E-mail: nurhasanah@uny.ac.id
PEMBELAJARAN PADA MATA
Dosen, KULIAH
Universitas2
INTERNET OF THINGS
Negeri Yogyakarta
E-mail: izzudin@uny.ac.id
3
Dosen, Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: bektiwulandari@uny.ac.id
Nur Hasanah1, Muhammad Izzuddin Mahali2, Bekti Wulandari3
ABSTRACT
This research aims to produce the trainer of Internet of Things for students majoring in Informatics
engineering education and assess the feasibility of the Internet of Things trainer for students
majoring in informatics engineering education. In the developed trainer, the Internet of Things trainer
application is used for remote control using the internet. This research is an R & D research because
the result of research is product oriented in the form of trainer and companion module. This study
uses a development model that consists of analysis, design, implementation and evaluation, where
the location of evaluation and revision are at every stage. Data collection using a questionnaire that
has a range of 1 to 4. Obtaining the next questionnaire value is converted to find out the feasibility
category. The result of the research shows that the value of media trainer of Internet of things
generally get the value 3,33 which interpreted in the category of Very Good and obtained some input
that has been improved. Feasibility values that can be interpreted very well on the Internet of Things
trainer show that this trainer can be used in classroom learning.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menghasilkan trainer Internet of Things untuk mahasiswa jurusan pendidikan
teknik Informatika dan menilai kelayakan trainer Internet of Things untuk mahasiswa jurusan
pendidikan teknik Informatika. Pada trainer yang dikembangkan, aplikasi trainer Internet of Things
digunakan untuk kendali jarak jauh menggunakan internet. Penelitian ini merupakan penelitian R&D
karena hasil penelitian berorientasi pada produk yang berupa trainer dan modul pendamping.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang terdiri dari analisis, desain, implementasi
dan evaluasi, dimana letak evaluasi dan revisi berada pada setiap tahapan. Pengambilan data
menggunakan angket yang memiliki rentang nilai 1 s.d. 4. Perolehan nilai angket selanjutnya
dikonversi untuk mengetahui kategori kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
kelayakan media trainer Internet of things secara umum memperoleh nilai 3,33 yang diintrepetasikan
dalam kategori Sangat Baik dan diperoleh beberapa masukan yang telah diperbaiki. Nilai kelayakan
yang dapat diintrepetasikan sangat baik pada trainer Internet of Things menunjukkan bahwa trainer
ini dapat digunakan dalam pembelajaran dikelas.
merupakan jawaban ide kreatif yang muncul perbedaan melalui mencari perbedaan kondisi
dari sudut pandang setelah beberapa kali ideal dan kondisi aktual. Front-end Analysis
melakukan prasurvei di Program Studi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
Pendidikan Teknik Informatika dan telaah menjembatani antara kesenjangan yang ada
pustaka. dengan kenyataan/harapan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Ada
Prosedur Pengembangan
sembilan analisis yang dapat dilakukan yaitu:
Penelitian ini masuk dalam prosedur (1) analisis peserta; (2) analisis teknologi; (3)
R&D karena hasil penelitian berorientasi pada analisis situasi; (4) analisis tugas; (5) analisis
produk. Apabila produk tersebut telah kejadian penting; (6) analisis tujuan; (7) analsis
mendapat validasi serta pengakuan dari ahli media; (8) analisis data yang masih ada; dan
melalui uji alfa, baru kemudian uji beta dan (9) analisis biaya.
dievaluasi pada implementasi sesungguhnya.
Fase desain merupakan perencanaan dari
Pengembangan media pembelajaran ini
isi proyek. Desain sangat memungkinkan
merujuk pada model yang ditawarkan oleh Lee
sebuah proyek dapat berjalan dengan baik.
& Owens (2004). Pelaksanaan R&D terdiri dari
Rancangan desain produk disajikan dalam pra
dua prosedur yang digunakan yaitu penelitian
pelaksanaan pembelajaran. Kinerja media
dan pengembangan. Prosedur penelitian
pembelajaran baru akan dapat diukur dari
menggunakan fase asesmen/analisis, fase
kemudahan implementasinya. Fase desain
desain, fase implementasi dan fase evaluasi.
dalam pengembangan media pemmbelajaran
Fase analisis pada penelitian ini dilakukan di
meliputi :
kelas pada Program Studi Pendidikan Teknik
Informatika FT UNY dalam bentuk prasurvei 1. Menyusun jadwal. Jadwal pengerjaan
terhadap perkembangan media pembelajaran proyek dipilih untuk mempermudah
sistem kendali. Prasurvei dilakukan untuk penyelesaian proyek dengan
memastikan, memperkuat dan mendukung mempertimbangkan unsur waktu,
asumsi terhadap masalah yang ada. ketersediaan, kapasitas, SDM dan sarana.
