1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
Abstrak
Tujuan dari pengabdian ini adalah: (1) Merancang pembelajaran IPS berbasis
Metode pembelajaran Kontekstual; (2 )Penggunaan Metode Kontekstual sebagai media dalam
pembelajaran IPS, dan; (3) Peningkatan kompetensi guru IPS di Tomohon dalam
pembelajaran menggunakan Metode Kontekstual. Metode yang digunakan dalam pengabdian
ini adalah metode perencanaan dan pelaksanaan pengembangan pembelajaran berbasis
kontekstual, berlangsung di Kota Tomohon, hasil yang didapatkan adalah bahwa; (1) adanya
peningkatan pengetahuan dan keterampilan para guru tentang pengembangan metode
pembelajaran kontekstual walaupun awalnya ditemukan bahwa masih sedikit guru IPS yang
mengimplementasikannya; (2) Tersedianya media metode pembelajran kontekstual
63
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
Guru merupakan aktor penting yang persyaratan untuk membantu siswa dalam
besar pengaruhya terhadap proses dan hasil rangka meningkatkkan mutu pembelajaran
belajar, bahkan sangat menentukan berhasil Rendahnya penguasaan model
tidaknya peserta didik dalam belajar. Tugas pembelajaran oleh seorang guru akan
guru tidak hanya menyampaikan informasi mempengaruhi keberhasilan peserta didik
kepada peserta didik, tetapi harus dilatih dalam pembelajaran. Seorang guru
sebagai fasilitator yang bertugas dalam diharapkan mempunyai kemampuan untuk
memberikan kemudahan belajar (facilitate of memilih model pembelajaran yang tepat
learning) kepada seluruh peserta didik, agar sesuai dengan karakteristik anak dan
mereka dapat belajar dalam suasana yang karakteristik matapelajaran. Seperti ditulis
menyenangkan, gembira, penuh semangat, dalam Hanafia yaitu [3]:
tidak cemas, dan terbuka Tidak ada model pembelajaran yang
Rendahnya kemampuan guru dalam paling efektif untuk semua mata pelajaran
mengemas dan melaksanakan proses belajar atau untuk semua materi. Di dalam Pemilihan
mengajar menjadi penyebab rendahnya model pembelajaran untuk diterapkan guru di
kualitas proses pembelajaran di sekolah. Salah dalam kelas mempertimbangkan beberapa
satu faktor keberhasilan pembelajaran sangat hal: 1) tujuan pembelajaran, 2) sifat materi
tergantung dari kemampuan seorang pengajar pelajaran, 3) ketersediaan fasilitas, 4) kondisi
atau guru dalam melaksanakan atau peserta didik, 5) alokasi waktu yang tersedia.
mengemas proses pembelajaran sehingga Rendahnya frekwensi guru dalam
menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa penggunaan model pembelajaran kooperatif
yang diinginkan pada tujuan pendidikan. learning. Seharusnya guru lebih banyak
Banyak guru yang masih belum menggunakan model pembelajaran kooperatif
memahami berbagai model pembelajaran yaitu rangkaian kegiatan belajar yang
yang merupakan strategi dalam dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
menyampaikan materi berbagai bidang ilmu kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pengetahuan di dalam mengkonstruk pembelajaran yang telah dirumuskan. Sanjaya
pengetahuan siswa. Guru yang professional mengemukakan bahwa ada 4 unsur yang
dituntut untuk mampu mengembangkan penting dalam model kooperatif yaitu: 1) ada
pendekatan model pembelajaran, baik teoritik peserta dalam kelompok, 2) adanya aturan
maupun praktek, yang meliputi aspek-espek, kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap
konsep, prinsip, dan teknik. Memilih model anggota kelompok, 4) adanya tujuan yang
pembelajaran yang tepat merupakan harus dicapai [4].
64
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
Banyak guru matapelajaran IPS masih agar siswa memahami bahwa IPS adalah ilmu
jarang atau belum optimal dalam yang terkait dengan kehidupan manusia
menggunakan model pembelajaran sehari-hari.
