Anda di halaman 1dari 22

SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN E-MODUL PROGRAM MASTERCAM SEBAGAI


MEDIA SIMULASI MATA PELAJARAN CNC
DI SMK N 1 AMPELGADING PEMALANG

Dosen: Dr. Drs. Subagyo, S.T., M.Pd.

Disusun Oleh:

Tri Aji Lukito

2019006096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2022
A. PENGEMBANGAN E-MODUL PROGRAM MASTERCAM
SEBAGAI MEDIA SIMULASI MATA PELAJARAN CNC DI SMK N
1 AMPELGADING PEMALANG
B. Bidang Ilmu
Berdasarkan judul penelitian diatas maka bidang ilmu dari penelitian ini
adalah Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan khususnya Teknik
Pemesinan dalam Mata Pelajaran Pemesinan CNC.
C. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia sudah mengarah kepada pendidikan kejuruan.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang semakin banyak dan diminati. Pembelajaran di SMK mengarah
kepada pengembangan keterampilan, karena ada dua fokus pembelajaran
yang harus dicapai yaitu teori dan praktik. Pencapaian pemahaman siswa
dalam pembelajaran teori adalah adanya komunikasi yang baik antara guru
dengan siswa. Mata pelajaran memprogram mesin NC/CNC merupakan
mata pelajaran yang telah diatur oleh Menteri Pendidikan Nasional pada
tahun 2006. Pernyataan tersebut tertuang dalam peraturan menteri
pendidikan nasional No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk pendidikan
dasar dan menengah. Adapun isi dari peraturan tersebut, diantaranya mata
pelajaran Memprogram Mesin NC/CNC membekali siswa untuk beradaptasi
dengan dunia kerja dan perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang
yang lebih tinggi. Mata pelajaran Memprogram Mesin NC/CNC diajarkan
untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian serta
memudahkan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan yang bersekala
nasional maupun internasional.
Di SMK Negeri 1 Ampelgading, mata pelajaran Memprogram Mesin
NC/CNC telah diberikan pada program keahlian pemesinan. Pada program
keahlian teknik pemesinan, materi pembelajaran yang diberikan yaitu
penggunaan perangkat lunak simulasi CNC, sehingga mata pelajaran
tersebut menjadi lebih dikenal dengan mata pelajaran memprogram mesin
NC/CNC. Mata pelajaran memprogram mesin NC/CNC juga termasuk salah
satu mata pelajaran muatan lokal kompetensi kejuruan yang dimiliki oleh
program keahlian teknik pemesinan di SMK Negeri 1 Ampelgading.
Pembelajaran mata pelajaran memprogram mesin NC/CNC adalah sebagai
penambahan kompetensi kejuruan yang dimiliki siswa dalam bidang
teknologi informatika. Pembelajaran mata pelajaran memprogram mesin
NC/CNC mempunyai tujuan untuk memanfaatkan software untuk simulasi
mesin CNC. Hasil belajar yang diperoleh siswa diharapkan dapat
mempersiapkan siswa agar menjadi manusia produktif, mampu
berkompetensi dalam bidang teknologi informatika, mampu bekerja sendiri,
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia industri sebagai tenaga kerja
tingkat menengah ataupun mampu mengembangkan diri melalui jejang
pendidikan yang lebih tinggi.
Berbagai permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan bantuan
media pembelajaran. Pertama yaitu perlu adanya modul pembelajaran yang
dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri agar mampu memahami materi
sepenuhnya. Namun, perkembangan teknologi yang semakin pesat
mendorong tergantikannya teknologi cetak dengan teknologi komputer
dalam kegiatan pembelajaran. Modul yang pada mulanya merupakan media
pembelajaran cetak, ditransformasikan penyajiannya ke dalam bentuk
