44
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
pembelajaran sesuai kurikulum yang digunakan. Hal ini "sangat baik" dan "baik". Media pembelajaran yang
terlihat dari aktivitas peserta didik dalam kegiatan dikembangkan juga praktis untuk digunakan serta efektivitas
pembelajaran masih terpaku pada penjelasan guru, minimnya produk didapatkan dari aktivitas siswa dan hasil belajar
akses media pembelajaran yang digunakan, dan terbatasnya mereka meningkat.
waktu kegiatan belajar dikelas dibanding dengan materi Berdasarkan uraian diatas maka dirasa penting untuk
silabus yang harus dicapai. Informasi lain juga diperoleh mengembangkan sebuah media e-learning dengan model
melalui penyebaran angket kepada peserta didik. blended learning pada mata pelajaran Administrasi
Menunjukkan bahwa 58% tingkat pemahaman peserta didik Infrastruktur Jaringan kelas XI di SMK TI Bali Global
cenderung kurang paham, sedangkan 87% tingkat ketertarikan Singaraja guna memberikan kemudahan akses bahan
peserta didik cenderung sangat tertarik dan 85% tingkat pembelajaran. Pengembangan media e-learning ini dilengkapi
motivasi peserta didik cenderung sangat baik. Namun terkait dengan konten pembelajaran berupa video pembelajaran,
dengan penyampaian materi dan penggunaan media modul pembelajaran, rangkuman materi pembelajaran, forum
pembelajaran dari guru, mengatakan 76% peserta didik bosan diskusi serta latihan soal untuk mendukung kegiatan belajar
dengan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. peserta didik secara mandiri karena media e-learning ini dapat
Peserta didik menginginkan penggunaan media pembelajaran diakses dimana pun dan kapan pun secara fleksibel dan
yang lebih bervariasi dan menarik seperti media berupa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik
gambar atau video serta media pembelajaran yang mudah terhadap materi pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan.
diakses. Sehingga berdasarkan permasalah tersebut diperlukan
solusi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. II. KAJIAN TEORI
Salah satunya dengan menggembangan media A. Media Pembelajaran
pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran dengan Menurut [5] mengatakan media pembelajaran adalah
memanfaatan teknologi untuk menyempurnakan proses segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran perlu dipertimbangkan. Salah satu media yang dari suatu sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan
dapat dijadikan alternatif adalah dengan menggunakan sistem belajar yang kondusif dimana peserta didik dapat melakukan
pembelajaran elektronik atau e-learning. Melalui e-learning proses belajar secara efesien dan efektif. Penggunaan media
proses pembelajaran tidak terpaku pada kegiatan ceramah tapi pembelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam proses
media pembelajaran yang dapat divisualisasikan dalam pembelajaran. Tanpa media pembelajaran komunikasi antara
berbagai format dan bentuk yang lebih dinamis dan akses guru dan peserta didik dalam penyampaian materi tidak bisa
kegiatan belajar yang mudah [1]. terjadi secara optimal. Sehingga dengan demikian pemanfaatan
Disamping mengembangkan media pembelajaran, media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis
penggunaan model pembelajaran juga perlu dipertimbangkan, untuk menciptakan pengalaman belajar peserta didik dan
hal ini penting untuk dapat mendukung proses pembelajaran mendukung proses penyampaian materi yang telah
aktif dari peserta didik (student centered learning) sesuai direncakanan untuk disampaikan kepada peserta didik melalui
dengan tuntutan kurikulum yang digunakan. Salah satu model perantara media.
yang dapat diterapkan dan mendukung penggunaan teknologi
adalah model blended learning. Melalui model ini adalah B. E-Learning
kombinasi dari pembelajaran secara tatap muka dan Electronic learning atau disingkat menjadi E-Learning
pembelajaran online [2]. Sehingga dapat memberi kebebasan adalah tren pembelajaran yang sedang menguasai dunia
peserta didik untuk akses belajar secara mandiri yang bisa pendidikan saat ini. E-learning adalah penggunaan teknologi
dilakukan dimana saja secara fleksibel. elektronik untuk proses penyampaian materi, teknologi yang
Berdasarkan pada penelitian terkait sebelumnya yang dimanfaatkan berupa komputer, internet atau teknologi lain
relevan dengan penelitian pengembangan, yaitu oleh [3] seperti video/audio [1]. Melalui E-learning dapat membantu
dengan Pengembangan Model Pembelajaran Blended untuk memperluas cakupan proses pembelajaran yang
Learning Berbasis Edomodo pada Mata Pelajaran Kimia. sebelumnya hanya terpaku pada pertemuan di kelas tetapi juga
Hasil penelitian ini mendapatkan penilaian validasi ahli bisa diluar kelas [6]. Melalui e-learning dapat menciptakan
dengan kriteria sangat layak dan penilaian dari respon guru lingkungan belajar yang lebih fleksibel, yang artinya proses
kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan
dan peserta didik mendapatkan penilaian dengan kriteria
saja, baik secara synchronous berarti “pada waktu yang sama”
menarik. Penelitian terkait lainya oleh [4] dengan tujuan
dan asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”.
