mampu mewujudkan tercapainya transparansi dan Penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan agar
akuntabilitas. Pengembangan sebuah sistem yang tepat dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan untuk
untuk dapat di implementasikan di daerah menghasilkan katagori baik atau rata-rata. Penentuan ambang kompetensi
suatu sistem akuntansi keuangan daerah yang diharapkan yang dibutuhkan tentunya akan dapat dijadikan dasar bagi
dapat mengganti sistem akuntansi. proses seleksi, seksesi perencanaan, evaluasi kinerja dan
Masih buruknya pembenahan pengelolaan pengembangan SDM.
keuangan baik di pemerintah pusat maupun daerah saat ini Hutapea dan Thoha (2008:28), mengungkapkan
tidak terlepas dari faktor penerapan Standar Akuntansi bahwa ada tiga komponen utama pembentukan kompetensi
Pemerintahan yang masih tergolong baru di lingkungan yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang, kemampuan,
pemerintah. Adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia dan perilaku individu.
(SDM) yang memahami mekanisme penyusunan laporan Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang
keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas
Pemerintahan menjadi kendala dalam mewujudkan LKPD dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang
yang berkualitas. Dalam rangkamewujudkan pengelolaaan digelutinya (tertentu). Pengetahuan karyawan turut
keuangan negara yang baik, pemerintah daerah harus menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang
menyampaikan laporan pertanggung jawaban pemerintah dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai
yang baik dan benar dengan mengacu pada Standar pengetahuan yang cukup akan meningkatkan efisiensi
Akuntansi Pemerintahan. perusahaan. Namun bagi karyawan yang belum
Melalui peningkatan kompetensi sumber daya mempunyai pengetahuan cukup, maka akan bekerja
manusia yang dimiliki baik pada tingkatan sistem, tersendat-sendat.
kelembagaan, maupun individu, dan didukung dengan Keterampilan (Skill) merupakan suatu upaya
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah diharapkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
pihak pengelola keuangan daerah khususnya bagian diberikan perusahaan kepada seorang karyawan dengan
akuntansi mampumelaksanakan tugas dan fungsi akuntansi baik dan maksimal.
dengan baik yang akhirnya bermuara pada terciptanya Sikap (attitude) merupakan pola tingkah laku
good governance. seorang karyawan/pegawai di dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan
Perumusan Masalah
perusahaan. Apabila karyawan mempunyai sifat yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
pendukung pencapaian tujuan organisasi, maka secara
dikemukakan diatas maka menjadi permasalahan pokok
otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
“Bagaimana kompetensi sumber daya manusia dan
penerapan sistem akuntansi keuangan daerahberpengaruh 2.2. Sistem Akuntansi
terhadap kualitas laporan keuangan daerah pada Satuan Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001)
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Empat menyatakan bahwa : “Sistem informasi akuntansi
Lawang”. merupakan suatu sistem pengolaan data akuntansi yang
merupakankoordinasi dari manusia, alat danmetode yang
2. Tinjauan Teoritis berinteraksi secara harmonis dalam suatu wadah
2.1 Kompetensi organisasi yang terstruktur untuk menghasilkan informasi
Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manajemen
menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat yang berstruktur pula”.
kerja, termasuk diantaranya kemampuan seseorang untuk Alam S (2004:8) mendefenisikansystem akuntansi
mentransfer dan mengaplikasikan keterampilan dan sebagai berikut: “Sistem akuntansi adalah bidang
pengetahuan tersebut dalam situasi yang baru dan akuntansi yang mengkhususkan diri dalam perencanaan
meningkatkan manfaat yang disepakati. dan pelaksanaan prosedurpengumpulan, serta pelaporan
Hutapea dan Thoha (2008:4), ada beberapa defenisi data keuangan. Akuntansi, dalam hal iniharus menciptakan
kompetensi yaitu Boyatzis (1982), kompetensi suatu cara sedemikian rupa sehingga mempermudah
didefinisikansebagai “kapasitas yang ada pada seseorang pengendalian intern dan menciptakan arus laporan yang
yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa tepat untuk kepentingan manajemen”.
yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu organisasi Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil akuntansi merupakan organisasi formulir dan berbagai
yang diharapkan”. Woodruffle (1991) and Woodruffle cacatan transaksi yang mana digunakan untuk keperluan
(1990) membedakan antara pengertian competence dan penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pengelolaan
competency yang mana competence diartikan sebagai manajemen.
konsep yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu
2.3 Akuntansi Pemerintahan Daerah
menunjukkan “wilayah kerja dimana orang dapat menjadi
Akuntansi pemerintahan dibeberapa sumber disebut
kompeten atau unggul”, sedangkancompetency merupakan
dengan akuntansi sektor publik. Secara organisasi
konsep dasar yang berhubungan dengan orang, yaitu
akuntansi, domain publik antara lain meliputi pemerintah,
menunjukkan “dimensi perilaku yang melandasi prestasi
BUMN/BUMD, yayasan dan organisasinirlaba lainnya.
unggul (competent)”.
Pengaruh Kompetensi Sumber…{Andini & Yusrawati}| 35
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 26, No. 1, Juni 2016 e-ISSN 2597-7393
Menurut Abdul Halim (2012:43) “Akuntansi Objek dalam penelitian adalah berkaitan dengan
kauangan daerah adalah proses pengidentifikasian, hal-hal yang akan dibahas yaitu pengaruh Kompetensi
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi
(keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
atau provinsi) yang memerlukan”. Daerah pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Pernyataan tersebutmenyebutkan bahwa akuntansi Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan. SKPD di
keuangan daerah ialah suatu cara atau metode yang Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan sebagai
digunakan untuk mencatat hasil dari transaksi-transaksi objek penelitian.
yang terjadi di satu periode di suatu instansi pemerintahan
3.2 Operasionalisasi dan PengukuranVariabel
baik pusatmaupun daerah.
Penelitian
Tanjung (2009:35) mendefenisikan bahwa
akuntansi pemerintah daerah adalah “proses pencatatan, 3.2.1 Variable Independen
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu 1. Kompetensi Sumber Daya Manusia
dengan ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian Kompetensi sumber daya manusia merupakan
yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk pelaporan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang
hasil-hasilnya dalam penyelenggaraan urusan pemerintah Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
prinsip Negara Republik Kesatuan Indonesia. tugas jabatannya, sehinggaPegawai Negeri Sipil tersebut
dapat melaksanakannya tugasnya secara professional,
2.4 Laporan Keuangan Daerah
efektif dan efisien.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen
13 Tahun 2006 adalah: “ Laporan keuangan daerah disusun
kuesioner, yang diambil dari penelitian Devi Roviyantie
untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai
(2012) dengan model skala Likert lima poin. Responden
posisi keuangandan seluruh transaksi yang dilakukanoleh
diminta untuk menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya
pemerintah daerah selama satu periode pelaporan.”
Menurut Baridwan (1992: 17), laporan Keuangan terhadap 10 pertanyaanada variabel kompetensi sumber
Daerah adalah: “Laporan keuangan merupakanringkasan daya manusi (X1) yang diajukan sesuai dengan kondisi
dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yangsesungguhnya.
yang terjadi selama dua tahun buku yang bersangkutan.” 2. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Sedangkan menurut Mahmudi (2007:11) definisi Sistem akuntansi keuangan pemerintahan daerah
laporan keuangan adalah: “Laporan keuangan adalah menurut pasal232 ayat (3) Pemendagri No. 13 Tahun 2006,
informasi yang disajikan untuk membantu stakeholders yaitu meliputi serangkaian prosedur mulai dari proses
dalam membuat keputusan sosial, politik dan ekonomi pengumpuan data, pencatatan, penggolongan dan
sehingga keputusan yang diambil bisa lebih berkualitas.” peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan
serta pelaporan keuangan dalam rangka
2.5 Model Penelitian pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi
komputer. Pengukuran variabel ini menggunakan
instrumen kuesioner, yang diambil dari penelitian Devi
Roviyantie (2012) dengan model skala Likert lima poin.
Responden diminta untuk menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap 10 pertanyaan pada variabel
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah (X2) yang
diajukan sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Gambar 1. Model Penelitian
3.2.2 Variabel Dependen
2.5 Hipotesis Penelitian Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
H1 : Kompetensi sumber dayamanusia berpengaruh kualitas laporan keuangan daerah pada Satuan Kerja
terhadap kualitas laporankeuangan daerah. Perangkat Daerah di Kabupaten Empat Lawang. Kualitas
H2 : Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga
daerah. dapat memenuhi tujuannya. Responden diminta untuk
H3 : Kompetensi sumber dayamanusia dan penerapan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap 11
sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh pertanyaan pada variabel kualitas laporan keuangan daerah
terhadap kualitaslaporan keuangan daerah. (Y) yang diajukan sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya. Kuesioner diambil dari penelitian Devi
3. Metode Penelitian Roviyantie (2012).
Dari gambar 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa model Persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan
regresi layakpakai, karena dari gambar terlihat bahwa data bahwa:
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah 1. Konstanta sebesar22.287 menyatakan bahwa tanpa
garis diagonal. Dari gambar diatas juga terlihat grafik ada pengaruh dari ketiga variabel independen dan
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal. Oleh faktor lain, maka variabel kualitas laporan keuangan
karena itu, model regresi dalam penelitian ini memenuhi daerah (Y1) pada satuan kerja perangkat daerah
asumsinormalitas. Kabupaten Empat Lawang adalah 22.287.
2. Koefisien regresi variabel kompetensi SDM
4.4.2 Uji Heterokedastisitas 0.319 (positif). Hal ini berarti bahwa setiap terjadi
Mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat kenaikan kompetensi SDM sebesar 1 maka akan
dilakukan dengan melihat ada tidaknya polatertentu pada meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah
grafik scatterplot. Heterokedastisitas terjadi jika ada pola sebesar 0.319 dengan asumsi variabel laintetap.
tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola 3. Koefisien regresi penerapan sistem akuntansi
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian keuangan daerah 0.395 (positif). Hal ini berarti
menyempit). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik bahwa setiap terjadi kenaikan penerapan sistem
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, akuntansi keuangan daerah sebesar 1 maka akan
maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2006:105). meningkatkan kualitas laporan keuangan daerah
Berikut disajikan hasil uji heterokedastisitas yang sebesar 0.395 atau sebesar 39,5 % dengan asumsi
dilakukan menggunakan program SPSS 17.0 for windows. variabel lain tetap.
Total 624.545