elektronik sehingga melahirkan istilah baru yaitu modul elektronik atau
yang lebih dikenal dengan istilah e-modul (Winatha, Suharsono, & Agustin,
2018). Modul elektronik atau e-modul, didefinisikan sebagai suatu media
pembelajaran dengan menggunakan komputer yang menampilkan teks,
gambar, grafik, audio, animasi dan video dalam proses pembelajaran
(Nugraha, Subarkah, & Sari, 2015). Berdasarkan definisi tersebut, e-modul
tidak hanya menampilkan media yang sifatnya dua dimensi saja
sebagaimana halnya pada modul berbasis cetak. E-modul disebut juga
sebagai multimedia interaktif karena beragam media pembelajaran dapat
disajikan ke dalamnya.
E-modul dikembangkan menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. E-modul dikemas sedemikian rupa
agar menarik dengan bahasa komunikatif dan memberikan tantangan serta
merangsang rasa ingin tahu peserta didik dalam mempelajari materi
pembelajaran. Dengan soal-soal latihan yang bervariasi serta menambahkan
video tutorial dan video lanjutan yang relevan dengan materi, sehingga
mampu memberikan semangat dan motivasi peserta didik untuk belajar
dimanapun berada menggunakan, sehingga hasil belajar menggambar
menjadi meningkat.
Secara konsep, tidak ada perbedaan yang signifikan antara modul
berbasis cetak dan modul elektronik (e-modul). Seluruh komponen yang
terdapat dalam modul berbasis cetak juga terdapat di dalam modul
elektronik, baik itu rumusan tujuan, petunjuk penggunaan, materi, lembar
kerja, penilaian dan lain-lain.
D. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya media pembelajaran yang dapat mendukung proses
pembelajaran.
2. Tingginya kesulitan dalam memahami fungsi atau perintah pada buku.
3. Rendahnya kesadaran dan motivasi belajar peserta didik
4. Hasil atau prestasi belajar siswa pada kompetensi membaca gambar masih
rendah
E. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan
yang telah ditetapkan, maka perlu membatasi beberapa masalah yang akan
diangkat dalam penelitian ini. Berdasarkan identifikasi masalah yang
ditemukan di atas, penelitian ini hanya akan membahas pada pengembangan
media pembelajaran yang meliputi merancang, membuat dan menguji
kelayakan media yang berupa e-modul penggunaan simulasi Mastercam
pada mata pelajaran memprogram mesin NC/CNC. Dalam pembelajaran
diperlukan suatu media yang menandai, tujuannya agar siswa lebih berminat
dalam mengikuti pelajaran dan mempunyai kemandirian belajar yang tinggi
untuk mendalami materi pelajaran yang ada.
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dibuat rumusan
masalah yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana produk e-modul Mastercam yang sesuai kebutuhan jurusan
teknik pemesinan SMK N 1 AMPELGADING.
2. Bagaimana tingkat kelayakan e-modul Mastercam yang sudah
dikembangkan.
G. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan e-modil pembelajaran sebagai bahan ajar dan media
pembelajaran memprogram mesin NC/CNC.
2. Mengetahui kelayakan e-modul pembelajaran yang sudah dikembangkan
untuk dipakai sebagai bahan belajar.
H. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat
kepada pihak lain, diantarannya:
1. Manfaat Teoritis
a. Membantu guru dalam memperlancar proses belajar mengajar untuk
mencapai hasil belajar yang diharapkan dengan memanfaatkan media
pembelajaran dalam penelitian ini yaitu e-modul Mastercam.
b. Memberikan gambaran yang lebih jelas pada siswa tentang materi
memprogram mesin NC/CNC yang sedang disampaikan oleh guru.
2. Manfaat Praktis
a. Mendapatkan pengetahuan tentang seberapa efektifkah proses belajar
mengajar dengan menggunakan e-modul.

