Anda di halaman 1dari 20

Nama : Aiza Nabila Hasan

No.Reg 1517820011
Judul Tugas : Tugas VI Met.lit – Proposal Evaluasi Program
Praktik Industri dengan Menggunakan Model Discrepancy
Evaluation Model (DEM) pada Jurusan Teknik Komputer dan
Jaringan di SMK Negeri 5 dan SMK PGRI 3 Kota Malang
Mahasiswa : Reguler

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas tahun
2003) pasal 3 tentang Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal (15) yang
menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan menurut Undang-undang Sisdiknas, merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Pendidikan kejuruan mencakup Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Berdasarkan pasal diatas, maka
untuk mewujudukan tujuan akhir tersebut munculah Program Praktik Kerja
Industri (prakrin). Program prakrin mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan
kurikulum SMK tahun 1994, kemudian direvisi dengan kurikulum SMK edisi
2004 dan dipertegas dengan kurikulum KTSP SMK Spektrum 2008.
Menurut (Direktorat Pembinaan SMK: 2018) tujuan program prakerin antara
lain sebagai berikut: 1) memberikan pengalaman kerja langsung, 2) memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan mengambangkan
kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai positif yang tumbuh
dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja yang ditekuni, 3)
menanamkan etos kerja yang tinggi, 4) memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi
di sekolah agar mencapai keutuhan standar kompetensi lulusan, 5)

1
2

mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model


Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah (SMK)
dan program pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI).
Pelaksanaan praktik kerja industri dipertegas lagi pada Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 080/V/1993 tentang Kurikulum Sekolah
Menengah Kejuruan yang menyatakan: a) Menggunakan unit produksi sekolah
beroperasi secara professional sebagai wahana pelatihan kejuruan, b)
Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran kejuruan di sekolah, dan
sebagailainnya di dunia usaha dan industri, c) Melaksanakan kelompok mata
pelajaran keahlian kejuruan sepenuhnya di masyarakat dunia usaha dan
industri.
Akan tetapi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan prakerin di SMK Kota
Malang saat ini menurut pengamatan yang dilakukan oleh melalui wawancara dan
observasi ke sekolah yaitu adanya kesenjangan antara tujuan dan hasil prakerin.
Maka dibutuhkannya solusi untuk menjawab kendala yang dihadapi tersebut. Oleh
karna itu evaluasi program pun hadir untuk memberikan solusi.
SMK Negeri 5 dan SMK PGRI 3 Kota Malang adalah Lembaga Instansi
Pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang dianggap sebagai SMK
yang unggul. Visi dari Lembaga Instansi Pemerintah ini antara lain: 1) Menjadi
SMK yang unggul dalam prestasi dengan dilandasi iman & taqwa serta
menghasilkan tamatan yang mampu bersaing ditingkat nasional maupun
internasional. 2) Terwujudnya lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan yang
mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul kompeten, berdaya saing tinggi dan berbasis
keunggulan lokal serta berwawasan global dan lingkungan. Salah satu upaya
untuk menciptakan lulusan dengan kriteria tersebut adalah dengan mengadakan
kegiatan prakerin. Mengingat bahwa SMK Negeri 5 dan SMK PGRI 3 Kota
Malang adalah Lembaga Instansi Pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan
yang dianggap sebagai SMK yang unggul maka dirasa dibutuhkan suatu evaluasi
mengenai program prakerin tersebut.
(Wirawan:2012) tujuan melaksanakan evaluasi antara lain: 1) Menilai apakah
program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, 2) Mengukur apakah
pelaksanaan program sudah sesuai standar, 3) Evaluasi program dapat
mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang jalan, mana yang
tidak berjalan, 4) Mengukur tingkat keefektifitasan dan keefisienan, 5) Mengambil
keputusan terhadapa program, 6) Accountabilitas, 7) Mengembangkan teori ilmu
evaluasi atau riset evaluasi.
Penelitian ini menggunakan Konsep evaluasi yang menilai antara harapan
dengan kenyataan di lapangan diajukan oleh Malcom Provus. Provus mengajukan
model evaluasi diskrepansi (discrepancy evaluation model), yaitu
membandingkan kinerja sebuah objek evaluasi dengan desain awal objek evaluasi
tersebut (comparing ferfomance against standarts) disebut evaluasi perbandingan
untuk melihat sejauh mana pelaksanaan praktik kerja industri ditinjau dari: 1)
desain, 2) instalasi, 3) proses, 4) hasil.
Berdasarkan penjabaran diatas penelitian ini diberi judul “Evaluasi Program
Praktik Industri dengan Menggunakan Model Discrepancy Evaluation Model
(DEM) pada Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 5 dan
SMK PGRI 3 Kota Malang ”.

