Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH MEDIA APLIKASI PAKET TRACER MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATA
PELAJARAN ADMNISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN
SISWA KELAS XI TKJ DI SMKN 2 BANGKALAN

Ulil Albab1, Hetty Purnamasari2, Soubar Isman3


1
Universitas Dr.Soetomo
email: ulil.albab@gmail.com
2
Universitas Dr.Soetomo
email: hetty@unitomo.ac.id
3
Universitas Dr.Soetomo

Abstraksi
Salah satu lembaga pendidikan formal adalah SMK Negeri 2 Bangkalan, yang memiliki
bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan, dimana para lulusan diharapkan mampu
bersaing didunia usaha khususnya dibidang Teknik Komputer Jaringan. Salah satu mata
pelajaran produktif yang mendukung tercapainya mutu lulusan yang terampil dan kreatif
adalah Administrasi Infrastruktur Jaringan. Pada mata pelajaran ini, siswa diharapkan
mampu mengaplikasikan dan mengamalkan ilmunya dibidang Teknik Komputer Jaringan.
Untuk itu siswa harus benar benar menguasai desain dan model jaringan, salah satunya
adalah menguasai mata pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik eksperimen
pada populasi dan sampel penelitian yang berjumlah 54 Siswa. pengumpulan data penelitian
menggunakan instrumen angket dan tes yang telah melalui tahapan uji validitas dan
reliabilitas. Analisis data penelitian menggunakan metode statistika dengan rumus t-tes satu
sampel dan korelasi ganda. Berdasarkan analisis tersebut, kesimpulan penelitian diuraikan
antara lain: 1) motivasi belajar siswa Kelas XI TKJ di SMKN 2 Bangkalan cukup baik, 2)
pelaksanaan model pembelajaran problem based learning di Kelas XI TKJ di SMKN 2
Bangkalan cukup baik, 3) pemanfataan Media Aplikasi Paket Tracer di Kelas XI TKJ di
SMKN 2 Bangkalan cukup baik, 4) terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfataan
Media Aplikasi Paket Tracer melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa Kelas XI TKJ di SMKN 2 Bangkalan.

Kata kunci: Aplikasi Paket Tracer, Problem Based Learning, Motivasi, Hasil Belajar

Abstract
One of the formal educational institutions is SMK Negeri 2 Bangkalan, which has a field of
expertise in Computer Network Engineering, where graduates are expected to be able to
compete in the business world, especially in the field of Computer Network Engineering. One
of the productive subjects that support the achievement of skilled and creative quality
graduates is Network Infrastructure Administration. In this subject, students are expected to
be able to apply and practice their knowledge in the field of Computer Network Engineering.
For this reason, students must really master network design and modeling, one of which is
mastering the subject of Network Infrastructure Administration. The approach used in this
study is a quantitative approach with experimental techniques on a population and research
sample of 54 students. research data collection using questionnaires and tests that have gone
through the stages of testing the validity and reliability. Analysis of research data using
statistical methods with the formula t-test one sample and multiple correlations. Based on
this analysis, the conclusions of the study are described, among others: 1) the learning
motivation of Class XI TKJ students at SMKN 2 Bangkalan is quite good, 2) the
86 Ulil Albab, Hetty Purnamasari, Soubar Isman;
Pengaruh media…

implementation of problem based learning learning models in Class XI TKJ at SMKN 2


Bangkalan is quite good, 3) Utilization of Package Application Media Tracer in Class XI
TKJ at SMKN 2 Bangkalan is quite good, 4) there is a significant influence between the
utilization of the Tracer Package Application Media through the Problem Based Learning
Learning Model and learning motivation on the learning outcomes of Class XI TKJ students
at SMKN 2 Bangkalan

Keywords: Packet Tracer Application, Problem Based Learning, Motivation, Learning