I. Tinjauan Pustaka dan pertanyaan Penelitian


1. Kajian Teori
a. Proses pembelajaran
Proses belajar mengajar adalah proses interaksi antara guru dengan
siswa dan sumber belajar sehingga tercipta suatu lingkungan belajar.
Nunuk Suryani (2012: 34) berpendapat ,“dalam proses belajar
mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua
kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. Komponen lain
dalam kegiatan belajar mengajar yang turut menentukan
keberhasilan suatu program pembelajaran adalah adanya tujuan
bahan pelajaran, metode dan model, media atau alat serta evaluasi.
Proses belajar mengajar dalam praktiknya menempuh tiga tahapan
yang saling berkaitan dan berurutan, yakni prainstruksional,
instruksional, dan evaluasi/tindak lanjut”.
Dale H.Scunk (2012: 3) mendefinisikan:
“Learning is an enduring change in behavior ,or in the capacity to
behave in a given fashion, which results from practice or other forms
experience”.
Berdasarkan definisi ini diperoleh tiga kriteria pembelajaran, yaitu
proses pembelajaran mencakup perubahan, proses pembelajaran
bertahan dari waktu ke waktu dan pembelajaran terjadi melalui
pengalaman. Proses pembelajaran merupakan perubahan perilaku
atau kapasitas diri berdasarakan pengalaman yang telah dilalui.
Perkembangan ini berlangsung dari waktu ke waktu menuju arah
yang positif.
Kelebihan dari Pendidikan Menengah Kejuruan yaitu, pertama
lulusan dari institusi ini dapat mengisi peluang kerja pada dunia
usaha industri, karena terkait dengan satu sertifikasi oleh lulusannya
melalui uji kemampuan kompetensi. Sertifikasi memberikan
kelebihan kepada mereka, yaitu mempunyai peluang kerja yang
lebih besar. Kedua, lulusan pendidikan menengah kejuruan dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
sepanjang lulusan tersebut memenuhi persyaratan baik nilai maupun
program studi atau kelompok sesuai dengan kriteria yang
dipersyaratkan.
b. Modul Elektronik pembelajaran
1) Pengertian Modul Elektronik
Sugianto dkk dalam Yusra (2016:12) yang menyampaikan
modul elektronik adalah sebuah bentuk penyajian media
pembelajaran mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam
unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu yang disajikan ke dalam format elektronik, di dalamnya
terdapat animasi, audio, navigasi yang membuat pengguna
media pembelajaran lebih interaktif. Proses pembejaran ini akan
melibatkan tampilan audio visual, sound, movie dan yang
lainnya. Serta program tersebut pemakaiannya mudah dipahami
sehingga dapat dijadikan media pembelajaran dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa modul
elektronik pada dasarnya sama dengan modul cetak. Hanya saja
modul elektronik disajikan dalam bentuk softcopy atau
elektronikE-modul digunakan untuk memudahkan siswa belajar
dimana saja dan kapan saja, sehingga tidak terbatas ruang dan
waktu.
Modul elektronik adalah sebuah bentuk penyajian bahan
belajar yang disusun secara sistematis ke dalam unit
pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu yang disajikan ke dalam format elektronik yang di
dalamnya terdapat animasi, audio, navigasi yang membuat
pengguna lebih interaktif dengan program. Menurut Gunawan
dalam Sugianto (2013), dengan adanya modul elektronik yang
bersifat interaktif ini proses pembelajaran akan melibatkan
tampilan audio visual, sound, movie dan yang lainnya serta
program tersebut pemakaiannya mudah dipahami sehingga
dapat dijadikan media pembelajaran yang baik. Modul
elektronik juga dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman konsep dari materi yang disampaikan pendidik dan
diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas dan kemampuan
siswa secara individu.
2) Tujuan Penulisan Modul Elektronik
Prastowo (2015:108) menyebutkan tujuan penyusunan atau
pembuatan modul, antara lain:
a) Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
atau dengan bimbingan pendidik.
b) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter
dalam kegiatan pembelajaran
c) Melatih kejujuran peserta didik.
d) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar
peserta didik. Bagi peserta didik yang kecepatannya
tinggi, maka mereka bisa belajar lebih cepat serta
menyelesaikan modul dengan lebih cepat pula.
Sebaliknya, bagi yang lamban, maka mereka
dipersiapkan untuk mengulanginya kembali.
e) Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang telah dipelajari.
3) Karakteristik Modul Elektronik Pembelajaran
Karakteristik media pembelajaran berbentuk modul sangat
perlu diperhatikan. Karena itu merupakan faktor dimana modul
yang dihasilkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta
didik (Daryanto, 2013:9). Karakteristik yang dimaksud antara
lain:
a) Pembelajaran Mandiri (Self Intruction). Dengan karakter
self intruction memungkinkan peserta didik belajar
secara mandiri dan tidak tergantung pada fasilitator
(pendidik).
b) Kelengkapan (Self Contained). Karakter modul berupa
kelengkapan akan tercapai apabila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul.
c) Berdiri Sendiri (Stand Alone). Modul tidak tergantung
pada media pembelajaran lain atau tidak digunakan
bersama-sama dengan media pembelajaran lain.
d) Sesuai dengan Perkembangan (Adaptive). Modul
dikategorikan adaptive jika mampu menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e) Mudah Dimengerti (User Friendly). Penggunaan bahasa
yang sederhana akan mudah dimengerti serta
menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan
salah satu bentuk user friendly.
Mohammad pada Praswoto (2015:110) juga berpendapat
tentang karakteristik media pembelajaran berbentuk modul
antara lain sebagai berikut:
 Sistem pembelajaran mandiri.
 Program pembelajaran utuh dan sistematis.
 Mengandung tujuan, bahan atau kegiatan dan evaluasi.
 Disajikan secara komunitatif.
 Diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran
pendidik.
 Cakupan bahasan terfokus dan terukur.
 Mementingkan aktivitas belajar pemakai.
4) Elemen mutu modul
Untuk modul pembelajaran yang bisa memerankan
fungsinya dalam pembelajaran yang efektif, modul wajib di
rancang dan dikembangkan dengan memperhatikan beberapa
elemen (Daryanto, 2013:13).
a) Format
 Gunakan format kolom (tunggal atau multi) yang
proporsional. Penggunaan kolom tunggal atau multi
harus sesuai dengan bentuk dan ukuran kertas yang
digunakan.
 Gunakan format kertas (vertikal atau horizontal) yang
tepat. Penggunaan format kertas secara vertikal atau
horizontal harus memperhatikan tata letak dan format
pengetikan.
 Gunakan tanda-tanda (icon) yang mudah ditangkap dan
bertujuan untuk menekankan pada hal-hal yang
dianggap penting atau khusus.
b) Organisasi
 Tampilkan peta/bagan yang menggambarkan cakupan
materi yang akan dibahas dalam modul.
 Organisasikan isi materi pembelajaran dengan urutan
dan susunan yang sistematis, sehingga mudah
dipahami.
 Susun naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian rupa
agar informasi mudah mengerti.
 Organisasikan antar bab, antar unit dan antar paragraf
dengan susunan dan alur yang jelas.
 Organisasikan judul, subjudul dan uraian yang mudah
dipahami.
c) Daya Tarik
Daya tarik modul dapat ditempatkan dibeberapa bagian
seperti:
 Bagian sampul (cover) depan, dengan
mengkombinasikan warna gambar (ilustrasi), bentuk
dan ukuran huruf yang serasi.
 Bagian isi modul dengan menempatkan rangsangan-
rangsangan berupa gambar atau ilustrasi, huruf tebal,
miring, garis bawah atau warna.
 Tugas dan latihan di kemas sedemikian rupa sehingga
menarik.
d) Bentuk dan Ukuran Huruf
 Gunakan bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca
sesuai dengan karakteristik umum peserta didik.
 Gunakan perbandingan huruf yang profesional antar
judul, sub judul dan isi naskah.
 Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks,
karena dapat membuat proses membaca menjadi sulit.
e) Spasi (ruang kosong)
Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah atau gambar
untuk menambah kontras penampilan modul.
5) Penyusunan Modul Elektronik Pembelajaran
Penyususnan modul elektronik tidak jauh berbeda dengan
Modul cetak. Penulisan modul menurut Daryanto (2013: 16)
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Analisis Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan
menganalisis silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan
peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah
diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan
dengan kompetensi yang ada di silabus dan RPP. Pada
dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi
satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan
pembelajaran.
Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk
mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul
yang harus dikembangkan dalam satu satuan program
tertentu. Satuan program tersebut dapat diartikan sebagai satu
tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau
lainnya.
Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
 Tentukan suatu program yang akan menjadi batas
lingkup kegiatan.
 Periksa sudah adakah program atau rambu-rambu
operasional untuk pelaksanaan program tersebut. Misal
program tahunan, silabus atau RPP.
 Identifikasi dan analisis program standar kompetensi