B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini fokus penelitiannya adalah hanya meneliti pada siswa
kelas XII yang telah melaksanakan kegiatan progam prakerin pada jurusan Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ) di SMK Negeri 5 dan SMK PGRI 3 Kota Malang
yang berfokus pada aspek hasil dan pada kegiatan observasi hanya dilakukan pada
DUDI yang berada di kota Malang

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Hasil Evaluasi Program Prakerin menggunakan DEM di SMK
Negeri 5 Kota Malang?
2. Bagaimana Hasil Evaluasi Program Prakerin menggunakan DEM di SMK
PGRI 3 Kota Malang?
3. Apa Perbedaan Hasil Evaluasi Program Prakerin menggunakan DEM di SMK
Negeri 5 dan SMK PGRI 3 Kota Malang?

D. Kegunaan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki
kegunaan, baik untuk kepentingan pemanfaatan pengetahuan secara teoritis,
akademik, dan praktis.
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan:
a. Memperkaya perbendaharaan teori tentang kawasan pembelajaran
khususnya aspek program praktik kerja industri pada SMK Negeri 5 dan
SMK PGRI 3 Kota Malang.
b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran teori mengenai
program praktik kerja industri pada SMK Negeri 5 dan SMK PGRI 3
Kota Malang dan kemudian dapat diadopsi, diadaptasi, dimanfaatkan,
selanjutnya dapat dipraktikan dalam pengembangan di Sekolah.
2. Secara Akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan pijakan dalam menelaah
lebih jauh, memanfaatkan dan memverifikasi sehingga dapat digunakan
lembaga pendidikan kejuruan yang ingin mengimplemtasikan program praktik
kerja industri.
3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para
pemegang kebijakan, yang sedang dan akan memperbaiki sistem
penyelenggaraan praktik kerja industri di lembaga pendidikan kejuruan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Evaluasi Program


1.1 Pengertian Program dan Evaluasi Program
Makna dari evaluasi program mengalami pemantapan. Definisi yang
terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Ralph Tyler, mengatakan
bahwa ”evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan
pendidikan sudah dapat direalisasikan” (Tyler:1950). Definisi yang lebih
diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi yaitu
Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) mereka mengemukakan bahwa
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan
kepada pengamnbil keputusan. Sehubungan dengan definisi tersebut The
Stanford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa meskipun
evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil keputusan
tentang program (Cronnbach:1982).

1.2 Tujuan Evaluasi Program


Menurut Wirawan (2012:22), tujuan melaksanakan evaluasi antara lain
adalah; 1) Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat, 2) Menilai
apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, 3) Mengukur
apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar, 4) Evaluasi program
dapat mengidentifikasi dan menemukan mana dimensi program yang jalan,
mana yang tidak berjalan, 5) Pengembangan staf program, 6) Memenuhi
ketentuan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah, 7) Akreditasi program, 8) Mengukur cost-effectiveness dan cost-
efficiency, 9) Mengambil keputusan mengenai program, 10) Accountabilitas,
11) Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program, 12)
Memperkuat posisi politik, 13) Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset
evaluasi.
1.3 Manfaat Evaluasi Program
Menurut Arikunto (2004:22), informasi yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan
dari program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para
pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang
sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah
rekomendasi dari evaluator untuk pengambil keputusan (decision maker).
Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil
dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu:
1. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak
ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan.
2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan
harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit).
3. Melanjutkan program, karena pelaksana program menunjukkan bahwa
segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil
yang bermanfaat.
4. Menyebarluaskan program (melaksanakan program ditempat-tempat lain
atau mengulangi lagi program dilain waktu), karena program tersebut
berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi ditempat dan
waktu yang lain

1.4 Model Evaluasi Program


Menurut Arikunto (2004:40), model-model evaluasi ada yang
dikategorikan berdasarkan ahli yang menemukan dan yang
mengembangkannya, serta ada juga yang diberi sebutan sesuai dengan sifat
kerjannya. Dalam hal ini Stephen Isaac (1986, dalam Fernander 1984)
mengatakan bahwa model-model tersebut diberi nama sesuai dengan fokus
atau penekanannya. Lebih jauh Isaac membedakan adanya empat hal yang
digunakan untuk membedakan ragam model evaluasi, yaitu (1) berorientasi
pada tujuan program–good oriented, (2) berorientasi pada keputusan–decision
oriented, (3) berorientasi pada kegiatan dan orang-orang yang menanganinya–
transactional oriented, dan (4) berorientasi pada pengaruh dan dampak
program–research oriented.
Ada berberapa ahli evaluasi program yang dikenal sebagai penemu model
evaluasi program adalah Stufflebeam, Metfessel, Michael Scriven, Stake, dan
Glaser. Kaufman dan Thomas membedakan model evaluasi menjadi delapan,
yaitu; 1) Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler, 2) Goal
Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven, 3) Formatif Summatif
Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven, 4) Countanance
Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake, 5) Responsive Evaluation
Model, dikembangkan oleh Stake, 6) CSE-UCLA Evaluation Model,
menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan, 7) CIPP Evaluation Model,
dikembangkan oleh Stufflebeam, 8) Discrepancy Evaluation Model,
dikembangkan oleh Provus.

B. Konsep Praktik Kerja Industri (Prakerin)


2.1 Konsep Prakerin
Menurut (Direktorat Pembinaan SMK:2018), kegiatan Praktek Kerja
Industri (Prakerin) adalah bagian integral dari implementasi Pendidikan
Sistem Ganda sesuai dengan Kebijakan link and Match yang diluncurkan
Departemen Pendidikan Nasional, menjadi sarana yang ampuh untuk
menjembatani kesenjangan antara sekolah dan dunia usaha dalam
menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan
Prakerin di SMKN 5 dan SMK PGRI 3 Malang dilakukan di banyak
perusahaan melalui jalinan kerjasama antara sekolah dengan dunia usaha/
dunia industri (DU/DI) serta instansi yang relevan dengan masing-masing
program keahlian. Lama masa Prakerin pada awalnya dilaksanakan selama 4
bulan – 12 bulan dibagi dalam 1 - 2 periode pertahunnya.
Kegiatan praktik kerja industri di SMKN 5 dan SMK PGRI 3 Malang
dikelola oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) Prakerin di bawah kendali Wakil
Kepala sekolah Bidang Humas dan Industri, dan berkoordinasi dengan Wakil
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dengan dibantu oleh Ketua Program
Keahlian serta Guru-guru mata pelajaran kejuruan (produktif).
2.2 Tujuan Prakerin
Program Prakerin disusun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi
Institusi/Industri Pasangan (IP) dalam pelaksanaan Prakerin untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik sebagai peserta Prakerin, sekaligus merupakan
wahana berkontribusi bagi DUDI terhadap upaya peningkatan kualitas
pendidikan di SMK. Tujuan Prakerin menurut (Direktorat Pembinaan
SMK:2018) antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengambangkan kepribadiannya yang berkarajter sesuai dengan nilai-nilai
positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia
kerja yang ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki
dunia kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai
keutuhan standar kompetensi lulusan.
5. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan
Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi
Pasangan yang memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di sekolah (SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian
di dunia kerja (DUDI).

2.3 Alur Prakerin


Menurut (Direktorat Pembinaan SMK:2018), alur pelaksanaan Prakerin
terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Alur Prakerin
Sumber: Direktorat Pembinaan SMK (2018)

C. Konsep Model Discrepancy Evaluation Model (DEM)


Menurut Sufflebeam (2000:128), untuk mengevaluasi sesuatu, kita pasti
membuat perbandingan. Lebih spesifik, untuk mengevaluasi diperlukan suatu
objek yang akan dibandingkan dengan standar, yang dimaksud standar adalah
sebuah daftar, deskripsi atau representasi dari sebuah kualitas atau
karakteristik objek yang akan di evaluasi. Dengan kata lain deskripsi adalah
bagaimana sesuatu itu disebut standar. Sekali lagi Stufflebeam, Madaus,
Kallaghan menjelaskan mengenai bagaimana seharusnya, evaluator dapat
memproses untuk mencari tahu apakah evaluator berada di langkahnya.
Ketika evaluator terlibat untuk mencari tahu karakteristik yang sebenarnya
dari objek yang akandi evaluasi, evaluator mengambil mengukur performa.
Demikian, evaluasi adalah masalah sekali lagi membandingkan antara
standard an performa. Ada istilah lain didalam perbandingan antara standar
dan performa. Stufflebeam, Madaus, Kallaghan mengatakan bahwa
perbandingan hasil kesenjangan informasi, dan dari itu evaluator dapat
mengatakan tentang evaluasi sebagai pembuat keputusan tentang hasil dan
kecukupan dari objek yang berdasar pada kesenjangan informasi antara
standar dan performa.
Menurut Sufflebeam (2000:135), model evaluasi model diskrepansi dari
Provus dipergunakan dipilih karena memiliki kelebihan dalam hal cakupan
informasi yang menyeluruh terhadap sebuah program Praktek Kerja Industri.
Oleh karena itu dalam penelitian ini keunggulan model ini sangat berguna
membandingkan kinerja sebuah objek evaluasi dengan desain awal objek
evaluasi tersebut (comparing ferfomance against standarts). Tujuan evaluasi
adalah untuk menentukan apakah sebuah program akan diperbaiki,
dilanjutkan atau dihentikan. Kelebihan konsep Provus adalah ketelitian
terhadap setiap tahap evaluasi. Tahap tersebut bahkan dapat dijadikan
panduan praktis bagi siapa saja yang hendak melakukan evaluasi.

D. Hasil Penelitian yang Relavan


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang evaluasi pelaksanaan
praktik kerja industri siswa SMK Negeri 1 Susut maka dapat disimpulkan
bahwa Hasil perhitungan dan analisis data dari variabel konteks, input, proses
dan produk terhadap efektivitas pelaksanaan program praktek kerja industri
dalam kaitannya dengan pendidikan sistem ganda di SMK Negeri 1 Susut
masing-masing ditemukan : (1) hasil evaluasi terhadap variabel konteks
pelaksanaan program praktek kerja industri dalam kaitannya dengan
pendidikan sistem ganda di SMK Negeri 1 Susut tidak efektif. (2) hasil
evaluasi terhadap variabel input pelaksanaan program praktek kerja industri di
SMK Negeri 1 Susut tidak efektif. (3) hasil evaluasi terhadap variabel proses
pelaksanaan program praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Susut tidak
efektif. (4) hasil evaluasi terhadap variabel produk program praktek kerja
industri dalam kaitannya dengan pendidikan sistem ganda di SMK Negeri 1
Susut tidak efektif. maka hasil penelitian ini adalah “Pelaksanaan Program
Praktek Kerja Industri dalam kaitannya dengan pendidikan Sistem Ganda di
SMK Negeri 1 Susut sangat tidak efektif”. Kendala-kendala yang dihadapi
dalam Pelaksanaan adalah belum adanya pemahaman mengenai pelaksanaan
praktek kerja industri baik dari pihak pembimbing sekolah maupun
pembimbing industri dan masih menganggap program praktek kerja industri
tersebut hanya menempatkan siswa di DU/DI bukan melaksanakan
pembelajaran di DU/DI dan tanpa adanya pembinaan terhadap siswa sehingga
banyak siswa hanya menganggap prakerin tersebut hanyalah formalitas yang
harus dilalui oleh siswa SMK.

E. Kriteria Evaluasi Progam


Untuk gambaran mengenai kriteria evaluasi program Prakerin berdasarkan
model DEM dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1 kriteria evaluasi program Prakerin
Tahapan Komponen Aspek yang
No Kriteria Evaluasi
Evaluasi Evaluasi Dievaluasi
1 Desain Latar a. Latar Adanya pemahaman dengan jelas
belakang Belakang pelaksanaan Prakerin memenuhi
praketin standar sesuai:
1. Adanya pelaksanaan Program
Prakerin yang standar
2. Adanya penugasan siswa
dalam melaksanakan Prakerin
3. Adanya Program Prakerin
yang mengacu pada Grand
Desain Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan
4. Adanya ketersediaan
peraturan-peraturan
pendukung pelaksanaan
Program Prakerin
b. Proyeksi Adanya penyediaan Prakerin
Kebetuhan 1. Adanya usulan kepala sekolah
Industri bekerjasama dengan industri
yang relevan
2. Adanya kepala sekolah
membuat usulan kepada
industri untuk menjadi mitra
sekolah dalam hal Prakerin
c. Tujuan Adanya Pelaksanaan Prakerin
yang memiliki tujuan yang jelas.
1. Adanya kejelasan tujuan
program Prakerin
2. Adanya kejelasan visi dan misi
program Prakerin
3. Adanya program perencanaan
Prakerin yang menghasilkan
lulusan siap pakai
2 Instalasi Kerja Sama a. Penempatan 1. Adanya penempatan siswa
Program melalui pengusulan oleh
Prakerin kepala program sesuai dengan
program studinya
2. Adanya petugas monitoring
yang ditugaskan oleh kepala
Tahapan Komponen Aspek yang
No Kriteria Evaluasi
Evaluasi Evaluasi Dievaluasi
sekolah
b. Kualifikasi Adanya standar kualifikasi
industri tempat praktik kerja
industri
1. Adanya kualifikasi umum
tempat praktik kerja industri .
2. Adanya kualifikasi khusus
tempat Prakerin.
3 Proses Pelaksanaan a. Pembelajaran 1. Adanya proses pembelajaran
Program 2. Adanya pedoman
Prakerin pelaksanaan Prakerin
3. Adanya instrumen penilaian
dalam pelaksanaan perakerin
4. Adanya kendala dalam
mengimplementasikan
Program Prakerin
5. Adanya koordinasi dan
difasilitasi kegiatan praktik
kerja industri oleh Dunia
Usaha/Dunia Industri
6. Adanya sertifikat yang
terstandar dalam pelaksanaan
praktik kerja industri
7. Adanya pelaksanaan praktik
kerja industri dengan pola
sesuai dengan ketentuan
b. Kurikulum Program Prakerin memiliki
kurikulum.
1. Adanya kurikulum Prakerin.
2. Adanya kurikulum Prakerin
yang mengacu pada dunia
usaha dan industri
4 Hasil Penempatan a. Sertifikat Selesai praktik kerja industri
lulusan siswa menerima sertifikat.
1. Adanya sertifikat Prakerin
2. Adanya rekrutmen siswa
untuk tenaga kerja jika telah
lulus sekolah
b.Seleksi dan Pengangkatan dan penempatan
Rekrutmen lulusan sesuai peraturan yang
tenaga kerja berlaku.
di industri 1. Adanya seleksi lulusan
2. Adanya rekrutmen lulusan
menjadi tenaga kerja di
industri.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Mengetahui Hasil Evaluasi Program Prakerin menggunakan DEM di SMK
Negeri 5 Kota Malang.
2. Mengetahui Hasil Evaluasi Program Prakerin menggunakan DEM di SMK
PGRI 3 Kota Malang.
3. Mengetahui Perbedaan Hasil Evaluasi Program Prakerin menggunakan
DEM di SMK Negeri 5 dan SMK PGRI 3 Kota Malang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di berberapa lokasi dan waktu penelitian akan
dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Desember 2020 untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Daftar Lokasi Penelitian
No Nama Sekolah/ Nama DUDI Alamat
1 Acer Customer Service Point Jl. Bondowoso No. 43 Kav. 4, Kelurahan Gading Karsi,
Kecamatan Klojen, Gading Kasri, Klojen, Kota
Malang, Jawa Timur
2 Alpine Citra Computer Jl. Merbabu no 37
3 Centra Komputer Galunggung No.91 Kav.04, Jl. Galunggung, Gading Kasri, Klojen,
Malang
4 Cv Duta Sukses Indonesia Jl. Ikan Tombro Barat
6 Cv Media Utama Jl. Sigura - Gura No.37, Sumbersari, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang
7 Cyber Akses Jl. Piranha Atas 288 Malang
8 Info Komputer Jl. Raya Sumbersari No.290, Sumbersari, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang
10 Kantor kecamatan lowokwaru Jl. Cengger Ayam I No.12, Tulusrejo, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur
11 Kelurahan Gading Kasri Jl.Galunggung No.5
12 Kelurahan Tlogomas Jl. Raya Tlogomas no.56
13 Kelurahan Tunjungsekar Jalan Piranha Atas No.206, Tunjungsekar, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang
14 Mitra Media Computer (servis Jl. Mayjend. Panjaitan No.189, Penanggungan, Klojen,
laptop) Kota Malang, Jawa Timur
15 NEC komputer dan kursus Jl. MT. Haryono No.110, Dinoyo, Kec. Lowokwaru,
bahasa Kota Malang, Jawa Timur
No Nama Sekolah/ Nama DUDI Alamat
16 Nusa Net Jl. Candi Panggung Bar. No.61a, Mojolangu, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang
17 PT Citra Media Solusindo Perkantoran Soekarno-Hatta Indah Kav E8, Mojolangu,
Lowokwaru
18 Pt Cross Network Indonesia Jl. Coklat No.22, Jatimulyo, Kec. Lowokwaru, Kota
Malang
19 Pt Naraya Telematika Ruko Taman Borobudur Indah Kav. 33, Jl. Puncak
Borobudur No.1, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota
Malang
20 Pt Padinet Malang Jl. Letjend S. Parman No.21, Purwantoro, Blimbing,
Kota Malang
21 Rajawali Cipta Komputer Jl. Gajayana No.23c, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang
22 SMK PGRI 3 Malang Jl. Raya Tlogomas Gg. 9 No.29, Tlogomas, Kec.
Lowokwaru, Kota Malang
23 SMKN 5 Malang Jl. Ikan Piranha Atas, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru,
Kota Malang
24 Surya Com/Info Com Dieng Mall

C. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model evaluasi
Discrepancy Evaluation Model (DEM). Penelitian akan dilakukan dengan metode
evaluatif yang bertujuan menilai dan menguji efektifitas keterlaksanaan Praktik
kerja indistri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk
mendeskripsikan hasil penelitian. Data kualitatif berbeda dengan data kuantitatif.
Data kuantitatif ringkas, terlalu hemat dan mudah dijumlah untuk dianalisis.
Model evaluasi digunakan ialah model discrepancy yang meliputi empat
aspek: (1)desain, (2)instalasi, (3)proses, dan (4) hasil. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pedoman kuisoner, observasi, wawancara, dan analisis
dokumen. Dalam proses analisis data penelitian ini menggunakan analisis data
campuran (mixed), kuantitaif menggunakan statistik diskriptif sedangakan
kualitatif terdapat 5 aktivitas, yaitu pengumpulan data, reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), Pengabsahan data (triangulation) dan
penarikan kesimpulan/verifikasi (conclussion drawing/verification). Adapun
desain evaluasi dalam penelitian Program Prakerin dapat dilihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Evaluasi
Tahapan Metode
Aspek yang Akan di Evaluasi
Evaluasi Pengumpulan Sumber Data
Data
Desain Evaluasi terhadap analisis 1. Wawancara 1. Waka
kebutuhan Prakerin oleh Sekolah Kurikulum
Menengah Kejuruan pada : latar 2. Waka Humas
belakang, proyeksikebutuhan, 3. Guru
tujuan, dan tahapan pelaksanaan Pembimbing
dengan menelaah kekuatan dan 4. Kepala Program
kelemahan objek. 2. Analisis 1. Waka
dokumen Kurikulum
2. Waka Humas
3. Quisoner 1. Siswa
Instalasi Evaluasi terhadap penempatan: 1. Observasi 1. DU/DI
syarat-syarat dan kriteria 2. Wawancara 1. Waka
siswa, SMK, dan DU/DI Kurikulum
2. Waka Humas
3. Guru
Pembimbing
4. Kepala Program
3. Anlisis 1. Waka
dokumen Kurikulum
2. Waka Humas
3. Guru
Pembimbing
4. Kuisoner 1. Siswa
Proses Evaluasi terhadap sesuatu yang 1. Wawancara 2. Waka
berpengaruh terhadap proses Kurikulum
pelaksanaan Prakerin yang harus 3. Guru
disiapkan dengan benar, antara Pembimbing
lain: penyelenggara, instruktur, 4. Kepala Program
sarana prasarana, alokasi waktu. 2. Kuisoner 1. Siswa

3. Observasi 1. DU/DI
Hasil Evaluasi keberhasilan Prakerin dari 1. Wawancara 1. Waka
sudut nilai tambah peserta secara Kurikulum
pribadi: memiliki keterampilan atau 2. Waka Humas
keahlian dan sertifikat. 3. Guru
Pembimbing
4. Kepala Program
2. Analisis 1. Waka
dokumen Kurikulum
2. Waka Humas
3. Observasi 1. DU/DI
4. Kuisoner 1. Siswa

D. Instrumen Penelitian
1. Kisi-kisi Instrumen
Penyusunan angket dalam penelitian ini adalah bentuk check list (√), untuk
mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan. Untuk data yang
diperoleh dari angket diolah dalam analisis statistik presentase. Kuisioner yang
digunakan adalah kuisioner tertutup yaitu setiap pertanyaan telah disertai sejumlah
pilihan jawaban yang kemudian responden hanya memilih jawaban yang paling
sesuai. Penskoran menggunakan skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan 5
alternatif jawaban, untuk lebih jelasnya evaluator menggunakan penskoran seperti
Tabel 3.4 dan untuk kisi–kisi pengembangan instrumen kuisoner dapat dilihat
pada Tabel 3.5 dibawah ini.
Tabel 3.4 Penskoran Kuisoner
Singkatan Keterangan Jumlah Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
KS Kurang Setuju 2
TS Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiono (2009:134)

