Anda di halaman 1dari 27

Rencana Program Kerja Jangka Panjang

SMK RADEN RAHMAT MOJOSARI

Kompetensi Keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik

 RENCANA PENGEMBANGAN KURIKULUM


DENGAN DUNIA USAHA/DUNIA INDUSTRI
 PELAKSANAAN SOP BENGKEL
 UJI KOMPETENSI/SERTIFIKASI PROFESI/
LSP

Acink, S.Pd

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... 1


Daftar Isi ............................................................................................................. 2
Kata Pengantar .................................................................................................. 3

A. Pendahuluan ........................................................................................... 4
1. Latar Belakang .................................................................................. 4
2. Tujuan ................................................................................................ 5
B. Pembahasan ........................................................................................... 6
1. Rencana Pengembangan Kurikulum dengan DU/DI ........................ 6
1.1 Skema Pengembangan Kurikulum Berbasis DU/DI ................... 6
1.2 Sinkronisasi Kurikulum/Link and Match dengan DU/DI .............. 8
1.3 Teaching Factory (TEFA) ............................................................ 10
2. Pelaksanaan SOP Bengkel ............................................................... 12
2.1 Inventaris Bengkel Listrik............................................................. 12
2.2 Modernisasi Bengkel Listrik......................................................... 14
2.3 SOP Tempat Uji Kompetensi (TUK) LSP TITL ........................... 15
3. Uji Kompetensi/Sertifikasi Profesi/ LSP ............................................ 21
3.1 Pemilihan Uji Kompetensi kelas XII TITL .................................... 21
3.2 Alur dan Persyaratan Pembentukan LSP ................................... 21
3.3 Penentuan Skema LSP P1 ......................................................... 22
C. Penutup ................................................................................................... 25
1. Kesimpulan ........................................................................................ 25

Daftar Rujukan ................................................................................................... 26

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat
menyelesaikan Rencana Program Kerja Jangka Panjang untuk Kompetensi
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Raden Rahmat Mojosari.
Rencana program kerja jangka panjang ini merupakan strategi-strategi yang kami
susun/konsep beserta tim guru produktif TITL agar pembelajaran produktif lebih
efektif sehingga dapat membentuk peserta didik yang berkompeten dan menjadi
SDM yang unggul siap bekerja di dunia usaha maupun di dunia industri. Kami
selaku tim guru produktif TITL senantiasa bekerjasama dalam pencapaian
program kerja yang telah tersusun, semoga dalam penerapan rencana program
kerja jangka panjang kompetensi keahlian TITL diberikan kelancaran dan
kesuksesan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Tidak lupa support dan dukungan boleh Bapak Kepala Sekolah senantiasa
kami butuhkan demi terealisasinya program kerja kerja jangka panjang
kompetensi keahlian TITL. Penyusunan rencana program kerja ini tentunya masih
jauh dari sempurna, dan banyak kelemahan maupun kekurangan, mohon kiranya
saran dan masukan dari berbagai pihak agar penyususnan rencana program kerja
jangka panjang kompetensi keahlian TITL menjadi jauh lebih baik.

