Anda di halaman 1dari 21

Penerapan Metode Project Based Learning (PJBL) Untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Sistem


Kontrol Elektromekanik Dan Elektronik
Di SMK N 13 Medan T.A 2018/2019

Prihatina Setyaningsih
5183631011

PPG SM3T VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 dijelaskan bahwa

Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan

peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu. SMK mempunyai misi

membentuk tenaga kerja terampil sesuai dengan bidang keahlian tertentu.

Salah satu tujuan pendidikan SMK menurut Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, Pendidikan Kejuruan

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak

mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Menurut Direktur

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2006:3) bahwa diperlukan sumber

daya manusia yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif bagi

pembangunan sektor industri dan sektor ekonomi yang lain 1.

Berkaitan dengan misi SMK di dalam Undang-undang di atas, bahwa

SMK mempunyai misi membentuk tenaga kerja terampil sesuai bidang

keahlian tertentu, maka proses pembelajaran di SMK dapat dipastikan

berkaitan dengan misi SMK tersebut yaitu membentuk tenaga kerja yang

terampil.

Salah satu proses pembelajaran yang diajari guru di SMK adalah materi

terkait tentang Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik. Materi tersebut

1
Sutopo. Adi dkk, Model Pengembangan Unit Produksi di SMK, Perdana Publishing, Medan, hal. 2
merupakan materi yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh siswa

karena sesuai dengan kerja di dunia industri. Sistem Kontrol Elektromekanik

dan Elektronik menerangkan sistem pengontrolan alat listrik yang berbasis

elektromekanik ataupun elektronik, disesuaikan dengan kebutuhan industri.

SMK Negeri 13 Medan terdiri dari banyak peminatan; bisnis manajemen,

pariwisata, dan teknologi dan rekayasa. Adapun jurusan pada teknologi dan

rekayasa diantaranya Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Permesinan

(TP), Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Teknik Otomasi Industri (TOI), dan

Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL). Pada Jurusan Teknik

Otomasi Industri (TOI) khususnya kelas XI, banyak mata pelajaran yang harus

dipelajari baik teori maupun praktik seperti piranti sensor dan aktuator, sistem

kontrol elektromekanik dan elektronik, sistem kontrol elektropneumatik, dan

sistem kontrol terprogram.

Keunggulan siswa SMK adalah dapat menghasilkan produk. Produk

merupakan barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya

dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi2. Makna

produk berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia tersebut menjelaskan,

bahwa siswa/siswi SMK dituntut untuk menghasilkan sebuah karya, baik

memodifikasi alat, menciptakan alat, ataupun memberikan jasa dengan

keterampilan yang dimiliki.

Pembuatan produk merupakan tujuan dari metode pembelajaran project

based learning (PJBL). Metode pembelajaran ini dimanfaatkan untuk sebuah

2
http://kkbi.web.id/produk.html , selasa 29 mei 2018, 11:23,
proyek yang menghasilkan sebuah produk. Selain dapat menghasilkan produk,

siswa juga dituntut untuk mampu mengatur jadwal dalam pembuatannya.

Dunia industri sangat membutuhkan pekerja yang mampu mengatur waktu

dan terampil cetakan SMK dimana siswanya siap langsung terjun ke dunia

kerja. oleh sebab itu, pembiasaan dalam pembelajaran di SMK juga mengarah

pada menghasilkan produk melalui proyek. Diangkatlah judul Penelitian

Tindakan Kelas “Penerapan Metode Project Based Learning (PJBL) Untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Sistem Kontrol

Elektromekanik Dan Elektronik Di SMK N 13 Medan Tahun Ajaran

2018/2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, ditemukanlah

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada Penerapan Metode Project Based Learning (PJBL) Untuk

meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Sistem Kontrol

Elektromekanik Dan Elektronik Di SMK N 13 Medan Tahun Ajaran

2018/2019?

2. Apakah bentuk produk yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan proyek

pada metode pembelajaran Project Based Learning (PJBL) ?

3. Kompetensi dasar pada sistem elektromekanik dan elektronik apa yang di

manfaatkan untuk pembuatan produk?