Outcomes

mendesain proses pembelajaran. Guru


1. PENDAHULUAN mendesain pembelajaran dengan
Teknologi informasi dan komunikasi memberikan permasalahan yang
sangat berpengaruh terhadap melibatkan keterampilan berpikir siswa
perkembangan pendidikan. Prawiradilaga dan melibatkan proses menganalisis
(2012:272) menyebutkan bahwa dunia berdasarkan permasalahan yang
pendidikan dan pelatihan terkena dampak sebenarnya (Nafiah, 2014:127). Batas fisik
industri teknologi digital dan internet. seperti gedung, lokasi belajar, kehadiran
Dampak ini dapat dinilai positif karena guru bukanlah hal mutlak untuk proses
mendorong berbagai pihak, pendidik, belajar. Kemajuan dan kemapanan
pengajar, pengelola organisasi teknologi digital yang diterapkan dalam
kependidikan, dan peserta didik untuk dunia pendidikan memudahkan dan
beradaptasi dengan inovasi dan era global mempercepat akses belajar termasuk di
(Fatmawati, 2015:2). SMK dengan dalamnya sistem penyampaian materi ajar
kompetensi keahlian Teknik Komputer dan menjadi lebih cepat, mudah, dan
Jaringan (TKJ) yang saat ini masih terjangkau (Datmawati, 2015:2). Tujuan
memiliki kesulitan dalam pembelajaran penelitian ini antara lain: 1) Mengetahui
praktik perbaikan dan setting ulang PC. motivasi belajar siswa Kelas XI TKJ di
Permasalahan yang disampaikan oleh SMKN 2 Bangkalan, 2) Mengetahui
industri sebagai mitra prakerind yaitu pelaksanaan model pembelajaran problem
siswa masih kurang kreatif dalam based learning di Kelas XI TKJ di SMKN
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. 2 Bangkalan, 3) Mengetahui pemanfataan
Pihak industri menyampaikan, ketika siswa Media Aplikasi Paket Tracer di Kelas XI
diberikan pekerjaan untuk memperbaiki TKJ di SMKN 2 Bangkalan, dan 4)
PC siswa memiliki kesulitan dalam Mengetahui pengaruh pemanfataan Media
mengidentifikasi kerusakan PC yang Aplikasi Paket Tracer melalui Model
dihadapi, sehingga ketika menentukan Pembelajaran Problem Based Learning dan
perbaikan yang harus dilakukan menjadi motivasi belajar terhadap hasil belajar
ragu-ragu (Nafiah, 2014:126). siswa Kelas XI TKJ di SMKN 2
Bangkalan.
Pembelajaran praktik yang selama ini
dilaksanakan belum optimal. Hal ini Cisco Packet Tracer termasuk aplikasi
dikarenakan ada siswa yang dominan dan media pembelajaran berbasis dekstop yang
aktif dan ada siswa yang cenderung pasif, interaktif. Cisco Packet Tracer adalah
sehingga pembelajaran belum bisa program simulator jaringan yang dapat
maksimal. Untuk dapat membangun mensimulasikan suatu pengoperasian
keterampilan berpikir kritis, guru dapat jaringan (Khoiri, 2018:167). Packet Tracer
memberikan pengalaman belajar dengan adalah simulator alat-alat jaringan
Jurnal Teladan, Volume 6 No. 2, November 2021 87
p-ISSN: 2527-3191; e-ISSN: 2622-9927