Mojosari, Juni 2022


Penyusun,

3
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dinamika perkembangan kurikulum di SMK bergerak dengan sangat
cepat mengikuti tuntutan dan kebutuhan SDM di era revolusi industri.
Lembaga pendidikan di SMK dituntut harus mampu mengikuti dan
menyesuaikan dinamika perkembangan kurikulum yang begitu cepat
dimulai dari K13, program revitalisasi SMK, program Teaching Factory,
tuntutan sertifikasi profesi bagi peserta didik, sampai sekarang ini adanya
kurikulum merdeka belajar. Adanya perubahan dan perkembangan
kurikulum tentunya menjadi tantangan dan harus dapat diimplementasikan
oleh SMK, agar mampu membentuk peserta didik yang berkompeten dan
menjadi SDM yang unggul siap bekerja di dunia usaha maupun di dunia
industri.
Peran guru sebagai agent of cahange, terutama guru produktif atau
kejuruan dinilai sangat penting dalam implementasi perkembangan dan
perubahan kurikulum yang nantinya akan diterapkan selama proses
pembelajaran kepada peserta didik. Maka dari itu rencana program kerja
harus dibuat agar mampu mencapai fokus target atau tujuan pendidikan di
SMK, ditengah dinamika kurikulum dan program-program pemerintah
untuk pengembangan pendidikan vokasi/kejuruan. Melalui rencana
program kerja jangka panjang yang kami susun untuk kompetensi keahlian
TITL di SMK Raden Rahmat dengan memberikan banyak pembelajaran
yang membangkitkan kompetensi siswa sehingga dapat digunakan dalam
dunia kerja.
Terdapat beberapa pokok pembahasan dalam rencana program
kerja jangka panjang kompetensi keahlian TITL di SMK Raden Rahmat
yaitu: (1) Rencana Pengembangan Kurikulum dengan DU/DI; (2)
Pelaksanaan SOP Bengkel; dan (3) Uji Kompetensi/Sertifikasi Profesi/
LSP. Dengan rencana program kerja tersebut diharapkan jurusan TITL di
SMK Raden Rahmat mampu menjawab tuntutan dunia usaha dan dunia
industri dengan menghasilkan peserta didik yang berkompeten sehingga
menjadi SDM yang unggul dan siap bekerja.

4
2. Tujuan
a) Menjadi pedoman tim guru produktif TITL SMK Raden Rahmat dalam
pencapaian target pembelajaran.
b) Meningkatkan kualitas pembelajaran agar menghasilkan peserta didik
yang berkompetensi dan siap bersaing di dunia usaha maupun dunia
industri.
c) Membentuk program pembelajaran praktek yang selaras dengan materi
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri melalui sinkronisasi
kurikulum dengan industri
d) Membekali sertifikasi profesi pada peserta didik di bidang
Ketenagalistrikan melalui uji kompetensi LSP
e) Menciptakan budaya kerja industri pada proses pembelajaran
praktikum.
f) Modernisasi bengkel sesuai SOP dan revolusi industri yang
mendukung pembelajaran praktikum sesuai standarisasi TUK (Tempat
Uji Kompetensi) BNSP.

5
B. PEMBAHASAN
1. Rencana Pengembangan Kurikulum dengan DU/DI
Sejalan dengan himbauan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan
Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) agar
setiap SMK melakukan sinkronisasi kurikulum SMK terhadap kebutuhan
industri. Artinya, SMK akan diberi kebebasan berkolaborasi dengan
industri untuk merancang/mengembangkan kurikulum. Di samping
kurikulum, Kemendikbud juga meningkatkan kapasitas dan kompetensi
guru SMK. Caranya, dengan berbagai pelatihan yang berkolaborasi
dengan industri melalui pelatihan guru dan mendatangkan praktisi dari
kalangan industri. Dengan kurikulum yang sinkron dengan kebutuhan
industri ini, diharapkan SMK mampu mensuplai kebutuhan SDM dunia
usaha maupun dunia industri secara maksimal.
1.1 Skema Pengembangan Kurikulum Berbasis DU/DI
Penyelarasan kebutuhan standar kompetensi menjadi aspek penting
ketika kemajuan teknologi di industri terjadi lebih cepat ketimbang di
dunia pendidikan. Maka dari itu, untuk menjaga agar SMK tetap adaptif
dengan perubahan yang terjadi, pola kemitraan berkelanjutan
merupakan pilihan utama untuk menjembatani adanya kesenjangan
yang menjadi akar masalah link and match antara SMK dengan DUDI.

