Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN ASET INFRASTRUKTUR

Dikerjakan Untuk Memenuhi Tugas 2


Mata Kuliah Manajemen Aset Infrastruktur

Oleh
Hana Dwi Windayati
NIM 1517822012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
BAB II
Peraturan Terkait Manajemen Aset Infrastruktur

A. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014


Tentang Pengelolan Barang Milik Negara/Daerah
1. Dasar Pemikiran
Latar belakang diterbitkannya peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 berasal dari terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah yang sebelumnya menjadi acuan sudah tidak sesuai
dengan perkembangan dinamika pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah yang masih memiliki berbagai kekurangan.
Beberapa kekurangan tersebut antara lain belum adanya aturan
khusus mengenai pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang
meliputi sewa Barang Milik Negara/Daerah, kerjasama pemanfaatan,
maupun Barang Milik Negara yang terletak di luar negeri.
2. Ruang Lingkup
Pengaturan mengenai lingkup Barang Milik Negara/Daerah dalam
Peraturan Pemerintah ini dibatasi pada pengertian Barang Milik
Negara/Daerah yang bersifat berwujud, namun sepanjang belum diatur
lain, Peraturan Pemerintah ini juga melingkupi Barang Milik
Negara/Daerah yang bersifat tak berwujud sebagai kelompok Barang
Milik Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi Perencanaan
Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan,
Pemusnahan, Penghapusan, Penatausahaan, dan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
3. Definisi dan Istilah
a. Pengelolaan barang milik negara/daerah
Pengelolaan Pengelolaan barang milik negara/daerah dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran adalah kegiatan
merumuskan rincian kebutuhan barang milik negara/daerah untuk
menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan
yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang
akan datang.
Perencanaan Barang Milik Negara/Daerah merupakan kegiatan yang
dilaksanakan untuk menghubungkan antara ketersediaan Barang
Milik Negara/Daerah sebagai hasil pengadaan yang telah lalu
dengan keadaan yang sedang berjalan dalam rangka meningkatkan
efisiensi pengelolaan keuangan negara. Perencanaan Barang Milik
Negara/Daerah harus dapat mencerminkan kebutuhan riil Barang
Milik Negara/ Daerah pada Kementerian/ Lembaga/ satuan kerja
perangkat daerah, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan
rencana kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah pada rencana kerja
dan anggaran Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
b. Pengadaan
Pengadaan barang milik negara/ daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil dan
akuntabel.
Pelaksanaan pengadaan barang milik negara/Daerah dilakukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan
lain dalam peraturan pemerintah ini. Pengadaan merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memiliki barang milik
negara/daerah melalui suatu rangkaian proses baik melalui jual beli,
maupun lelang.
c. Penggunaan
Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang
dalam mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah
yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan
Barang Milik Negara/Daerah yang sedang digunakan untuk
penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dipindahtangankan.
Barang Milik Negara/Daerah harus ditetapkan status penggunaannya
pada Pengguna Barang. Barang Milik Negara/Daerah yang telah
ditetapkan status penggunaannya pada Pengguna Barang dapat
dialihkan status penggunaannya kepada Pengguna Barang lainnya
atau digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya
d. Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah
yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
kementerian/ lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau
optimalisasi barang milik negara/daerah dengan tidak mengubah
status kepemilikan.
Bentuk pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa:
▪ Sewa
▪ Pinjam pakai
▪ Kerjasama pemanfaatan
▪ Bangun guna serah atau bangun serah guna
▪ Kerjasama penyediaan infrastruktur
e. Pengamanan dan pemeliharaan
Pengamanan dan pemeliharaan merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan pengelola barang, pengguna barang dan kuasa pengguna
barang untuk mengamankan dan memelihara barang milik
negara/daerah.
Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Negara/Daerah
dilaksanakan secara bersama-sama oleh Pengelola Barang/Pengguna
Barang/Kuasa Pengguna Barang sesuai dengan kewenangan
masingmasing. Pengamanan Barang Milik Negara/Daerah
dilaksanakan untuk terciptanya tertib administrasi, tertib fisik dan
tertib hukum dalam pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
f. Penilaian
Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai
atas suatu objek penilaian berupa barang milik negara/daerah pada
saat tertentu.
Penilaian Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan dalam rangka
mendapatkan nilai wajar. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah
dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah, Pemanfaatan
dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah. Dalam kondisi
tertentu,
Barang Milik Negara/Daerah yang telah ditetapkan nilainya dalam
neraca Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah, dapat dilakukan
Penilaian kembali.
g. Pemindahtanganan
Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik
negara/daerah.
h. Pemusnahan
Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan
barang milik negara/daerah.Penghapusan adalah tindakan menghapus
barang milik negara/daerah dari daftar barang dengan menerbitkan
keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan
pengelola barang, pengguna barang, dan/atau kuasa pengguna barang
dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada
dalam penguasaannya.
Pemusnahan Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dalam hal
Barang Milik Negara/Daerah sudah tidak dapat digunakan, tidak
dapat dimanfaatkan, atau alasan lainnya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
i. Penghapusan
Penghapusan Barang Milik Negara/Daerah Penghapusan Barang
Milik Negara/Daerah merupakan kegiatan akhir dari pelaksanaan
pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, sebagai upaya untuk
membersihkan pembukuan dan laporan Barang Milik Negara/Daerah
dari catatan atas Barang Milik Negara/Daerah yang sudah tidak
berada dalam penguasaan Pengelola Barang/Pengguna Barang/Kuasa
Pengguna Barang dengan selalu memperhatikan asas-asas dalam
pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
j. Penatausahaan
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan,
inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara/daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Penatausahaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi kegiatan
pembukuan, Inventarisasi, dan pelaporan. Tertibnya Penatausahaan
Barang Milik Negara/Daerah dapat sekaligus mewujudkan
pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah yang tertib, efektif, dan
optimal.
k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
Pembinaan, pengawasan dan pengendalian merupakan rangkaian
kegiatan yang dilakukan pengelola barang untuk melakukan
pengendalian serta pengawasan atas barang milik negara yang berada
pada pengguna barang dan kuasa pengguna barang.
B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
1. Dasar Pemikiran
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
melalui Pasal 49 ayat (6) mengamanatkan Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah. Selanjutnya,
Pemerintah membentuk Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 20I4
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, yang menjadi dasar
bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam
melaksanakan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Seiring dengan perkembangannya, pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah menjadi semakin kompleks, sehingga perlu dikelola
secara optimal, efektif, dan efisien. Sementara itu, pengaturan
mengenai Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 20l4 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah belum sepenuhnya
mengakomodir beberapa kebutuhan pengaturan dalam pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah, sehingga perlu dilakukan perubahan.
Perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 20l4
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah merupakan
penyempurnaan terhadap ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
tersebut.
2. Ruang Lingkup
Pengaturan mengenai lingkup Barang Milik Negara/Daerah dalam
Peraturan Pemerintah ini dibatasi pada pengertian Barang Milik
Negara/Daerah yang bersifat berwujud, namun sepanjang belum diatur
lain, Peraturan Pemerintah ini juga melingkupi Barang Milik
Negara/Daerah yang bersifat tak berwujud sebagai kelompok Barang
Milik Negara/Daerah selain tanah dan/atau bangunan.
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi Perencanaan
Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, Penggunaan, Pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, Penilaian, Pemindahtanganan,
Pemusnahan, Penghapusan, Penatausahaan, dan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
3. Matriks Perbandingan Perubahan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2020 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 1 Pasal 1