komputer Cisco yang sering digunakan merencanakan pembelajaran di kelas atau


sebagai media pembelajaran dan pelatihan, pembelajaran dalam tutorial dan untuk
dan juga dalam bidang penelitian simulasi menentukan perangkat-perangkat
jaringan komputer. Program ini dibuat oleh pembelajaran yang termasuk di dalamnya
Cisco Systems dan disediakan gratis untuk (Joyce, 1992: 4). Setiap model
fakultas, siswa dan alumni yang telah pembelajaran mengarahkan pengajar
berpartisipasi di Cisco Networking dalam mendesain pembelajaran untuk
Academy. Tujuan utama Packet Tracer membantu peserta didik mencapai tujuan
adalah untuk menyediakan alat bagi siswa pembelajaran.
dan pengajar agar dapat memahami prinsip Johnson dalam Trianto (2010: 55)
jaringan komputer dan juga membangun menjelaskan bahwa untuk mengetahui
skill di bidang alat-alat jaringan Cisco. kualitas suatu model pembelajaran dapat
Packet Tracer biasanya digunakan siswa dilihat dari dua aspek yaitu proses dan
Cisco Networking Academy melalui produk. Aspek proses mengacu pada
sertifikasi Cisco Certified Network apakah pembelajaran dapat menciptakan
Associate (CCNA). Dikarenakan batasan situasi belajar yang menyenangkan serta
pada beberapa fiturnya, software ini mendorong peserta didik untuk aktif
digunakan hanya sebagai alat bantu belajar, belajar dan berpikir kreatif. Dilihat dari
bukan seabagai pengganti Cisco routers aspek produk mengacu pada apakah
dan switches.Packet Tracer pembelajaran dapat mencapai tujuan, yaitu
memungkinkan siswa untuk merancang meningkatkan kemampuan siswa sesuai
kompleks dan besar jaringan, yang sering dengan standar kompentesi atau standar
tidak layak dengan hardware fisik, karena kemampuan yang telah ditentukan.
biaya. Packet Tracer biasanya digunakan
oleh siswa CCNA Academy, karena Untuk mengetahui kualitas suatu
tersedia untuk mereka secara gratis. model pembelajaran dapat dilihat dari dua
Penerapan aplikasi Cisco Packet Tracer aspek yaitu proses dan produk (Trianto,
Mobile dalam proses pembelajaran 2010: 55). Aspek proses mengacu pada
menjadi lebih mudah dan terarah. Sehingga apakah pembelajaran dapat menciptakan
pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan situasi belajar yang menyenangkan serta
tujuan yang diinginkan (Khoiri, 2018:167). mendorong peserta didik untuk aktif
Fungsinya adalah untuk merancang sebuah belajar dan berpikir kreatif. Dilihat dari
sistem atau topologi jaringan yang akan di aspek produk mengacu pada apakah
terapkan pada dunia nyata/kerja, karena pembelajaran dapat mencapai tujuan, yaitu
kalau kita merancang topologi jaringan meningkatkan kemampuan siswa sesuai
komputer tanpa bantuan aplikasi seperti ini dengan standar kompentesi atau standar
bisa membutuhkan biaya yang mahal. kemampuan yang telah ditentukan.
Makanya cisco membuat aplikasi seprti ini Problem Based Learning memiliki ciri-
agar orang dapat belajar tanpa ciri seperti pembelajaran dimulai dengan
membutuhkan biaya yang mahal. Cisco pemberian ‘masalah’. Biasanya ‘masalah’
Packet Tracer Mobile adalah aplikasi memiliki konteks dengan dunia nyata,
simulator yang berfungsi untuk peserta didik secara berkelompok aktif
mensimulasikan suatu pengoperasian merumuskan masalah dan
jaringan yang dijalankan melalui perangkat mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan
smartphone (Khoiri, 2018:167). mereka, mempelajari sendiri materi terkait
Model pembelajaran adalah suatu dengan ‘masalah’, dan melaporkan solusi
perencanaan atau suatu pola yang dari ‘masalah’ (Tan, 2003; Wee & Kek,
digunakan sebagai pedoman dalam 2002). Sementara pendidik lebih banyak
88 Ulil Albab, Hetty Purnamasari, Soubar Isman;
Pengaruh media…

