NIM : 1517822012
Kelas : Reguler
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BLUD, SMK yang mempunyai berbagai produk unggulan juga dapat mengelola
produksi di TEFA dengan lebih fleksibel. Kelebihan sekolah yang sudah menjadi
BLUD adalah sekolah dapat menggunakan hasil praktik kerja siswa, maupun hasil
usaha sekolah secara langsung.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukanan diatas, maka
masalah evaluasi yang akan dilakukan dibatasi pada penerapan program BLUD pada
SMK negeri di DKI Jakarta. Ruang lingkup peneliti adalah SMK Negeri di Jakarta
yang telah menjalankan program BLUD diantaranya SMKN 36, SMKN 26, SMKN
27 dan SMKN 57
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus masalah diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apakah tujuan yang ingin dicapai pada program BLUD yang dijalankan di SMK
negeri di Jakarta?
b. Apakah program BLUD di SMK Negeri di Jakarta relevan dengan peningkatan
skill dan kompetensi siswa SMK?
c. Apakah program BLUD di SMK negeri di Jakarta dapat meningkatkan hasil
unit produksi melalui teaching factory di sekolah?
d. Apakah program BLUD dapat membuat SMK negeri di Jakarta menjadi SMK
mandiri dalam hal pengelolaan keuangan
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun
manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Akademis
1. Untuk mengetahui sejauh mana keberadaan program BLUD dalam mewadahi
kompetensi yang dimiliki siswa SMK
2. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran TEFA dan PJBL yang menjadi
wadah simulasi industri bagi peserta didik dalam mengasah kompetensinya
melahirkan berbagai produk unggulan yang akan dipasarkan di masyarakat
5
b. Manfaat Praksis
1. Untuk menambah wawasan mengenai konsep dan implementasi proses
pembelajaran TEFA di SMK
2. Sebagai pengetahuan dan masukan bagi para guru, dan praktisi lainnya yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan mengenai bagaimana pedoman
pengembangan BLUD, bagaimana penerapan BLUD SMK yang fleksibel,
prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK
3. Untuk mengetahui peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh SMK
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
8
pelayanan kepada masyarakat terutama peserta didik, berupa penyediaan barang
dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan. BLUD SMK dalam
melakukan kegiatannya harus didasarkan pada prinsip efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas
Menurut Pedoman Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK, BLUD
adalah instansi di lingkungan daerah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan ini dapat berbentuk penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual dengan prinsip efisien dan produktivitas tanpa
mengutamakan mencari keuntungan.
Salah satu pelayanan publik yang bisa menjadi BLUD adalah pelayanan
pendidikan. Berarti, dapat kita simpulkan bahwa SMK BLUD sendiri adalah
SMK yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berbentuk
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual dengan prinsip efisien dan
produktivitas tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
Peningkatkan kualitas dan daya saing lulusan SMK secara terus menerus
didorong dalam penguatan link and match dengan dunia kerja, melalui strategi
utama 8+i, yaitu:
9
e. Sertifikat kompetensi sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja;
f. Update teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur secara rutin dari dunia
kerja;
i. Berbagai kemungkinan kerja sama dengan dunia kerja, antara lain: beasiswa
dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau
dalam bentuk lainnya.
Salah satu penguatan link and match dengan dunia kerja adalah penerapan
pembelajaran teaching factory di SMK. TeFa merupakan model atau sistem
pembelajaran, dimana untuk memastikan peserta didik kompeten, pembelajaran
praktik dirancang dan diimplementasikan untuk menghasilkan produk, baik
barang maupun jasa yg berstandar industri dan bermanfaat bagi masyarakat.
Selain Tefa, SMK juga memiliki Unit Produksi (UP) dan potensi aset sekolah
yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. UP dan penyewaan aset bertujuan
mendapatkan pemasukan secara finansial dan pada umumnya dikerjakan oleh
guru atau tenaga dari eksternal. Selain itu produk TeFa yang hadir harus bisa
menjawab kebutuhan dunia kerja, yang artinya sebelum pembuatan perlu ada
riset market mempelajari pasar atau masyarakat membutuhkan produk seperti
apa. Hilirisasi hasil riset terapan melalui TeFa adalah salah satu bentuk
implementasi project-based learning yang harus disinergikan dengan link and
match dunia kerja, kesemuanya ini akan mendukung ekosistem pendidikan
vokasi yang betul betul sesuai kebutuhan nyata dan mampu menjadi solusi.