12. Pinjam Pakai adalah penyerahan 12. Pinjam Pakai adalah penyerahan
penggunaan barang antara Penggunaan barang antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Pemerintah Pusat dan
Daerah atau antar Pemerintah Pemerintah Daerah atau antar
Daerah dalam jangka waktu Pemerintah Daerah dalam jangka
tertentu tanpa menerima imbalan waktu tertentu tanpa menerima
dan setelah jangka waktu tersebut imbalan dan setelah jangka
berakhir diserahkan kembali waktu tersebut berakhir
kepada pengelola barang diserahkan kembali kepada
pengelola barang pengguna
barang

16. Kerja Sama Penyediaan 16. Kerja Sama Penyediaan


Infrastruktur adalah kerja sama Infrastruktur adalah kerja sama
antara Pemerintah dan Badan antara Pemerintah dan Badan
Usaha untuk kegiatan penyedaan Usaha untuk kegiatan
infrastruktur sesuai dengan peenyediaan infrastruktur sesuai
ketentuan peraturan perundang- dengan ketentuan ketentuan
undangan peraturan perundang- undangan
16.a Kerjasama terbatas untuk pem-
biayaan infrastruktur adalah
optimalisasi Barang Milik
Negara untuk meningkatkan
fungsi operasional Barang Milik
Negara guna mendapatkan
pendanaan untuk pembiayaan
penyediaan infrastruktur lain-
nya.
21. Penyertaan Modal Pemerintah 21. Penyertaan Modal Pemerintah
Pusat/ Daerah adalah Pusat/ Daerah adalah pengalihan
pengalihan kepemilikan Barang kepemilikan Barang Milik
Milik Negara/ Daerah yang Negara/Daerah yang semula
semula merupakan kekayaan merupakan kekayaan yang tidak
yang tidak dipisahkan menjadi dipisahkan menjadi kekayaan
kekayaan yang dipisahkan untuk yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai modal/ diperhitungkan sebagai modal/
saham negara atau daerah pada saham/ asset neto/ kekayaan
badan usaha milik negara, bersih milik negara atau daerah
badan usaha milik daerah, atau pada badan usaha milik negara,
badan hukum lainnya yang badan usaha milik daerah, atau
dimiliki badan hukum lainnya yang
dimiliki negara.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 4 Pasal 4
(2)h.Menetapkan Penggunaan,Peman- (3)h. Menetapkan Penggunaan,Pe-
faatan, atau Pemindahtanganan manfaatan,Pemindahtanganan,
Barang Milik Negara yang Pemusnahan, atau Penghapusan
berada pada Pengelola Barang; Barang Milik Negara yang bera-
da pada Pengelola Barang;
(3) .Pengelola Barang Milik Negara (3). Pengelola Barang Milik Negara
dapat mendelegasikan kewena- dapat melimpahkan kewenangan
ngan dan tanggung jawab dan tanggung jawab tertentu
tertentu sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada ayat
pada ayat (2) kepada Pengguna (2) kepada Pengguna Barang/
Barang/ Kuasa Pengguna Barang. Kuasa Pengguna Barang.
(4) Kewenangan dan tanggung jawab (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
tertentu yang dapat didelegasikan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat tertentu yang dapat dilimpahkan
(3) dan tata cara pendelegasian- sebagaimana dimaksud pada ayat
nya diatur dengan Peraturan (3) dan tata cara pelimpahannya
Menteri Keuangan. diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.