yang akan dipelajari, sehingga diperoleh materi yang
akan digunakan pada kegiatan pembelajaran tersebut.
 Selanjutnya susun dan organisasi satuan atau unit bahan
belajar yang mewadahi materi-materi tersebut. Satuan
atau unit bahan ajar ini dijadikan sebagai judul modul
tersebut.
 Dari daftar dan satuan unit modul tersebut identifikasi
mana yang sudah ada dan belum ada di sekolah.
 Lakukan penyusunan berdasarkan prioritas dan
kebutuhan modul.
b) Pemetaan modul
Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah RPP
yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat
strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar
materi pembelajaran dan metoda penilaian serta
perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain
dalam penyusunan/penulisan modul.
c) Implementasi
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan
sesuai dengan alur yang telah digariskan dalam modul.
Bahan, alat, media dan lingkungan belajar yang dibutuhkan
dalam kegiatan pembelajaran diupayakan dapat dipenuhi agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran
dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan skenario yang
ditetapkan.
d) Penilaian
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat penguasaan peserta didik setelah mempelajari seluruh
materi yang ada dalam modul. Pelaksanaan penilaian
mengikuti ketentuan yang telah dirumuskan di dalam modul.
Penilaian hasil belajar dilakukan menggunakan instrumen
yang telah dirancang atau disiapkan pada saat penulisan
modul.
e) Evaluasi dan Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan
validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan
mengukur apakah implementasi pembelajaran dengan modul
dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya.
Untuk keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu
instrumen evaluasi yang didasarkan pada karakteristik modul
tersebut. Instrumen ditujukan baik untuk guru maupun
peserta didik karena keduanya terlibat langsung dalam proses
implementasi suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi
dapat objektif.
f) Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul
dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi
modul sesuai, artinya efektif untuk mempelajari kompetensi
yang menjadi target berlajar, maka modul dinyatakan valid
(sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta
bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari.
Bila tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah guru yang
mengajar pada bidang atau kompetensi tersebut. Validator
membaca ulang dengan cermat isi modul. Validator
memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk
kegiatan, tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada
diyakini dapat efektif untuk digunakan sebagai media
mengasai kompetensi yang menjadi target belajar. Bila hasil
validasi ternyata menyatakan bahwa modul tidak valid maka
modul tersebut perlu diperbaiki sehingga menjadi valid.
g) Jaminan Kualitas
Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pengembangan
suatu modul, maka selama proses pembuatannya perlu
dipantau untuk meyakinkan bahwa modul telah disusun
sesuai dengan desain yang ditetapkan. Demikian pula, modul
yang dihasilkan perlu diuji apakah telah memenuhi setiap
elemen mutu yang berpengaruh terhadap kualitas suatu
modul.
c. MasterCAM
Perangkat lunak Mastercam adalah perangkat lunak yang
dikembangkan oleh CNC Software, Inc dari Amerika Serikat.
Mastercam adalah perangkat lunak yang digunakan untuk
menggambar (design) dan membuat program CNC. Program CNC
yang dibuat digunakan untuk memprogram mesin bubut (lathe),
mesin frais (mill) dan mesin wire cutting. Perangkat lunak
mastercam memungkinkan pengerjaan mendesain, kemudian
merencanakan proses pembuatannya melalui simulasi baik untuk
mesin bubut, frais, maupun wire cutting dilaksanakan secara
berurutan atau simultan.
Proses menggambar benda kerja pada Mastercam dapat
dilakukan pada program mastercam design. Tampilan ikon program
(shortcut) Mastercam dibuat tersendiri untuk keperluan menggambar
(design), proses bubut (lathe), proses frais (mill) dan proses wire
cutting.
Pada mata pelajaran CNC di jurusan Pemesinan SMK N 1
Ampelgading sudah diperkenalkan menggambar menggunakan
software MasterCAM. Namun, dengan metode dan sumber belajar
yang terbatas tidak sedikit siswa yang mengeluh karena hanya
paham saat pembelajaran berlangsung. . Diharapkan nanti dengan
bantuan e-modul pembelajaran MasterCAM untuk jurusan
Pemesinan siswa dapat lebih mudah memahami dan meningkatkan
prestasi belajar pada mata pelajaran CNC.

Gambar 1. Tampilan MasterCAM pada komputer


2. Kajian penelitian yang relevan
a. Penelitian yang dilakukan Ferlinda Herdianti Widiana, Brillian Rosy
(2021). “Pengembangan E-Modul Berbasis Flipbook Maker pada
Mata Pelajaran Teknologi Perkantoran”. Hasil dari validasi ahli materi
memperoleh persentase sebesar 85%, ahli media sebesar 92%, ahli
bahasa sebesar 88% pengembangan e-modul berbasis flipbook maker
pada mata pelajaran teknologi perkantoran memperoleh kategori
“sangat layak” secara keseluruhan persentase yang diperoleh 88,33%
dan hasil angket respons siswa memperoleh persentase 95,45%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan e-modul berbasis
flipbook maker pada mata pelajaran teknologi perkantoran sangat
layak untuk diterapkan di SMK N 1 Sooko Mojokerto.
b. Penelitian Research & Development oleh Edi Wibowo (2018).dengan
judul “Pengembangan Bahan Ajar E-Modul Dengan Menggunakan
Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker”. Hasil penelitian menunjukan
bahwa nilai kelayakan oleh ahli materi baik 3,23 dan nilai kelayakan
oleh ahli media sangat baik 3,28, sedangkan nilai kelayakan oleh ahli
bahasa baik 3,02. Respon peserta didik sangat menarik, 3,33 uji coba
kelompok kecil dan 3,49 uji coba lapangan, respon uji coba guru
sangat menarik 3,64. Ini menunjukkan bahwa e-modul dengan
menggunakan aplikasi kvisoft flipbook maker yang dihasilkan dalam
penelitian ini dianggap layak untuk digunakan dalam pembelajaran
materi himpunan.
3. Kerangka Pikir
Sesuai dengan kajian teori dan dan latar belakang yang sudah dibahas,
maka untuk mencapai tujuan dari suatu proses pembelajaran dapat dipilih
dengan sarana dan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
yang tepat akan berpengaruh pada perhatian siswa dalam memahami dan
mengamati pelajaran yang disampaikan.
Selama ini di SMK N 1 Ampelgading pada mata pelajaran CNC di
jurusan Teknik Pemesinan dalam proses pembelajaran dengan sumber
belajar yang terbatas, selain itu pembelajaran masih berpusat pada guru
(teacher centered). Siswa kurang berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini terlihat siswa kurang responsif menerima pelajaran
yang di berikan oleh guru. Apabila kondisi pembelajaran seperti ini masih
dijalankan secara terus menerus maka membutuhkan waktu yang lama
untuk memastikan bahwa siswa telah memahami materi yang sudah
disampaikan, karena guru harus menjelaskan materi secara berulang-ulang
dan akan mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam
menyimpulkan suatu materi yang telah diajarkan. Diperlukan inovasi yang
baru dalam pembelajaran untuk menangani kondisi pembelajaran tersebut.
Pembuatan dan pengembangan e-modul pembelajaran CNC dengan media
MasterCAm diharapkan dapat mempermudah dan meringankan guru
dalam mengajar. Pengembangan e-modul pembelajaran dapat
memudahkan siswa dalam belajar dan memahami materi pemesinan CNC.
Dibantu software MAsterCAM yang mempercepat siswa mengerjakan
project dan tugas yang diberikan guru.
Kerangka Pikir penelitian ini menggunakan model dari Sugiyono, sebagai
berikut:

RND Model Sugiyono OBSERVASI Software MasterCAM X5

Tahapan pengembangan: Identifikasi Masalah


Software MasterCAM X5
1. Mencari potensi dan masalah 1. Sumber belajar kurang
2. Mengumpulkan informasi memadai untuk siswa. digunakan seagai simulator
3. Desain produk 2. Pembelajaran masih pada mesin CNC
4. Validasi desain berpusat pada guru
5. Perbaikan desain
6. Uji coba produk
7. Revisi produk
8. Uji coba lapangan
9. Revisi produk
10. Pembuatan produk