Pelaksanaan TeFa, UP, dan sewa aset menggunakan fasilitas negara, SDM,
siswa, dan proses pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi
dan keuangan layaknya badan usaha, dengan demikian keberadaanya perlu
diatur dengan tata kelola yang dapat memayungi semua kegiatan tersebut secara
hukum.
10
(BLUD) seperti diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
1. Syarat Substantif
2. Syarat Teknis
11
3. Syarat Administratif
12
Salah satu model yang akan digunakan adalah model CIPP (Context, Input, Process,
Product). Terdapat empat dimensi yaitu dimensi konteks, dimensi Input, dimensi
proses dan dimensi produk, yang memiliki keunikan yaitu pada setiap tipe evaluasi
terkait pada perangkat pengambil keputusan yang menyangkut perencanaan dan
operasional sebuah program. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format
evaluasi yang komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks,
masukan, proses, dan produk.
Dimaksud untuk menilai kebutuhan, masalah, asset dan peluang guna membantu
pembuat kebijakan. Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan
merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang
dilayani dan tujuan proyek. Evaluasi konteks dimulai dengan melakukan analisis
konseptual dalam mengidentifikasikan dan merumuskan domain yang akan
dinilai dan kemudian diikuti dengan analisis empiris tentang aspek-aspek yang
dinilai: melalui survey, tes dan sebagainya
b. Evaluasi Masukan (input)
Merupakan pertimbangan tentang sumber dan strategi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan umum dan khusus. Informasi-informasi yang terkumpul selama
tahap penilaian hendaknya dapat digunakan sebagai pengalamam keputusan
untuk menentukan sumber dan strategi didalam keterbatasan dan hambatan yang
ada. Evaluasi masukan boleh mempertimbangkan sumber tertentu apabila
sumber- sumber tersebut terlalu sulit untuk pengadaannya atau tidak tersedia,
sehingga ada alternatif lain yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
program.
c. Evaluasi Proses
Meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan (dirancang) dan diterapkan
didalam praktek (operasi). Tanpa mengetahui catatan tentang data pelaksanaan
program tidaklah mungkin mengambil keputusan menentukan tindak lanjut
program apabila waktu sudah berakhir. Tujuannya adalah membantu
penanggung jawab untuk memantau atau monitor agar lebih mudah mengetahui
kelemahan-kelemahan program dari berbagai aspek yang selanjutnya dapat
digunakan untuk melakukan remedi. Evaluasi proses dalam model CIPP
menunjukkan “apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa”
13
(who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when)
kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan,
seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam program sudah terlaksana
sesuai dengan rencana.
d. Evaluasi Produk
Merupakan penilaian yang dilakukan oleh dosen dalam mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran tujuan tersebut
dikembangkan dan diadministrasikan, sehingga data yang diperoleh sangat
berguna bagi dosen dalam menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi
atau diperbaiki. Evaluasi hasil berfungsi untuk membantu dosen selaku
penanggung jawab dalam mengambil keputusan untuk meneruskan,
memodifikasi, atau memperbaiki program perkuliahan. Evaluasi hasil
memerlukan perbandingan antara hasil program dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, data observasi, ataupun
lainnya.
Jurnal karya Lestari, Technopark tahun 2016, yang berjudul “Efektivitas pelaksanaan
teaching factory siswa sekolah menengah kejuruan (smk) di solo”. Penelitian
evaluasi ini dengan menggunakan pendekatan model evaluasi CIPP
14
E. Kriteria Evaluasi
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi
kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu
untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan evaluasi program bertujuan untuk
mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang
dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan.
Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau
melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi
program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan
program, dan menyebarluaskan program
15
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai pada program BLUD yang
dijalankan di SMK Negeri
2. Untuk mengetahui relevansi program BLUD terhadap peningkatan skill dan
kompetensi siswa
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil unit produksi melalui teaching factory di
sekolah pada SMK yang sudah menjalankan program BLUD
4. Untuk mengetahui kesiapan SMK Negeri di Jakarta menjadi SMK mandiri dalam
hal mengelola keuangan melalui program BLUD
16
lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah (Moleong). Data penelitian kuantitatif dapat menggunakan
observasi, lembar observasi, interview/wawancara, dan dokumentasi, yang
menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan presentase.