Peraturan Pemerintah Republik


Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 6 Pasal 6
(2). Pengguna Barang Milik Negara (2). Pengguna Barang Milik Negara
berwenang dan bertanggung berwenang dan bertanggung
jawab: jawab:
a. menetapkan Kuasa Pengguna a1.Merumuskan kebijakan, me-
Barang dan menunjuk pejabat yang ngatur, dan menetapkan pedo-
mengurus dan menyimpan Barang man pengelolaan Barang
Milik Negara yang berada
dalam penguasaannya dengan
berpe-doman pada peraturan
perun-dang-undangan
dibidang pe-ngelolaan Barang
Milik Negara;
a. Menetapkan Kuasa Pengguna
Barang dan menunjuk pejabat
yang mengurus dan menyim-
pan Barang Milik
(3). Pengguna Barang Milik Negara
(3) Pengguna Barang Milik Negara dapat melimpahkan kewenangan
dapat mendelegasikan kewenang- dan tanggung jawab tertentu
an dan tanggung jawab tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Kuasa Pengguna
(2) kepada Kuasa Pengguna Barang.
Barang.
(4) Kewenangan dan tanggung jawab (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
tertentu yang dapat didelegasikan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat tertentu yang dapat dilimpahkan
(3) dan tata cara pendelegasiannya sebagaimana dimaksud pada ayat
diatur oleh Pengguna Barang (3) dan tata cara pelimpahannya
dengan berpedoman pada pera- diatur oleh Pengguna Barang
turan perundangundangan di dengan berpedoman pada pe-
bidang pengelolaan Barang Milik raturan perundang-undangan di
Negara. bidang pengelolaan Barang Milik
Negara.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 16 Pasal 16

(1) Pengelola Barang dapat


mendelegasikan penetapan status (1) Pengelola Barang dapat
Penggunaan atas Barang Milik melimpahkan kewenangan pene-
Negara selain tanah dan/atau tapan status Penggunaan atas
bangunan dengan kondisi terten-tu Barang Milik Negara selain
kepada Pengguna Barang/ Kua-sa tanah dan/ atau bangunan
Pengguna Barang. dengan kondisi tertentu kepada
Pengguna Barang/Kuasa Peng-
guna Barang selain tanah dan/
atau bangunan dengan kondisi
tertentu kepada Pengelola Ba-
rang Milik Daerah.
(2) Gubernur/Bupati/Walikota dapat (2) Gubernur/Bupati/Walikota dapat
mendelegasikan penetapan status melimpahkan kewenangan
Penggunaan atas Barang Milik penetapan status Penggunaan
Daerah selain tanah atas Barang Milik Daerah selain
dan/atau ba-ngunan dengan tanah dan/atau bangunan dengan
kondisi tertentu kepada Pengelola kondisi tertentu kepada Penge-
Barang Milik Daerah. lola Barang Milik Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 19 Pasal 19

(1) Barang Milik Negara yang telah (1)Barang Milik Negara:


ditetapkan status penggunaan-nya a. pada Pengelola Barang; dan
pada Pengguna Barang dapat b. yang telah ditetapkan status
digunakan sementara oleh penggunaannya pada Pengguna
Pengguna Barang lain-nya dalam Barang;
jangka waktu tertentu tanpa harus
dapat digunakan semen-tara oleh
mengubah status Penggunaan
Pengguna Barang lainnya dalam
Barang Milik Negara tersebut
jangka waktu tertentu tanpa harus
setelah terlebih dahulu
mengubah status Penggunaan
mendapatkan perse-tujuan
Barang Milik Negara tersebut
Pengelola Barang.
(1)a Penggunaan sementara Barang
Milik Negara pada Pengelola
Barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dilak-
sanakan melalui keputusan
Pengelola Barang.
(1)b Penggunaan sementara Barang
Milik Negara yang telah
ditetap-kan status
penggunaannya pada Pengguna
Barang sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan oleh Pengguna
Barang setelah terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan
Penge-lola Barang.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27
Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014
Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik
Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah.
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 27 Pasal 27
(1) Bentuk Pemanfaatan Barang (1) Bentuk Pemanfaatan Barang
Milik Negara/Daerah berupa: a. Milik Negara/Daerah berupa:
Sewa; b. Pinjam Pakai; c. Kerja
a. Sewa;
Sama Peman-faatan; d. Bangun
b. Pinjam Pakai;
Guna Serah atau Bangun Serah
Guna; atau e. Kerja Sama c. Kerja Sama Pemanfaatan;
Penyediaan Infrastruktur d. Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna; atau
e. Kerja Sama Penyediaan
Infrastruktur.
(3) Selain bentuk Pemanfaatan
sebagai-mana dimaksud pada
ayat (1), bentuk Pemanfaatan
Barang Milik Negara juga berupa
Kerja Sama Terbatas Untuk
Pembia-yaan Infrastruktur.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27
Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014
Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik
Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah.
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 29 Pasal 29