Pengembangan e-modul
pembelajaran MasterCAM
untuk Mata Pelajaran CNC

Uji Kelayakan

1. Validasi ahli materi dan


media
2. Hasi uji kelayakan modul
terhadap siswa

Produksi Produk

Gambar 2. Kerangka pikir e-modul MasterCAM


4. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
a. Bagaimana langkah-langkah pengembangan e-modul pembelajaran
MasterCAM yang digunakan pada proses pembelajaran mata
pelajaran CNC di SMK N 1 Ampelgading ?
b. Apakah e-modul pembelajaran MasterCAM untuk mata pelajaran
CNC layak di gunakan di SMK N 1 Ampelgading?
J. MEODE PENELITIAN
1. Model Pengembangan
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan jenis Research
and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011:297) R&D dapat
diartikan sebagai penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji kelayakan produk tersebut.
Menurut Borg and Gall (1989: 624), “educational research and
development is a process used to develop and validate educational
product”. Dapat diartikan bahwa penelitian pengembangan pendidikan
adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan.
Model Pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model yang dikembangkan oleh Sugiyono. Langkah-langkah tersebut
meliputi: 1) mencari potensi dan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3)
desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi produk, 6) ujcoba produk, 7)
revisi produk, 8) ujicoba pemakaian, 9) revisi produk, 10) produksi
produk.
2. Prosedur Pengembangan
Model pengembangan Sugiyono yang diadopsi oleh penelitian ini
terdiri atas 10 macam langkah, berikut penjelasannya:
a. Mencari Potensi dan Masalah
Masalah yang ada di SMK N 1 Ampelgading yaitu
pengoptimalan fasilitas komputer yang bisa digunakan untuk
mengajar Gambar Teknik dan bahan ajar yang kurang memadai.
Potensi di SMK N 1 Ampelgading adalah keantusiasan siswa dalam
mempelajari Gambar Teknik. Perlu disertai fasilitas pendukung
semisal modul belajar yang memadukan dengan pemanfaatan
teknologi dan informasi sehingga lebih menarik dan interaktif.
b. Pengumpulan Data
Data yang didapat melalui observasi keadaan sekolah berupa
kondisi sarana kelas, situasi saat guru mengajar dan fasilitas komputer
disekolah, sedangkan data yang didapat melalui wawancara dengan
guru terkait bahan ajar yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Bahan
ajar diperlukan untuk mendukung pembelajaran.
c. Mendesain Produk
Setelah melakukan pengumpulan data dan tanya jawab dengan
guru, langkah selanjutnya adalah pembuatan desain produk bahan ajar
yang telah ditentukan berupa modul pembelajaran MasterCAM untuk
mata pelajaran Gambar Teknik. Konsultasi dengan guru terkait desain
tetap diperlukan agar modul yang dibuat sesuai dengan kebutuhan
siswa.
d. Validasi Desain
Setelah seri pertama modul pembelajaran dibuat maka
diperlukan validasi desain modul dan materi modul oleh beberapa ahli
dalam bidang Gambar Teknik dan desain media. Rencana penelitian
ini dibantu validasi oleh dua dosen ahli media, dua dosen ahli materi
Gambar Teknik FKIP UST dan satu guru pengampu mata pelajaran
Gambar Teknik SMK N 1 Ampelgading.
e. Perbaikan desain
Desain yang sudah validasi kemudian perlu diperbaiki sesuai
saran dari para ahli materi dan media. Jadi yang bertugas memperbaiki
desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut.
f. Uji Coba Produk
Penelitian ini melakukan uji coba produk terhadap beberapa
siswa kelas XI Jurusan Pemesinan SMK N 1 Ampelgading Pemalang
dan didampingi oleh guru mata pelajaran tersebut. Peneliti memasang
beberapa software MasterCAM untuk mempraktekan materi modul
pembelajaran. Tujuan uji coba produk untuk mengetahui kelayakan
produk awal.
g. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba produk terhadap siswa, peneliti
kemudian merevisi produk sesuai saran dan kritik yang dicantumkan
pada angket siswa. Pada penelitian ini hanya sampai di uji kelayakan
dan kualitas modul pembelajaran yang digunakan pada kegiatan