penelitian adalah untuk mengetahui desain media
pembelajaran blended learning dengan schoology dalam mata C. Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2018
pelajaran Matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada dasarnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan
validitas oleh ahli media dan ahli materi adalah kategori pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
45
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan model pembelajaran tradisional (tatap muka) dengan model
kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran online (e-learning).
kegiatan pembelajaran. Menurut [7] mengatakan, bahwa Melalui blended learning proses pembelajaran tidak
kurikulum adalah sebagai rencana pembelajaran pada suatu sepenuhnya hanya dilakukan secara online tetapi blended
program pendidikan dengan tujuan untuk dapat membelajarkan learning adalah sebagai penunjang untuk melengkapi proses
peserta didik. Kurikulum adalah sebagai acuan peserta didik pembelajaran yang tidak dapat tercapai melalui pertemuan
untuk dapat melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan tatap muka karena terbatas pada waktu pembelajaran. Hal ini
pendidikan dan pembelajaran. sesuai dengan pendapat [10] yang menyatakan bahwa melalui
Di Indonesia kurikulum telah berulang kali diperbaharui blended learning, proses pembelajaran tidak-lah 100%
dan disempurnakan. Kurikulum 2013 yang diberlakukan secara dilakukan secara online, namun digunakan untuk membantu
nasional pada tahun ajaran 2018/2019 mengalami beberapa mempermudah proses pembelajaran tatap muka yang terjadi di
revisi. Setiap perubahan yang terjadi dalam kurikulum kelas apabila peserta didik ingin mencari sumber ajar ataupun
membawa kebaikan dalam setiap penyempurnaannya, hingga materi pembelajaran yang belum tersampaikan semuanya di
perubahan kurikulum saat ini menjadi kurikulum 2013. kelas melalui akses online.
Menurut [8] mengatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah Berdasarkan dengan pejelasan diatas, pada dasarnya
penyempurnaan dan penguatan terhadap kurikulum pembelajaran dengan model blended adalah proses
sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang pembelajaran yang menggabungkan antara kegiatan
kemudian disebut KTSP. Salah satu apek yang disempurnakan pembelajaran tatap muka yang terjadi di dalam kelas dengan
dalam Kurikulum 2013 adalah standar kompetensi lulusan pembelajaran online yang terjadi di luar kelas dengan
(SKL) dan penyempurnaan kurikulum 2013 ini lebih menggunakan perangkat teknologi sebagai media pendukung
menekankan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan proses pembelajaran seperti media komputer, telepon seluler,
keterampilan peserta didik secara aktif dalam proses kegiatan koferensi video, dan media elektronik lainnya dengan tujuan
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang lebih berpusat untuk mendukung proses kegiatan pembelajaran agar lebih
kepada peserta didik dan bukan kepada guru. bermakna.
Kurikulum 2013 terbaru adalah kurikulum revisi tahun Dalam implementasinya penggunaan model blended
ajaraan 2018/2019 yang telah direvisi kembali oleh learning didasarkan pada sintak atau fase yang terdiri dari 3
Kemendikbud. Revisi kurikulum pada tahun ajaran 2018/2019 fase yaitu, (1) seeking of information adalah fase dengan proses
adalah penyempurnaan dari revisi kurikulum 2016/2017. mencari atau explorasi materi pembelajaran dari berbagai
sumber informasi, (2) acquisition of information adalah fase
D. Mata Pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan
proses mengerjakan suatu persoalan tertentu untuk menuju
Mata pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan (AIJ)
pemahaman terhadap topik yang sedang dibelajarkan dan guru
adalah salah satu mata pelajaran produktif pada bidang
mendorong peserta didik untuk dapat mengkomunikasikan
keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Mata pelajaran
hasil pengerjaan, dan (3) sysnthesizing of knowledge adalah
ini menerapkan metode pembelajaran dengan proposisi
fase proses pembelajaran dengan merumuskan kesimpulan dari
pembelajaran 30% teori dan 70% praktikum. Pada tahun ajaran
informasi yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya..