Jadwal pengerjaan proyek adalah aspek
Pada fase analisis ini terdiri dari need
penting dan perlu diperhatikan bahwa
assesment dan Front End Analysis. Need
jadwal yang telah dibuat untuk
assessment akan dilakukan sebagai proses
dikomunikasikan dengan tim terkait frame
untuk menentukan hasil, mengindentifikasi
waktu, tujuan hingga pembagian tugas.
kesenjangan antara kondisi saat ini dengan
kondisi yang diinginkan (Lee & Roadman, 2. Project Team. Kesadaran akan
1991). Untuk melakukan need assessment keterbatasan sesorang dalam bidang
dengan baik dilakukan pengembangan keilmuan menyebabkan individu tidak
instrumen need assessment and analysis . mungkin dapat melakukan segala sesuatu
Prosedur need assessment dilakukan melalui secara optimal. Hal ini diadopsi dalam
survei ke lapangan dengan tujuan mengungkap pengembangan proyek, termasuk dalam
hal-hal berikut: (1) Melihat kembali kondisi pendidikan dan pelatihan. Keterbatasan ini
media pemebelajaran saat ini, lalu sekaligus membuka peluang untuk
mengidentifikasi pengetahuan dan skill untuk berkolaborasi membentuk tim proyek,
pemecahan masalah di lapangan; (2) untuk berkontribusi optimal sesuai bidang
Menetapkan sistem yang ideal; (3) Membuat masing-masing. Tim proyek yang baik
daftar tujuan penting; dan (4). Mengidentifikasi
Nama penulis, Judul singkat artikel
hendaknya terdiri dari minimal bidang- memastikan kualitas trainer tersebut dilakukan
bidang yang akan dikerjakan. debug melalui verifikasi, yaitu uji white-box dan
uji black-box. Kegiatan tersebut untuk
3. Spesifikasi Media. Mengacu desain
memastikan media pembelajaran dapat bekerja
pengembangan hardware yang baik,
sesuai fase desain hingga subfase production
penelitian ini memenerapkan prinsip
(fase pengembangan) sekaligus untuk
kesederhanaan, tata letak, keutamaan
meminimalisir error. Fase implementasi adalah
fungsi, interaksi, feedback, topografi,
realisasi dari fase desain dan fase
grafik, warna dan pendukung.
pengembangan. Sehingga pada fase
4. Content Structure (Pemetaan Informasi). implementasi diharapkan media pembelajaran
Agar sebuah media pembelajaran dapat dapat sepenuhnya selesai. Pada fase ini pula
bekerja sesuai yang diinginkan perlu dilakukan proses uji alfa dan uji beta, jika hasil
adanya peta informasi. Oleh karena itu, kedua uji tersebut masuk pada kategori “baik”
materi yang dimasukkan oleh (skor 3,4 < X ≤ 4,2) maka implementasi dapat
pengembang media ke dalam media dilanjutkan ke fase evaluasi.
pembelajaran harus dapat menyatakan
Fase evaluasi dilakukan untuk
materi-materi sesuai rancangan mata
menjawab inti permasalahan, yaitu
kuliah Internet of Things.
pengembangan media pembelajaran. Sehingga
Fase implementasi merupakan bagian dalam permasalahan ini perlu diketahui tingkat
langsung yang berkaiatan dengan hal teknis. akurasi, fungsi, konten materi dan petunjuk
Artinya produk akan dikerjakan tergantung penggunan modul dalam pelaksanaan
bentuk pengembangan apa yang akan diacu. perkuliahan. Fase evaluasi dilakukan melalui
Langkah teknis yang paling sesuai dengan penyelenggaraan pembelajaran di kelas
pembuatan media pembelajaran mengacu Program Studi Pendidikan Teknik Informatika.
pada fase desain selanjutnya dibagi dalam tiga Evaluasi sendiri merupakan tindakan
alur produksi (a) preproduction; (b) production; mengumpulkan, memproses dan menganalisis
dan (c) postproduction and quality review. informasi secara sistematik untuk memperoleh
Dalam preproduction diperlukan untuk nilai nyata dari pemecahan masalah. Tanpa
menggambarkan kejadian tersendiri dari suatu evaluasi tidak sulit diketahui apakah masalah
diagram aliran proses, dimana satu proses telah terpecahkan dengan baik, dengan kata
merepresentasikan seluruh media lain apakah situasi yang diinginkan telah sesuai
pembelajaran yang dikembangkan. Menyusun rumusan masalah.