(10) Penyetoran uang Sewa harus (9) Penyetoran uang Sewa harus
dila-kukan sekaligus secara tunai dilakukan sekaligus secara tunai
paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum ditandatanganinya
sebelum ditandatanganinya perjanjian Sewa Barang Milik
perjanjian Sewa Barang Milik Negara/Daerah.
Negara/Daerah.
(10) Dikecualikan dari ketentuan se-
(10) Dikecualikan dari ketentuan bagaimana dimak-sud pada ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (9) penyetoran uang Sewa
(9), penyetoran uang Sewa Barang Barang Milik Negara/ Daerah
Milik Negara/Daerah untuk kerja dapat dilakukan secara bertahap
sama infrastruktur dapat dilakukan dengan persetujuan Pengelola
secara bertahap dengan persetuju- Barang atas: a. Sewa untuk kerja
an Pengelola Barang. sama infrastruktur; dan/atau b.
Sewa untuk Barang Milik
Negara/Daerah dengan karak-
teristik/ sifat khusus.
(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Sewa untuk Barang Milik
Negara/Daerah dengan
karakteristik/sifat khusus seba-
gaimana dimaksud pada ayat
(10) huruf b diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan
untuk Barang Milik Negara dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri
untuk Barang Milik Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
Pasal 30 Pasal 30

(2) Jangka waktu Pinjam Pakai (2) Jangka waktu Pinjam Pakai
Barang Milik Negara/ Daerah Barang Milik Negara/ Daerah
paling lama 5 (lima) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang 1 (satu) kali. dapat diperpanjang.
(3) Pinjam Pakai dilaksanakan
berdasarkan perjanjian yang
paling sedikit memuat: a. para
pihak yang terikat dalam
perjanjian; b. jenis, luas atau
jumlah barang yang dipinjamkan,
dan jangka waktu; c. tanggung
jawab peminjam atas biaya
operasionaldan pemeliharaan
selama jangka waktu pemin-
jaman; dan d. hak dan kewa-
jiban para pihak.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 32 Pasal 32

(4) Kerja Sama Pemanfaatan atas (4) Kerja Sama Pemanfaatan atas
Barang Milik Negara/ Daerah Barang Milik Negara sebagai-
sebagaimana dimaksud pada mana dimaksud pada ayat (1)
ayat (1) huruf c, huruf d, dan huruf c dilaksanakan oleh Peng-
huruf e dilaksanakan oleh guna Barang setelah mendapat
Pengguna Barang setelah persetujuan Pengelola Barang.
mendapat persetujuan Kerja Sama Pemanfaatan atas
Pengelola Barang. Barang Milik Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf d dan huruf e,
dilaksanakan oleh Pengguna
Barang setelah mendapat
persetujuan Gubernur/ Bupati/
Walikota.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pasal 33 Pasal 33

(1) b.mitra Kerja Sama Pemanfaatan (1) b.mitra Kerja Sama Pemanfaatan
ditetapkan melalui tender, dipilih melalui tender, kecuali
kecuali untuk Barang Milik untuk Barang Milik Negara/
Negara/Daerah yang bersifat Daerah yang bersifat khusus
khusus dapat dilakukan dapat dilakukan penunjuk-kan
penunjukan langsung; langsung;

c. Penunjukan langsung mitra Kerja c. Penunjukan langsung mitra


Sama Pemanfaatan atas Barang Kerja Sama Pemanfaatan atas
Milik Negara/Daerah yang Barang Milik Negara/Daerah
bersifat khusus sebagaimana yang bersifat khusus
dimaksud pada huruf b sebagaimana dimaksud pada
dilakukan oleh Pengguna huruf b dilakukan oleh
Barang terhadap Badan Usaha Pengelola Barang/ Pengguna
Milik Negara/Daerah yang Barang terhadap badan usaha
memiliki bidang dan/atau milik negara, badan usaha milik
wilayah kerja tertentu sesuai daerah, atau anak perusahaan
ketentuan peraturan perundang- badan usaha milik negara yang
undangan; diperlakukan sama
dengan

badan usaha milik negara


sesuai ketentuan peraturan
pemerintah yang mengatur
mengenai tata cara penyertaan
dan penata-usahaan modal
negara pada badan usaha milik
negara dan perseroan terbatas
yang memiliki bidang dan/atau
wilayah kerja tertentu sesuai
ketentuan peraturan perundang-
(3) ketentuan mengenai jangka waktu undangan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) Ketentuan mengenai jangka
(1) huruf k tidak berlaku dalam
waktu sebagaimana dimaksud
hal Kerja Sama Pemanfaatan atas
pada ayat (1) huruf k tidak
Barang Milik Negara/ Daerah
berlaku dalam hal Kerja Sama
untuk penyediaan infrastruktur
Pemanfaatan atas Barang Milik
berupa:
Negara/ Daerah untuk
a. infrastruktur transportasi penyediaan infrastruktur.
meliputi pelabuhan laut,
(3a) Jenis penyediaan infrastruktur
sungai dan/atau danau, bandar
sebagaimana dimaksud pada
udara, terminal, dan/atau
ayat
jaringan rel dan/atau stasiun
kereta api; (3) mengacu pada ketentuan
peraturan perundang-undangan
b. infrastruktur jalan meliputi
mengenaipenyediaan
jalan jalur khusus, jalan tol,
infrastruktur.
dan/atau jembatan tol;