Contextual Teaching Learning (CTL). Salah satu jenis pembelajaran untuk
Pembelajaran CTL merupakan salah satu menumbuhkan kesadaran terhadap
model yang saat ini sering digunakan dalam matematika sebagai ilmu yang terkait dengan
proses kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kehidupan sehari-hari dan diperkirakan dapat
CTL merupakan model yang menekankan meningkatkan kemampuan berpikir kritis
pada hubungan antara materi yang diajarkan siswa adalah dengan pendekatan kontekstual
dengan keadaan kehidupan nyata siswa [4]. atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
Pembelajaran IPS khususnya di Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
beberapa sekolah di Tomohon selama ini Learning) yakni sebuah sistem belajar yang
kurang menarik diajarkan pada siswa. Hal didasarkan pada filosofi bahwa seorang
tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor pembelajar akan mau dan mampu menyerap
diantaranya: (1) materi pelajaran IPS banyak materi pelajaran jika mereka mampu
berisi konsep abstrak yang sulit dipahami menyerap makna pelajaran tersebut.
siswa. (2) Penyampaian materi IPS dengan Pendekatan CTL pada pembelajaran akan
metode ceramah nampaknya kurang optimal membantu siswa dalam membuat hubungan-
dalam meningkatkan aktivitas, minat dan hubungan antara materi pelajaran dengan
motivasi belajar siswa. (3) Pembelajaran kehidupan nyata sehingga siswa akan
masih kurang mengaitkan IPS dengan mendapatkan makna dari apa yang
kehidupan sehari-hari siswa. Kondisi tersebut dipelajarinya dan dapat mengembangkan
menyebabkan kebosanan, perhatian, minat kemampuan berpikir yang pada akhirnya
dan motivasi siswa dalam pembelajaran menumbuh-kembangkan karakter siswa.
menjadi rendah. Pembelajaran yang Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh
berorientasi berpusat pada guru akan komponen utama pembelajaran, yaitu
membatasi perkembangan kemampuan konstruktivisme, bertanya, menemukan,
berpikir siswa. Rendahnya aktivitas, minat masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
dan motivasi belajar siswa disebabkan adanya penilaian otentik [5].
anggapan bahwa IPS merupakan ilmu yang Mengimplementasikan pendekatan
memiliki sifat abstrak dan terlalu monoton. kontekstual dalam kegiatan pembelajaran
Untuk itu guru perlu melakukan pembelajaran berarti mengimplementasikan ketujuh
IPS melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif komponen utama tersebut dalam kegiatan
65
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
Rencana Luaran
66
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
67
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
ini adalah para guru memahami, kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
menguasai, dan terampil dalam dan masyarakat. Pendekatan kontekstual
membuat instrumen penelitian. mempunyai 7 komponen utama yang secara
3. Ketiga, pelatihan dalam menggunakan singkat akan diuraikan sebagai berikut.
metode konsteksual. Kegiatan Komponen pertama adalah konstruktivisme
pelatihan ini meliputi penjelasan (constructivism). Menurut pandangan
mengenai penggunaan metode ini. konstruktivisme, pengetahuan tidak diberikan
4. Keempat, pelatihan dalam secara instan kepada siswa, melainkan harus
menganalisis dan menginterpretasi dikonstruksi sendiri oleh siswa melalui
data penelitian. Luaran yang keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan
diinginkan dari kegiatan ini adalah pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran,
para guru memahami, dan bisa siswa membangun pengetahuannya setahap
menganalisis hasil output dalam demi setahap, melalui langkah-langkah
penggunaan metode kontekstual serta pembelajaran yang dirancang dengan baik
menginterpretasikkanya untuk bisa oleh guru.
membuktikan hipotesis apa yang Komponen kedua adalah penemuan (inquiry).
diterima sehingga bisa diambil Penemuan merupakan bagian inti dari
kesimpulan dari hasil output itu. kegiatan pembelajaran berbasis CTL.
5. Kelima, pelatihan dalam membuat Pengetahuan dan keterampilan yang
artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
adalah para guru memahami dan bisa proses mengingat atau menghafal, melainkan
membuat artikel ilmiah ilmiah. diperoleh siswa melalui proses penemuan
HASIL DAN PEMBAHASAN terbimbing. Pembelajaran dirancang
Gambaran Iptek sedemikian sehingga memberikan
Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching kesempatan kepada siswa untuk menemukan
and Learning/CTL) konsep atau pengetahuannya dengan
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching bimbingan guru. Komponen ketiga adalah
and Learning/CTL) adalah konsep belajar masyarakat belajar (learning community).