Evaluasi program dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan
dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang sesuai dengan kondisi nyata
sebagai wujud penerapan suatu kebijakan, (Haryani & Sunarto, 2021). Dalam
penelitian evaluasi program penerapan BLUD pada SMK ini data dan informasi
dikumpulkan secara objektif berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Penelitian evaluasi ini menggunakan model cipp yang dikembangkan oleh
daniel Stufflebeam. Pemilihan model evaluasi CIPP ini didasarkan pada
karakteristiknya yang bersifat komprehensif, meliputi: context, input, process, dan
product. Stufflebeam berpendapat bahwa evaluasi seharusnya memiliki tujuan
untuk memperbaiki (to improve) bukan hanya untuk membuktikan (to prove).
Dengan demikian evaluasi seharusnya dapat membuat suatu perbaikan,
meningkatkan akuntabilitas, serta pemahaman lebih dalam mengenai fenomena
oleh sebab itu penulis memilih Model Evaluasi CIPP dengan alasan penerapan
BLUD di sekolah tersebut dapat menyalurkan skill dan kompetensi siswa di
bidangnya melalui teaching factory dan juga dapat membentuk sekolah mandiri
dalam mengelola keuangan sehingga hasilnya cukup baik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi
Logic mencangkup komponen masukan (input), proses (activitie), keluaran
(output), hasil (outcome) dan dampak (impact).
2. Metode
Metode penelitian adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan
cara ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis) yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, (Supriyati, 2015). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Methods (metode kualitatif dan
kuantitatif). Metode ini merupakan penggabungan atau mengkombinasikan antara
metode kualitatif dan kuantatif, Sugiyono (2017) dalam (Ardiani & Ridwan,
2020). Mixed method dapat diterapkan secara bersama (concurrent) atau
diterapkan secara sekuensial 34 (sequential),(Yusuf, 2014). Selain itu penelitian
17
dengan mixed method dapat menggunakan metode kuantitatif pada satu tahapan
dan kemudian menggunakan metode kualitatif pada tahapan selanjutnya. Hal ini
sesuai dengan Lofgreen (2006) yang mengemukakan bahwa: “ Combined the
qualitative and quantitative approaches in different phases of the reasearh
process”.
Tashakkori dan Teddlie (2003) menyatakan: Meixed research is a general
type of research (it’s one of the three paradigms) in which quantitative and
qualitative methods, techniques, or other paradigm characteristics are mixed in
one overall study (2003).
D. Instrumen Penelitian
1. Kisi-Kisi Instrumen
Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument evaluasi :
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2. Membuat kisi-kisi
3. Membuat butir-butir instrument
4. Menyunting instrument Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi. Dapat
dilakukan dengan metode Sampling
Instrumen Evaluasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
pedoman wawancara, instrumen observasi, dan instrumen evaluasi pelaksanaan
program BLUD di sekolah-sekolah
2. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa
penelitian benar-benar ilmiah dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Agar
penelitian besifat ilmiah dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, data yang
diperoleh pada proses penelitian harus kredibel.
Pemeriksaan keabsahan data atau uji keabsahan data meliputi uji, credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas). Uji kredibilitas data atau
kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif 16 antara lain dilakukan
dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member
chek. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument penelitian.
18
Oleh karena itu, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data. Perpanjangan keikutsertaan dimaksudkan untuk memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan
19
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan observasi lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengkategorikan setiap unsur yang ada, melakukan
sintesa, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif dilakukan dengan menggunakan tehnik analisis data
interaktif model seperti yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984).
Tehnik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian
kesimpulan/verifikasi (drawing and verifying conclutions). Analisis data didukung
dengan data kuantitatif, Menurut Sugiyono (2012) berdasarkan teknik pengumpulan
data penelitian kuantitatif dapat menggunakan observasi yang lembar observasi,
interview/wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan pendekatan presentase.
Adapun rumus data presentase yang digunakan dalam penelitian evaluasi ini
dalah sebagai berikut :
𝑓
P= 𝑥 100%
N
20
DAFTAR PUSTAKA
Echols, John M. dan Hassan Shadily. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia.
Fariq, Erik dan MataMaya Studio. 2010. Teknik Overclocking Untuk Pemula.
Jakarta: PT Gramedia.
Hamruni. 2008. Konsep Edutainment dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Bidang
Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Moleong J.Lexy, .2000. Metode Penelitian Kualitatif .Bandung: Remaja Rosda Karya,
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta
Yoga, B. bhakti. (2017). evaluasi program model CIPP pada proses pembelajaran IPA.
JIPFRI : Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah, 1(2), 75–82
21