6
Gambar 1. Bagan Pengembangan Kurikulum Berbasis DU/DI
Operasionalisasi dari pengembangan kurikulum dapat dijelaskan
sebagai berikut: SMK memperoleh kurikulum dari Pusat Kurikulum
(Puskur), yang kemudian pihak sekolah akan mengembangkan
dengan menggunakan pendekatan permodelan kebutuhan
kompetensi yang dikembangkan oleh DUDI. Pengembangan
kurikulum berbasis DUDI, tahapan yang pertama adalah tahap
identifikasi kebutuhan kompetensi dengan menggunakan analisa
SWOT seperti yang dijalankan oleh DUDI, dalam analisa internal
untuk memperoleh kekuatan (strength) dan kelemahan (weak)
mencakup: visi, misi dan tujuan Sekolah, input, proses dan output.
Analisa eksternal untuk memperoleh peluang (opportunity) dan
ancaman (theats) mencakup masalah: kebutuhan kompetensi DUDI,
tanggapan DUDI terhadap lulusan dan lainnya.
Tahap kedua adalah mengembangkan model kompetensi dari
hasil analisa lingkungan, kegiatan yang dilaksanakan adalah
menentukan kompetensi tujuan yang merupakan kompetensi yang
dibutuhkan oleh DUDI dan harus dimiliki oleh lulusan SMK,
kompetensi di deskripsikan secara jelas dan tegas sesuai dengan
kebutuhan dan harapan DUDI. Tahap ketiga dalam strategi perlu
menentukan standar kompetensi lulusan dengan membuat assesmen
sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan lulusan dalam mencapai
kompetensi harapan.
Tahap terakhir adalah pelaksanaan dan metode dalam mencapai
tujuan kompetensi harapan, hal ini mencakup: sumber materi, metode
pembelajaran, pemilihan guru dan instruktur, serta metode pelatihan
praktek dan dukungan sarana. Strategi permodelan kompetensi
berbasis DUDI, kemudian akan diplenokan dalam rapat internal
anggota pengembang kurikulum, dan hasil pleno akan diverifikasi oleh
DUDI mitra sebagai pengguna lulusan. Setelah sidang pleno internal
memperoleh verifikasi maka akan diplenokan secara menyeluruh
dengan menghadirkan tim pengembang kurikulum dan pihak eksternal
yang kemudian akan memberikan validasi, dan akhirnya hasil

7
pengembangan kurikulum dengan strategi DUDI dan berbasis DUDI
akan diaplikasikan untuk membentuk lulusan.

8
1.2 Sinkronisasi Kurikulum/Link and Match dengan DU/DI
a) Penyelarasan Kurikulum SMK dengan Industri Pasangan

Satuan Pendidikan : SMK Raden Rahmat Mojosari


Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Industri Pasangan : CV. Cahaya Abadi

Kesesuaian Materi dengan Alat dan Bahan


Struktur Kurikulum Materi Industri
No Kompetensi Dasar Industri Pasangan Penunjang Keterangan
TITL Pasangan
Sesuai Belum Sesuai Materi
1 Instalasi Penerangan Memasang instalasi Pemasangan PHB pada √ Diisi dengan Diisi dengan
Listrik PHB lampu Panel kebutuhan saran/masukkan
penerangan pada peralatan atau dari industri
bangunan sederhana bahan praktik pasangan
(Rumah Tinggal, yang ada di
Sekolah, Rumah, smk/di industri
Ibadah) sesuai pasangan
Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL)

9
b) Implementasi Budaya Kerja Industri di SMK
Satuan Pendidikan : SMK Raden Rahmat Mojosari
Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Industri Pasangan : CV. Cahaya Abadi
Implementasi di Sekolah
Tata Tertib
Budaya Kerja di Sosialisasi
No Kegiatan Kegiatan Sekolah dan Keterangan
Industri Budaya
Intrakurikuler Ekstrakurikuler Bengkel
Industri
Praktik
1 Monitoring Panel Pengukuran Perawatan
Kelistrikan Listrik Dasar dan Perbaikan
Instalasi
Kelistrikan
2 Brefing Sebelum Bekerja Apel
pagi/brefing
sebelum
kegiatan
praktikum

10
1.3 Teaching Factory (TEFA)
SMK dituntut mampu membekali lulusannya dengan seperangkat
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan duniau usaha dan industri.
Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari orientasi pasar
tenaga kerja lokal kepada pasar tenaga kerja internasional, serta
mempersiapkan para lulusannya dengan pembekalan karakter
kewirausahaan (entrepreneurship), untuk itu dibutuhkan pembelajaran
yang berbasis industri dan kewirausahaan melalui teaching factory.
Konsep pembelajaran berbasis teaching factory menekankan
pendidikan yang lebih kepada demand oriented, membekali para
peserta didik dengan karakter kewirausahaan (technopreneurship) dan
melibatkan dunia usaha dan industri. Melalui model pembelajaran
teaching factory, optimalisasi kerjasama pendidikan dengan industri
berdampak pada proses pembelajaran yang semakin berorientasi pada
kebutuhan industri. Kerjasama (partnership) yang dibangun secara
sistematis dan berdasarkan pada win-win solution menjadikan teaching
factory sebagai penghubung antara dunia pendidikan dengan dunia
usaha dan industri yang akan mendorong terjadinya transfer teknologi
guna meningkatkan kualitas guru dan softskill bagi peserta didik.
Tujuan Model Pembelajaran Teaching Factory:
1) Menyiapkan lulusan SMK untuk siap kerja dan pelaku wirausaha;
2) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan
kompetensinya;
3) Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing;
4) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja;
5) Memperluas cakupan kesempatan rekrutmen bagi lulusan SMK;
6) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga
kerja, serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang
actual;
7) Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih
keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang karir
yang akan dipilih.