c. infrastruktur sumber daya air


meliputi saluran pembawa air
baku dan/atau waduk/
bendungan;
d. infrastruktur air minum
meliputi bangunan
pengambilan air baku,
jaringan transmisi, jaringan
distribusi, dan/atau instalasi
pengolahan air minum;

e. infrastruktur air limbah


meliputi instalasi pengolah air
limbah, jaringan pengumpul
dan/atau jaringan utama,
dan/atau sarana persampahan
yang meliputi pengangkut
dan/atau tempat pembuangan;

f. infrastruktur telekomunikasi
meliputi jaringan teleko-
munikasi;

g. infrastruktur ketenagalistrikan

meliputi pembangkit, trans-


misi, distribusi dan/atau
instalasi tenaga listrik; dan/
atau

h. infrastruktur minyak dan/atau


gas bumi meliputi instalasi
pengolahan, penyimpanan,
pengangkutan, transmisi, dan/
atau distribusi minyak dan/
atau gas bumi.
(4) Jangka waktu Kerja Sama
Pemanfaatan atas Barang Milik (4) Jangka waktu Kerja Sama
Negara/Daerah untuk penyediaan Pemanfaatan atas Barang Milik
infrastruktur sebagaimana dimak- Negara/Daerah untuk
sud pada ayat (3) paling lama 50 penyediaan infrastruktur
(lima puluh) tahun sejak sebagaimana dimak-sud pada
perjanjian ditandatangani dan
ayat (3) paling lama 50 (lima
dapat diperpanjang.
puluh) tahun sejak perjanjian
(5) Dalam hal mitra Kerja Sama ditandatangani dan dapat
Pemanfaatan atas Barang diperpanjang.
Milik Negara/Daerah untuk
penyediaan infrastruktur
sebagaimana dimak-sud pada (5) Dalam hal mitra Kerja Sama
ayat (3) berbentuk Badan Usaha Pemanfaatan atas Barang Milik
Milik Negara/ Daerah, kontribusi Negara/Daerah untuk
tetap dan pembagian keuntungan penyediaan infrastruktur
dapat ditetapkan paling tinggi sebagaimana dimaksud pada
sebesar 70% (tujuh puluh
ayat (3) berbentuk badan
persen) dari hasil perhitungan
usaha milik negara, badan
tim sebagai-mana dimaksud pada
usaha milik daerah, atau anak
ayat (1) huruf e.
perusahaan badan usaha milik
negara yang diperlakukan
sama dengan badan usaha
milik negara sesuai ketentuan
peraturan pemerintah yang
mengatur mengenai tata cara
penyertaan dan penatausahaan
modal negara pada badan
usaha milik negara dan
perseroan terbatas, kontribusi
tetap dan pembagian keun-
tungan dapat ditetapkan paling
tinggi sebesar 70% (tujuh
puluh persen) dari hasil
perhitungan tim sebagaimana
(6) Besaran kontribusi tetap dan
dimaksud pada ayat (1) huruf
pembagian keuntungan
e.
sebagai-mana dimaksud pada
(6) Besaran kontribusi tetap dan
ayat (5) ditetapkan oleh
pembagian keuntungan
Menteri Keuangan atau pejabat
sebagai-mana dimaksud pada
yang ditunjuk Menteri
ayat (5) harus mendapat
Keuangan
persetujuan dari:
a. Pengelola Barang, untuk
Barang Milik Negara;
b. Gubernur/Bupati/Walikota,
untuk Barang Milik
Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Tentang Pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27
Negara/Daerah. Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
Pasal 34 Pasal 34

(1) Bangun Guna Serah atau Bangun (1) Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna Barang Milik Serah Guna Barang Milik
Negara/Daerah dilaksanakan Negara/Daerah dilaksanakan
dengan pertimbangan: dengan pertimbangan:
a. Pengguna Barang memerlukan a. Pengelola Barang Pengguna
bangunan dan fasilitas bagi Barang memerlukan bangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan fasilitas bagi penyelenggaraan
negara/daerah untuk pemerintahan negara/daerah untuk
kepentingan pelayanan umum kepentingan pelayanan umum
dalam rangka penyelenggaraan dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi; dan tugas dan fungsi; dan
b.Tidak tersedia atau tidak cukup b.tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dana dalam Anggaran tersedia dana dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Pendapatan dan Belanja Negara/
Negara/ Daerah untuk Daerah untuk penyediaan
penyediaan bangunan dan bangunan dan fasilitas tersebut
fasilitas tersebut.