semester genap, mata pelajaran Administrasi Infrastruktur
Jaringan mempelajari 4 kompetensi dasar pengetahuan dan III. METODE PENELITIAN
keterampilan yaitu, (1) mengevaluasi dan mengkonfigurasi
routing statis, (2) menganalisis permasalahan dan memperbaiki A. Jenis Penelitian
konfigurasi routing statis, (3) mengevaluasi dan
mengkonfigurasi routing dinamis, dan (4) menganalisis Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan
permasalahan dan memperbaiki konfigurasi routing dinamis. atau dalam bahasa inggrisnya disebut research and
Sehingga untuk dapat memahami hal tersebut dibutuhkan development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan
pengetahuan teori dan praktek yang bersifat abstrak dan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dan menguji
kamampuan pemahaman yang baik secara logical dan physical. keefektifan produk tersebut. Produk yang dimaksud adalah
media e-learning Administrasi Infrastruktur Jaringan
E. Blended Learning
B. Model Pengembangan
Menurut [9] mengatakan blended learning dapat diartikan
sebagai proses belajar yang menggabungkan proses Pada pengembangan media e-learning ini, menggunakan
pembelajaran secara tatap muka (face-to-face = f2f) dan proses model pengembangan yaitu model pengembangan ADDIE.
pembelajaran dengan menggunakan perangkat komputer atau Menurut [11], mengatakan model ADDIE adalah salah satu
lebih singkatnya adalah kegiatan belajar secara online dan model pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian
offline. Sedangkan menurut [2] Blended learning adalah pengembangan. Model ini memiliki urutan langkah-langkah
sebuah model pembelajaran yang menggabungkan antara pengembangan sebuah produk secara terstruktur dengan urutan
kegiatan yang sistematis dan model ADDIE juga memberi
46
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
47
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Koefesien Analisis data respon guru dan peserta didik pada penelitian
Kualifikasi Kriteria ini bertujuan untuk mengetahui respon guru dan peserta
Validitas
didik terhadap pengembangan media e-learning
0,71 0,90 Tinggi Valid Administrasi Inrastruktur Jaringan. Data respon guru dan
0,41 0,70 Cukup Cukup valid peserta didik dianalisis secara deskriptif. Analisis ini
Rendah Kurang Valid didasarkan pada peroleh nilai rata-rata kelas dari respon
0,21 0,40 guru dan peserta didik, selanjutnya hasil rata-rata dari skor
0,00 0,20 Sangat Rendah Sangat Kurang Valid respon guru dan peserta didik kemudian dikategorikan
menggunakan kriterian penggolongan respon guru dan
Selanjutnya ketetapan terhadap hasil uji perorangan, peserta didik seperti pada Tabel 5.
uji kelompok kecil dan uji lapangan di konversi Tabel 5. Kriteria Penggolongan Respon Guru dan Peserta Didik [16].
menggunakan tabel konversi tingkat pencapaian yang dapat
dilihat pada Tabel 3. No Interval Kualifikasi Kriteria
48
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
pembelajaran serta media pembelajaran yang dapat membantu RPP bertujuan untuk memudahkan guru dalam penyampaian
guru untuk mempermudah proses penyampaian materi tanpa pembelajaran menggunakan media e-learning Administrasi
menggantikan peran guru sebagai seorang pengajar. Peran guru Infrastruktur Jaringan. Hasil desain RPP ini disesuaikan dengan
dalam pembelajaran dengan menggunakan media e-learning tahapan-tahapan dengan model pembelajaran blended learning,
ini adalah sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik alat evalusi pembelajaran dan Lembar Kerja Peserta Didik
dalam proses kegiatan pembelajaran dan pemanfaatan (LKPD). Kemudian setelah selesai melakukan desain RPP
teknologi untuk menyempurnakan proses pembelajaran. peneliti melakukan tahap desain untuk media e-learning, pada
Pengembangan media e-learning Administrasi Infrastruktur tahap ini peneliti melakukan dua tahap desain, yaitu: desain
Jaringan ini menggunakan model pembelajaran, yaitu model untuk konten pembelajaran yang dilakukan dengan pancangan
pembelajaran blended learning. Penggunaan model ini skenario pada beberapa konten pembelajaran yang difokuskan
bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang yaitu konten video pembelajaran, modul pembelajaran dan
menyenangkan dan tidak membosankan, dengan model ini rangkuman materi pembelajaran, sedangkan untuk konten
lebih memberi kebebasan kepada peserta didik untuk akses pembelajaran yang lain seperti LKPD dan soal evalusi sudah
belajar secara mandiri yang bisa dilakukan dimana saja secara dilakukan pada tahap perancangan RPP. Dalam pengembangan
fleksibel. konten ini menggunakan beberapa aplikasi bantuan yaitu, (1)
Model pengambangan yang digunakan pada pengembangan Animaker, untuk pembuatan video animasi, (2) Adobe
media e-learning ini adalah model ADDIE. Sesuai dengan Premiere, untuk proses edit video, (3) Catamsia Studio, untuk
tahapan model ADDIE, tahapan pertama yang dilakukan proses perekaman layar video tutorial dan (4) Adobe Photoshop
adalah analyze (analisis). Pada tahap analisis, peneliti CS6, untuk desain gambar. Selanjutnya setelah dilakukan
melakukan kegiatan analisis, yaitu: analisis mata pelajaran, perancangan konten pembelajaran, kemudian peneliti
sumber belajar, karakteristik peserta didik dan tempat melakukan tahap perancangan kedua yaitu perancangan media
penelitian. Tahap analisis merupakan suatu proses kegiatan e-learning yang menghasilkan perancangan struktur menu dan
untuk mengidentifikasi kemungkinan alasan terhadap masalah fitur yang akan digunakan pada e-learning schoology. Setelah
yang didefinisikan dan proses indentifikasi ini juga menjadi proses perancangan selesai dilanjutkan ketahap berikutnya
dasar pertimbangan munculnya rekomendasi atau solusi yaitu tahap pengembangan.
terhadap masalah yang ditemukan. Pada tahap analisis peneliti Tahap ketiga adalah development (pengembangan). Tahap
mengalisis permasalahan yang terdapat di SMK TI Bali Global pengembangan ini meliputi 2 kegiatan yaitu pengembangan
yaitu kurangnya media pembelajaran untuk mata pelajaran konten pembelajaran dan pengembangan media e-learning.
Administrasi Infrastruktur Jaringan yang digunakan dalam Pada tahap pengembangan konten pembelajaran dilakukan
proses pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam dengan mengembangkan konten dalam bentuk video materi,
memahami materi pembelajaran dan media pembelajaran yang video tutorial, modul pembelajaran dan rangkuman materi
dapat diakses dimana saja secara fleksibel. pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap perancangan
Tahap kedua adalah design (perancangan), pada tahap konten. Berikut ini adalah desain dan hasil pengembangan
kedua ini peneliti telah melakukan kegiatan desain perangkat konten pembelajaran untuk media e-learning Administrasi
pembelajaran yaitu RPP dan desain media e-learning. Desain Infrastruktur Jaringan.
49
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
3 Konten
Rangkuman
Pembelajaran
Selanjutnya, setelah tahap pengembangan konten selesai diimplementasikan dalam bentuk peserta didik diintruksikan
dengan menghasilkan konten pembelajaran, maka kegiatan untuk mengerjakan persoalan dalam bentuk Lembar Kerja
selanjutnya adalah pengembangan media e-learning Peserta Didik (LKPD). Kemudian guru mendorong dan
Administrasi Infrastrktur Jaringan yang berupa web dengan memfasilitasi peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil
menggunakan pflatform schoology. Tahap pengembangan pengerjaan dalam kegiatan forum diskusi menggunakan fitur
media e-learning dilakukan dengan memasukkan konten forum diskusi yang tersedia di e-learning schoology. Fase
materi pembelajaran ke media pembalajaran e-learning sysnthesizing of knowledge diimplementasikan dalam bentuk
schoology dan disesuaikan dengan rancangan struktur menu kegiatan menyimpulkan hasil diskusi terkait dengan topik yang
yang terdapat pada tahap desain. dibahas pada forum diskusi Selain itu, pada tahap ini guru juga
Pada tahap pengembangan media e-learning ini. Proses alur memfasilitasi peserta didik dengan menyediakan rangkuman
kegiatan pembelajaran pada media e-learning schoology materi pembelajaran. Kemudian meminta peserta didik untuk
disesuaikan dengan tahap model pembelajaran yang digunakan. mengumpulkan hasil pengerjaan di assignment. Sehingga akhir
Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah yang diperoleh dari tahap developmet berupa media e-learning
model blended learning. Model blended learning ini memiliki Administrasi Infrastruktur Jaringan yang memuat konten
3 fase proses kegiatan belajar, yaitu: seeking of information, pembelajaran dan proses pembelajaran sesuai dengan tahapan
acquisition of information dan sysnthesizing of knowledge. model blended learning. Hasil yang diperoleh pada tahap
Ketiaga fase ini diimplementasikan dalam media e-learning pengembangan media e-learning Administrasi Infrastruktur
Administrasi Infrastruktur Jaringan. Fase seeking of Jaringan dapat dilihat pada Gambar 2.
information diimplementasikan dalam bentuk pencarian
informasi atau proses explorasi materi belajar melalui konten
dalam bentuk video dan modul pembelajaran yang tersedia di
e-learning schoology. Fase acquisition of information
50
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
51
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Setelah selesai melakukan uji coba perorangan, kegiatan peserta didik yang memberikan tanggapan cukup, kurang,
implementasi dilanjutkan dengan melakukan uji coba maupun sangat kurang. Kemudian dari data tersebut dilakukan
kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil ini dilakukan oleh 8 perhitungan persentase tingkat pencapaian per kategori
orang peserta didik dari kelas XII TKJ SMK TI Bali Global sehingga diperoleh hasil “Sangat Baik” 56,25%, “Baik”
Singaraja. Berdasarkan hasil analisis data angket uji coba 43,75%, “Cukup” 0%, “Kurang” 0% dan “Sangat Kurang 0%.
kelompok kecil yang diisi oleh masing-masing peserta didik, Grafik hasil rekapitulasi penilaian uji coba lapangan dapat
diperoleh data bahwa terdapat 2 orang peserta didik dilihat pada Gambar 5.
memberikan tanggapan sangat baik, 6 orang peserta didik
memberikan tanggapan baik, dan tidak ada peserta didik yang
memberikan tanggapan cukup, kurang, maupun sangat kurang.
Kemudian dari data tersebut dilakukan perhitungan persentase
tingkat pencapaian per kategori sehingga diperoleh hasil
“Sangat Baik” 25%, “Baik” 75%, “Cukup” 0%, “Kurang” 0%
dan “Sangat Kurang” 0%. Grafik hasil rekapitulasi penilaian
uji coba kelompok kecil dapat dilihat pada Gambar 4.
52
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
adalah 31 menjadi 89,06. Seperti terlihat pada Gambar 6 bertujuan untuk mengetahui ketercapaian dari masing-masing
berikut ini. tahapan model pengembangan yang digunakan. Pada evaluasi
tahap implementasi, dalam penelitian ini telah dilakukan pada
pembahasan revisi masing-masing tahap pengujian.
Berdasarkan dengan itu hasil ketercapaian evaluasi pada tahap
implementasi dapat diketahui dari tingkat validitas, efektivitas,
dan kepraktisan media e-learning Administrasi Infrastruktur
Jaringan.
Hasil dari validitas media e-learning didapatkan dari hasil
perhitungan uji ahli isi, uji ahli media, dan uji ahli desain
pembelajaran dengan rata-rata hasil perhitungan uji ahli
mendapatkan hasil 1.00 dan merujuk pada Tabel 2 yang
menunjukkan pada rentang kualifikasi “Sangat Tinggi”.
Berdasarkan hasil ketiga uji ahli tersebut maka komponen
media e-learning yaitu konten/isi, desain pembelajaran, dan
media pembelajaran yang terkandung sudah tergolong pada
Gambar. 6 Hasil Pretest dan Posttest
kriteria “Sangat Valid” dan layak untuk digunakan dalam
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai N-Gain atau proses pembelajaran. Menurut [17] validitas produk dapat
Normalitas Gain untuk menentukan tingkat kenaikan dalam dilakukan oleh beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
hasil posttest, dan hasil yang diperoleh sebesar 0.84 dari hasil berpengalaman untuk menilai kekuatan dan kelemahan produk
tersebut merujuk pada Tabel 4 Kriteria normalized gain media yang dihasilkan agar suatu produk dapat digunakan sesui
e-learning Administrasi Infrastruktur Jaringan berada pada dengan tujuannya.
kriteria “Efektif” yang dibuktikan dengan sudah mampu Selanjutnya hasil uji efektivitas media e-learning
Administrasi Infrastruktur Jaringan, pada uji efektivitas peneliti
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
menggunakan uji Normalitas Gain dengan pemberian pretest
Setelah kegiatan uji lapangan selesai dilakukan, kemudian
dan posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
kegiatan implementasi dilanjutkan dengan melakukan peserta didik setelah menggunakan media e-learning
pengambilan respon guru terhadap pengembangan media e- Administrasi Infrastruktur Jaringan. Berdasarkan dari
learning mata pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan. perhitungan rata-rata kenaikan didapatkan jumlah kenaikan
Uji respon guru dilakukan oleh satu orang responden yaitu rata-rata nilai sebesar 58,06 dari yang semula adalah 31
guru mata pelajaran Administrasi Infrastrutkur dan hasil menjadi 89,06 dan berdasarkan dengan perhitungan nilai N-
analisis data memperoleh skor sebesar 43. Dari nilai skor Gain hasil yang diperoleh adalah 0.84. Dari perhitungan nilai
tersebut dilakukan perhitungan rata-rata kelas x dari respon N-Gain tersebut tingkat kenaikan hasil posttest jika
sehingga mendapatkan nilai sebesar 43, merujuk pada Tabel dikonversikan ke tabel kriteria normalized gain pada Tabel 4
kriteria penggolongan respon pada Tabel 5, maka hasilnya masuk dalam kriteria “Efektif”. Maka berdasarkan hasil
termasuk dalam kualifikasi “Sangat Positif” dengan kriteria tersebut menunjukkan bahwa media e-learning Administrasi
“Sangat Praktis”. Infrastruktur Jaringan efektif, dibuktikan dengan peserta didik
Kemudian, setelah melakukan uji respon guru proses uji mampu meningkatkan hasil belajar sampai pada level kognitif
dilanjutkan dengan pengambilan respon dari peserta didik, C4.
subjek uji coba respon ini adalah responden dari uji lapangan Selanjutnya untuk kepraktisan media e-learning
yang berjumlah 16 orang peserta didik dari kelas XI TKJ SMK Administrasi Infrastruktur Jaringan didapat dari hasil
TI Bali Global Singaraja yang telah mengikuti pembelajaran perhitungan respon guru dan respon peserta didik. Tujuan uji
menggunakan media e-learning. Hasil angket respon peserta kepraktisan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
kemudahan dan keterlaksanaan media e-learning ini digunakan
didik terhadap pengembangan media e-learning memperoleh
sebagai media pembelajaran untuk materi dministrasi
skor sebesar 1003. Dari nilai skor tersebut dilakukan
Infrastruktur Jaringan. Hasil dari uji respon guru diperoleh skor
perhitungan rata-rata kelas x ) dari respon sehingga sebesar 43 dengan perhitungan rata-rata kelas x sebesar 43
mendapatkan nilai sebesar 62.69 dan merujuk pada kriteria dengan kualifikasi “Sangat Positif” dan kriteria “Sangat
penggolongan respon pada Tabel 5 termasuk dalam rentangan Praktis”. Sedangkan hasil dari respon peserta didik diperoleh
kualifikasi “Sangat Positif” dengan kriteria “Sangat praktis”. skor sebesar 1003 dangan perhitungan rata-rata kelas x
Kegiatan pada tahap implementasi berakhir pada uji respon sebesar 62,69 dengan kualifikasi “Sangat Positif” dan kriteria
guru dan peserta didik. Selanjutnya pada tahap kelima adalah “Sangat Praktis”. Maka berdasarkan dari nilai kedua uji respon
evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap tahapan ini didapatkan penilai dengan kualifikasi “Sangat Positif”, yang
model pengembangan ADDIE, mulai dari tahap analisis, ditunjukkan dengan guru maupun peserta didik memberikan
desain, pengembangan dan implementasi. Kegiatan evaluasi ini respon positif dan mendukung pengembangan media e-
53
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
learning Administrasi Infrastruktur Jaringan. Sehingga learning ini membawa peserta didik dalam pengalaman belajar
berdasarkan penilaian tersebut maka dapat dikatakan media e- baru yang belum pernah didapatkan di sekolah. Sehingga
learning Administrasi Infrastruktur Jaringan berada pada peserta didik memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi dalam
kriteria “Sangat Praktis”. Menurut [18] kepraktisan kegiatan pembelajaran menggunakan media e-learning
menunjukkan pada tingkat kemudahan pengguna dan Administrasi Infrastruktur Jaringan. (3) Melalui pengembangan
pelaksanaanya yang meliputi biaya dan waktu dalam media e-learning tentunya dapat membantu pelaksanaan
pelaksanaan serta pengelolaan dan penapsiran hasilnya. pembelajaran di rumah yang saat ini sedang diterapkan akibat
Maka berdasarkan hasil evaluasi implementasi ini dapat adanya pandemi Covid-19. Dengan adanya media
disimpulkan bahwa pengembangan media pembelajaran e- pembelajaran ini menjadi sangat dimanfaatkan oleh guru untuk
learning Administrasi Infrastruktur Jaringan ini telah memberikan fasilitas pembelajaran online kepada peserta didik
memenuhi kriteria kualitas media berdasarkan dari kevalidan dan tentunya sekaligus dapat menerpkan proses kegiatan
(validity), keefektifan (effectiveness), dan kepraktisan belajar secara fleksible menggunakan perangkat smartphone
(practically). Sehingga dengan demikian layak digunakan dan dapat diakses dimana saja.
sebagai sumber belajar untuk peserta didik kelas XI TKJ di Namun dari beberapa kelebihan ini juga terdapat kendala
SMK TI Bali Global Singaraja. Melalui penerapan media e- dalam implementasi kegiatan secara online. (1) Kebutuhan
learning Administrasi Infrastruktur Jaringan ini diharapkan perangkat pendukung pembelajaran media e-learning yang
dapat membantu guru dan peserta didik selama proses tidak merata tersedia dan dimiliki oleh setiap peserta didik,
pembelajaran dan mampu mengatasi masalah selama proses perangkat pendukung yang dimaksud seperti smartphone dan
pembelajaran terkait sumber belajar, intensitas belajar peserta Laptop/PC. Selain itu kendala koneksi internet yang tidak
didik meningkat, dan membantu peserta didik menjadi lebih stabil untuk beberapa titik lokasi akses oleh peserta didik.
aktif belajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta Solusi yang dapat peneliti lakukan adalah, sebelum melakukan
didik terhadap materi Administrasi Infrastruktur Jaringan. kegiatan implementasi ini peneliti terlebih dahulu melakukan
Penelitian ini terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh analisis kebutuhan perangkat pendukung pembelajaran peserta
[3] dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui desain didik, sehingga dari analisis tersebut didapatkan jumlah peserta
media pembelajaran model blended learning dengan schoology didik yang mampu untuk mengikuti kegiatan implementasi ini
dalam mata pelajaran Matematika. Hasil penelitian ini dan kemudian disesuikan dengan jumlah minimal responden
mendapatkan gambaran dari segi validitas produk, kepraktisan yang diperlukan untuk dapat melakukan kegiatan
produk, dan efektivitas produk dalam meningkatkan aktivitas implementasi. (2) Peserta didik belum menguasai penggunaan
siswa. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D. media e-learning dengan berbantuan schoology. Sehingga
Dalam tahap pengembangan, penilaian produk dilakukan oleh ketika diuji cobakan masih memerlukan waktu untuk
dua ahli, yaitu ahli media dan ahli materi untuk mendapatkan beradaptasi dan proses penggunaan media e-learning dalam
penilaian validitas media baik dalam konstruksi maupun aspek kegiatan belajar. Solusi yang dapat digunakan dalam kegiatan
konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas oleh ahli ini adalah dengan mengarahkan peserta didik untuk membaca
media dan ahli materi adalah kategori "sangat baik" dan "baik". panduan pengguna yang sudah diberikan dan mendemokan
Media pembelajaran yang dikembangkan juga praktis untuk cara penggunaanya.
digunakan, hal ini didapatkan dari persentase pencapaian dari
kepraktisan media pembelajaran adalah 81,02% yang sesuai V. KESIMPULAN & SARAN
dengan kriteria pencapaian. Serta efektivitas produk Kesimpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan
meningkatkan didapatkan dari aktivitas siswa dan hasil belajar penelitian Pengembangan Media E-learning dengan Model
mereka. Dari beberapa penelitian tersebut, hasil yang Blended Learning Pada Mata Pelajaran Administrasi
didapatkan sejalan dengan hasil yang diperoleh pada penelitian Infrastruktur Jaringan dapat disimpulkan bahwa media e-
ini sehingga dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil learning Administrasi Infrastruktur Jaringan ini telah
penelitian ini dapat memberi kontribusi terhadap penelitian memenuhi kriteria kualitas media berdasarkan dari kevalidan
sejenis terkait pengembangan media e-learning yang (validity) diperoleh dari hasil uji ahli dengan rata-rata penilain
memenuhi kriteria kualitas media berdasarkan dari tingkat sebesar 1.00 termasuk pada kriteria “Sangat Valid”, keefektifan
validity, effectivenness, dan practically. (effectiveness) diperoleh dari hasil pengujian efektivitas dengan
Media E-Learning Administrasi Infrastruktur Jaringan ini perhitungan N-Gain memperoleh koefesien nilai sebesar 0.84
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan selama termasuk pada kriteria “Efektif”, dan kepraktisan (practically)
penerapannya yang diimplementasikan secara online. Adapun diperoleh dari hasil analisis data respon guru dengan nilai
kelebihan dari media e-learning ini antara lain: (1) Media e- sebesar 43 termasuk pada kriteria “Sangat Praktis”, dan untuk
learning ini memudahkan peserta didik untuk belajar secara respon peserta didik memperoleh penilaian rata-rata sebesar
mandiri sesuai dengan tuntunan kurikulum 2013 yang 62.69 termasuk pada kriteria“Sangat Praktis”.
digunakan, (2) Media e-learning ini menambah semangat Berdasarkan dari hasil kegiatan pengembangan dan
peserta didik dalam belajar materi Administrasi Infrastruktur implementasi media e-learning ini, terdapat beberapa hal yang
Jaringan, karena pembelajaran dengan menggunakan media e- dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai tindak lanjut
54
e-ISSN: 2685-7006 | p-ISSN:2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
penelitian ini yaitu (1) Pengembangan Media E-Learning [18] Mudjijo. (1995). Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
dengan Model Blended Learning pada Mata Pelajaran
Administrasi Infrastruktur Jaringan ini belum sampai pada
tahap pengukuran hasil belajar peserta didik secara lebih detail,
namun telah dilakukan pengukuran secara terbatas melalui
kegiatan pretest dan posttest yang mendapatkan hasil terkait
efektivitas. Oleh karena itu, perlu diadakan pengkajian lebih
lanjut mengenai efektivitas penggunaan media e-learning
berkaitan dengan pengukuran hasil belajar peserta didik
melalui penelitian eksperimen. (2) Dari hasil implementasi
Media E-Learning dengan Model Blended Learning pada Mata
Pelajaran Administrasi Infrastruktur Jaringan, dapat diketahui
guru maupun peserta didik memerlukan pelatihan lagi untuk
dapat memahami penggunaan media e-learning yang berbasis
pada model pembelajaran blended learning.
VI. REFERENSI
[1] H. Prawiradilaga, S.D., Ariani, D & Handoko, Mozaik teknologi
pendidikan: e-learning. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mendiri, 2013.
[2] W. Handoko., Blended learning teori dan penerapannya. Sumatra Barat:
Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK)
Unversitas Andalas, 2018.
[3] Fadloli, M., Kusumo, E., Kasmui. (2014). Pengembangan model
pembelajaran blended learning berbasis edmodo untuk pembelajaran
kimia yang efektif. Journal of Chemistry In Education, 8 (1) (2019).
[4] H. Wijayanti, Dasar Desain Grafis SMK/MAK Kelas X Program
Keahlian Teknik Komputer dan Informatika. Surakarta: CV Putra
Nugraha, 2019.
[5] R. . Asyhar, Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta:
Referensi Jakarta, 2012.
[6] N. Sugihartini and K. gustini, “ sesmen Otentik sebagai Pendukung
Desain Instruksional Jaringan Komputer Berstrategi Blended-Learning
dengan Pendekatan Konstruktivistik,” vol. 1, pp. 82–90, 2009.
[7] O. Hamalik, Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2005.
[8] E. Priyatni, Desain pembelajaran bahasa indonesia dalam kurikulum
2013. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2014.
[9] W. D. Dwiyogo, Pembelajaran berbasis blended learning. Depok: PT
Rajagrapindo persada, 2018.
[10] D. Gede, H. Divayana, P. W. A. Suyasa, and N. Sugihartini,
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Web Untuk Matakuliah
Kurikulum dan Pengajaran di Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha,” vol. 5, pp. 149–157, 2016.
[11] I. M. Tegeh, I. N. Jampel, and K. Pujawan, Model penelitian
pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
[12] Branch, R. M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach.
London: Springer. Diakses dari
http://docshare01.docshare.tips/files/31015/310158097.pdf
[13] I. M. Candiasa, Pengujian instrumen penelitian desertasi alikasi iteman
dan bigteps. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2011.
[14] I. M. Tegeh and Kirna, Media penelitian pengembangan pendidikan.
Singaraja: Undiksha, 2010.
[15] R. R. Hake, “ nalyzing change/gain score.,” 1999.
[16] W. Nurkancana and Sunartana, Evaluasi hasil belajar. Surabaya: Usaha
Nasional, 1992.
[17] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2010.
55