memfasilitasi daripada menyampaikan seorang anak usia sekolah yang belum


materi dengan ceramah, pendidik memahami manfaat dan tujuan belajar
merancang sebuah skenario masalah, pada masa yang akan datang, maka anak
memberikan petunjuk indikasi tentang cenderung malas belajar dan lebih bermain
sumber bacaan tambahan dan berbagai dan berkumpul dengan teman seusianya.
arahan atau saran yang diperlukan saat Kondisi psikis dan lingkungan sosial anak
peserta didik menjalankan proses. memiliki peranan terhadap tumbuh dan
berkembangnya motivasi belajar dalam
Model pembelajaran dalam PBL
diri mereka. Oleh sebab itu, orang tua dan
menawarkan kebebasan siswa dalam
guru semaksimal mungkin memberikan
proses pembelajaran. Melalui proses
motivasi dan dorongan yang lebih pada
pemecahan masalah menurut Wina
anak untuk selalu rajin dan giat belajar agar
Sanjaya dalam Rusmono (2012: 74),
memiliki masa depan yang gemilang.
sedikit demi sedikit siswa akan
Motivasi adalah dorongan yang timbul
berkembang secara utuh, baik pada aspek
pada diri siswa untuk melakukan atau tidak
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Artinya
melakukan sesuatu (Asrori, 2009:183).
setiap siswa memperoleh kebebasan dalam
menyelesaikan program pembelajaran. Guru melalui pemilihan model dan
Guru harus menggunakan proses metode pembelajaran yang tepat
pembelajaran yang akan menggerakkan diharapkan mampu meningkatkan motivasi
siswa menuju kemandirian, kehidupan belajar siswanya. Proses pembelajaran
yang lebih luas, dan belajar sepanjang akan berhasil manakala siswa mempunyai
hayat. motivasi dalam belajar. Motivasi adalah
sesuatu yang mendorong individu untuk
Ciri-ciri model PBL, menurut Baron
berperilaku yang langsung menyebabkan
dalam Rusmono (2012:74), adalah (1)
seseorang berperilaku (Hakim, 2012:35).
menggunakan permasalahan dalam dunia
Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan
nyata, (2) pembelajaran dipusatkan pada
motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh
penyelesaian masalah, (3) tujuan
hasil belajar yang optimal, guru dituntut
pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan
kreatif membangkitkan motivasi belajar
(4) guru berperan sebagai fasilitator.
siswa (Suprihatin, 2015:74). Suprihatin
Keterlibatan siswa dalam strategi
(2015:73) menyatakan cara meningkatkan
pembelajaran dengan PBL menurut Baron,
motivasi belajar siswa antara lain: 1)
meliputi kegiatan kelompok dan kegiatan
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. 2)
perorangan. Dalam kelompok, siswa
Membangkitkan motivasi siswa. 3)
melakukan kegiatan-kegiatan: (1)
Ciptakan suasana yang menyenangkan
membaca kasus, (2) menentukan masalah
dalam belajar. 4) Mengguanakan variasi
mana yang paling relevan dengan tujuan
metode penyajian yang menarik. 5) Berilah
pembelajaran, (3) membuat rumusan
pujian yang wajar setiap keberhasilan
masalah, (4) membuat hipotesis, (5)
siswa. 6) Berikan penilaian. 7) Berilah
mengidentifikasi sumber informasi,
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
diskusi, dan pembagian tugas, (6)
8) Ciptakan persaingan dan kerjasama.
melaporkan, mendiskusikan penyelesaian
masalah yang mungkin, melaporkan Belajar dan mengajar merupakan
kemajuan yang dicapai setiap anggota konsep yang tidak bisa dipisahkan. Beajar
kelompok, dan presentasi di kelas. merujuk pada apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subyek dalam belajar.
Belajar merupakan kebutuhan seorang
Sedangkan mengajar merujuk pada apa
siswa untuk mengembangkan kemampuan
yang seharusnya dilakukan seseorang guru
dan kompetensi yang dimiliki. Sebagai
Jurnal Teladan, Volume 6 No. 2, November 2021 89
p-ISSN: 2527-3191; e-ISSN: 2622-9927