1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa project based learning (PJBL)

melalui penerapan metode pembelajaran dalam materi sistem kontrol

elektromekanik dan elektronik di SMK N 13 Medan tahun ajaran

2018/2019

2. Mengetahui produk yang dihasilkan oleh siswa di SMK N 13 Medan tahun

ajaran 2018/2019

3. Mengetahui kompetensi dasar pada sistem kontrol elektromekanik dan

elektronik yang dimanfaatkan untuk pembuatan produk

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi pihak

yang berkepentingan antara lain sebagai berikut:

1. Menjadi bahan pertimbangan dalam mengoptimalkan hasil belajar

Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik di SMK N 13

Medan terkhusus di Kelas XI Jurusan Teknik Otomasi Industri

(TOI).

2. Menambah informasi sumbangan pemikiran dan pengetahuan

dalam penelitian bagi guru.

3. Menambah khasanah pengetahuan dan bahan pustaka Universitas

Negeri Medan, terkhusus di Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Negeri Medan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Project Based Learning

1. Hakikat Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran berbasis proyek dalam Abidin (2007:167) (Project

Based Learning) menjelaskan bahwa. Model pembelajaran yang secara

langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan

penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran

tertentu. Model pembelajaran berbasis proyek ini sebenarnya bukanlah

model baru dalam pembelajaran. Walaupun MPBP dapat dikatakan sebagai

model lama, model ini masih banyak digunakan dan terus dikembangkan

karena dinilai memiliki keunggulan tertentu dibanding dengan model

pembelajaran lain. Salah satu keunggulan tersebut adalah bahwa MPBP

dinilai merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat baik dalam

mengembangkan berbagai keterampilan dasar yang harus dimiliki siswa

termasuk keterampilan berfikir, keterampilan membuat keputusan,

kemampuan berkreativitas, kemampuan memecahkan, dan sekaligus

dipandang efektif untuk mengembangkan rasa percaya diri dan manajemen

diri para siswa.

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Project Based

Learning ialah proses pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa

untuk menghasilkan suatu proyek. Pada dasarnya model pembelajaran ini

lebih mengembangkan keterampilan memecahkan dalam mengerjakan


sebuah proyek yang dapat menghasilkan sesuatu. Dalam implementasinya,

model ini memberikan peluang yang luas kepada siswa untuk membuat

keputusan dalam memiliki topik, melakukan penelitian, dan menyelesaikan

sebuah proyek tertentu. pembelajaran dengan menggunakan proyek sebagai

metoda pembelajaran. Para siswa bekerja secara nyata, seolah-olah ada di

dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis.

2. Karakteristik Model

Project Based Learning Diffily and Sassman dalam Abidin (2007:168)

menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki tujuh karakteristik

sebagai berikut:

a. Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran

b. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata

c. Dilaksanakan dengan berbasis penelitian

d. Melibatkan berbagai sumber belajar

e. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan

f. Dilakukan dari waktu ke waktu

g. Diakhiri dengan sebuah produk tertentu.

Senada dengan karakteristik di atas, Kemendikbud dalam Abidin (2013:169)

menjelaskan bahwa MPBP memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.

b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta

didik.

c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan.


d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses

dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.

e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinu.

f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang

sudah dijalankan.

g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.

h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan

perubahan.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran

Project Based Learning Tahapan Project Based Learning dalam Abidin

(2013:172) adalah sebagai berikut:

a. Praproyek pada tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru

diluar jam pelajaran, pada tahap ini guru merancang deskripsi

proyek, menentukan pijakan proyek, menyiapkan media dan

berbagai sumber belajar, dan menyiapkan kondisi pembelajaran.

b. Fase 1 Mengidentifikasi masalah pada tahap ini siswa melakukan

pengamatan terhadap obyek tertentu. Berdasarkan pengamatannya

tersebut siswa mengidentifikasi masalah dan membuat rumusan

masalah dalam bentuk pertanyaan.

c. Fase 2 Membuat desain dan jadwal pelaksanaan proyek, pada tahap

ini siswa secara kolaboratif baik dengan anggota kelompok ataupun

dengan guru mulai merancang proyek, dan melakukan aktivitas

persiapan lainnya.
d. Fase 3 Melaksanakan penelitian, tahap ini siswa melakukan kegiatan

penelitian awal sebagai model dasar bagi produk yang akan

dikembangkan. Berdasarkan penelitian tersebut siswa

mengumpulkan data dan selanjutnya menganalisis data tersebut

sesuai dengan teknik analisis data yang relavan dengan penelitian

yang dilakukan.

e. Fase 4 menyusun draf/prototipe produk Pada tahap ini siswa mulai

membuat produk awal sebagaimana rencana dan hasil penelitian

yang dilakukannya.

