Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN HANDBOOK MENGGAMBAR TEKNIK BERBASIS

KOMPETENSI (COMPETENCY BASED LEARNING)

Albertus Laurensius Setyabudhi1), Sanusi2)


1
Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam
email: abyan@stt-ibnusina.ac.id
2
Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam
email: sanusi@stt-ibnusina.ac.id

Abstract
This research aims to: (1) develop a drawing learning module; (2) know the results and the level of
feasibility obtained from testing the module validation as a source of learning drawing techniques by
media experts, material experts, and subject teachers. The method used in the study refers to the 4D
research and development model consisting of four main stages, namely define, design, develop, and
disseminate. The subjects of this study were material experts, media experts and lecturers drawing
techniques. The study was conducted in February to Nopember 2019. Data collection methods used
were observation and questionnaires. The data analysis technique in this study was descriptive using
a Likert scale in 5 feasibility categories. The results of this study are in the form of a Course Module
drawing techniques. The define phase consists of five activities. The design phase is divided into four
activities. The develop phase, there are 3 activities, module needs analysis, product validation and
module revisions. Disseminate phase there are two activities namely packaging and diffusion and
adoption. The module eligibility results from material experts get a percentage of 85%, from media
experts get 96.87% and from course lecturers get 85%, so module in the category "very feasible".

Keywords: Module, drawing, experts


guna meningkatkan kesejahteraan dan
1. PENDAHULUAN [Times New Roman
kenyamanan manusiadalam melakukan
11 bold]
aktivitas. Namun, di balik itu pendidikan
Dunia pendidikan juga merupakan bagian merupakan suatu kegiatan rekayasa manusia.
yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Oleh sebab itu, manusia juga yang
Dengan adanya pendidikan, seseorang menentukan keberhasilan pendidikan itu
mempunyai modal dasar dalam persaingan di sendiri demi keberhasilan manusia itu juga.
era globalisasi sekarang ini. Pendidikan Di era globalisasi sekarang ini, tuntutan
sebagai sumber daya insani sepatutnyalah belajar diperguruan tinggi selain menuntut
mendapat perhatian secara terus menerus kemampuan akademik (hardskill), mahasiswa
dalam upaya peningkatan mutunya. juga dituntut untuk dapat meningkatkan
Peningkatan mutu pendidikan berarti pula kemampuan personalnya (softskills) disegala
peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang, sehingga siap memasuki dunia kerja
(SDM), oleh karena manusia merupakan dan menjadi sumber daya yang berkualitas.
produk pertama dan utama pendidikan itu Pendidikan bidang keteknikan hendaknya,
sendiri. Peningkatan mutu SDM merupakan selain memberikan teori-teori yang cukup,
cerminan keberhasilan suatu bangsa dalam juga perlu memberikan contoh-contoh
memajukan peradaban manusia. Kualitas pemecahan masalah yang proyek-proyek nyata
pendidikan sangat menentukan survival suatu dengan memanfaatkan strategi belajar yang
bangsa. Oleh karena itu dunia pendidikan mendukung pendidikan bidang keteknikan.
dituntut agar mampu menciptakan sumber (Purnawan, 2007).
daya manusia yang berkualitas dan Salah satu strategi pembelajaran yang
berprestasi. Manusia tersebut diharapkan dapat membantu mahasiswa agar memiliki
mampu memecahkan permasalahan yang kreativitas berfikir, pemecahan maslaah, dan
dihadapi serta menciptakan teknologi baru interaksi serta membantu dalam penyelidikan
yang mengarah pada penyelesaian masalah- Program studi teknik industri Sekolah
masalah nyata adalah competency based Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam, merupakan
learning (CBL) atau pembelajaran berbasis program studi yang sudah lama berdiri,
kompetensi. Tujuan pembelajaran berbasis dimana pada pelaksanaannya, matakuliah
kompetensi sangat penting karena merupakan Menggambar Teknik masih belum memiliki
wujud pelaksanaan daripada Kurikulum bahan ajar yang standard dan mempunyai ciri-
Berbasis Kompetensi (KBK). Sehingga tujuan ciri khas sesuai dengan kurikulum KKNI yang
yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis telah dirumuskan oleh programs tudi.Oleh
kompetensi sejalan dengan tujuan yang karena itu,peneliti menginginkan agar mata
diharapkan dalam KBK. Perubahan kurikulum kuliah Menggambar Teknik memiliki bahan
sangat penting dalam upaya memajukan ajar berupa modul perkuliahan yang sesuai
pendidikan. Pentingnya perubahan tersebut dengan visi dan misi program studi yang
sesuai dengan pernyataan Abdul Malik Fadjar terintegrasi dalam kurikulum berbasis KKNI
bahwa dalam pendidikan, terdapat empat hal (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)
yang harus tampak (1) pertumbuhan, (2) dengan berbasis Competency Based Learning
perubahan, (3) pembaharuan, dan (4) (CBL).
kontinuitas (Kompas 15/9, 2001). Namun, Atas dasar beberapa fenomena diatas
perubahan tersebut hendaknya diikuti oleh peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan
pola pikir para praktisi dan teoretisi ajar berupa modul ajar untuk mata kuliah
pendidikan terhadap konsep belajar. Costa Menggambar Teknik berbasis kompetensi
(1999) menyatakan bahwa changing (Competency based learning), maka dapat
curriculum means changing your mind. dirumuskan masalah sebagai berikut:
Pembelajaran berbasis kompetensi men 1. Bagaimana proses pengembangan
ekankan pembelajaran ke arah penciptaan modul ajar pada mata kuliah
dan peningkatan serangkaian kemampuan dan menggambar teknik berbasis
potensi siswa agar bisa kompetensi (competency based
mengantisipasi tantangan aneka kehidupan. learning) untuk meningkatkan kualitas
Hal ini berarti apabila selama ini hasil belajar?
pembelajaran lebih berorientasi pada aspek 2. Bagaimana perancangan modul ajar
pengetahuan dan target materi yang yangdikembangkan pada matakuliah
cenderung verbalistis dan kurang memiliki menggambar teknik berbasis
daya terap, maka di dalam kompetensi (competency based
pembelajaran berbasis kompetensi pembelaj learning)sebagai sumber belajar yang
aran lebih ditekankan pada aspek mampu menciptakan softskill peserta
pengetahuan dan target keterampilan. Mela didik?
lui pembelajaran berbasis kompetensi
ini, diharapkan mutu lulusan lebih bermak 2. KAJIAN LITERATUR DAN
na dan memiliki kompetensi-kompetensi PEGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA
tertentu sesuai yang kebutuhan lingkungan. ADA)
Dalam kegiatan belajar Modul pembelajaran merupakan satuan
mengajar,diperlukan keterlibatan pendidik, program belajar mengajar yang terkecil, yang
peserta didik, dan sumber belajar. Dan sumber dipelajari oleh siswa sendiri secara
belajar yang paling sering digunakan adalah perseorangan atau diajarkan oleh siswa kepada
bahan ajar. Pemilihan bahan ajar berupa modul dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel,
ajar dikarenakan modul telah menjadi 2009:472). Definisi lain modul pembelajaran
kebutuhan yang sangat mendesak baik itu bagi adalah bahan ajar yang disusun secara
dosen sebagai pendidik dan mahasiswa sistematis dan menarik yang mencakup isi
sebagai penuntut ilmu. Penerapan modul dapat materi, metode dan evaluasi yang dapat
mengkondisikan kegiatan pembelajaran digunakan secara mandiri untuk mencapai
menjadi lebih terencana dengan baik, mandiri, kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
dan dengan hasil (output) yang jelas sehingga Nurma dan Endang (2010)
selain pembelajaran bisa dilakukan secara mengungkapkan beberapa karakteristik modul
tatap muka, mahasiswa juga bisa belajar secara ajar yaitu:
mandiri dimana saja berada.
1. Berisikan pengetahuan yang disusun yang memiliki motivasi berprestasi secara
terstruktur sehingga mendorong konsisten mengembangkan tujuan belajar yang
partisipasi pembelajar secara aktif; menantang dan bertanggungjawab untuk
2. Mengukur dan menilai berdasarkan mencapai tujuan serta mengharapkan umpan
penguasaan materi oleh pembelajar; balik untuk upaya perbaikan. (2) Sifat/watak,
3. Memuat semua unsur bahan dan tugas yaitu karakteristik fisik dan respon yang
pelajaran; konsisten terhadap situasi atau informasi
4. Memberikan peluang bagi pembelajar tertentu. Sikap percaya diri, sanggup
untuk berkembang sesuai dengan melakukan kontrol diri, dan memiliki
karakteristik masing-masing; ketahanan terhadap stress merupakan contoh-
5. Mengarahkan pada suatu tujuan belajar contoh tipe kompetensi ini. (3) Kosep diri,
tuntas. yaitu nilai-nilai sikap atau citra diri yang
Kompetensi sering disebut sebagai dimiliki oleh individu. Siwa yang memiliki
standar kompetensi, adalah kemampuan yang kemampuan untuk percaya diri relatif lebih
secara umum harus dikuasai oleh para lulusan. berhasil dalam belajar. (4) Pengetahuan, yaitu
Dalam pembelajaran, definisi tersebut secara informasi yang dimiliki oleh individu.
tidak langsung menyatakan bahwa penilaian Pengetahuan termasuk kompetensi yang
hasil belajar haruslah memenuhi kompetensi kompleks. (5) Keterampilan, yaitu
dan standar tertentu. Kompetensi dan standar kemampuan untuk melaksanakan tugas secara
adalah dua konsep yang saling berkaitan satu fisik atau mental.
sama lain. Keterkaitan antara kompetensi dan Suatu kompetensi adalah suatu
standar dapat dianalisis melalui definisi yang pernyataan tentang apa yang sepantasnya
dikemukakan oleh Burke (1995), yaitu dipelajari dan dilakukan siswa secara terus
Acompetency is being to perform whole work menerus. Dari konsep ini tampak adanya
roles to the standards expected in employment pergeseran makna tentang pembelajaran dari
in real working environment, while standards semula penekanan pada isi kurikulum menuju
are the means by which the model of pada bagaimana harus belajar dan bagaimana
competence is specified in the current melakukannya. Dua indikator kompetensi
occupational context. Berdasarkan definisi tersebut memberikan panduan kepada
tersebut, terdapat tiga kriteria kompetensi, (1) seseorang untuk menjadi masyarakat belajar
dapat melaksanakan keseluruhan tugas-tugas dan siap belajar sepanjang hayat. Proses
dari suatu pekerjaan, (2) sesuai dengan standar belajar sepanjang hayat memerlukan
yang diharapkan dalam pekerjaan, (3) dalam dukungan pendidikan sepanjang hayat, yang
lingkungan pekerjaan yang sebenarnya. dalam skala mikro paling tidak berwujud
Sedangkan standar adalah suatu alat dengan kurikulum yang mendukung terwujudnya
mana suatu model kompetensi ditentukan belajar sepanjang hayat. Implementasi
dalam konteks pekerjaan yang sedang kurikulum yang dimaksud hendaknya
berjalan. memperhatikan dua dimensi, vertikal dan
Spencer dan Spencer (1993) horizontal.