(2) Bangun Guna Serah atau (2) Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna Barang Bangun Serah Guna Barang Milik
Milik Negara Negara/ Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh:
a. Pengelola Barang, terhadap
Barang Milik Negara yang
berada pada Pengelola Barang;
b.Pengguna Barang setelah
mendapat persetujuan Pengelola
Barang, terhadap Barang Milik
Negara yang berada pada
Pengguna Barang; atau

c. Pengelola Barang Milik


Daerah setelah mendapat
persetujuan Gubernur/
Bupati /Walikota.
(3) Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna Barang (3) Dihapus.
Milik Daerah sebagaimana
dimak-sud pada ayat (1)
dilaksana-kan oleh
Pengelola Barang Milik
Daerah setelah men-dapat
persetujuan Gubernur/
Bupati/Walikota.
(4) Barang Milik Negara/Daerah (4) Bangun Guna Serah atau
berupa tanah yang status Bangun Serah Guna
penggunaannya ada pada sebagaimana dimaksud pada ayat
Pengguna Barang dan telah (2) huruf c dapat dilakukan
direncanakan untuk setelah Barang Milik Daerah
penyelengga- raan tugas dan yang direncanakan menjadiobjek
fungsi Pengguna Barang yang Bangun Guna Serah atau
bersangkutan, dapatdilakukan Bangun Serah Guna terlebih
Bangun Guna Serah atau dahulu diserahkan kepada
Bangun Serah Guna setelah Gubernur/ Bupati/Walikota.
terlebih dahulu diserahkan
kepada:
a. Pengelola Barang, untuk
Barang Milik Negara; atau
b. Gubernur/Bupati/ Walikota,
untuk Barang Milik Daerah.
(5) Dihapus.
(5) Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna sebagaimana dimak-
sud pada ayat (4) dilaksanakan
oleh Pengelola Barang dengan
mengikutsertakan Peng-guna
Barang sesuai tugas dan
fungsinya
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Negara/Daerah. Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.

Pasal 36

(1) Jangka waktu pelaksanaan Bangun


Guna Serah atau Bangun Serah
Guna paling lama 30 (tiga puluh)
tahun sejak perjanjian
ditandatangani.
(2) Pemilihan mitra Bangun Guna Serah
atau mitra Bangun Serah Guna
dilaksanakan melalui tender.
(3) Mitra Bangun Guna Serah atau mitra
Bangun Serah Guna yang telah
ditetapkan, selama jangka waktu
pelaksanaan Bangun Guna Serah
atau Bangun Serah Guna:
a. wajib membayar kontri-busi
ke rekening Kas Umum
Negara/ Daerah setiap tahun
selama jangka waktu
pengoperasian, yang besaran-
nya ditetapkan berdasarkan
hasil perhitungan tim yang
dibentuk oleh pejabat yang
berwenang;
b. wajib memelihara objek
Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna; dan
c. dilarang menjaminkan, meng-
gadaikan, atau memindah-
tangankan: 1. tanah yang
menjadi objek Bangun Guna
Serah atau Bangun Serah
Guna; 2. bangunan beserta
fasilitas yang berasal dari
pelaksanaan Bangun Guna
Serah yang digunakan langsung
untuk penyeleng-garaan tugas
dan fungsi Pemerintah Pusat/
Daerah; dan/ atau 3. hasil
Bangun Serah Guna.
(4) Dalam jangka waktu pelaksanaan
Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna, bangunan beserta
fasilitas yang berasal dari
pelaksanaan Bangun Guna
Serah atau hasil Bangun Serah
Guna harus digunakan langsung
untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Pemerintah Pusat/Daerah
paling sedikit 10% (sepuluh
persen).
(5) Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna dilaksanakan
berdasarkan perjanjian, paling
sedikit memuat: a. para pihak yang
terikat dalam perjanjian; b. objek
Bangun Guna Serah atau Bangun
Serah Guna; c. jangka waktu
pelaksanaan Bangun Guna Serah
atau Bangun Serah Guna;
d. jangka waktu pengoperasian
hasil Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna; dan e. hak
dan kewajiban para pihak yang
terikat dalam perjanjian.
(6) Izin mendirikan bangunan dalam
rangka Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna harus
diatasnamakan: a. Pemerintah
Republik Indonesia, untuk Barang
Milik Negara; atau b. Pemerintah
Daerah, untuk Barang Milik
Daerah.
(7)Semua biaya persiapan Bangun
Guna Serah atau Bangun Serah
Guna yang terjadi setelah
ditetapkannya mitra Bangun Guna
Serah atau Bangun Serah Guna
dan biaya pelaksanaan Bangun
Guna Serah atau Bangun Serah
Guna menjadi beban mitra yang
bersangkutan.
(8)Mitra Bangun Guna Serah Barang
Milik Negara harus menyerahkan
objek Bangun Guna Serah beserta
hasil Bangun Guna Serah kepada
Pengelola Barang/Pengguna
Barang pada akhir jangka waktu
pelaksanaan, setelah dilakukan
audit oleh aparat pengawasan
intern Pemerintah.
(9)Mitra Bangun Guna Serah Barang
Milik Daerah harus menyerahkan
objek Bangun Guna Serah beserta
hasil Bangun Guna Serah kepada
Gubernur/Bupati/Walikota pada
akhir jangka waktu pelaksanaan,
setelah dilakukan audit oleh aparat
pengawasan intern Pemerintah.
(10) Penyerahan objek Bangun Guna
Serah beserta hasil Bangun Guna
Serah sebagaimana dimak-sud
pada ayat (8) dan ayat (9) tidak
menghapuskan kewajiban dan
tanggung jawab Mitra Bangun
Guna Serah untuk menindaklanjuti
hasil audit yang telah dilakukan
oleh aparat pengawasan intern
Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Republik
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Indonesia Nomor 28 Tahun 2020
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Tentang Pengelolaan Barang Milik Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Negara/Daerah. Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.
Pasal 41A
(1) Kerja Sama Terbatas Untuk
Pembiayaan Infrastruktur dilaku-
kan terhadap Barang Milik
Negara yang berada pada
Pengguna Barang.
(2) Dalam pelaksanaan Kerja Sama
Terbatas Untuk Pembiayaan
Infrastruktur sebagaimana dimak-
sud pada ayat (1), Pengguna
Barang menyerahkan Barang
Milik Negara kepada Pengelola
Barang.
(3) Kerja Sama Terbatas Untuk
Pembiayaan Infrastruktur
sebagai-mana dimaksud pada
ayat (2) dilakukan oleh Badan
Layanan Umum yang dibentuk
oleh Pengelola Barang.
(4) Kerja Sama Terbatas
Untuk Pembiayaan
Infrastruktur seba-gaimana
dimaksud pada ayat (3) dilakukan
dalam bentuk Hak Pengelolaan
Terbatas Atas Aset Infrastruktur.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
Hak Pengelolaan Terbatas Atas
Aset Infrastruktur sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur
dengan Peraturan Presiden. Pasal
41B Pemanfaatan Barang Milik
Negara melalui Kerja Sama
Terbatas Untuk Pembiayaan
Infrastruktur dilaksanakan
dengan ketentuan:
a. Penerimaan atas Kerja Sama
Terbatas Untuk Pembiayaan
Infrastruktur merupakan pen-
dapatan Badan Layanan
Umum.
b. Jangka waktu Kerja Sama
Terbatas Untuk Pembiayaan
Infrastruktur dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan
di bidang masing-masing
sektor infrastruktur.
c. Mitra Kerja Sama Terbatas
Untuk Pembiayaan Infra-
struktur yang telah
ditetapkan selama jangka
waktu Kerja Sama Terbatas
Untuk Pembiayaan Infrastruk-
tur: dilarang menjaminkan,
menggadaikan, atau me-
mindahtangankan Barang
Milik Negara yang menjadi
objek Kerja Sama Terbatas
Untuk Pembiayaan Infrastruk-
tur; dan wajib memelihara
objek Kerja Sama Terbatas
Untuk Pembiayaan
Infrastruktur

C. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2020


Tentang Pembiayaan Infrastruktur Melalui Hak Pengelolaan
Terbatas
1. Defenisi dan Istilah
a. Hak Pengelolaan Terbatas Atas Aset Infrastruktur yang selanjutnya
disebut Pengelolaan Aset adalah optimalisasi Barang Milik Negara
dan /atau aset Badan Usaha Milik Negara untuk meningkatkan
fungsi operasional Barang Milik Negara dan/atau aset Badan
Usaha Milik Negara guna mendapatkan pendanaan untuk
pembiayaan penyediaan infrastruktur.
b. Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat BMN adalah
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
c. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, badan usaha swasta yang berbentuk Perseroan
Terbatas, badan hukum asing, atau koperasi.
d. Penanggung Jawab Proyek Kerjasama yang selanjutnya disingkat
PJPK adalah Menteri/Kepala Lembaga selaku penanggung jawab
atas penggunaan Barang Milik Negara pada kementerian/lembaga
yang bersangkutan atau Direktur Utama Badan Usaha Milik
Negara yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengurusan
aset Badan Usaha Milik Negara yang bersangkutan sesuai
peraturan perundang-undangan masing-masing bidang sektor
infrastruktur.
e. Badan Usaha Pendamping adalah badan usaha yang memberikan
pendampingan dalam penyiapan dan transaksi Pengelolaan Aset.
f. Badan Usaha Pengelola Aset adalah badan usaha yang ditetapkan
oleh PJPK untuk melakukan Pengelolaan Aset.
g. Badan Layanan Umum yang selanjutnya disingkat BLU adalah
Badan Layanan Umum yang bertugas mengelola BMN pada
Pengelola Barang berupa aset infrastruktur dan mengelola
pendanaan hasil Pengelolaan Aset BMN.
2. Jenis BMN atau aset BUMN
Jenis BMN atau aset BUMN yang dapat dilakukan pengelolaan aset,
meliputi:
a. infrastruktur transportasi, meliputi kepelabuhanan,
kebandarudaraan, perkeretaapian, dan terminal bus;
b. infrastruktur jalan tol;
c. infrastruktur sumber daya air;
d. infrastruktur air minum;
e. infrastruktur sistem pengelolaan air limbah;
f. infrastruktur sistem pengelolaan persampahan;
g. infrastruktur telekomunikasi dan informatika;
h. infrastruktur ketenagalistrikan; dan
i. infrastruktur minyak, gas bumi, dan energi terbarukan.

D. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2010


Tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerja Sama
Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan Melalui Badan
Usaha Penjaminan Infrastruktur. (Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun
2010)

1. Penjaminan Infrastruktur adalah pemberian jaminan atas Kewajiban


Finansial Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama yang dilaksanakan
berdasarkan Perjanjian Penjaminan.
2. Kewajiban Finansial Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama adalah
kewajiban untuk membayar kompensasi finansial kepada Badan Usaha
atas terjadinya Risiko Infrastruktur yang menjadi tanggung jawab
pihak Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama sesuai dengan Alokasi
Risiko sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Kerja Sama.
3. Risiko Infrastruktur adalah peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi
pada Proyek Kerja Sama selama berlakunya Perjanjian Kerja Sama
yang dapat mempengaruhi secara negatif investasi Badan Usaha, yang
meliputi ekuitas dan pinjaman dari pihak ketiga.
4. Alokasi Risiko adalah distribusi Risiko Infrastuktur kepada pihak yang
paling mampu mengelola, mengendalikan atau mencegah terjadinya
Risiko Infrastruktur, atau menyerap Risiko Infrastruktur.
5. Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama adalah Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala Daerah, atau Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam hal berdasarkan
peraturan perundang-undangan, penyediaan infrastruktur
diselenggarakan atau dilaksanakan oleh BUMN/BUMD.
6. Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur adalah badan usaha yang
didirikan oleh Pemerintah dan diberikan tugas khusus untuk
melaksanakan Penjaminan Infrastruktur serta telah diberikan modal
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian
Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Penjaminan Infrastruktur

E. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Perencanaan Dan
Pemrograman Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Umum 2018)
1. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
2. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi
daya.
3. Pengembangan Wilayah adalah usaha yang dilakukan untuk
mengurangi ketimpangan Wilayah melalui dukungan terhadap aktivitas
ekonomi dalam suatu Wilayah.
4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Jangka Panjang adalah dokumen arahan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
jangka panjang berbasis pengembangan Wilayah.
5. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Jangka Menengah adalah dokumen arahan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
jangka menengah berbasis pengembangan Wilayah.
6. Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah yang selanjutnya
disingkat RPIW adalah dokumen rencana pengembangan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat lingkup Wilayah dan/atau
Kawasan.
7. Memorandum program infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
rakyat yang selanjutnya disebut memorandum program adalah arahan
program keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan
rakyat di Wilayah dan/atau Kawasan yang disusun untuk jangka waktu
5 (lima) tahun yang berasal dari RPIW sebagai acuan proses
penyusunan program tahunan dan arahan prioritisasi Kawasan tahunan.
8. Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat yang selanjutnya disebut Renstra PUPR adalah dokumen
perencanaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
untuk periode 5 (lima) tahun.
9. Rencana Pembangunan Infrastruktur Sektor Non Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang selanjutnya disebut Rencana Sektor Non-
PUPR adalah rencana pembangunan infrastruktur di luar infrastruktur
bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
10. Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang selanjutnya disebut Renja adalah dokumen perencanaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk periode 1
(satu) tahun.
11. Rapat Koordinasi Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
yang selanjutnya disebut Rakorbangwil adalah forum koordinasi
perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat dengan kementerian/lembaga terkait dan
pemerintah daerah provinsi.
12. Konsultasi Regional yang selanjutnya disebut Konreg adalah forum
konsolidasi, koordinasi, dan sinkronisasi tahunan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam rangka pemrograman
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
pada tahun perencanaan.
13. Tahun Perencanaan adalah tahun dimana dilakukan penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah atau satu tahun sebelum pelaksanaan
Rencana Kerja Pemerintah.
14. Unit Organisasi Teknis adalah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan
Direktorat Jenderal Perumahan.
15. Kementerian adalah kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
16. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
F. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan
Pemukiman (Peraturan Pemerintah RI No 20 2021)
1. Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah
kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian,
termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan
system pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan
terpadu.
2. Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah satu kesatuan sistem
yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan,
penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat.
3. Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar
kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan,
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
4. Lingkungan Hunian adalah bagian dari Kawasan Permukiman yang
terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.
5. Permukiman adalah bagian dari Lingkungan Hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
6. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari Permukiman,
baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana,
sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni.
7. Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal
yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan
martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
8. Hunian Berimbang adalah Perumahan atau Lingkungan Hunian yang
dibangun secara berimbang antara Rumah sederhana, Rumah
menengah, dan Rumah mewah.
9. Dana Konversi adalah dana yang berupa dana kelola atau dana hibah
yang diperoleh dari pelaku pembangunan sebagai alternatif kewajiban
pembangunan Rumah sederhana bersubsidi dalam pembangunan
Perumahan dengan Hunian Berimbang yang dihitung berdasarkan
rumus perhitungan konversi.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah RI No 20. 2021. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan
Permukiman.” (086436): 1–15.

Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun. 2010. “Tentang Penjaminan Infrastruktur


Dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Yang Dilakukan
Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur.”

Umum, M P. 2018. “Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat


Republik Indonesia Nomor 07/Prt.” M/2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan …: 1–34.

Anda mungkin juga menyukai