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Kuisoner


Fokus No Kode
Sub-Focus Penelitian Indikator
Penelitian Item pertanyaan
Evaluasi I. Evaluasi terhadap 1. Perancangan 1,2 4a,5a
Program analisis kebutuhan Prakkerin
Praktik Praktik Kerja Industri
Kerja
Industri
II. Evaluasi terhadap 1. Tujuan 3-6 1b-4b
implementasi awal oleh 2. Ruang lingkup 7-10 6b-9b
SMKN 5 dan SMK (pengamatan,
PGRI 3 Malang meniru tindakan,
mandiri, aktualisasi
dan eksplorasi)
3. Dukungan 11- 10b-12b
pelaksanaan 13
prakerin
4. Fungsi Prakerin 14 13b
5. Kerjasama 15 15b
6. Pelaksanaan 16- 16b-18b
18
7. Uraian Tugas 19- 22b-24b
Pembimbing 21
Sekolah
8. Uraian Tugas 22- 28b-30b
Pembimbing 24
Industri
9. Ketentuan Prakerin 25- 33b-35b
27
III. Evaluasi terhadap 1. Waktu Pelaksanaan 28 2c
sesuatu yang
berpengaruh terhadap
proses pelaksanaan
Praktik Kerja Industri .
IV. Evaluasi terhadap 1. Penilaian Prakerin 29- 1d-4d
hasil 32
2. Manfaat Bagi Siswa 33 19d
Sedangkan untuk penyusunan pedoman wawancara menggunakan sebuah
pertanyaan yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaan dari lingkup desain,
instalasi, proses sampai hasil, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara
terbuka (open ended interview) adalah wawancara yang jawabannya dapat
dikembangkan oleh responden, responden dapat menjawab pertanyaan yang
dianggapnya tepat dan dengan bahasanya sendiri. Responden dalam kegiatan
wawancara ini adalah Waka Kurikulum, Waka Humas, Kepala Program, Guru
Pembimbing, Pembimbing Industri. Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam
wawancara berdasarkan pengembangan dari pedoman Prakerin yang telah
ditetapkan oleh Dikmenjur tahun 2018. Untuk lebih jelasnya mengenai kisi–kisi
pengembangan instrumen wawancara dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Fokus Sub-Focus Nomor Kode
Indikator
Penelitian Penelitian Item Pertanyaan
Evaluasi I. Evaluasi 1. Perancangan 1-5 1a-5a
Program terhadap Prakerin
Prkerin analisis
II. Evaluasi 1. Tujuan 6-10 1b-5b
terhadap
implementasi
2. Ruang Lingkup 11-14 6b-9b
(pengamatan, meniru
tindakan, mandiri,
aktualisasi dan
eksplorasi)

3. Dukungan 15-17 10b-12b


Pelaksanaan Prakerin
4. Fungsi Prakerin 18 13b
5. Kerjasama 19,20 14b,15b
6. Kaidah Pelaksanaan 21-23 16b-18b
7. Uraian Tugas 24-30 19b-25b
Pembimbing sekolah
8. Uraian Tugas 31-37 26b-32b
Pembimbing Industri

9. Ketentuan Prakerin 38-43 33b-38b


III. Evaluasi 1. Waktu Pelaksanaan 44-45 1c-2c
terhadap
proses
IV. Evaluasi 1. Penilaian Prakerin 46-49 1d-4d
terhadap Hasil 2. Manfaat Bagi 50-54 5d-9d
Sekolah
3. Manfaat Bagi 55-59 10d-14d
DU/DI
4. Manfaat Bagi Siswa 60-65 15d-20d
Untuk pedoman observasi dirancang berdasarkan data yang akan dibutuhkan
untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan atau tempat
penelitian. Merujuk pada Tabel 3.1 mengenai prosedur evaluasi, terdapat 3
tahapan evaluasi yang membutuhkan sumber data dari kegiatan observasi yakni,
(1) instalasi, (2) proses, (3) hasil. Untuk lebih jelasnya mengenai kisi–kisi
pengembangan instrumen observasi dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Observasi
Fokus No Kode
Sub-Focus Penelitian Indikator
Penelitian Item pertanyaan
Evaluasi II. Evaluasi terhadap 1. Tujuan 1-5 1b-5b
Program implementasi awal 2. Ruang lingkup 6-9 6b-9b
Praktik oleh SMKN 5 dan (pengamatan, meniru
Kerja SMK PGRI 3 tindakan, mandiri,
Industri Malang aktualisasi dan
eksplorasi)
3. Dukungan 10-12 10b-12b
pelaksanaan prakerin
4. Fungsi Prakerin 13 13b
5. Kerjasama 14 14b
6. Pelaksanaan 15-17 16b-18b
7. Uraian Tugas 18,19 22b,26b
Pembimbing Sekolah
8. Uraian Tugas 20-25 27b-32b,
Pembimbing Industri
9. Ketentuan Prakerin 26- 31 33b-38b
III. Evaluasi terhadap 1. Waktu Pelaksanaan 32,33 1c, 2c
sesuatu yang
berpengaruh
terhadap proses
pelaksanaan
Praktik Kerja
Industri .
IV. Evaluasi terhadap 1. Penilaian Prakerin 34-36 1d-4d,
hasil 2. Manfaat Bagi Sekolah 37 5d
3. Manfaat Bagi Industri 38-42 10d-14d