mengklasifikasi kompetensi menjadi tiga Dimensi vertikal kurikulum sekolah
bagian, (1) karakteristik dasar, (2) hubungan menyediakan kondisi yang link and match
sebab akibat, dan (3) acuan kriteria. antar jenjang persekolahan dan kebutuhan
Karakteristik dasar adalah kompetensi sebagai untuk hidup di masa yang akan datang. Untuk
bagian dari kepribadian individu dan dapat tujuan inilah pendidikan hendaknya
memprediksi prilaku dalam berbagai situasi berorientasi pada kecakapan hidup yang
dan tugas. Pernyataan ini sesuai dengan memfasilitasi seseorang untuk menjadi
definisi yang dikemukakan oleh Marshall manusia unggul. Reigeluth (1999) menyebut
(dalam Santyasa, 2003(a)), A competency is an dimensi-dimensi kecakapan hidup terdiri dari:
underlying characteristic of a person which integritas, inisiatif, fleksibilitas, ketekunan,
enables them to deliver superior performance berorganisasi, humor, upaya, berpikir sehat,
in a given job, role, or situation. Karakteristik pemecahan masalah, tanggung jawab,
dasar kompetensi dapat digolongkan atas lima kesabaran, persahabatan, sikap ingin tahu,
tipe. (1) motif, yaitu dorongan individu secara kerja sama, kepedulian dan ketelitian,
konsisten dalam melakukan tindakan. Siswa keberanian dan keteguhan hati, kebanggaan.
Sedangkan dimensi horizontal kurikulum langkah project based learning yang sudah
sekolah mengaitkan antara pengalaman belajar ditentukan
di sekolah dengan di luar sekolah. Rancangan 3. Tahap Pengembangan (Develop Phase)
dan implementasi kurikulum yang Tahap pengembangan bertujuan untuk
memperhatikan dua dimensi tersebut akan menghasilkan modul yang valid, efektif, dan
mengakrabkan peserta didik dengan berbagai praktis.
sumber belajar yang ada di sekitarnya. 4. Tahap Penyebaran (Dissaminate
Mata kuliah menggambar teknik Phase)
dipelajari oleh mahasiswa dengan tujuan untuk Tahap ini dilakukan dengan menyebarkan
memahami dan memiliki kemampuan dalam modul ke mahasiswa atau pengguna untuk
menggambar ataupun membaca gambar teknik dipergunakan dalam mempelajari
yang disajikan dilapangan. Gambar teknik menggambar teknik.
merupakan hal yang sangat penting dalam
mengkomunikasikan perancangan dengan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
pelaksanaan. Apabila terjadi kesalahan dalam Hasil Uji Validitas dari modul hasil
membaca ataupun membuat gambar teknik pengembangan menunjukkan bahwa modul
maka berarti akan terjadi kesalahan besar yang dihasilkan adalah valid baik dari segi
dalam sebuah proyek ataupun proses produksi. materi maupun media. Data validitas
Oleh karena itu untuk mendukung tercapainya ditunjukkan dalam tabel berikut:
tujuan pembelajaran pada mata kuliah Tabel 1. Hasil Validasi Materi Modul
menggambar teknik, maka perlu Aspek Rata-
dikembangkan modul ajar yang dapat No Kategori
Penilaian Rata
membuat mahasiswa atau pembelajar dapat 1 Aspek 4,2 Valid
memahami dan menerapkan langsung di dunia Kelayakan Isi
kerja. 2 Aspek 4,4 Valid
Kelayakan
3. METODE PENELITIAN Penyajian
A. Model yang digunakan 3 Aspek Bahasa 4,4 Valid
Pengembangan produk pada penelitian ini Rata – Rata 4,3 Valid
dilakukan dengan menggunakan model
pengembangan 4D. Pengembangan produk Tabel 2. Hasil validasi media terhadap modul
yang dilakukan dengan model Rata -
pengembangan4D idealnya mencakup empat No Aspek Penilaian Kategori
Rata
tahapan, yaitu pendefinisian (define), 1 Aspek 4,2 Valid
perancangan (design), pengembangan Kelayakan
(develop) dan penyebaran (disseminate) Kegrafisan
(Thiagarajan, 1974). 2 Aspek Penyajian 4,2 Valid
B. Rancangan Penelitian Modul
Rancangan penelitian akan dijabarkan Rata – Rata 4,2 Valid
dalam langkah-langkah pengembangan modul
ajar berikut ini: Tabel di atas menunjukkan bahwa modul
1. Tahap Pendefinisian (Define Phase) hasil pengembangan sesuai dengan