f. Fase 5 Mengukur, Menilai, dan memperbaiki produk, pada tahap ini

siswa melihat kembali produk awal yang dibuat, mencari kelemahan,

dan memperbaiki produk tersebut. Dalam praktiknya, kegiatan

mengukur dan menilai produk dapat dilakukan dengan meminta

pendapat atau kritik dari anggota kelompok lain ataupun pendapat

guru.

g. Fase 6 Finalisasi dan Publikasi Produk Pada tahap ini siswa

melakukan finalisasi produk. Setelah diyakini sesuai dengan harapan,

produk dipublikasikan.

h. Pascaproyek Pada tahap ini guru menilai, memberikan

penguatan,masukan, dan saran perbaikan atas produk yang telah

dihasilkan siswa.

4. Kelebihan dan Kelemahan Project Based Learning

Sebagai model yang telah lama diakui kekuatannya dalam mengembangkan

kompetensi siswa, banyak para ahli mengungkapkan keunggulan model ini.


Helm dan Katz dalam Abidin (2001:170) memandang model ini memiliki

keunggulan yakni “dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan

akademik siswa, sosial emosional siswa, dan berbagai keterampilan berpikir

untuk dibutuhkan siswa dalam kehidupan nyata”. Senada dengan pendapat

tersebut, Boss dan Kraus dalam Abidin (2007:170) menyatakan keunggulan

model ini sebagai berikut.

a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak

memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.

b. Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi

otentik secara disiplin.

c. Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang

penting baginya.

d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan

komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam

cara-cara baru.

e. Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan

mengimplementasikan proyek-proyek yang melintasi batas-batas

geografis atau bahkan melompat zona waktu.

Keunggulan model ini juga dikemukakan oleh MacDonell dalam Abidin

(2007:170) yakni bahwa model ini diyakini mampu meningkatkan

kemampuan:

a. Mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan menginterpretasikan

informasi (visual dan tekstual) yang mereka lihat, dengar, atau baca.
b. Membuat rencana penelitian, mencatat temuan, berdebat, berdiskusi,

dan membuat keputusan.

c. Bekerja untuk menampilkan dan mengontruksi informasi secara

mandiri.

d. Berbagi pengetahuan dengan orang lain, bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, dan mengakui bahwa setiap orang

memiliki keterampilan tertentu yang berguna untuk proyek yang

sedang dikerjakan.

e. Menampilkan semua disposisi intelektual dan sosial yang penting

dibutuhkan untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Berdasarkan keunggulan dari model Project Based Learning maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran ini sangat menekankan pada

keterampilan siswa sehingga mampu menciptakan ataupun menghasilkan

suatu proyek, dan membuat siswa seolah-olah bekerja di dunia nyata dan

menghasilkan sesuatu. Selain dipandang memiliki keunggulan, model ini

masih dinilai memiliki kelemahan-kelemahan dalam Abidin (2013:171)

sebagai berikut:

a. Memerlukan banyak waktu dan biaya.

b. Memerlukan banyak media dan sumber belajar.

c. Memerlukan guru dan siswa yang sama-sama siap belajar dan

berkembang.

d. Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topik tertentu

yang dikerjakannya.
2.2 Hasil Belajar

1. Hakikat Hasil Belajar

Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia

memperoleh keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan

bertambahlah ilmu pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil

nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani

dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap

semester.

Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai

oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk

menentukan kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang

mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui

seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan

belajar siswa. Menurut Winkel (1991:106) hasil belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah di capai seseorang dimana kegiatan belajar dapat

menimbulkan suatu perubahan khas.

Makna yang terkandung dalam kata hasil belajar menurut Howard

Kingsley (Sujana, 2002:45) adalah membagi tiga macam hasil belajar yaitu:

1). Keterampilan dan kebiasaan, 2). Pengetahuan dan pengertian, 3). Sikap

dan cita-cita. Masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan-bahan yang

ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Tingkat keberhasilan siswa tercermin

dari hasil belajar yang baik. Pengukuran pun dilakukan untuk melihat

tingkat keberhasilan siswa. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur


keberhasilan siswa adalah pengamatan dan tes atau ujian. Adapun tes yang

biasa dilaksanakan adalah tes tertulis dan tes lisan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum Hasil

belajar dipengaruhi 3 hal atau faktor Faktor-faktor tersebut akan saya

uraikan dibawah ini, yaitu :

1. Faktor internal (factor dalam diri)

Faktor internal yang mempengaruhi Hasil belajar yang pertama

adalah Aspek fisiologis. Untuk memperoleh hasil Hasil belajar yang

baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indera perlu dijaga dengan

cara : makanan/minuman bergizi, istirahat, olah raga. Tentunya

banyak kasus anak yang prestasinya turun karena mereka tidak sehat

secara fisik.