sebagai pengajar. Dua konsep belajar (Sugiyono, 2014:80). Populasi dalam


mengajar yang dilakukan oleh siswa dan penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ di
guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara SMKN 2 Bangkalan yang berjumlah 54
keduannya itu terjadi interaksi dengan orang yang meliputi siswa kelas XIA
guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari sebanyak 27 orang dan siswa kelas XIB
proses belajar mengajar saja harus bisa sebanyak 27 orang. kemudian langkah
mendapatkan hasil bisa juga melalui selanjutnya adalah menentukan sampel
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya dari populasi penelitian yang telah
intervensi orang lain sebagai pengajar. ditentukan. Sampel adalah bagian dari
Oleh karena itu hasil belajar yang jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
dimaksud disini adalah kemampuan- populasi tersebut (Sugiyono, 2014:81).
kemampuan yang dimiliki seorang siswa Probably sampling adalah teknik
setelah ia menerima perlakukan dari pengambilan sampel yang memberikan
pengajar (guru), seperti yang peluang yang sama bagi setiap unsur
dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
adalah kemampuan-kemampuan yang anggota sampel (Sugiyono, 2014:82).
dimiliki siswa setelah menerima Dikatakan simple random sampling karena
pengalaman belajarnya (Sudjana, pengambilan anggota sampel dari populasi
2004:22). Sedangkan menurut Horwart dilakukan secara acak tanpa
Kingsley dalam bukunya Sudjana memperhatikan strata yang ada dalam
membagi tiga macam hasil belajar populasi itu (Sugiyono, 2014:82). Jumlah
mengajar : (1). Keterampilan dan populasi dalama penelitian sebanyak 54
kebiasaan, (2). Pengetahuan dan siswa termasuk kategori populasi yang
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita tidak terlalu banyak. Oleh sebab itu,
(Sudjana, 2004:22). Dari pendapat di atas peneliti memutuskan untuk menjadikan
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar seluruh anggota populasi menjadi sampel
adalah kemampuan keterampilan, sikap dalam penelitian ini. Teknik yang
dan keterampilan yang diperoleh siswa digunakan dalam menentukan sampel,
setelah ia menerima perlakuan yang peneliti menggunakan teknik sampel jenuh
diberikan oleh guru sehingga dapat dimana peneliti menjadikan seluruh
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam populasi menjadi anggota sampel
kehidupan sehari-hari. penelitian.
Data yang ingin diperoleh dalam
variabel penelitian ini antara lain
2. METODE PENELITIAN penggunaan aplikasi paket tracer,
pembelajaran model problem based
Peneliti menggunakan pendekatan learning, motivasi belajar siswa, dan hasil
penelitian kuantitatif karena data yang belajar siswa. untuk memperoleh data
dikumpulkan berupa angka dan dianalisis tentang pembelajaran menggunakan
menggunakan teknis analisis statistik. aplikasi paket tracer, pembelajaran model
Dalam melakukan penelitian kuantitatif, problem based learning dan motivasi
peneliti diharuskan menentukan populasi belajar siswa menggunakan instrumen
atau obyek yang akan diteliti. Populasi lembar angket, dan pengumpulan data hasil
adalah wilayah generalisasi yang terdiri belajar siswa menggunakan instrumen tes.
atas obyek/subyek yang mempunyai Tahap analisis data merupakan proses
kualitas dan karakteristik tertentu yang analisis data penelitian dalam menjawab
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari hipotesis penelitian. Pembuktian hipotesis
dan kemudian ditarik kesimpulannya yang dikemukakan sebelumnya
90 Ulil Albab, Hetty Purnamasari, Soubar Isman;
Pengaruh media…