Tahapan ini bertujuan untuk
Competency based learning, memiliki
menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat penyajian yang menarik dan mampu
pembelajaran yang membutuhkan modul serta meningkatkan minat belajar mahasiswa serta
menganalisis materi yang dimasukkan ke memiliki bahasa yang efektif. Modul juga
dalam modul. bersifat praktis dan dapat meningkatkan
2. Tahap Perancangan (Design Phase) motivasi mahasiswa serta membuat proses
Tujuan tahap perancangan adalah pembelajaran menjadi lebih efektif. Hal ini
untuk merancang modul sesuai dengan ditunjukkan dari hasil praktikalitas modul
indikator dan learning outcomes yang telah sebagai berikut:
ditentukan. Pada tahapan ini, peneliti akan Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Modul
merancang modul dengan mengikuti langkah-
No Aspek yang dinilai % Kategori
1 Tampilan 85 % Sangat Praktis membentuk jejaring. Dalam pembelajaran
2 Materi 85 % Sangat Praktis menggunakan modul, kelima aspek
3 Manfaat 85 % Sangat Praktis pendekatan ilmiah dalam Competency based
Rata – Rata 85 % Sangat Praktis learning dapat ditingkatkan. Hal ini dapat
ditunjukkan dalam tabel berikut:
Dari uji praktikalitas didapatkan angka
85% pada aspek tampilan, materi dan manfaat. Tabel 5. Hasil pengamatan aktivitas
Dari nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa Rata
Aspek pengamatan
mahasiswa mampu mempelajari materi dalam No – Kategori
aktivitas siswa
modul dengan sangat baik. Dari segi tampilan, Rata
media yang digunakan dalam modul mampu 1 Kemampuan 95 % Sangat baik
meningkatkan daya tarik siswa untuk belajar Mengamati
dengan sangat baik. Dalam segi manfaat, 2 Bertanya pada Dosen 75 % Cukup baik
modul mampu meningkatkan motivasi belajar 3 Kemampuan Menalar 72 % Cukup baik
mahasiswa. 4 Kemampuan Mencoba 89 % Sangat baik
Penggunaan modul hasil pengembangan mengerjakan Soal
yang didasarkan pada berbasis Competency 5 Kemampuan berdiskusi 93 % Sangat
based learning dalam proses pembelajaran dengan teman Baik
lebih efektif dibandingkan dengan proses Rata – Rata 84,8 Sangat
pembelajaran konvensional. Dalam tabel dan % Baik
gambar berikut ini, ditunjukkan bahwa
penggunaan modul dalam pembelajaran dapat Dari data tersebut didapatkan skor rata –
meningkatkan hasil belajar mahasiswa dan rata 84,8 % dengan kategori baik yang berarti
prosentase ketuntasan belajar mahasiswa pada bahwa mahasiswa mampu mengikuti proses
mata kuliah menggambar teknik. pembelajaran dengan menggunakan modul
Tabel 4. Presentase hasil pembelajaran secara baik dan pendekatan ilmiah dapat
mahasiswa diimplementasikan dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
Prosentase maka dapat diambil kesimpulan bahwa bahan
No Perlakuan
Ketuntasan ajar sangatlah penting dalam proses belajar
mengajar karena dengan bahan ajar proses
Menggunakan belajar mengajar akan lebih terencana dan
1 86%
modul tercapailah tujuan pembelajaran. Bahan ajar
2 Tanpa Modul 54% harus mengacu kepada dua konsep, yaitu: (1)
materi pelajaran yang menjadi isi kurikulum
(content curriculum) berupa konsep yang
Prosentase Ketuntasan
digunakan untuk mencapai tujuan
100% pembelajaran, dan (2) bahan pelajaran (subject
matter) yang terdiri dari kesatuan materi
Prosentase pelajaran dan bahan – bahan yang disusun
0%
Ketuntasan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilaksanakan,
Gambar 1. Grafik perbandingan hasil
dapat disimpulkan bahwa:
Keefektifan suatu bahan ajar selain dilihat
1. Telah dihasilkan modul pembelajaran
dari prosentase belajar juga dapat ditentukan
menggambar teknik untuk jurusan teknik
dari keefektifan saat proses pembelajaran,
industri berbasis Competency based
yaitu dimana mahasiswa dapat ikut aktif dalam
learning dengan menggunakan 4-D
proses pembelajaran. Pada Competency based
Models.