diagram alur pembuatan media dan
Sumber Data/ Subyek Penelitian
menunjukkan sistem secara keseluruhan. Pada
bagian production ini media pembelajaran akan Subyek penelitian ini adalah mahasiswa
dibuat berdasarkan rancangan preproduction. Prodi Pendidikan Teknik Informatika yag
Subfase ini adalah tahapan produksi sesuai mengikuti matakuliah Internet of Things.
dengan desain. Menginterpretasi diagram, Mahasiswa dilibatkan dalam observasi, uji alfa
fungsi, tata letak, materi dan termasuk (uji coba terbatas dan uji coba luas), dan
pembuatan buku pedoman pembelajaran. validasi akhir (beta). Sedangkan dosen
Termasuk proses assembling untuk masing- pengampu dan beberapa ahli media dan materi
masing fase menjadi satu kesatuan media dilibatkan dalam observasi dan validasi materi
pembelajaran yang siap digunakan. Setelah & media. Jenis data yang dihasilkan dalam
media selesai diproduksi, maka untuk penelitian ini ada dua jenis : (a) data kualitatif
Nama penulis, Judul singkat artikel
diperoleh dari hasil research and information menjadi nilai, pada skala 4, dengan acuan
collecting, uji alfa (uji coba terbatas dan uji tabel 1 sebagai berikut :
coba luas), dan uji beta; dan (b) data kuantitatif Tabel 1. Konversi Skor
diperoleh dari hasil evaluasi. Interval Skor Kategori
Metode Analisis Data M + 1,5 SD s.d. M + 3 SD Sangat Baik
M + 0,0 SD s.d. M + 1,5 SD Baik
Metode analisis data yang dipakai dalam M - 1,5 SD s.d. M + 0 SD Kurang Baik
rangka menjawab rumusan masalah pada, M - 3 SD s.d. M – 1,5 SD Sangat Kurang
Baik
kemudian dirinci dalam pertanyaan penelitian
adalah teknis analisis deskriptif kuantitatif dan dengan keterangan;
evaluatif. Tahap pertama, penelitian menguji M = mean ideal, dihitung dengan
kelayakan media pembelajaran IoT yang menggunakan rumus :
digunakan dalam mata kuliah Internet of Things M = ½ {skor maksimal ideal + skor
di Prodi Teknik Elektronika. Teknis analisis minimal ideal} …(2)
deskriptif dilakukan untuk menentukan SD = simpangan baku ideal, ditentukan
kelayakan media dalam fungsinya. Tahap dengan rumus :
kedua, fokus penelitian pada evaluasi media SD = 1/6 {skor maksimal ideal – skor
pembelajaran Internet of Things untuk proses minimal ideal} …(3)
menentukan metode pelatihan pada pengguna. Dari skala 4 tersebut di atas diketahui
Teknis analisis deskriptif kuantitatif dilakukan bahwa skor maksimal ideal adalah 4 dan skor
untuk mengetahui gambaran tingkat keefektifan minimal ideal adalah 1, sehingga diperoleh
media pembelajaran tersebut. Dalam kuisioner perhitungan Mi dan SBi sebagai berikut :
diberikan lima alternatif pilihan untuk M = ½ (4 + 1) = 2,5
memberikan tanggapan tentang media yang SD = 1/6 (4 – 1) = 0,5
dikembangkan, yaitu; sangat baik dengan skor
4, baik dengan skor 4, kurang baik dengan skor Berdasarkan ketentuan tersebut,
2, dan sangat kurang baik dengan skor 1. Skor diperoleh hasil perhitungan skala 4
yang diperoleh kemudian dikonversikan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
pengujian media juga diujikan pada dua ahli Selanjutnya uji lapangan dilakukan kepada 11
media. Validasi ahli media dilakukan oleh mahasiswa. Dari tahap uji alfa dan uji beta,
Ponco Wali Pranoto, M.Pd dan Satriyo Agung media selalu mengalami revisi dengan harapan
Dewanto, M.Pd., Setelah dilakukan pengujian dapat memenuhi kebutuhan media dan
kelayakan baik dari ahli materi dan media mengoptimalkan kebermanfaatan media.
