koefisien regresi 0,876. Nilai
manajer profesional mungkin merupakan koefisien regresi yang positif menunjukkan
perkembangan positif untuk bahwa partisipasi masyarakat (X2)
mengelolakompleksitas perusahaan berpengaruh positif terhadap good village
modern. Memiliki kontrol memberdayakan governance (Y). Hal ini menggambarkan
manajer untukmemaksimalkan keuntungan bahwa setiap kenaikan 1 satuan partisipasi
perusahaan dan pencapain good village masyarakat (X2) dapat meningkatkan good
governance. Dengan menggunakan model village governance (Y) sebesar 0,876
penatalayanan, dewan yang didominasi dengan asumsi variabel independen yang
orang dalam disukai karena pengetahuan lainnya tetap, dan (3) transparansi (X3)
mereka yang mendalam, akses terhadap memiliki koefisien regresi 0,426. Nilai
informasi operasi terkini,keahlian teknis dan koefisien regresi yang positif menunjukkan
komitmen terhadap perusahaan. bahwa transparansi (X3) berpengaruh positif
Pemerintah sebagai pihak yang terhadap good village governance (Y). Hal
memiliki banyak informasi dan ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan
bertanggungjawab atas kepercayaan yang 1 satuan transparansi (X3) dapat
telah diberikan rakyat memiliki kesadaran meningkatkan good village governance (Y)
untuk terus mewujudkan transaparansi dan sebesar 0,426 dengan asumsi variabel
akuntabilitas. Ini dilakukan sebagai upaya independen yang lainnya tetap.
diadakan melalui forum resmi atau forum
Saran tidak resmi. Dengan partisipasi masyarakat
Adapun saran yang dapat yang terus meningkat, diharapkan
disampaikan pada penelitian ini bagi masyarakat dapat menjadi pengawas tidak
pemerintah desa diharapkan dapat langsung dalam penyelenggaraan
mengoptimalkan tata cara memimpin yang pemerintahan desa, sehingga masyarakat
baik dari segi kuantitas maupun dari segi dapat merasakan manfaat dana desa.
kualitas agar pengelolaan dana desa dapat Selain itu dengan adanya partisipasi
dipertanggungjawabkan baik secara masyarakat dapat mendukung
transparan maupun akutabel, sehingga implementasi tata kelola pemerintahan
penyelenggaraan pemerintah desa desa yang baik.
khususnya dalam hal pengelolaan dana Bagi peneliti selanjutnya jika tertarik
desa berhasil. Rutin mengadakan rapat untuk melakukan penelitian yang sama
anggota untuk membahas mengenai dapat menambah ataupun menggunakan
jalannya pemerintahan desa. Hal ini akan variabel yang tidak digunakan dalam
berpengaruh terhadap tata kelola penelitian ini, agar koefisien determinasi
pemerintahan desa yang baik (good village dalam penelitian ini dapat ditingkatkan
governance). dengan penambahan variabel independen.
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan DAFTAR PUSTAKA
pemerintah khususnya dalam Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Intervensi
pembangunan harus berdasarkan Komunitas Pengembangan
partisipasi masyarakat. Partisipasi Masyarakat Sebagai Upaya
masyarakat ini harus selalu dilibatkan sejak Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
awal mulai dari tahap perencanaan, PT Rajagraindo Persada.
pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan
hasil pembangunan, sehingga seluruh dana Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
untuk pengelolaan desa dapat ditetapkan Multivariate dengan Program SPSS.
sesuai kebutuhan masyarakat. Selain itu Semarang: Badan Penerbit
pendekatan terhadap masyarakat perlu Universitas Diponegoro.
dilakukan untuk menumbuhkan rasa simpati
masyarakat sehingga masyarakat mau ikut Purba, Irma Sunarty. 2015. Partisipasi
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang di Masyarakat dalam Meningkatkan
lakukan. Melakukan sosialisasi mengenai Good Governance di Tingkat Desa.
kegiatan kegiatan pemerintah untuk [Online]. Tersedia pada
memberikan gambaran mengenai program http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma/
pemerintah. article/download/908/915 (diakses
Dalam penyelenggraan pemerintahan tanggal 15 Januari 2019).
yang baik di harapkan informasi yang di
Raharja, Gede Pose. 2015. Pengruh
berikan ke masyarakat lebih transparan
Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat
agar tidak timbulnya kesalahpahaman
dan Pengawas Internal Terhadap
antara masyarakat dan anggota perangkat
Kinerja Organisasi (Pada Dinas
desa. Denga megadaka rapat setiap bulan
Pekerjaan Umum Kabupaten
atara aggota pemeritahan desa dengan
Buleleng). Skripsi. Jurusan Akuntansi
masyarakat dalam upaya menumbuhkan
Program S1. Universitas Pendidikan
rasa percaya masyarakat terhadap
Ganesha.
pemerintahan desa.
Bagi masyarakat diharapkan selalu Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
dapat meningkatkan partisipasinya dalam Kuantitatif Kualitatif dan R&D 12th
penyelenggaraan pemerintahan desa yang Edition. Bandung: CV Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai