Anda di halaman 1dari 19

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGELOLAAN KELAS INDUSTRI


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 6 PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa pada akhirnya kami
berhasil menyelesaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengelolaan Kelas
Industri di SMKN 6 Padang sebagai bentuk dan upaya memberikan pedoman
bagi penyelenggara di sekolah. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan
arah pelaksanaan teknis bagi penyelenggaraan pengelolaan kelas industri di
sekolah kami.
Sebagaimana dipahami bahwa Instruksi Presiden nomor : 9 tahun 2016
tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
SDM Indonesia telah mengamanatkan bahwa perlunya dilakukan penyelarasan
kurikulum SMK dengan dunia usaha dan industri, peningkatan kerjasama SMK,
penguatan guru produktif serta sertifikasi kompetensi. Terbitnya pedoman
teknis ini diharapkan dapat membantu percepatan implementasi program
revitalisasi SMK di SMKN 6 Padang.
Disadari bersama bahwa kebekerjaan lulusan SMK di era ekonomi
disrupsi dan menyongsong revolusi industri 4.0 yang diwarnai oleh gejala
otomatisasi, globalisasi dan kolaborasi menuntut kesiapan satuan pendidikan
SMK melakukan pembenahan- pembenahan dalam bidang kurikulum dan
manajemen pembelajaran. Pendidik SMK perlu terus didorong untuk
mengembangkan inovasi pembelajaran dan membekali peserta didik dengan
kecakapan praktik, inovasi dan kreativitas yang memungkinkan kompetensi
lulusan SMK dapat diterima sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri.
Mengingat perkembangan kurikulum SMK selalu dinamis dan
berkembang maka pedoman teknis ini juga terus disesuaikan dengan menerima
masukan dan saran untuk relevansi dan perbaikannya. Harapan kami semoga
pedoman teknis ini dapat bermanfaat bagi penyelenggaraan pengelolaan kelas
industri di SMKN 6 Padang.
Padang, 1 Desember 2021
Kepala SMKN 6 Padang

Dra Sri Wirdani, M.Pd


NIP 196305031989032009
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………. 1
Kata pengantar…………………………………………………………. 2
Daftar Isi……………………………………………………………….. 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………….. 4

B. Dasar………………………………………………………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Kelas Industri………………………... 7

D. Ruang Lingkup…………………………………………….. 7

E. Sistematika ……………………………………………….. 9
BAB II. KONSEP DASAR KELAS INDUSTRI
A. Pengertian Kelas Industri………………………………….. 10

B. Ciri ciri Kelas Industri…………………………………….. 10

C. Proses Kelas Industri……………………………………... 13

D. Organisasi Kelas Industri…………………………………. 14


BAB III. PENYELENGGARAAN KELAS INDUSTRI
A. Perencanaan Kelas Industri……………………………….. 17

B. Pengelolaan Kelas Industri……………………………….. 18

C. Strategi Pelaksanaan Kelas Industri……………………… 19

D. Prasyarat kelas Industri………………………………….. 19

E. Pemberdayaan Kelas Industri……………………………. 21


BAB IV. INDIKATOR KEBERHASILAN……………………….. 22
BAB V. MONITORING DAN EVALUASI KELAS INDUSTRI
A. Pengertian monitoring dan Evaluasi progam Kelas Industri ……. 23
B. Latar Belakang Diperlukannya Monitoring & Evaluasi Progam
KI………………………………………………………………… 24
C. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Progam KI……………………….24
D. Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi Progam KI………………24
E. Proses Monitoring dan Evaluasi Progam KI………………………. 26
BAB. VI. PENUTUP………………………………………………….28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….29
LAMPIRAN
- Petunjuk Penggunaan Instrumen………………………30-32

- Instrumen monitoring dan evaluasi…………………….33-41


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran penting Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam menghasilkan
lulusan yang terampil dan kompeten sesuai bidangnya masih menjadi perhatian
serius pemerintah dan pemangku kepentingan terkait pengguna lulusan SMK. Hal
ini sejalan dengan penjelasan pasal 15 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu”. SMK diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu memenangkan
tantangan persaingan dibidang tenaga kerja nasional maupun global.
Rendahnya mutu lulusan SMK didalam mengisi pasar kerja nasional masih
disuarakan nyaring oleh dunia isaha, dunia industri dan kerja (DUDIKA) sebagai
mitra utamanya. Sementara perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang pesat diramalkan akan menghantarkan pada revolusi teknologi yang secara
fundamental akan mengubah pola hidup, tata kerja dan komunikasi. Revolusi
teknologi 4.0 yang akan mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini
produksi di industri. Untuk itu SMK sebagai bentuk pendidikan menengah kejuruan
perlu dikembangkan dengan strategi, kebijakan dan terobosan yang tepat, agar
lulusan SMK dapat memenuhi tuntutan dunia usaha/dunia industri dan memiliki
daya saing di tingkat nasional maupun global. Hal ini diperkuat dengan Instruksi
Presiden RI Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. Inpres tersebut
mengatur tentang; 1)Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan
tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melakukan revitalisasi SMK
guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia Indonesia; 2)
Menyusun peta kebutuhan tenaga kerja bagi lulusan SMK berpedoman pada peta
jalan pengembangan SMK; 3) Instruksi khusus kepada 12 Kementerian, Kepala
Lembaga Pemerintah non Kementerian dan 34 Gubernur.
Untuk itu berbagai terobosan penyelenggaraan pendidikan kejuruan
yang mengacu pada kompetensi sesuai dengan tuntutan pasar kerja (work based
competence) dan peningkatan hubungan sinergis antara SMK dengan DUDIKA
harus segera direliasisasikan. Salah satu program yang digulirkan pemerintah
provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah
penyelenggaraan program Kelas Industri di SMK. Kelas Industri adalah sebuah
pendekatan dalam proses pengelolaan pembelajaran di SMK berbasis industri.
Ini mengandung pengertian bahwa manajemen penyelenggaraan dan
pengelolaan kelas industri dilakukan bersama secara langsung antara SMK
dengan DUDIKA mitra. Mulai dari penyusunan perencanaan, pengorganisasian,
sarana dan prasarana, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran,
budaya dan etos kerja, monitoring dan evaluasi serta program tindak lanjut
Kelas Industri, semua dilaksanakan sesuai dengan standar industri yang
sesungguhnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen Kelas Industri
adalah sistem pengelolaan pengajaran berbasis industri yang dilaksanakan
bersama antara SMK dengan DUDIKA mitra, secara profesional di sekolah
maupun di industri untuk menghasilkan lulusan sesuai dengan tuntutan industri.
Hal ini tidak akan dapat terwujud dengan baik bila tidak ada hubungan
kerjasama intens antar SMK dengan DUDIKA mitra, dukungan dan perhatian
penuh dari DUDIKA dan semangat merevitalisasi pendidikan SMK.
Beberapa alasan penting perlunya penyelenggaraan pembelajaran
dengan pendekatan Kelas Industri di sekolah antara lain:
1. Peningkatan relevansi kompetensi yang dikembangkan di SMK dengan
kompetensi yang dibutuhkan DUDIKA sesuai bidangnya;
2. Meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran di SMK sesuai
tuntutan standar industri;
3. Meningkatkan kompetensi guru dan siswa;
4. Peningkatan kerjasama secara langsung dibidang pengembangan model
pembelajaran yang dirancang bersama antara SMK dengan DUDIKA
mitra untuk menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten dan berdaya
saing tinggi.
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas keterserapan lulusan SMK dalam
dunia usaha/ dunia industri;
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana perubahan kedua Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 4496);
3. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana perubahan Peraturan
Pemerintah No.66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan
4. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK);
5. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompentensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
6. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
7. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
8. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

C. Tujuan dan Manfaat Kelas Industri


Tujuan penyelenggaraan Kelas Industri di SMK adalah:
1. Membangun program kerjasama antara SMK dengan Dunia
Usaha/Dunia Industri (DUDIKA) mitra dibidang penyelenggaraan
pembelajaran Kelas Industri;
2. Meningkatkan relevansi kompetensi yang dikembangkan di SMK
dengan kompe tensi yang dibutuhkan DUDIKA sesuai bidangnya;
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK sesuai tuntutan standar
industri (teaching factory), yang dirancang bersama antara sekolah dengan
industri mitra;
4. Meningkatkan kompetensi guru dan peserta didik, sehingga
menghasilkan kompetensi peserta didik yang unggul dan relevan sesuai
dengan tuntutan DUDIKA;
5. Mendorong SMK untuk melakukan inovasi teknologi dan pengembangan
tempat uji kompetensi dengan peralatan sesuai standar industri.
6. Menghasilkan lulusan yang kompeten dibidangnya, berdaya saing
tinggi dan meningkatkan jumlah keterserapan lulusan SMK di DUDIKA;

Adapun manfaat Kelas Industri antara lain: .


1. Tercapainya peningkatan hubungan kerjasama yang sinergis antara
SMK dengan DUDIKA mitra khususnya dibidang pengelolaan
pembelajaran secara langsung;
2. Sarana peningkatan kompetensi guru dalam pengelolaan dan pelaksanaan
pembela- jaran berbasis industri;
3. Peningkatan kompetensi siswa sesuai dengan tuntutan industri;
4. Sebagai sarana transformasi budaya industri dalam pembentukan
karakter peserta didik;
5. Sebagai sumber belajar yang ideal bagi guru dan peserta didik;

D. Ruang lingkup
Pelaksanaan Kelas Industri mencakup serangkaian fase kegiatan yang
membantu mengartikulasikan peran peserta didik, guru , sekolah dan Dunia
Usaha Dunia Industri. Ruang lingkup ideal dalam penyelenggaraan kelas
Industri yang disiapkan, meliputi :
1. Tahap I : Nota Kesepahaman
a. Membantu pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi peserta
didik serta guru
b. Membantu pelatihan/ magang kepada guru dan peserta didik
c. Membantu peningkatan alat-alat/mesin praktek di sekolah
d. Membantu pemasaran/penyerapan tamatan kelas industri
e. Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat bertangung jawab :
1) Menyusun program Kelas Industri
2) Mengkoordinasikan setiap kegiatan dengan Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Kurikulum dan Ketua Kompetensi
Keahlian sesuai bidangnya berkaitan dengan sinkronisasi
kurikulum
3) Melaksanakan program kegiatan Kelas Industri, baik jangka
pendek maupun jangka panjang
4) Menjalin komunikasi inten dengan industri mitra untuk
mensukseskan capaian program kegiatan Kelas Industri
5) Membuat laporan berkala kepada kepala sekolah tentang berbagai
hal pelaksanaan kegiatan kelas industri.
f. Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, bertanggung jawab :
1) Melaksanakan sinkronisasi kurikulum kelas industri
2) Bersama Industri menyusun kurikulum implementasi Kelas
Industri.
3) Melakukan monitoring pembelajaran teori/praktek kelas industri
secara intensif
4) Melakukan pelayanan maksimal untuk terselenggaranya
pembelajaran kelas Industri
5) Mengatur jadwal kegiatan Kelas Industri
6) Membantu dan memfasilitasi instruktur/guru tamu dari industri
mitra dalam pelaksanaan pembelajaran kelas industri
7) Membantu dan memfasilitasi assessor dalam pelaksanaan
evaluasi atau uji kompetensi peserta didik kelas industri
8) Membuat laporan berkala kepada Kepala Sekolah tentang
perkembangan pembelajaran kelas industri
g. Wakil Kepala Sekolah Sarana prasarana, bertanggung jawab :
1) Membuat pemetaan kompetensi guru pada masing masing
Kompetensi keahlian
2) Menyiapkan Guru yang akan menjadi peserta Magang dan uji
kompetensi di Dunia Usaha dan Dunia Industri
3) Membuat administrasi dalam pelaksanaan kegiatan magang guru
dan uji kompetensi
4) Membuat laporan berkala kepada kepala Sekolah tentang
pengembangan kompetensi guru
h. Ketua Program Keahlian, bertanggung jawab :
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran kelas industri sesuai
program pembela- jaran yang telah ditetapkan bersama
2) Melaporkan kepada Wakil kepala Sekolah Hubungan Industri
segala permasalahan dalam proses pembelajaran Kelas Industri
3) Melakukan pemantauan dan pendampingan secara intens kepada
siswa ketika belajar di industri
4) Mentransfer karakter, budaya, soft skill maupun hard skill kepada
siswa Kelas Industri
i. Peserta Didik, bertanggung jawab :
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai tindak lanjut dari
kerjasama kelas industri
2) Melaksankan implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran
3) Melaporkan hasil pembelajaran kepada guru sesuai dengan job
sheet yang telah dibuat bersama dengan industri
4) Melaksanakan magang dan uji komptensi di Dunia Usaha dan
Dunia Iindustri
BAB III
PENYELENGGARAAN KELAS INDUSTRI

A. Perencanaan Kelas Industri


Sekolah bersama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri melaksanaan
kegiatan perencanaan Kelas industri secara matang. Fokus dalam perencaanaan
kelas industri ini adalah kekhususan pada peningkatan kompetensi kejuruan
peserta didik. Tamatan dalam kelas khusus ini diharapkan memiliki kompetensi
yang siap kerja dan sesuai kebutuhan Dunia Usaha / Dunia Industri. Semua
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kelas industri diatur dalam nota
kesepahaman antara sekolah dengan industri mitra. Semua kegiatan
perencanaan yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya dan Kompetensi
Keahlian pada khususnya fokus pada tujuan baru kebutuhan kerja individu
peserta didik untuk meningkatkan daya saing.
Perencanaan yang baik tentuanya akan menjadikan kegiatan berjalan
dengan baik dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan, perencanaan
dalam kelas industri meliputi :
- Penyiapan peserta didik, karena tujuan akhir adalah penyerapan lulusan
maka direncanakan adalah peserta didik di tingkat akhir, dengan
menyiapkan soft skill dan hard skill siswa sesuai dengan tuntutan Dunia
Usaha dan dunia Industri, serta memberikan pengetahuan tentang
kesehatan.
- Perencanaan sumber daya manusia/ guru, kompetensi guru dalam
mengajar juga harus match dengan materi yang dibutuhkan Dunia usaha
dan Dunia Industri tertuang dalam kurikulum implementasi , maka guru
disiapkan untuk mengikuti magang dan uji kompetensi.
- Perencanaan pembelajaran, bersama dengan Dunia Usaha dan Dunia
Industri melaksanakan sinkronisasi kurikulum.
- Penyiapan perangkat pembelajaran, meliputi modul, RPP dan jobsheet
yang dibuat bersama Dunia Usaha dan Dunia Industri
- penyiapan sarana dan prasarana pembelajaran., dalam sinkronisasi
kurikulum bukan hanya menyiapkan perangkat pembelajaran namun juga
terdapat analisis peralatan, apabila diperlukan maka dapat melaksanakan
praktek di Industri.
BAB VI
PENUTUP

Faktor Utama yang menentukan keberhasilan pembangunan adalah


tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan untuk pengembangan industri dan sector-sektor
ekonomi lainnya. Pertumbuhan penduduk usia kerja (angkatan kerja) yang terus
meningkat tanpa diiringi peningkatan kompetensi dan ketrampilan hanya
menambah beban yang harus dipikul bersama oleh masyarakat, angkatan
kerja, dunia usaha dan pemerintah. Sebaliknya, angkatan kerja yang memiliki
kompetensi merupakan aset (human capital) yang dibutuhkan untuk
pembangunan berbagai sector perekonomian (priyowiryanto, 2001).
Globalisasi yang sedang dan terus berlangsung meningkatkan persaingan di
berbagai bidang, termasuk sector ketenagakerjaan.
Perkembangan pesat teknologi komunikasi dan informasi (information
communication technology /ICT) dan semakin luasnya jangkauan sarana dan
prasarana transportasi mengakibatkan lalu lintas tenaga kerja (human capital)
antar negara semakin meningkat. Sebagaimana persaingan pada sector-
sektor lainnya, manfaat dari situasi seperti ini akan lebih banyak dinikmati
oleh negara-negara maju yang memiliki sumber daya manusia lebih
berkualitas. Keunggulan komparatif (comparative advantage) saja tidak cukup,
dibutuhkan keunggulan kompetitif (competitiveadvantage) tenaga kerja yang
akan memasuki persaingan pasar tenaga kerja. Penyelenggaraan kelas industri
di SMK merupakan wahana bagi warga sekolah untuk mempersiapkan semua
sumber daya sekolah guna mengantarkan lulusannya memasuki dunia kerja.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kompetensi lulusan SMK harus mampu
menjawab kebutuhan dunia kerja dalam semua aspeknya. Kondisi yang
demikian tidaklah mudah bagi setiap SMK, sehingga diperlukan berbagai
terobosan yang mungkin diluar kebiasaan yang ada selama ini.
Mencermati kondisi yang demikian, maka inovasi merupakan hal yang
mau tidak mau harus terus dikembangkan. Upaya ini dapat dilakukan melalui
keberadaan kelas industri. Kelas industri harus mampu membangun
kemampuan yang memadai, baik pada sisi teknis maupun karakter peserta
didik. Kelas industri harus mampu dimanfaatkan sebagai laboratorium yang
mampu mengeksplorasi setiap potensi sekecil apapun.
DAFTAR PUSTAKA

Dharma, Surya. 2007. Manajemen unit produksi/jasa sebagai sumber belajar


siswa dan penggalian dana pendidikan persekolahan. Direktorat tenaga
kependidikan direktorat jendral peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan departemen pendidikan nasioanl

Dikmenjur. 2007. Pembinaan Unit Produksi. Jakarta : Dikmenjur Downey,


david. 1989. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga : Jakarta

Gibson, J.L., Ivan cevich, J.M., Donnelly, J.H., & Konopaske, R.2003.
Organizations : behavior , structure, processe, Edition. New York :
McGraw – Hill Irwin.

Handoko, Hadi. 2001. Manajemen Personalia & Sumberdaya Manusia.


BPFE : Yogyakarta

Hisrich, Robert, D., & Peters, Michael, P. (2002). Enterpreneurship.


Fifth Edition. New York: McGraw – Hill Irwin.

Husaini, Usman. 2007. Manajemen : Teori, Praktik, Hasil Penelitian


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Iskandar, Ridwan. Http://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/92-


tekni-penjualan(diakses tanggal 1 oktober 2010)

Jalal F. & Supriadi, D.2006.(Editor). Reformasi Pendidikan daam Konteks


Otonomi Daerah. Edisi Kedua. Jakarta : Adicita

Nurdin, Ali. http://alinurdin-wongkitogalo.blogspot.com/2009/12


/strategi pemasaran-dengan- konsep-aida(diakses tanggal 1 oktober 2010)
Stoner, J.A.F & Freeman, R.E 2000. Management. New Jersey :
Prentice-Hall Internasional Editions.
LAMPIRAN I

1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penyusunan dan Penandatangan


MoU
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengembangan Kurikulum Terpadu
3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Guru Tamu
4. Standar Operasional Prosedur (SOP) Magang Guru
5. Standar Operasional Prosedur (SOP) PKL Siswa
6. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Ujian Unit Kompetensi
7. Standar Operasional Prosedur (SOP) Uji Sertifikasi Kompetensi
Sasaran
Sasaran utama pembuatan buku panduan Kelas Industri adalah :

1. Sekolah Menengah Kejuruan penyelenggara program Kelas Industri


di Jawa Tengah.
2. Dunia Usaha / Dunia Industri (DUDIKA) mitra sebagai informasi
dan panduan bersama penyelenggaraan kelas industri.
3. Para stakeholder untuk menyamakan persepsi tentang
penyelenggaraan kelas industri, monitoring dan pengawasan sehingga para
pemangku kepentingan dapat memberikan kontribusi positif dalam pembinaan
penyelenggaraan Kelas Industri di sekolah.

F. Hasil yang Diharapkan


Petunjuk teknis ini diharapkan bisa menjadi pedoman dalam penyelenggaraan
kelas industri di SMK khususnya di Provinsi Jawa Tengah maupun di industri
mitra, sehingga dihasilkan kelas industri yang sesuai dengan tuntutan standar
industri.

Anda mungkin juga menyukai