menggunakan rumus statistik sesuai kuantitatif adalah 3. Untuk mengetahui


dengan tujuan yang diharapkan. Teknik hipotesis tersebut diterima, peneliti
analisis data dalam penelitian kuantitatif membandingkan nilai t hitung dengan
menggunakan statistik (Sugiyono, distribusi nilai t pada tabel untuk jumlah
2014:147). Statistik parametris digunakan sampel 27 orang dan taraf signifikan 5%
untuk menganalisis data interval dan rasio, untuk uji satu sampel. Mengacu pada
jumlah sampel besar, serta berlandaskan patokan tersebut, maka dinyatakan bahwa
pada ketentuan bahwa data yang akan nilai t hitung (53.879) lebih besar dari pada
dianalisis berdistribusi normal (Sugiyono, nilai t pada tabel (1.703). Berdasarkan hasil
2014:166). Teknik analisis data penelitian perbandingan tersebut, maka dapat
yang digunakan didasarkan pada hubungan disimpulkan bahwa pelaksanaan model
antar variabel yang diteliti. Untuk pembelajaran problem based learning
membuktikan hipotesis pertama, kedua, kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Bangkalan
dan ketiga peneliti menggunakan rumus t- cukup baik.
test satu sampel dan untuk menguji
Selanjutnya peneliti menyatakan
hipotesis yang keempat dimana 2 variabel
bahwa penggunaan aplikasi paket tracer
secara bersama-sama mempengaruhi 1
dalam pembelajaran di kelas XI TKJ SMK
variabel, maka peneliti menggunakan
Negeri 2 Bangkalan cukup baik.
teknik analisis korelasi ganda.
Pernyatakan tersebut jika dikonversikan ke
pernyataan kuantitatif adalah 3. Untuk
mengetahui hipotesis tersebut diterima,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN peneliti membandingkan nilai t hitung
dengan distribusi nilai t pada tabel untuk
jumlah sampel 27 orang dan taraf
Hasil Penelitian signifikan 5% untuk uji satu sampel.
Mengacu pada patokan tersebut, maka
Peneliti menyatakan bahwa motivasi dinyatakan bahwa nilai t hitung (65.196)
belajar siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 2 lebih besar dari pada nilai t pada tabel
Bangkalan cukup baik. Pernyatakan (1.703). Berdasarkan hasil perbandingan
tersebut jika dikonversikan ke pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kuantitatif adalah 3. Untuk mengetahui penggunaan aplikasi paket tracer dalam
hipotesis tersebut diterima, peneliti pembelajaran di kelas XI TKJ SMK
membandingkan nilai t hirung dengan Negeri 2 Bangkalan cukup baik.
distribusi nilai t pada tabel untuk jumlah
sampel 27 orang dan taraf signifikan 5% Mencari korelasi pengaruh dua
untuk uji satu sampel. Mengacu pada variabel bebas terhadap satu variabel tetap,
patokan tersebut, maka dinyatakan bahwa didahului dengan mencari korelasi antara
nilai t hitung (12.358) lebih besar dari pada masing-masing variabel dalam hipotesis.
nilai t pada tabel (1.703). Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui
perbandingan tersebut, maka dapat bahwa nilai r hitung sebesar 1.000.
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kemudian hasil tersebut dibandingkan
kelas XI TKJ SMK Negeri 2 Bangkalan dengan distribusi nilai r pada tabel untuk
cukup baik. jumlah sampel 27 orang dan taraf
signifikan 5 %. Jika dibandingkan dengan
Peneliti juga menyatakan bahwa nilai r pada tabel (0.381), maka r hitung
pelaksanaan model pembelajaran problem (1.000) lebih besar darai nilai r pada tabel.
based learning kelas XI TKJ SMK Negeri Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
2 Bangkalan cukup baik. Pernyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara
tersebut jika dikonversikan ke pernyataan
Jurnal Teladan, Volume 6 No. 2, November 2021 91
p-ISSN: 2527-3191; e-ISSN: 2622-9927

aplikasi paket tracer dan model pembelajaran menjadi lebih mudah dan
pembelajaran problem based learning terarah. Sehingga pembelajaran dapat
secara bersama-sama terhadap hasil belajar tercapai sesuai dengan tujuan yang
siswa kelas XI TKJ SMK Negeri 2 diinginkan (Khoiri, 2018:167).
Bangkalan. berdasarkan pernyataan Simulator merupakan aplikasi yang
tersebut, maka dinyatakan pula bahwa mampu menghadirkan masalah
terdapat pengaruh antara penggunaan pembelajaran ke dalam masalah dunia
paket tracer dan motivasi belajar terhadap nyata. Fungsi simulator dalam aplikasi
hasil belajar siswa. paket tracer sama dengan fungsi permainan
Pembahasan dalam game. Pengguna akan terpacu untuk
menyelesaikan berbagai tantangan dalam
Hasil belajar merupakan indikator
permainan dan begitu juga dalam simulator
pencapaian dan pemenuhan tujuan
aplikasi paket tracer. Dengan demikian
pembelajaran sesuai dengan perencanaan
siswa akan menjadi lebih termotivasi untuk
yang telah ditetapkan. Namun rendahnya
belajar. Desain pembelajaran harus mampu
hasil belajar siswa pada umumnya hanya
membangkitkan motivasi belajara siswa
dikaitkan dengan kompetensi guru dalam
agar mereka tertarik dan terlibat secara
mengajar. Terdapat banyak faktor yang
aktif dalam proses pembelajaran. Melalui
dapat mempengaruhi proses dan hasil
penggunaan aplikasi paket tracer, motivasi
belajar siswa. terdapat berbagai masalah
belajar siswa menjadi meningkat. Hal
dan kendala yang sering dikemukakan guru
tersebut senda dengan pernyataan
selama pengalaman mengajarnya. Kondisi-
Suprihatin (2015:74) yang menyatakan
konsisi tersebut menjadi fokus para
bahwa mntuk memperoleh hasil belajar
akademisi untuk membantu pada tenaga
yang optimal, guru dituntut kreatif
pendidik untuk memberikan solusi praktis
membangkitkan motivasi belajar siswa.
terhadap berbagai masalah yang dihadapi
Suprihatin (2015:73) menyatakan cara
melalui kegiatan penelitian yang
meningkatkan motivasi belajar siswa
berkolaborasi dengan guru-guru di sekolah
antara lain: 1) Memperjelas tujuan yang
sasaran. Saat ini banyak aplikasi-aplikasi
ingin dicapai. 2) Membangkitkan motivasi
yang dikembangkan dan dimanfaatkan
siswa. 3) Ciptakan suasana yang
untuk mendukung peningkatan kualitas
menyenangkan dalam belajar. 4)
pembelajaran. pemanfaatan aplikasi
Mengguanakan variasi metode penyajian
tersebut adalah upaya guru dalam
yang menarik. 5) Berilah pujian yang wajar
menyelesaikan masalah belajar siswa dan
setiap keberhasilan siswa. 6) Berikan
rendahnya hasil akhir pembelajaran. salah
penilaian. 7) Berilah komentar terhadap
satu yang dapat digunakan dalam
hasil pekerjaan siswa. 8) Ciptakan
pembelajaran di sekolah adalah aplikasi
persaingan dan kerjasama.
paket tracer. Fitur-fitur yang terdapat di
dalam aplikasi tracer mampu Selain motivasi belajar dan
menghadirkan materi dan topikk penggunaan media berupa aplikasi paket
pembelajaran ke dalam sebuah simulasi tracer, penentuan model pembelajaran juga
nyata di dunia maya. Cisco Packet Tracer memiliki pengaruh terhadap proses dan
Mobile adalah aplikasi simulator yang hasil belajar siswa. untuk memadukan
berfungsi untuk mensimulasikan suatu antara karakteristik aplikasi paket tracer
pengoperasian jaringan yang dijalankan dalam pemecahan masalah pembelajaran
melalui perangkat smartphone (Khoiri, melalui simulasi dalam aplikasi, peneliti
2018:167). Penerapan aplikasi Cisco memilih model pembelajaran problem
Packet Tracer Mobile dalam proses based learning. Melalui proses pemecahan
92 Ulil Albab, Hetty Purnamasari, Soubar Isman;
Pengaruh media…