11
Gambar 2. Model Teaching Factory
Model 1
SMK atau lembaga kejuruan menyiapkan ruang untuk mitra industri
untuk membangun teaching factory dalam institusi lokal. Peserta didik
dari lembaga kejuruan belajar untuk merakit dan menghasilkan barang
untuk mitra industri, dengan SMK atau lembaga kejuruan sebagai
penanggung jawab atas pengelolaan teaching factory. Misalkan,
terdapat sebuah SMK yang bekerja sama dengan industri dalam
bentuk teaching factory pembuatan panel listrik 3 fasa.
Model 2
SMK atau lembaga kejuruan membangun sebuah teaching factory
bersama mitra industri di luar lingkungan sekolah. Teaching factory
beroprasi sebagai unit bisnis yang terpisah dari SMK atau lembaga
kejuruan. Model ini dititik beratkan pada kebutuhan program jurusan
dan juga lebih mahal untuk membangun dan mengoprasikannya
dibanding model sebelumnya.
Model 3
Teaching factory mengambil bentuk kelas kerjasama khusus antara
mitra industri dan SMK atau lembaga kejuruan. Dengan demikian
peserta didik berlatih ketrampilan di dua tempat yaitu di laboraturium
atau bengkel yang dimiliki oleh SMK atau lembaga kejuruan, dan di
pabrik-pabrik sebenarnya yang dimiliki oleh mitra industri. Dimana
biaya oprasional untuk kelas khusus ini dapat dibayar sepenuhnya
ataupun sebagian oleh mitra industri.

12
2. Pelaksanaan SOP Bengkel
Secara umum, persyaratan yang harus dimiliki suatu bengkel praktik
adalah mengandung tiga unsur, yaitu: safety, comfortable, dan energy
efficiency. Fasilitas pendidikan juga merupakan kunci utama dalam
pelaksanaan pendidikan kejuruan (SMK). Fasilitas yang baik akan tercipta
dengan baik apabila ada tanggung jawab antar individu terhadap fasilitas-
fasilitas tersebut. beberapa keuntungan dalam menjaga kondisi fasilitas
sekolah dalam kondisi selalu dalam keadaan baik diantaranya
a) Mendorong kualitas pendidikan serta lulusan yang bermutu tinggi
b) Meningkatkan kualitas pengajaran
c) Meningkatkan nilai ekonomi dari fasilitas yang ada
d) Mengurangi biaya perbaikan
e) Menjaga fasilitas pendidikan tetap dalam kondisi yang baik
f) Memaksimalkan penggunaan
2.1 Standarisasi Kebutuhan Minimal Ruang Praktik Siswa
Berdasarkan analisis kebutuhan ruang praktik dalam SNP 2018,
Kompetensi Keahlian Teknik Tenaga Listrik dilengkapi dengan: (1)
Laboratorium dasar teknik elektro; (2) Area kerja mekanik teknik elektro;
(3) Ruang kerja tenaga listrik; (4) Ruang perawatan / perbaikan peralatan
bertenaga listrik; (5) Ruang instruktur dan penyimpanan (RIS). Contoh
analisis kebutuhan luasan area kerja di ruang praktik siswa dapat dilihat
pada tabel di bawah ini, analisis dapat disesuaikan dengan strategi
pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