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data penelitian digunakan teknik angket/kuisoner,
wawancara, observasi dan dokumentasi sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:
1. Angket/Kuisoner
Angket pada penelitian ini diarahkan pada pernyataan yang berkaitan dengan
reaksi dari siswa terhadap program praktik kerja industri di SMKN 5 Malang dan
SMK PGRI 3 Malang, mulai dari tahap desain , instalasi, proses, sampai tahap
hasil. Evaluator sudah memberikan alternatif jawaban pada angket tersebut (skala
likert).angket ini diperuntukan oleh siswa XII TKJ yang telah melaksanakan
Program Prakerin.
2. Wawancara.
Wawancara menggunakan sebuah pertanyaan yang dikembangkan untuk
menjawab pertanyaan dari lingkup desain, instalasi, proses sampai hasil, jenis
wawancara yang digunakan adalah wawancara terbuka (open ended interview)
adalah wawancara yang jawabannya dapat dikembangkan oleh responden,
responden dapat menjawab pertanyaan yang dianggapnya tepat dan dengan
bahasanya sendiri. Responden dalam kegiatan wawancara ini adalah Waka
Kurikulum, Waka Humas, Kepala Program, Guru Pembimbing, Pembimbing
Industri. Pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam wawancara berdasarkan
pengembangan dari pedoman Prakerin yang telah ditetapkan oleh Dikmenjur
tahun 2018
3. Observasi.
Pengertian Observasi dalam arti sempit adalah mengamati secara langsung
terhadap gejala yang ingin diselidiki. Dalam hal ini, evaluator dengan berpedoman
kepada prosedur penelitiannya mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Lokasi penelitian DU/DI
dipilih berdasarkan ruang lingkup di Kota Malang.
4. Dokumentasi.
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung tentang
gambaran pelaksaan Program Prakerin. Dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen sebagai data sekunder yang relevan dengan Prakerin.
Untuk lebih jelasnya mengenai macam-macam dokumen yang akan diperlukan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Macam-macam Dokumen yang Relevan.
No Sumber Data Dokumen
1 Peraturan Pemerintah  Dasar Hukum Prakerin
 Pedoman Prakerin
2 Sekolah  Data Guru Pembimbing Sekolah
 Data Perserta Prakerin
 Daftar kerjasama DU/DI
 Dokumen kerjasama
 Laporan Hasil Prakerin
 Nilai UKK
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis data kuantitatif (kuisoner angket)
menggunakan statistik deskriptif Analis penelitian dalam data angket meliputi
distribusi frekuensi dan persentase sehingga dapat diketahui frekuensi tingkat
kesetujuan peserta program prakerin. Statis deskriptif merupakan suatu metode
untuk memaparkan hasil yang didapatkan dalam bentuk statistis yang sederhana
sehingga setiap orang dapat lebih mudah mengerti dan mendapatkan gambaran
yang jelas mengenai hasil penelitian.
Sebelum melakukan analisis data yang diperoleh dari responden,dalam
penelitian ini menerapkan satu pengujian data sebagai langkah awal, yaitu uji
normalitas data. Data penelitian yang baik memenuhi syarat distribusi normal. Uji
normalitas merupakan uji yang mendasar sebelum dilakukan analisis lebih lanjut
terhadap data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan dengan uji kolmogrov-
smirnov menggunakan bantuan program SPSS For Windows.
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan berberapa langkah
yaitu: 1) penskoran jawaban responden per variabel, 2) menjumlahkan skor
masing-masing responden untuk per item soal, 3) mengkelompokan skor yang
didapat oleh responden berdasarkan tingkat kecendrungan. Dalam analisis statistik
deskriptif ini disajikan berbagai ringkasan statistik, seperti total skor masing-
masing responden dan item, mean (M), mode (Mo), median (Me), dan standart
deviasi (SD). Untuk mempermudah proses menganalisis data maka penelitian ini
menggunakan bantuan software SPSS for windows
Setelah data dianalisis secara kuantitatif selanjutnya adalah menganalisis data
secara kualitatif, dalam pelaksanaannya, analisis data kualitatif bertujuan pada
proses penggalian makna, penggambaran, penjelasan, dan penempatan data pada
konteksnya masing-masing. Uraian data jenis ini berupa kalimat-kalimat, bukan
angka-angka atau tabel-tabel. Untuk itu data yang diperoleh harus diorganisir
dalam struktur yang mudah dipahami dan diuraikan. Sanafiah Faisal (1999)
mengambarkan proses analisi data kualitatif sebagai berikut: 1) pengumpulan
data, 2) reduksi data, 3) trianggulasi, 4) penggambaran kesimpulan, dan 5)
penyajian data, data kualitatif yang diperlukan: 1) analisis wawancara, 2) analisis
dokumentasi, dan 3) analisis observasi.

Anda mungkin juga menyukai