learning, diharapkan dalam proses
2. Uji validitas modul hasil pengembangan
pembelajaran dapat diaplikasikan pendekatan
berbasis Competency based learning
ilmiah. Mahasiswa diharapkan mampu
diperoleh nilai 4,3 untuk materi dengan
mengamati, menalar, bertanya, mencoba dan
kategori valid, dan nilai 4,2 untuk media mengajar). Yogyakarta: PT. Gava
dengan kategori valid Media.
3. Praktikalitas modul pembelajaran kimia
hasi pengembangan dapat dilihat dari Hamalik, O. (1986). Media Pendidikan.
respon mahasiswa dengan skor 85 % Bandung: PT Alumni.
dengan kategoori sangat praktis.
4. Modul pembelajaran menggambar teknik
hasil pengembangan ini sangat efektif Hartoyo. (2009). Upaya Meningkatkan
ditinjau dari hasil belajar mahasiswa kelas Presentasi Melalui Pembelajaran
2A Teknik Industri Sekolah Tinggi dengan
Teknik Ibnu Sina Batam yang memiliki
nilai ketuntasan 86%. Nilai ketuntasan ini Modul Berbasis Kompetensi. Jurnal
lebih tinggi dibandingkan kelas 2B Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik 18
Ibnu Sina yang tidak menggunakan (1) : 61-83. Hujair, A.H.S. (2013).
modul dengan angka ketuntasannya Media Pembelajaran Interaktif-
hantya 54% Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
6. REFERENSI
Abdullah, R. (2012). Pembelajaran Muhammad, A. (2014). Perbandingan
Berbasis Pemanfaatan Sumber Strategi Pembelajaran Teacher
Belajar. Jurnal Didaktika, 2 (12) : Centered
216-231. Learning dengan Student Centered
Learning terhadap Hasil Belajar
Anwar, I. (2010). Pengembangan Bahan Siswa
Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4
UPI. Bandung. Surakarta. TAS UMS.
Awaliyah, F. (2013). Peran Guru Dalam Mustholiq, I., Sukir., dan Chandra, A.
Kurikulum 2013. Jurnal Aspirasi, 4 (2007). Pengembangan Media
(1) : Pembelajaran
65-74. Interaktif Berbasis Multimedia pada
Mata Kuliah Dasar Listrik. Jurnal
Burke, J. W. (1989). Competency based Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
education and training. Psychology 16 (1) : 1-18.
Press.
Nasution, S. (2008). Berbagai Pendekatan
Costa, A. (2002). Changing curriculum dalam Proses Belajar &
means changing your mind. Tenth Mengajar.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
International Conference on Thinking,
Harrogate, England. Permana, Y. (2017). Pengembangan
Modul Pembelajaran Autocad dengan
Doppelt, Y. (2003). Implementation and Konsep
assessment of project-based learning
in a flexible environment. Purnawan, Y. (2007). Pengenalan PBL
International Journal of Technology (Pembelajaran Berbasis Proyek).
and Design Education, 13(3), 255–
272. Spencer, L. M., & Spencer, P. S. M.
Daryanto. (2013). Menyusun Modul (2008). Competence at Work models
(Bahan Ajar untuk Persiapan Guru for superior performance. John Wiley
dalam & Sons.
Grasindo.
Stufflebeam, D. L. (2007). CIPP
evaluation model checklist. Retrieved Yunita, N., & Susilowati, E. (2010).
January, 8, 2012. Makalah Pengembangan Modul.
Universitas Sebelas Maret: Lembaga
Wheelen, T. L., Hunger, J. D., Hoffman, Penelitian Dan Pengabdian
A. N., & Bamford, C. E. (2010). Masyarakat
Strategic management and business
policy. Prentice Hall New Jersey.

Winkel, W. S. (2006). Psikologi


Pengajaran (Cetakan ke-15). Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai