Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta 327

http://journal.student.uny.ac.id/ojs

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK


AUTOCAD BERBASIS PROJECT BASED LEARNING UNTUK
SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK

THE DEVELOPMENT OF TECHNICAL DRAWING LEARNING MODULE USED


AUTOCAD BASED ON PROJECT BASED LEARNING FOR VOCATIONAL HIGH
SCHOOL OF ELECTRICAL POWER INSTALLATION ENGINEERING STUDY
PROGRAM

Oleh: Chairul Syihab, Muhamad Ali, Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, abel.syihab@gmail.com, muhal.uny@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan modul pembelajaran gambar teknik
AutoCAD berbasis Project Based Learning untuk SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik, dan (2) menguji kelayakan modul pembelajaran gambar teknik AutoCAD berbasis Project
Based Learning untuk SMK Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian dan pengembangan mengacu pada model pengembangan 4D (Design,
Define, Develope, Disseminate) oleh Thiagarajan,dkk. Penelitian dan pengembangan dilakukan di
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY dan SMK N 1 Purworejo. Subjek penelitian adalah siswa
kelas XI program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK N 1 Purworejo. Instrumen yang
digunakan berupa angket yang disusun dalam Skala Likert dengan empat pilihan. Validitas instrumen
dilakukan dengan uji validitas konstruk menggunakan expert judgement. Produk yang dihasilkan dari
penelitian ini berupa Modul Pembelajaran Gambar Teknik AutoCAD Berbasis Project Based
Learning. Validasi materi memperoleh persentase 81,82 % termasuk kategori Sangat Baik, validasi
media memperoleh persentase 77,40 % termasuk kategori Sangat Baik, dan penilaian dari pengguna
(siswa) memperoleh persentase 85,48 % termasuk kategori Sangat Baik.

Kata kunci: 4D, Modul Pembelajaran, Gambar Teknik, AutoCAD

Abstract

This research aims: (1) to develop technical drawing learning module used AutoCAD based
on Project Based Learning for Vocational High School of Electrical Power Installation Engineering,
and (2) to test the feasibility of technical drawing learning module used AutoCAD based on Project
Based Learning for Vocational High School of Electrical Power Installation Engineering Study
Program. This research is research and development refers to the development model of 4D (Design,
Define, Develope, Disseminate) by Thiagarajan, et al. Research and development is carried out in the
Department of Electrical Engineering Yogyakarta State University and Vocational High School 1
Purworejo. The subject of the research was the eleventh grade students of Electrical Power
Installation Engineering Study Program at Vocational High School 1 Purworejo. The instrument used
was a questionnaire arranged in a Likert scale with four choices. Instrument validity is done by
construct validity test using expert judgment. The product resulted from this research is a Technical
Drawing Learning Module used AutoCAD Based on Project Based Learning. The assessment result
from the material get percentage score of 81,82% in the Very Good category, the assessment result
from the media get percentage score of 77.40% in the Very Good category, and the result of the
assessment of users (students) get percentage score of 85.48% included in the category of Very
Good.

Keywords: 4D, Learning Module, Technical Drawing, AutoCAD

Pengembangan Modul Pembelajaran … (Chairul Syihab)


328

PENDAHULUAN cukup serius, sehingga dalam


Pendidikan merupakan pelaksanaannya kurikulum yang
serangkaian sistem yang secara kodrati digunakan harus sesuai dengan tujuan
sudah melekat pada diri manusia sejak SMK. Lebih lanjut kurikulum saat ini
dilahirkan didunia. Dalam konsep lebih menekankan peserta didik untuk
pendidikan didalamnya terdapat suatu belajar melalui mengetahui, memahami,
proses belajar dan mengajar, proses yang menerapkan, menganalisa, dan
didalamnya mengandung perubahan pola mengevaluasi. Peserta didik dituntut untuk
pikir dari yang awalnya tidak tahu belajar secara mandiri, peran guru hanya
menjadi tahu, dan dari yang tidak bisa bersifat sebagai fasilitator. Kondisi seperti
menjadi bisa. Pendidikan tidak selalu ini peran media penunjang bahan ajar
terkonsentrasi pada pertumbuhan menjadi penting sebagai pegangan siswa
kecerdasan kognitif semata, namun untuk melaksanakan pembelajaran.
perkembangan emosional, spiritual, serta Kondisi sekolah terkadang juga
keterampilan juga termasuk konsentrasi menjadi faktor penghambat untuk
yang ada didalamnya. Dilihat dari sudut ketersediaannya media. Kurang
pendidikan dalam satuan sekolah, didukungnya sarana dan prasarana
pendidikan kejuruan merupakan salah satu sekolah yang memadai kadang menjadi
pendidikan yang memiliki konsentrasi kendala bagi hilangnya kreatifitas dalam
dalam mengembangkan keterampilan mengajar. Penggunaan media harus
peserta didik. memperhatikan penggunanya, kapan, dan
Dunia pendidikan sekolah dimana media tersebut dapat diterapkan.
menengah kejuruan (SMK) merupakan Dengan kata lain, media harus
jenis sekolah menengah yang salah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
satunya memiliki tujuan hasil peserta agar keberadaannya bisa digunakan secara
didiknya memiliki keterampilan yang tepat sasaran, efektif dan efisien.
lebih jika dibandingkan dengan sederajat Keberadaan media bahan ajar
sekolah tingkat menengah lainnya. Salah memiliki fungsi sebagai penunjang
satu perwujudan untuk mencapai tujuan pembelajaran, agar peserta didik dapat
tersebut, mata pelajaran berbasis belajar secara mandiri. Hal ini berfungsi
praktikum merupakan mata pelajaran yang untuk merangsang kreatifitas dan
wajib ada dalam sekolah menengah kecerdasan peserta didik dalam
kejuruan. Mengingat bahwa siswa lulusan mengembangkan ilmu pengetahuan. Haris
SMK disiapkan untuk memasuki dunia Mudjiman (2007: 7) mengemukakan
lapangan kerja. Hal ini sesuai dengan UU belajar mandiri merupakan kegiatan
no. 20 tahun 2003 yang dijelaskan dalam belajar aktif, yang didorong oleh niat
pasal 15 yang berbunyi: “Pendidikan untuk menguasai suatu kompetensi guna
kejuruan merupakan pendidikan mengatasi masalah dan dibangun dengan
menengah yang mempersiapkan peserta bekal pengetahuan atau kemampuan yang
didik terutama untuk bekerja dalam dimiliki tiap individu. Oleh sebab itu
bidang tertentu.” dalam mencapai tujuan pembelajaran
Beberapa masalah dalam dapat dilaksanakan sesuai dengan tempo
pembelajaran produktif di SMK yang kecepatan setiap individu. Salah satu
membutuhkan perhatian dan penanganan pembelajaran mandiri yang dapat
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 8, No. 4, Juli 2018: 327-334
329

digunakan di dalam kelas adalah pembelajaran menggambar dengan


pembelajaran menggunakan modul, manual, piranti yang digunakan
karena dengan menggunakan modul siswa seperangkat alat tulis/ gambar dan lembar
dapat menentukan kecepatan dan kertas sebagai medianya. Seiring dengan
intensitas belajarnya sendiri. perkembangan teknologi, serta tuntutan
Sumber bahan ajar menggunakan dari dunia industri dan kurikulum,
modul mampu menjawab kebutuhan pembelajaran gambar teknik saat ini sudah
kurikulum yang mengedepankan mulai diarahkan untuk menggunakan
pembelajaran student centered. Seperti media yang berbasis komputer. Dari
yang dijelaskan oleh Andi Prastowo semua aplikasi yang ada, software
(2011: 106) modul merupakan bahan ajar automatic computer aided design atau
yang disusun secara sistematis dengan yang sering dikenal dengan autoCAD
bahasa yang mudah dipahami oleh siswa merupakan aplikasi yang populer di
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan Indonesia, karena penggunaanya mudah
usia, agar dapat belajar secara mandiri serta mampu menunjang kebutuhan
dengan bantuan minimal bimbingan dari penggunanya.
pendidik. Dengan modul siswa dapat Pembelajaran gambar teknik
mengukur sendiri tingkat penguasaan menggunakan autoCAD pada program
materi pembelajaran pada masing-masing keahlian TITL masih tergolong baru,
individu. karena kebanyakan perangkat ini lebih
SMK merupakan lembaga formal populer digunakan pada teknik sipil dan
yang dituntut untuk mampu mengikuti perencanaan. Kenyataan yang ada
arus perkembangan zaman, maka dari itu pembelajaran dilakukan hanya asal
Kemendikbud mengembangkan mengambil dari sumber bahan ajar
kurikulum 2013 dengan tujuan dapat seadanya dari berbagai sumber yang
mencetak lulusan yang kompeten. belum tentu sesuai dengan tujuan
Menyandang sebagai sekolah yang kompetensi yang ada. Oleh karena itu
mencetak SDM yang kompeten dan siap perlu adanya perencanaan pembelajaran
diterjunkan di dunia industri tentunya gambar teknik yang baik yang dapat
peserta didik yang dimiliki harus mengembangkan kemampuan siswa
mempunyai nilai jual tinggi. Adanya nilai dalam menguasai mata pelajaran gambar
jual yang tinggi ini tentunya didukung teknik. Hal tersebut tentunya sesuai
dengan penyampaian pembelajaran yang dengan kebutuhan kurikulum dan
bersifat penalaran, penerapan yang jelas menunjang dari tujuan tercapainya
dan menyenangkan. Pembelajaran akan kompetensi gambar teknik program
berhasil jika memenuhi ketiga aspek, keahlian teknik instalasi tenaga listrik.
yaitu aspek kognitif, afektif dan Model pembelajaran yang
psikomotorik. diterapkan juga mempunyai andil yang
Mata pelajaran gambar teknik penting dalam berjalannya pembelajaran
merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Model pembelajaran yang
kejuruan yang ada di program keahlian mengarah dan sesuai dengan tujuan
SMK Teknik Instalasi Tenaga Listrik sekolah kejuruan merupakan model
(TITL). Mata pelajaran gambar teknik di pembelajaran yang tepat jika diterapkan.
SMK pada umumnya menggunakan Salah satu alternatif yang dapat diterapkan

Pengembangan Modul Pembelajaran … (Chairul Syihab)


330

menggunakan model pembelajaran Prosedur Pengembangan


berbasis proyek (project based learning). Pengembangan modul
Warsono dan Hariyanto (2013: 154) pembelajaran menggunakan model
menjelaskan bahwa model pembelajaran pengembangan 4D. Tahap pertama yaitu
berbasis proyek dapat meningkatkan define, terdiri dari 5 langkah pokok
kebiasaan belajar siswa dan mengarahkan kegiatan yaitu, analisis ujung depan
siswa untuk berfikir secara orisinil sampai (front-end analysis), analisis peserta didik
pada akhirnya siswa dapat memecahkan (learner analysis), analisis tugas (task
suatu masalah dalam kehidupan nyata. analysis), analisis konsep (concept
Dengan menerapkan model pembelajaran analysis), perumusan tujuan pembelajaran
berbasis proyek harapannya siswa dapat (specifying instructional objective). Tahap
mengenal lebih dini kebutuhan mata kedua yaitu design penyusunan draft
pelajaran yang ada guna mempersiapkan modul pembelajaran. Tahap ketiga yaitu
kebutuhan lapangan kerja. develop tahap pegembangan ini dilakukan
Dari pemaparan singkat di atas, melalui 2 langkah, yaitu expert apparaisal
perlu dikembangkan bahan ajar berupa dan developmental testing. Expert
modul yang dapat membantu siswa dalam appraisal merupakan teknik untuk
pencapaian kompetensi secara efektif, memvalidasi tingkat kelayakan rancangan
efisien, dan interaktif serta memotivasi produk. Dalam hal ini dilakukan validasi
siswa untuk terus belajar. Pembelajaran oleh ahli materi dan ahli media.
menggunakan modul dalam kegiatan Developmental testing merupakan
pembelajaran merupakan bahan ajar kegiatan uji coba rancangan produk pada
alternatif untuk mencapai tujuan sasaran subjek yang akan
kurikulum yang diterapkan. Oleh karena menggunakannya. Tahap keempat yaitu
itu, peneliti melakukan penelitian untuk disseminate yaitu penyebaran modul
mengembangkan media pembelajaran pembelajaran. Pada tahap penyebaran
berupa modul pembelajaran sebagai salah dilakukan secara terbatas yaitu di Program
satu bahan ajar alternatif pembelajaran Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
gambar teknik menggunakan autoCAD di SMK Negeri 1 Purworejo.
pada program keahlian TITL.
Waktu dan Tempat Penelitian
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di
Jenis Penelitian SMK Negeri 1 Purworejo yang beralamat
Penelitian ini merupakan jenis di Jl. Tentara Pelajar Kotak Pos 127
penelitian dan pengembangan dengan Purworejo, Kabupaten Purworejo,
tujuan untuk menghasilkan suatu produk Provinsi Jawa Tengah. Waktu
berupa modul pembelajaran. Model pelaksanaan penelitian dilakukan pada
pengembangan media pembelajaran bulan April 2016 – Agustus 2018.
menggunakan model pengembangan 4D
(Define, Design, Develop, Disseminate) Subjek Penelitian
oleh Thiagarajan, dkk (1974). Subjek penelitian adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Melalui subjek penelitian ini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 8, No. 4, Juli 2018: 327-334
331

digunakan untuk memperoleh sejumlah tahap validasi oleh ahli materi, media dan
informasi yang diperlukan sesuai tujuan langkah uji coba pada pengguna modul.
penelitian. Subjek penelitian ini meliputi 2 Angket digunakan untuk mengetahui
dosen ahli materi, 2 dosen ahli media, dan tingkat kualitas modul dan penilaian
30 siswa kelas XI program keahlian TITL tanggapan siswa terhadap modul
SMK N 1 Purworejo. pembelajaran.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data Validitas Instrumen


Pengumpulan data merupakan Dalam penelitian ini menggunakan
pekerjaan yang sangat penting dalam validitas konstruk (construck validitity).
pelaksanaan sebuah penelitian. Validitas konstruk mengacu pada sejauh
Pengumpulan data dalam penelitian mana suatu instrumen tersebut mengukur
memiliki tujuan untuk memperoleh konsep dari suatu teori, yaitu yang
bahan-bahan, keterangan, kenyataan- menjadi dasar dalam penyusunan
kenyataan, dan informasi yang dapat instrumen (Eko Putro Widoyoko, 2014:
dipercaya (Eko Putro Widoyoko, 2014: 145). Dengan pengertian lain definisi atau
33). Kesimpulan yang benar hanya dapat konsep yang diukur berasal dari teori-teori
diperoleh melalui pengumpulan data yang yang digunakan.
benar. Oleh sebab itu, kesalahan dalam Untuk pengujiannya, validitas
pengumpulan data maka akan konstruk dapat digunakan dari pendapat
menghasilkan kesimpulan penelitian yang para ahli (expert judgement). Setelah
salah. Untuk memperoleh data seperti instrumen dibuat dengan aspek-aspek
yang diinginkan dalam penelitian tersebut, yang akan diukur berdasarkan teori-teori
maka perlu adanya metode yang tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan
digunakan dalam pelaksanaan penelitian. dengan para ahli guna mendapatkan
Metode pengumpulan data yang masukan/saran. Jumlah tenaga ahli yang
digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan meliputi dua orang ahli yang
dengan observasi untuk menentukan sesuai dengan aspek validitas yang diteliti.
masalah dasar dan angket digunakan
Teknik Analisis Data
untuk mengetahui tingkat kualitas dan
Teknik analisis data yang
tanggapan dari modul pembelajaran.
digunakan dalam penilitian ini
Angket terdiri dari aspek materi, aspek
menggunakan dua kelompok data, yaitu
media, dan aspek tanggapan pengguna.
analisis data kuantitatif dan analisis data
Prosedur atau tahapan dalam
kualitatif. Analisis data kuantitatif yang
pengumpulan data ini, angket diberikan
diperoleh melalui angka-angka yang
kepada ahli materi, ahli media dan siswa.
dihasilkan dari pengisian angket dianalisis
Namun sebelum angket diberikan kepada
dengan statistik deskriptif, kemudian
ahli materi, ahli media dan siswa untuk
dikonversikan ke data kualitatif untuk
menilai modul pembelajaran yang
mengetahui tingkat kualitas modul. Skala
dikembangkankan, angket terlebih dahulu
yang digunakan dalam instrumen
divalidasi oleh expert judgement agar
menggunakan skala likert dengan empat
dapat mengukur semua aspek yang perlu
variasi pilihan.
dinilai dalam modul pembelajaran.
Pemberian angket dilakukan pada saat

Pengembangan Modul Pembelajaran … (Chairul Syihab)


332

Data yang diperoleh dari pengisian Tahap Perancangan (Design)


angket berupa data kuantitatif. Kemudian Dalam tahap perancangan modul
dari skor yang diperoleh kemudian pembelajaran gambar teknik untuk
dihitung dan diprosentasekan. Setelah program keahlian TITL ini,
pengembangan bahan ajar disesuaikan
hasil diperolah kemudian persentase
dengan kerangka isi hasil analisis
tersebut dikonversikan ke dalam tabel. kurikulum dan materi yang dibutuhkan.
Dalam pengembangannya, isi dari materi
Tabel 1. Konversi Penilaian Berdasarkan modul pengembangan gambar teknik ini
persentase terdiri dari teori ringkas, lembar kerja dan
No Persentase Kategori evaluasi sesuai dengan silabus gambar
76% – Sangat teknik SMK. Peneliti juga melakukan
1 diskusi dalam mendesain produk
100% Baik/Sangat Layak
2 51% - 75% Baik/Layak pengembangannya. Dalam hal ini diskusi
dilakukan dengan dosen pembimbing dan
Cukup
3 26% - 50% guru mata pelajaran gambar teknik.
Baik/Cukup Layak
Kurang
4 0% - 25% Tahap Pengembangan (Develop)
/Kurang Layak
Tahap pengembangan adalah tahap
untuk menghasilkan produk
HASIL PENELITIAN DAN pengembangan yang dilakukan melalui
dua langkah, yaitu: expert appraisal dan
PENGEMBANGAN
developmental testing. Expert appraisal
Pengembangan Modul Pembelajaran merupakan teknik untuk memvalidasi
Tahap Pendefinisian (Define) tingkat kelayakan rancangan produk.
Tahap awal pengembangan yaitu Dalam hal ini dilakukan validasi oleh 2
peneliti melakukan analisis ujung depan ahli materi dan 2 ahli media.
bertujuan untuk memunculkan dan Developmental testing merupakan
menetapkan masalah dasar yang ada kegiatan uji coba rancangan produk pada
dalam pembelajaran, sehingga perlu sasaran subjek yang akan
adanya pengembangan bahan ajar. menggunakannya dalam hal ini adalah
Dengan analisis ini maka akan didapatkan siswa kelas XI Program Keahlian Teknik
gambaran fakta, harapan, dan alternatif Instalasi Tenaga Listrik.
sebagai penyelesaian masalah dasar yang
memudahkan dalam pemilihan bahan ajar Tahap Penyebaran (Disseminate)
yang dikembangkan. Masalah dasar yang Tahap diseminasi merupakan
dihadapi dalam mata pelajaran gambar suatu tahap akhir dari pengembangan ini.
teknik program keahlian TITL adalah
Tahap diseminasi dilakukan untuk
belum tersedianya bahan ajar yang
mengacu sesuai dengan kurikulum yang memperkenalkan produk yang
diterapkan, sehingga belum sesuai dengan dikembangkan agar bisa diterima oleh
tujuan kompetensi yang ingin dicapai. pengguna, baik individu, suatu kelompok,
Guru mengalami kesulitan dalam atau sistem. Pada penelitian ini diseminasi
membimbing siswa dalam pembelajaran dilakukan secara terbatas yaitu dalam
gambar teknik karena bahan ajar yang ada
lingkup program keahlian teknik instalasi
belum terstruktur dengan baik. Siswa
membutuhkan bahan ajar yang dapat tenaga listrik di SMK Negeri 1 Purworejo.
membantu siswa belajar secara mandiri
dan sesuai dengan tujuan kompetensi.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 8, No. 4, Juli 2018: 327-334
333

Kelayakan Modul Pembelajaran I memperoleh persentase 72,97% dengan


Gambar Teknik AutoCAD 2D kategori “baik”. Penilaian dari ahli media
Kelayakan oleh Ahli Materi. II memperoleh persentase 81,76% dengan
Penilaian kelayakan materi kategori “sangat baik”. Penilaian pada
dilakukan oleh 2 dosen ahli materi. Ahli aspek media memperoleh persentase
Materi tersebut berasal dari Dosen Jurusan 77,40% dengan kategori “sangat baik”.
Pendidikan Teknik elektro Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Penilaian Pengguna
Hasil penilaian dari ahli materi dapat
Penilaian dari pengguna yaitu
dlihat pada Tabel 2. dilakukan oleh siswa kelas XI Program
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Tabel 2. Hasil Penilaian oleh Ahli Materi. SMK N 1 Purworejo dengan jumlah 30
No Ahli % Kategori
siswa. Hasil penilaian dari pengguna
1 Materi I 75,00% Baik dapat dilihat pada Tabel 4.
2 Materi II 88,70% Sangat Baik
Jumlah 81,82% Sangat Baik Tabel 4. Hasil Penilaian Pengguna
No Pengguna % Kategori
Berdasarkan Tabel 2 dapat
1 Siswa 85,48% Sangat Baik
diketahui bahwa penilaian dari ahli materi
I memperoleh persentase 75,00% dengan Berdasarkan Tabel 4 dapat
kategori “baik”. Penilaian dari ahli materi diketahui bahwa penilaian pengguna
II memperoleh persentase 88,70% dengan (siswa) memperoleh persentase 85,48%
kategori “sangat baik”. Penilaian pada dengan kategori “sangat baik”.
aspek materi memperoleh persentase
KESIMPULAN
81,82% dengan kategori “sangat baik”.
1. Kelayakan ditinjau dari para ahli
Modul Pembelajaran Gambar Teknik
Kelayakan oleh Ahli Media AutoCAD Berbasis Project Based
Penilaian kelayakan media Learning untuk SMK Program
dilakukan oleh 2 dosen ahli media. Ahli Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
media tersebut berasal dari Dosen Jurusan Listrik “Layak” untuk digunakan
Pendidikan Teknik elektro Fakultas berdasarkan data hasil analisis dari
Ahli Materi sebesar 81,82 %
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
termasuk dalam kategori “Sangat
Hasil penilaian dari ahli media dapat Baik”, dan hasil dari Ahli Media
dlihat pada Tabel 3. 77,40 % termasuk dalam kategori
“Sangat Baik”.
Tabel 3. Hasil Penilaian oleh Ahli Media 2. Ditinjau dari respon atau tanggapan
No Ahli % Kategori pengguna (siswa) Modul
Pembelajaran Gambar Teknik
1 Media I 72,97% Baik AutoCAD berbasis Project Based
2 Media II 81,76% Sangat Baik Learning untuk SMK Program
Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Jumlah 77,40% Sangat Baik
Listrik menunjukkan hasil 85,48%
Berdasarkan Tabel 3 dapat termasuk dalam kategori “Sangat
diketahui bahwa penilaian dari ahli media Baik”.

Pengembangan Modul Pembelajaran … (Chairul Syihab)


334

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.(2003). Undang-Undang
Republik Indonesia No 20 Tahun
2003. Diakses dari
http://direktori.madrasah.kemenag.
go.id/media/files/UU20TH2003.pd
f, pada tanggal 8 September 2015,
pukul 16.01 Wib.
Mudjiman, H.(2007). Belajar Mandiri
(Self-Motivated Learning).
Surakarta: LPP UNS dan UNS
Press.
Prastowo, A.(2011). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press.
Warsono & Hariyanto.(2013).
Pembelajaran Aktif Teori dan
Asesmen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Widoyoko, E.P.(2014). Teknik
Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA Vol. 8, No. 4, Juli 2018: 327-334

Anda mungkin juga menyukai