Faktor internal yang lain adalah aspek psikologis. Aspek psikologis

ini meliputi : inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi dan

kepribadian. Factor psikologis ini juga merupakan factor kuat dari

Hasil belajar, intelegensi memang bisa dikembangkang, tapi sikap,

minat, motivasi dan kepribadian sangat dipengaruhi oleh factor

psikologi diri kita sendiri. Oleh karena itu, berjuanglah untuk terus

mendapat suplai motivasi dari lingkungan sekitar, kuatkan tekad dan

mantapkan sikap demi masa depan yang lebih cerah. Berprestasilah.

2. Faktor eksternal (factor diluar diri)

Selain faktor internal, Hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor

eksternal. Faktor eksternal meliputi beberapa hal, yaitu:


a. Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan

masyarakat. Lingkungan sosial, adalah lingkungan dimana

seseorang bersosialisasi, bertemu dan berinteraksi dengan

manusia disekitarnya. Hal pertama yang menjadi penting dari

lingkungan sosial adalah pertemanan, dimana teman adalah

sumber motivasi sekaligus bisa menjadi sumber menurunnya

prestasi. Posisi teman sangat penting, mereka ada begitu dekat

dengan kita, dan tingkah laku yang mereka lakukan akan

berpengaruh terhadap diri kita. Kalau kalian sudah terlanjur

memiliki lingkungan pertemanan yang lemah akan motivasi

belajar, sebisa mungkin arahkan teman-teman kalian untuk

belajar. Setidaknya dengan cara itu kaluan bisa memposisikan

diri sebagai seorang pelajar.

Guru adalah seorang yang sangat berhubungan dengan

Hasil belajar. Kualitas guru di kelas, bisa mempengaruhi

bagaimana kita balajar dan bagaimana minat kita terbangun di

dalam kelas. Memang pada kenyataanya banyak siswa yang

merasa guru mereka tidak memberi motivasi belajar, atau

mungkin suasana pembelajaran yang monoton. Hal ini

berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Keluarga, juga menjadi faktor yang mempengaruhi Hasil

belajar seseorang. Biasanya seseorang yang memiliki keadaan

keluarga yang berantakan (broken home) memiliki motivasi

terhadap prestasi yang rendah, kehidupannya terlalu difokuskan


pada pemecahan konflik kekeluargaan yang tak berkesudahan.

Maka dari itu, bagi orang tua, jadikanlah rumah keluarga kalian

surga, karena jika tidak, anak kalian yang baru lahir beberapa

tahun lamanya, belum memiliki konsep pemecahan konflik batin

yang kuat, mereka bisa stress melihat tingkah kalian wahai para

orang tua yang suka bertengkar, dan stress itu dibawa ke dalam

kelas.

Yang terakhir adalah masyarakat, sebagai contoh seorang

yang hidup dimasyarakat akademik mereka akan

mempertahankan gengsinya dalam hal akademik di hadapan

masyarakatnya. Jadi lingkungan masyarakat mempengaruhi pola

pikir seorang untuk berprestasi. Masyarakat juga, dengan segala

aktifitas kemasyarakatannya mepengaruhi tidakan seseorang,

begitupun juga berpengaruh terhadap siswa dan mahasiswa.

b. Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,

peralatan, alam (cuaca). Non-sosial seperti hal nya kondiri rumah

(secara fisik), apakah rapi, bersih, aman, terkendali dari

gangguan yang menurunkan Hasil belajar. Sekolah juga

mempengaruhi Hasil belajar, dari pengalaman saya, ketika anak

pintar masuk sekolah biasa-biasa saja, prestasi mereka bisa

mengungguli teman-teman yang lainnya. Tapi, bila disandingkan

dengan prestasi temannya yang memiliki kualitas yang sama saat

lulus, dan dia masuk sekolah favorit dan berkualitas, prestasinya


biasa saja. Artinya lingkungan sekolah berpengaruh. cuala alam,

berpengaruh terhadap hasil belajar.