13
Gambar 3. Visualisasi Ruang Praktik Siswa

Gambar 4. Visualisasi Ruang Praktik Siswa


Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik

14
2.2 Budaya 5R pada Ruang Praktik Siswa
Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) merupakan
manajemen untuk penilaian di tempat kerja/bengkel praktik, dengan
mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi yang
mantap dan memelihara kebiasaan diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan baik. Manajemen pengaturan yang mencakup peralatan,
dokumen, bangunan, dan ruangan untuk melatih kebiasaan para
peserta didik dalam usaha meningkatkan disiplin kerja.
Keuntungan dalam menerapkan kaidah 5R dari semua sisi yang
berkaitan tentang produktivitas. Mulai dari zero breakdown
(pemeliharaan yang lebih baik), zero defect (kualitas yang lebih baik),
zero waste (penekanan biaya dan efisiensi meningkat), zero set up
time (memaksimalkan waktu), zero late delivery (permintaan tepat
waktu), zero injury (meminimalkan kecelakaan), zero costumer claim,
dan zero deficit. 5S apabila dijalankan dengan baik, tentu tempat kerja
menjadi lebih baik, nyaman, menarik, kecil kecelakaan, tak ada
kerusakan, dan memaksimalkan praktik instalasi itu sendiri.

Gambar 4. Poster Penerapan 5R


pada Lingkungan Ruang Praktek Siswa

15
manfaat yang didapat dengan menerapkan 5R secara garis besar
adalah:
a. Kemudahan mengidentifikasi barang
b. Penggunaan alat kerja secara benar
c. Memperlancar waktu proses
d. Menghilangkan kerancuan dan ketidakpastian
e. Kemampuan konsentrasi kerja lebih baik
f. Aliran transportasi internal yang lebih baik
g. Mempersingkat waktu pencarian barang
h. Tempat yang aman dan aman untuk berkerja.
Tempat kerja khususnya bengkel yang rapi, aman, nyaman yang
menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, penekanan biaya,
penyelesaian tepat waktu, keamanan terjamin, disiplin dan moral
tinggi, serta lingkungan kerja yang sehat.

2.3 Inventarisasi Alat dan Bahan Praktik Bengkel Listrik


Inventarisasi sarana pendidikan seperti alat dan bahan praktikum
yang berada di bengkel praktik adalah kegiatan pencatatan atau
pendaftaran barang-barang milik lembaga (sekolah) kedalam suatu
daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan
dan tata cara yang berlaku. Setiap alat dan bahan serta media
pembelajaran perlu diadministrasikan dengan sebaik-baiknya sejak
pengadaannya. Kegiatan inventarisasi meliputi dua kegiatan, yaitu
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan dan
pembuatan kode barang, dan kegiatan yang berhubungan dengan
pembuatan laporan. Inventarisasi alat dan bahan praktik adalah
catatan atas semua alat-alat dan media pembelajaran yang berada
dalam ruang praktik siswa.
Berikut tujuan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan,
yaitu:
a) Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.

16
b) Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan
maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan
prasarana sekolah.
c) Sebagai pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah
dalam bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.
d) Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan
parasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Adapula manfaat inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:
a) Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan
kebutuhan dan menyusun rencana kebutuhan barang.
b) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman
dalam pengarahan pengadaan barang.
c) Memberikan data informasi dalam menentukan keadaan barang
(tua, rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan
penghapusannya.
d) Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan
pengawasan dan pengendalian barang.
Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan bengkel praktik
perlu dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat
dibuat pada suatu buku atau secara komputasi sebagai daftar induk.
Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasi mencakup:
a) Kode alat/bahan
b) Nama alat/bahan
c) Spesifikasi alat/bahan (merk, tipe, dan pabrik pembuatan alat)
d) Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
e) Tahun penggunaan
f) Jumlah atau kuantitas
g) Kondisi alat, baik atau rusak

17
Buku Inventaris Barang

Satuan Pendidikan : SMK Raden Rahmat Mojosari


Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tahun Ajaran : 2022 – 2023

Kondisi Barang
Jumlah Sumber Tahun Kode
No Nama Barang Spesifikasi Rusak Rusak
Barang Anggaran Pengadaan Baik Barang
Ringan Berat
1 Tang Ampere Merk Dekko-123 10 Unit BPOPP CW-II 2022 √

18
2.4 SOP Tempat Uji Kompetensi (TUK) LSP TITL
Penyelenggaraan uji kompetensi maupun asesmen LSP
kompetensi keahlian TITL harus menggunakan Tempat Uji Kompetensi
(TUK) yang terverifikasi yang dilakukan oleh Asesor Lisensi. Tempat
Uji Kompetensi ada 3 (tiga) klasifikasi yaitu: Tempat Uji Kompetensi
Tempat Kerja, Tempat Uji Kompetensi Sewaktu, dan Tempat Uji
Kompetensi Mandiri.
1) Tempat Uji Kompetensi Tempat Kerja merupakan bagian dari
industri dimana prosedur produksi dilakukan. Pelaksanaan uji
kompetensi di tempat kerja dilakukan pada saat peserta sertifikasi
bekerja dalam proses produksi.
2) Tempat Uji Kompetensi Sewaktu dapat berupa ruang pertemuan
yang dilengkapi dan ditata sesuai persyaratan tempat uji dan
fasilitas lainya yang memenuhi persyaratan tempat uji.
3) Tempat Uji Mandiri adalah tempat uji bukan di tempat kerja yang
bermitra dengan LSP untuk digunakan sebagai tempat uji secara
berkelanjutan. TUK menggunakan ruang praktek siswa/bengkel
kelistrikan yang mencakup kesediaan untuk memelihara peralatan
teknis dan kondisi uji di TUK terhadap persyaratan yang ditetapkan.
Persyaratan terkait kondisi uji dan peralatan yang diperlukan
dalam proses pengujian berdasarkan kepada dan konsisten dengan
skema sertifikasi yang diacu. Apabila ada peralatan teknis yang
digunakan dalam proses pengujian, maka peralatan teknis harus
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat. Berikut adalah persyaratan
TUK :
1) Memiliki kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu 2 (dua)
tahun dan harus memiliki sarana kerja yang memadai
2) TUK harus memiliki rencana kegiatan yang mencerminkan
pelayanan yang diberikan
3) TUK dapat memiliki asesor kompetensi sesuai dengan ruang
lingkup TUK, agar dapat menjadi bagian dari tim asesor kompetensi
LSP dengan persyaratan tetap menjaga ketidakberpihakan.

19
LOGO
LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI
SMK RADEN RAHMAT MOJOSARI
LSP SMK Jl. Hasanuddin No.79, Candirejo - Awang Awang
No.Tlp: (0321) 598708, Email:
Kec. Mojosari, Kabupaten Mojokerto,
Jawa Timur 61382

PERSYARATAN TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)


TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
LSP-P1 SMK RADEN RAHMAT MOJOSARI

Skema : Klaster 5.7.1. Instalasi Penerangan Satu Fasa

NO URAIAN KONDISI
1. JUSTIFIKASI Untuk memenuhi kebutuhan sarana uji yang sesuai
dengan persyaratan Skema sertifikasi KKNI Level
II pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik
2 TUJUAN a. Untuk memastikan tersedianya sarana dan
prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan
assesmen /uji kompetensi yang memadai dan
akurat sesuai Skema sertifikasi KKNI Level II
pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik
b. Sebagai acuan verifikasi tempat uji
kpmpetensi /TUK pada Skema sertifikasi KKNI
Level II pada Kompetensi Keahlian Teknik
Instalasi Tenaga Listrik

3. Jenis Skema Kualifikasi / Okupasi /Klaster *)


4 Klasifikasi TUK TempatKerja /Mandiri /Sewaktu *)
5 Nama Skema Skema sertifikasi Klaster Instalasi Penerangan Satu
Fasa
6 Alamat LSP-P1 Jl. Hasanuddin No.79, Candirejo - Awang Awang
Kec. Mojosari, Kabupaten Mojokerto
7 Kapasitas Uji 15 orang

20
Skema : Klaster 5.7.1. Instalasi Penerangan Satu Fasa

SPESIFIKASI JUMLAH
NO PRASARANA DAN SARANA TEKNIS
1 Personil : Kepala 1 orang
Penanggung jawab TUK bengkel/kaprodi
Petugas Teknis Teknisi/Tool man
2. Sarana Prasarana Tempat Uji Kompetensi :
a. Lokasi gedung Strategis
b. Kondisi bangunan permanen, nyaman dan
penerangan yang cukup
c. Suhu ruangan AC 2 PK
d. Penempatan peserta uji Sesuai jumlah
e. Kebisingan dan keamanan peserta uji asesi
f. Status kepemilikan : milik sendiri atau sewa minimal
2 tahun
g. Sarana ruang :
 Ruang Uji Tulis,
 Ruang Uji Lisan/ wawancara
 Ruang Praktek Kapasitas 15 orang
 Ruang Briefing Asesor & penguji 2 orang
 AC 2 Pk (Asesor)
3. Peralatan dan Administrasi
a. Kabel Jaringan Cat5 14 meter
b. RJ-45 AMP 56 buah
c. Tang Crimping Trendnet 14 unit
d. LAN Tester Nankai 14 buah
e. Acess Point Linksys 14 buah
f. Komputer/Labtop Lenovo 14 buah
g. Mikrotik/Router HexLite 14 buah
h. Printer Epson 1 buah
i. ATK (Kertas A3, Ink Jet Paper, A4, F4, Paper Klip, Sesuai
correction pen, Perporator, penggaris, gunting, kebutuhan
Stapler dan Staples)

Catatan : Standar Persyaratan teknis TUK ini hanya berlaku untuk skema sertifikasi ini, dengan
kapasitas uji maksimal 15 ( lima belas ) orang/paket/grup.

Ditetapkan pada tgl 15 Maret 2022


Di Surabaya
Disiapkan / diperiksa oleh Disahkan oleh :
Bidang Sertifikasi Ketua LSP-P1

Sholihatin Fitriyah, S.Pd Eko Yudi Aristiyanto, S.Pd

21
3. Uji Kompetensi/Sertifikasi Profesi/ LSP
3.1 Pemilihan Uji Kompetensi kelas XII TITL
Sertifikasi Kompetensi di SMK/MAK adalah proses pemberian
sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui
uji kompetensi, mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia, standar internasional dan/atau standar khusus atau kesatuan
(kumpulan) dari kompetensi dasar SMK untuk para peserta didiknya.
Berdasarkan pola penyelenggaraannya, sertifikasi kompetensi di
SMK/MAK dibagi menjadi 4 (empat) kategori. Keempat kategori tersebut
adalah sebagai berikut.
1) Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah secara
mandiri (Uji Kompetensi Keahlian)
2) Sertifikasi Kompetensi yang dilaksanakan oleh pihak sekolah bersama
dengan Dunia Kerja
3) Sertifikasi Kompetensi menggunakan sistem sertifikasi kompetensi
yang dikembangkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
4) Program Sertifikasi Kompetensi Keahlian Khusus

3.2 Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi LSP oleh BNSP


Sertifikasi kompetensi untuk peserta didik SMK/MAK dengan sistem
sertifikasi yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh BNSP, dapat
dilakukan melalui pola LSP Pihak Pertama, LSP Pihak Kedua dan LSP
Pihak Ketiga bersifat independen.
a) LSP Pihak Pertama Lembaga Pendidikan/Pelatihan
LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan atau pelatihan dengan
tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap
peserta didik/peserta pelatihan berbasis kompetensi sesuai dengan
ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP
b) LSP Pihak Kedua
LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan utama
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya
manusia dari lembaga induknya, sumber daya manusia dari
pemasoknya atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya sesuai
dengan ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP

22
c) LSP Pihak Ketiga
LSP yang didirikan oleh asosiasi industri atau asosiasi profesi dengan
tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja untuk sektor dan
atau profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan BNSP

3.3 Penentuan Skema LSP P1


Skema sertifikasi adalah paket kompetensi dan persyaratan yang
berkaitan dengan kategori jabatan atau keterampilan tertentu dari
seseorang. Skema sertifikasi terbagi atas 3 (tiga) katagori yaitu:
 Skema sertifikasi kualifikasi KKNI
 Skema sertifikasi kualifikasi okupasi
 Skema sertifikasi kluster

Gambar 5. Skema Sertifikasi KKNI


Skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian TITL dapat dicapai
melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3 (tiga) tahun. Klaster
yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Instalasi Penerangan Satu Fasa
Klaster ini ditempuh pada kelas XI Kompetensi Keahlian TITL dengan
memasang sistem pembumian dan memasang lampu penerangan
jalan umum (PJU)