pembelajaran di SMK N 1 Ampelgading Pemalang.
h. Uji Coba Lapangan
Pada langkah ini yaitu pengujian kepada siswa kelas XI jurusan
Pemesinan dengan jumlah yang lebih besar dari uji coba sebelumnya.
Pengujian dilakukan dengan cara mengambil beberapa materi untuk
dipraktekkan siswa dengan software dan modul elektronik belajar
MasterCAM. Setelah dilakukan uji terhadap siswa, tetap harus dinilai
kekurangan atau hambatan yang muncul guna perbaikan lebih lanjut.
Pengembangan modul elektronik ini perlu dipantau agar sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
i. Revisi produk
Langkah ini dilakukan apabila ada kekurangan dalam penggunaan
pada kondisi sesungguhnya, maka produk diperbaiki.
j. Produksi terbatas
Pada penelitian pengembangan ini, produk yang dihasilkan akan
diproduksi secara terbatas.
3. Penilaian Produk
a. Desain Validasi dan Uji Penggunaan Media
Desain validasi dan uji penggunaan media dalam penelitian
pengembangan ini meliputi tahap penilaian yang dilakukan oleh 1
orang ahli materi dan 1 orang ahli media. Setelah produk direvisi,
dilakukan uji penggunaan media oleh guru dan siswa. Uji penggunaan
media oleh guru dan siswa dilakukan sebanyak dua kali, yaitu dalam
uji coba terbatas dan uji coba pemakaian.
b. Validator dan Subjek Uji Coba
Validator dalam penelitian ini adalah ahli materi GTM dan ahli media
pembelajaran. Guru dan siswa merupakan subjek dalam penelitian ini,
karena pelaksanaan uji penggunaan media dilakukan dalam
pembelajaran Gambar Teknik, sehingga guru dan siswa mempunyai
kontribusi penting dalam merespon penggunaan media.
4. Instrumen Pengumpulan Data
a. Bentuk instrumen
1) Penyusunan instrumen
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar
penilaian kelayakan E-modul masterCAM sebagai media simulasi
mata pelajaran CNC untuk validator yang meliputi ahli materi
dan ahli media, serta lembar uji penggunaan media oleh guru dan
siswa. Instrumen penilaian untuk ahli materi dikembangkan
sesuai dengan penyusunan media visual yang baik menurut Rudi
Susilana dan Cepi Riyana (2008: 33). Instrumen penilaian untuk
ahli media dikembangkan sesuai dengan penyusunan unsur-unsur
visual dalam media pembelajaran yang baik menurut Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai (2010: 20). Instrumen penelitian
berupa lembar uji penggunaan media oleh siswa dan guru
dikembangkan sesuai penyusunan media visual yang baik
menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 33), serta
penyusunan unsurunsur visual dalam media pembelajaran yang
baik menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2010: 20).
b. Pengumpulan data
2) Data proses pengembangan produk
a) Data tentang proses penyusunan dan pengembangan E-
modul MasterCAM sebagai media simulasi untuk
pembelajaran CNC berupa data deskriptif, yaitu tinjauan
dan masukan dari ahli materi dan ahli media sesuai
dengan prosedur pengembangan produk.
b) Data produk yang layak digunakan sebagai media
Produk yang layak digunakan sebagai media ditentukan
melalui analisis hasil validasi ahli materi, validasi ahli
media, serta uji penggunaan E-modul MasterCAM
sebagai media simulasi mata pelajaran CNC oleh guru dan
siswa dalam uji coba terbatas maupun uji coba pemakaian.
5. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif sesuai prosedur
pengembangan yang dilakukan. Dalam penilaian pengembangan E-modul
MasterCAM sebagai media simulasi ini, penilaian ditentukan dengan nilai
minimal B, yaitu kategori baik. Jadi, jika rata-rata penilaian oleh ahli
materi dan ahli media, serta hasil uji penggunaan media oleh siswa dan
guru menunjukkan hasil akhir B, maka pengembangan E-modul
MasterCAM sebagai media simulasi mata pelajaran CNC di SMK N 1
Ampelgading Kelas IX pada penelitian ini dikategorikan layak digunakan
dalam proses pembelajaran CNC di SMK.
Tabel 1. Pedoman Penilaian Skor
Data Kualitatif Skor
SB (Sangat Baik) 5
B (Baik) 4
C (Cukup) 3
K (Kurang) 2
SK (Sangat Kurang) 1

Anda mungkin juga menyukai