3. Faktor pendekatan belajar


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian tentang penerapan metode problem based learning untuk

meningkatkan hasil belajar siswa ini dilaksanakan di SMK Negeri 13

Medan pada program keahlian Teknik Otomasi Industri kelas XI.

b. Waktu Penelitian

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan pada

semester ganjil selama 3 bulan, dimulai dari bulan Agustus 2018 sampai

dengan bulan Oktober 2018.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian

Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 13 Medan. Berdasarkan data yang

diperoleh pihak sekolah, jumlah siswa kelas XI program keahlian Teknik

Otomasi Industri SMK Negeri 13 Medan berjumlah 35 anak yang tersebar

dalam 1 kelas.

Dalam proses penelitian ini digunakan untuk uji coba kuesioner untuk

menguji validitas dan uji reabilitas dari instrumen tersebut. Dilakukan pula

tindakan berupa pembuatan proyek.

b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan


sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel 1. Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TOI berjumlah 35 anak.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang

diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. 2

a. Variabel Hasil Belajar Sistem Kontrol Elektromekanik dan

Elektronik

1. Definisi Konseptual

Hasil belajar sistem kontrol elektromekanik dan elektronik adalah

suatu bentuk perubahan perilaku yang terjadi pada siswa ditandai

dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang menjadi lebih baik

setelah mengikuti proses belajar mengajar materi sistem kontrol

elektromekanik dan elektronik agar terbiasa pada dunia industri.

2. Definisi Operasional

Skor hasil belajar sistem kontrol elektromekanik dan elektronik

adalah skor yang diperoleh dari siswa kelas XI TOI setelah menjawab

butir pertanyaan untuk mengungkap hasil belajar Sistem Kontrol

Elektromekanik dan Elektronik yang diharapkan sesuai dengan

indikator, kemudian diformulasikan dalam kisi-kisi instrumen dan

diuraikan ke dalam sejumlah butir pertanyaan.

1
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatitf Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 85
2
Ibid, h. 92
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data untuk hasil belajar Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik

didapat dari tes hasil belajar yang dibuat berdasarkan materi yang telah

dipelajari oleh siswa dengan terlebih dahulu dikomunikasikan kepada guru

yang mengajar.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Statistik Parametris. Teknik analisis data digunakan untuk mengambil

kesimpulan dari keseluruhan data yang telah terkumpul.

a. Uji Instrumen

Dalam penyusunan instrumen, dilakukan ujicoba kepada responden

kemudian dihitung validitas dan reliabilitasnya. Perhitungan uji instrument

dapat dilihat di lampiran 2.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen3. Uji validitas untuk

instrument Hasil Belajar Sistem Kontrol Elektromekanik dan

Elektronik menggunakan teknik uji validitas internal dengan

menggunakan uji validitas korelasi point biserial:

Mi  Mt p
rpbi  ..................................................................... 3.1
SD q

Keterangan:
3
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 211
rpbi = korelasi point biserial

Mi = Rerata skor subjek yang menjawab benar

Mt = Rerata skor total

SD = Standar deviasai (simpangan baku) skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (1-p)

Uji coba instrument hasil belajar Sistem Kontrol Elektromekanik

dan Elektronik sebanyak 20 butir soal yang diujicobakan kepada 35

responden.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang

sudah dapat dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keandalan

sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. 4

Untuk menguji instrumen penelitian hasil belajar Sistem Kontrol

Elektromekanik dan Elektronik ini digunakan rumus reliabilitas

internal jenis rumus K-R 20:

k  pq 
r11  1  2  ............................................................... 3.2
k  1   t 

4
Suharsimi Arikunto. Ibid, h. 221
Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal

p = Proporsi siswa yang menjawab benar

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (1-p)

Σpq = Jumlah hasil perkalian p dan q

𝜎𝑡 2 = Varians total

Perhitungan uji coba reliabilitas instrument hasil belajar Sistem

Kontrol Elektromekanik dan Elektronik yang sudah di uji validitas

sejumlah 25 butir soal.

b. Deskripsi Data

Deskripsi data adalah hasil pengolahan data mentah variabel

penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

mengenai penyebaran dan distribusi data. Dari deskripsi data ini dapat

diketahui rata-rata, median, standar deviasi, modus, median dan varians

data dari variabel.

Anda mungkin juga menyukai