tersebut, maka dilakukan revisi sesuai Kelayakan Media Pembelajaran
penilaian dan masukan para ahli. Setelah
dikonsultasikan kembali dan dinyatakan sesuai Deskripsi Data Uji Alfa
maka dapat dilakukan uji beta. Uji Beta Uji alfa media pembelajaran ini dilakukan
dilakukan dengan dua tahapan yaitu uji dengan pengaturan input dan melihat hasil
pengguna terbatas dan uji lapangan. Uji outputnya melalui percobaan. Uji alfa mengacu
pengguna terbatas dilakukan oleh 2 paada Alessi dan Pressman. Pengujian ini
mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik fokus pada kinerja sistemsecara komprehensif,
Informtika dimana mahasiswa tersebut sudah yang dilakukan berulang-ulang. Hasil uji tersaji
pernah mendapat mata kuliah tersebut. dalam tabel 3.
Tabel 3. Data Hasil Test Case Media Pembelajaran
Test Case Skenario Pengujian Hasil yang Diharapkan Hasil Pengujian Simpulan
Modul power mampu Modul power
Power Tombol power ditekan memberikn tegangan 3,3V memberikan tegangan Valid
dan 5 V 3,3 V dan 5V
Modul pushbutton
Modul Push Push button dijadikan Modul dapat menjadi data mampu menjadi input
Valid
button Input data program input program data program ESP
maupun NodeMCU
Lampu LED Lampu LED dapat
Lampu LED dapat
Module dinyalakan dinyalakan sesuai
menyala sesuai dengan Valid
lampu LED menggunakan dengan pengaturan
program
program prigram
Komuniksi dengan Modul ESP8266 dapat
Data firebase dapat
ESP8266 Firebase dan menulis data dan Valid
ditulis dan dibaca
thinkspeak membaca data firebase
Komunikasi dengan Modul NodeMCU dapat
Data firebase dapat
NodeMCU Firebase dan menulis data dan Valid
ditulis dan dibaca
thinkspeak membaca data firebase
Data variable
Potensio Pembacaan data Potensio dapat digunakan
didapatkan dati Valid
dan Arduino Potensio sebagai input data variabel
potensio
Module
Relay dapat dikendalikan Arduino mampu
Relay dan Aktivasi modul relay Valid
menggunakan Arduino mengendalikan Relay
Arduino
Arduino mampu
Sensor DHT Sensor DHT digunakana
Input sensor DHT membaca sensor DHT Valid
dan Arduino sebagai input sensor
sebagai data input
Uji coba Menampilkan data Muncul nilai pada LCD LCD dapat Valid
tampilan dari Firebase ke LCD yang sesuai
LCD
Dari tabel diatas diperoleh kesimpulan dikembangkan secara umum menunjukkan
bahwa media pembelajaran yang unjuk kerja yang baik sehingga dapat dilakukan
Nama penulis, Judul singkat artikel
tahapan validasi selanjutnya. Setelah melalui angket yang diberikan, responden uji
dinyatakan bahwa unjuk kerja valid maka beta setelah mencoba media dan jobsheet
dilanjutkan validasi ahli materi dan ahli media praktikum Internet of Things.
yang masing-masing dilakukan oleh dua orang Dari data yang diperoleh, dari 18 butir
dosen ahli. Aspek content dalam uji alfa ini pernyataan terdapat 10 pernyataan yang dapat
menilai aspek materi yang didalamnya ada 5 diintrepetasikan sangat baik dikarenakan
indikator. Uji alfa spek ini fokus pada bernilai diatas 3,25, dan 8 pernyataan yang
kesesuaian, kelengkapan, meningkatkan diintrepetasikan baik dikarenakan bernilai
pemahaman, memberikan kesempatan belajar, diatas 2,75 dan dibawah 3. Meskipun demikian
dan kesesuaian dengan daya pikir. Dari data secara umum dari sisi materi dengan skor
dapat diketahui bahwa dari 15 butir pernyataan rerata sebesar 3,33 maka dapat
terdapat 8 butir pernyataan yang diintrepetasikan Sangat Baik (range antara
diinterpretasikan sangat baik karena bernilai 3,25 s.d. 4). Dengan intrepetasi Baik tersebut
diatas 3,25. Sedangkan yang bernilai diatas maka perangkat dapat dilakukan pengujian
2,75 dan dibawah 3,25 terdapat 7 butir tahap selanjutnya. Setelah dilakukan uji coba
pernyataan yang masuk dalam kategori baik. terbatas dengan 2 pengguna selanjutnya
Meskipun demikian secara umum dari sisi dilakukan uji lapangan.
materi dengan skor rerata sebesar 3,4 maka
dapat diintrepetasikan Sangat Baik (diatas Dari data yang diperoleh dapat diketahui
3,25). Dengan intrepetasi Sangat Baik tersebut bahwa dari 18 butir pernyataan terdapat 9 butir
maka perangkat dapat dilakukan pengujian pernyataan yang diinterpretasikan sangat baik
tahap selanjutnya. karena bernilai diatas 3,25. Sedangkan yang
bernilai diatas 2,75 dan dibawah 3,25 terdapat
Hasil uji alfa berikutnya adalah valiadasi 9 butir pernyataan yang masuk dalam kategori
ahli media yang di dalamnya terdapat dua baik. Dari uji lapangan ini terlihat mahasiwa
aspek penilaian yaitu teknis dan estetika. Hal merasa terbantu saat belajar dengan
yang diuji pada aspek teknis adalah kualitas menggunakan media pembelajaran ini. Rerata
alat, fleksibel, keamanan dan kemanfaatan. hasil uji lapangan untuk indikator tersebut
Sedangkan indikator pada aspek setetika adalah 3,82. Sedangkan pernyataan “Adanya
adalah bentuk yang estetis, keserasian, buku panduan menjadikan media pembelajaran
keterbacaan, dan kerapian. Total pernyataan ini aman saat Anda gunakan dalam
pada valiadasi ahli media ini adalah 18 butir pembelajaran” dan “Ilustrasi (Grafik, gambar,
pernyataan, dimana 10 butir pernyataan untuk tabel) jelas” memperoleh rerata paling rendah
aspek teknis dan 8 butir pernyataan untuk yaitu 3,00. Hal ini dikarenakan dalam panduan
aspek estetika. Secara umum dari sisi media penggunaan praktikum masih belum lengkap
dengan skor rerata sebesar 3,75 maka dapat dalam penjelasan pengoperasian alat.
diintrepetasikan Sangat Baik (diatas 3,25). Meskipun demikian secara umum dari sisi
Dengan intrepetasi Sangat Baik tersebut maka materi dengan skor rerata sebesar 3,31 maka
perangkat dapat dilakukan pengujian tahap dapat diintrepetasikan Sangat Baik (diatas
selanjutnya. 3,25). Dengan intrepetasi Sangat Baik tersebut
Deskripsi Data Uji Beta maka perangkat dapat dilakukan untuk
pengujian keefektifan.
Dilakukan uji beta dengan 2 mahasiswa
baru kemudian dilakukan uji lapangan kepada Saat ini mata kuliah Internet of Things
11 mahasiswa. Data hasil uji beta diperoleh belum mempunyai modul/trainer untuk
Nama penulis, Judul singkat artikel
digunakan praktik karena mata kuliah tersebut sebanyak mungkin masalah sebelum akhirnya
adalah mata kuliah baru. Dalam prose sampai ke pengguna. Berdasarkan hasil
pembelajaran praktik saat ini masih penelitian perolehan persentase aspek kualitas
menggunakan ESP 8266 yang dirakit sendiri media sebesar 3,75 dan aspek kualitas materi
oleh mahasiswa. ESP8266 tersebut baru sebesar 3,4. Dengan demikian tingkat
terbatas dengan penggunaan wifi belum kelayakan trainer Internet of Things sebagai
menggunakan GPRS. Hal tersebut tentu media pembelajaran dikatagorikan sangat baik.
membuat proses pembelajaran menjadi kurang Uji beta dilakukan dengan uji terbatas dan uji
efektif, efisien, dan mengurangi pengalaman lapangan. Berdasarkan hasil penelitian
belajar peserta didik. Diperlukan waktu yang perolehan persentase uji terbatas adalah 3,19.
tidak sedikit dalam persiapan sebelum mereka Dan uji lapangan adalah 3,24 dengan demikian
melakukan praktikum. Salah satu langkah yang tingkat kelayakan trainer Internet of Things
diambil dengan pengembangan media sebagai media pembelajaran dikatagorikan
pembelajaran praktikum berupa trainer beserta sangat baik.
pedoman praktiknya.Untuk mempermudah SIMPULAN
dalam penggunaan trainer ini maka didampingi
dengan sebuah modul panduan yang Berdasarkan hasil penelitan dan
menjeleskan tentang penggunaan trainer dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
jobsheet yang dapat menjelaskan langkah- bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan
langkah dalam melakukan praktikum sebagai berikut: (1) Pengembangan Media
menggunakan trainer tersebut. pembelajaran untuk mata kuliah Internet Of
Things melalui tahapan-tehapan yang terdiri
Perangkat hardware praktek pada mata dari Analisis, Desain, Implementasi dan
kuliah Internet of Things yang diekmbangkan Evaluasi, dimana letak evaluasi dan revisi
adalah (1) Family ESP8266 digunakan sebagai terletak pada tiap tahapan. Pada tahapan
pemrosesan utama sistem (2) Menggunakan implementasi dilakukan pembuatan media
koneksi internet baik melalui Jaringan Wifi berdasarkan desain. Evaluasi dilakukan oleh
Access Point maupun menggunakan jaringan ahli materi, ahli media dan pengguna. Media
kartu GSM/CDMA (3) Menggunakan Backend yang dikembangkan mempunyai karakterikstik:
as a Service (BaaS) Firebase dan Thinkspeak (1) Family ESP8266 digunakan sebagai
sebagai basis managemen cluod database (4) pemrosesan utama sistem (2) Menggunakan
Memiliki beberapa input sensor dan device koneksi internet baik melalui Jaringan Wifi
(LCD, LED). Berdasarkan hasil pengujian test Access Point maupun menggunakan jaringan
casedi peroleh beberapa pengujian dengan kartu GSM/CDMA (3) Menggunakan Backend
hasil yang sesuai dengan diharapkan. Hal ini as a Service (BaaS) Firebase dan Thinkspeak
menandakan bahwa trainer tersebut dapat sebagai basis managemen cloud database (4)
digunakan. Memiliki beberapa input sensor dan device
Untuk mendapatkan data tingkat (LCD, LED); (2) Nilai kelayakan media
kelayakan media pembelajaran dilakukan pembelajaran ini secara umum memperoleh
dengan cara uji kelayakan dari dosen ahli nilai 3,45 yang diintrepetasikan dalam kategori
media, dosen ahli materi yang disebut dengan Sangat Baik dan diperoleh beberapa masukan
uji alfa. Selanjutnya dilakukan uji beta yaitu uji yang telah diperbaiki. Dengan rincian
dari sisi pengguna yaitu mahasiswa. Uji alfa perolehan nilai dari: (1) ahli materi sebesar 3,4
bertujuan mengidentifikasi dan menghilangkan (Sangat Baik); (2) ahli media sebesar 3,75
Nama penulis, Judul singkat artikel
(Sangat Baik); (3) uji 2 pengguna sebesar 3,33 Sukardjo. (2005). Desain pembelajaran:
(Sangat Baik); dan (4) uji lapangan kepada 11 Evaluasi pembelajaran. Handout perkuliahan:
pengguna sebesar 3,31 (Sangat Baik). Nilai Program Pascasarjana Universitas Negeri
kelayakan yang dapat diintrepetasikan sangat Yogyakarta.
baik pada media pembelajaran menunjukkan Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan
bahwa media ini dapat digunakan dalam pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
pembelajaran dikelas. Rosdakarya.
DAFTAR RUJUKAN Trianto. (2009). Mendesain model
Azhar Arsyad. (2010). Media Pembelajaran. pembelajaran inovativ-progresif. Jakarta:
Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kencana Prenada Media Group.
Anderson, R. H. (1994). Pemilihan dan Winataputra, U. S., et al. (2008). Teori belajar
Pengembangan Media untuk Pembelajaran. dan pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Universitas Terbuka.
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., et al.
(2005). Instructional media and technologies
for learning (8thed). New Jersey: Prentice Hall.
Putu Sudira. (2011). Kurikulum dan
Pembelajaran Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Menyongsong Skill Masa Depan. Makalah
Pengembangan Kurikulum. Bali : Politeknik
Negeri Bali.
Reigeluth, C.M. (1999). What Is Instructional-
Design Theory and How Is It Changing dalam
Reigeluth, C.M. (Eds), Instructional-Design
Theories and Models: A New Paradigm of
Instructional Theory (Volume II)(pp 1-28).New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Publishers.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum (Seri
Manajemen Sekolah Bermutu). Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran
Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21.Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Smaldino, E.S., Russel, J.D., Heinich, R., et al.
(2004). Instructional Media and Technologies
for Learning (8thEdition). New Jersey: Pearson
Merril Prentice Hall.