masalah menurut Wina Sanjaya dalam 5. REFERENSI


Rusmono (2012: 74), sedikit demi sedikit Asrori, M. 2009. Psikologi
siswa akan berkembang secara utuh, baik Pembelajaran, Bandung: CV
pada aspek kognitif, afektif, dan Wacana Prima
psikomotorik. Siswa dilatih untuk
memahami masalah dan membuat Fatmawati, 2015. Pengembangan
perencanaan yang tepat dalam Mobile Learning Berbasis Android
memecahkan berbagai masalah Menggunakan Adobe Flash Cs6
pembelajaran. dengan demikian berbagai Pada Mata Pelajaran Bahasa
kompetensi siswa berkembang dengan Inggris Untuk Meningkatkan Hasil
baik dan terintegrasi. Banyak manafaat Belajar Siswa Kelas X TKJ SMK
yang diperoleh siswa dengan Hidayah Semarang, Skripsi yang
menggunakan model pembelajaran tidak dipublikasikan, Semarang:
problem based learning, antara lain: 1) Universitas Negeri Semarang
kemandirian, 2) perencanaan, 3) aplikasi, Hakim, L. 2012. Perencanaan
dan 4) pemecahan masalah. Dengan Pembelajaran, Bandung: CV
demikian, siswa menjadi terampil dalam Wacana Prima
menjawab dan menyelesaikan persoalan
pembelajara dan berdampak pada Joyce, Bruce & Marsha Weil. 1992.
peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Models of Teaching, USA: Allyn
TKJ SMK Negeri 2 Bangkalan. And Bacon
Khoiri, H, N, dan Ekohariadi. 2018.
Pengembangan Modul
Pembelajaran Aplikasi Cisco
4. KESIMPULAN Packet Tracer Mobile Sebagai
Berdasarkan hasil dan analisis statistik Inovasi Media Pembelajaran Pada
yang telah diuraikan pada hasil dan Mata Pelajaran Administrasi
pembahasan, maka peneliti menyatakan Infrastruktur Jaringan, Jurnal IT-
kesimpulan penelitian ini antara lain: EDU, Volume 3 Nomor 1, halaman
166-176.
1. Motivasi belajar siswa Kelas XI TKJ di
SMKN 2 Bangkalan cukup baik. Nafiah, Y, N. 2014. Penerapan Model
2. Pelaksanaan model pembelajaran Problem-Based Learning Untuk
problem based learning di Kelas XI Meningkatkan Keterampilan
TKJ di SMKN 2 Bangkalan cukup Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
baik. Siswa, Jurnal Pendidikan Vokasi,
3. Pemanfataan Media Aplikasi Paket Volume 4 Nomor 1, halaman 125-
Tracer di Kelas XI TKJ di SMKN 2 143.
Bangkalan cukup baik. Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran
4. Terdapat pengaruh yang signifikan
dengan Problem Based Learning
antara pemanfataan Media Aplikasi itu Perlu: untuk meningkatkan
Paket Tracer melalui Model Profesionalitas Guru. Bogor:
Pembelajaran Problem Based Learning Ghalia Indonesia
dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa Kelas XI TKJ di SMKN Sanjaya, Wina. 2009. Strategi
2 Bangkalan. Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Prenada.
Jurnal Teladan, Volume 6 No. 2, November 2021 93
p-ISSN: 2527-3191; e-ISSN: 2622-9927

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sudjana, N., dan Rivai, A. 2004.
Teknologi Pengajaran, Bandung:
Sinar Baru.
Suprihatin, S. 2015. Upaya Guru dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa, Jurnal Pendidikan Ekonomi
UM Metro, Volume 3 Nomor 1,
halaman 73-82.
Tan, Oon-Seng. 2003. Problem Based
Learning Innovation: Using
Problem to Power Learning in 21st
Century. Singapore: Thompson
Learning.
Trianto, 2010. Model Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
94 Ulil Albab, Hetty Purnamasari, Soubar Isman;
Pengaruh media…

Anda mungkin juga menyukai