23
2) Penerangan Tiga Fasa
Klaster ini ditempuh pada kelas XI dan XII semester 4 (empat)
Kompetensi Keahlian TITL dengan mengoperasikan sistem
pembumian dan merakit dan memasang PHB penerangan bangunan
gedung (Kampus, Perkantoran, Hotel, Apartemen, Pasar Swalayan,
Gedung Olahraga)

24
3) Instalasi Tenaga Tiga Fasa
Klaster ini ditempuh pada kelas XI dan XII Kompetensi Keahlian TITL
dengan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan
memasang instalasi listrik lift, escalator dan conveyor

4) Teknisi Instalasi Kontrol Berbasis PLC


Klaster ini ditempuh pada kelas XII Kompetensi Keahlian TITL dengan
mengoperasikan sistem pembumian dan mengoperasikan
Programable Logic Control (PLC)

25
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Terdapat beberapa kesimpulan dari pembahasan rencana program kerja
jangka panjang kompetensi keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK
Raden Rahmat Mojosari, yaitu:
a) Melalui kurikulum yang sinkron/ link and match dengan kebutuhan
industri ini, diharapkan kompetensi keahlian TITL SMK Raden Rahmat
Mojosari mampu mensuplai kebutuhan SDM dunia usaha maupun
dunia industri secara maksimal.
b) Program teaching factory model 3 SMK Raden Rahmat membentuk
bentuk kelas kerjasama khusus antara mitra industri dan SMK atau
lembaga kejuruan. Dengan demikian peserta didik berlatih ketrampilan
di dua tempat yaitu di laboraturium atau bengkel yang dimiliki oleh SMK
atau lembaga kejuruan, dan di pabrik-pabrik sebenarnya yang dimiliki
oleh mitra industri.
c) Penyelenggaraan uji kompetensi maupun asesmen LSP kompetensi
keahlian TITL harus menggunakan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
sesuai dengan SOP Bnegkel serta terverifikasi yang dilakukan oleh
Asesor Lisensi.
d) Uji kompetensi sertifikasi atau LSP P1 pada kompetensi keahlian TITL
menggunakan skema KKNI Level II pada kompetensi keahlian TITL
dapat dicapai melalui pendekatan klaster dan harus dicapai dalam 3
(tiga) tahun. Klaster yang digunakan adalah: 1) instalasi penerangan
satu fasa; 2) instalasi penerangan tiga fasa; 3) instalasi tenaga tiga
fasa; 4) teknisi instalasi kontrol berbasis PLC.

26
DAFTAR RUJUKAN
1. Struktur Kurikulum dan KI/KD Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik
2. Revitalisasi SMK 2016-2018 (Direktorat Pembinaan SMK)
3. Modernisasi Bengkel Laboratorium Kejuruan Abad 21 (Direktorat Pembinaan
SMK, Tahun 2020)
4. Norma dan Standarisasi Bengkel SMK Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik (Direktorat Pembinaan SMK, Tahun 2021)
5. SKKNI Ketenagalistrikan Nomor 170 Tahun 2007
6. Skema Sertifikasi KKNI Level II pada Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik ( Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia dan BNSP
Tahun 2017)
7. Pedoman BNSP 214-213 Tahun 2013 Verifikasi TUK (Tempat Uji
Kompetensi)
8. Pedoman BNSP 206 Tahun 2014 Persyaratan Umum TUK (Tempat Uji
Kompetensi)
9. Pedoman BNSP 201 Tahun 2014 Persyaratan Umum LSP (Lembaga
Sertifikasi Profesi)
10. Pedoman BNSP 202 Tahun 2014 Pembentukan LSP (Lembaga Sertifikasi
Profesi)

PENTING:
 GAWEO CONTOH APL 1 KLASTER 1 UNIT UJI AE, PEDOMANE TEKO
SKKNI, KKNI LEVEL II, KARO DRAFT APL LSP TKJ NE TEGUH
 LAK SIDO GAWE DOKUMEN LSP.... SIAP BANTU 100% SECARA
PROFESIONAL!

27

Anda mungkin juga menyukai