yang membantu guru mengaitkan antara Berdasarkan konsep ini, siswa dapat
materi yang diajarkannya dengan situasi mengkonstruksi pengetahuannya dengan baik
dunia nyata siswa dan mendorong siswa melalui interaksi sosial. Melalui interaksi
membuat hubungan antara pengetahuan yang sosial, seperti diskusi kelompok, pengetahuan
dimilikinya dengan penerapannya dalam
68
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
69
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
70
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
ditetapkan. Pada bagian ini dapat pula materi pelajaran dengan dunia nyata,
disertai uraian singkat materi pokok. menyampaikan standar kompetensi
5. Media pembelajaran. dan kompetensi standar yang harus
Bagian ini menjelaskan mengenai dicapai siswa melalui kegiatan
media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dan langkahlangkah
pembelajaran yang akan menunjang kegiatan pembelajaran yang akan
pencapaian standar kompetensi atau diikuti siswa. Pada bagian ini pula
kompetensi dasar yang ditentukan. dilakukan pembahasan pekerjaan
6. Pendekatan atau metode rumah dan apersepsi, yakni
pembelajaran mengaitkan materi pelajaran yang
Bagian ini memuat jenis pendekatan akan dipelajari siswa dengan materi
atau metode yang dipilih atau pelajaran
digunakan Pada kegiatan pokok diuraikan
7. Kegiatan pembelajaran Pada mengenai langkah-langkah
bagian ini diuraikan mengenai pembelajaran yang merupakan
langkah-langkah kegiatan tahapan bagi siswa untuk
pembelajaran, yang mengakomodasi 7 mengkonstruksi konsep atau
komponen pendekatan kontekstual pengetahuan. Pada bagian ini
dan pengintegrasian life skill dalam tercermin implementasi ketujuh
kegiatan pembelajaran. Secara umum, komponen utama pendekatan
kegiatan pembelajaran terdiri atas 3 kontekstual dan pengintegrasian life
tahap, yakni kegiatan pendahuluan, skill. Sedangkan pada bagian penutup
kegiatan pokok, dan kegiatan penutup. diuraikan mengenai bimbingan guru
Kegiatan pendahuluan merupakan kepada siswa untuk mereview
kegiatan yang dimaksudkan untuk (merangkum) materi atau topik yang
mengkondisikan siswa agar siap telah dipelajari, pemberian tugas, dan
secara mental untuk mengikuti penginformasian mengenai topik atau
kegiatan pembelajaran. Yang materi pelajaran pada pertemuan
termasuk dalam kegiatan ini adalah berikutnya.
memotivasi siswa untuk mengikuti 8. Penilaian
kegiatan pembelajaran, seperti Pada bagian ini diuraikan mengenai
memberikan contoh manfaat topik jenis dan bentuk instrumen yang
yang akan dipelajari, mengaitkan digunakan untuk mengukur
71
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
dan dinas pendidikan terkait. Setelah Luaran yang diinginkan dari kegiatan
analisis permasalahan yang ada, hasil para guru memahami, dan bisa
72
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
5. Kelima, pelatihan dalam membuat untuk dipahami oleh peserta didik, juga tidak
artikel ilmiah. Luaran yang diharapkan dapat mencapai penguasaan penuh atas bahan
adalah para guru memahami dan bisa pembelajaran yang disampaikan
membuat artikel ilmiah ilmiah. KESIMPULAN
1. Adanya peningkatan pengetahuan
Dari hasil Pendampingan dari kegiatan diatas dan keterampilan para guru
ternyata masih sedikit guru yang
tentang pengembangan metode
melaksanakannya. Rata-rata guru melakukan
pembelajaran kontekstual
kegiatan ceramah, siswa membaca atau
walaupun awalnya ditemukan
merangkum materi dari buku paket.
bahwa masih sedikit guru IPS yang
Kebanyakan proses pembelajaran yang
mengimplementasikannya
dilakukan guru tidak sesuai dengan skenario
yang ada di RPP (rencana pelaksanaan 2. Tersedianya media metode
pembelajaran). Setelah pelatihan dan pembelajaran kontekstual.
pembimbingan metode Kontekstual yang
dibuat guru ternyata hampir semua guru di DAFTAR PUSTAKA
Kota Tomohon hasil dari copy paste dari guru [1] Irawati, S. (2005). Manajemen
IPS lain, dan tidak pernah dimodifikasi atau Keuangan. Bandung: Penerbit Pustaka.
disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan [2] E. Mulyasa dan Purwadhi, Panduan
kemampuan siswa dari sekolah tersebut. Penulisan Karya Ilmiah, (Bandung:
Akibat dari kondisi ini maka proses Universitas Islam Nusantara, 2008),
pembelajaran di sekolah tersebut menjadi hal .162
monoton, dimana guru aktif mentransfer ilmu [3] Hanafiah, Konsep Dasar Penelitian
sedangkan siswa pasif hanya menerima Tindakan Kelas dan Model-Model
informasi dari guru mata pelajaran IPS. Guru Pembelajaran, (Bandung: Fakultas
lebih banyak menggunakan komunikasi Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
verbal dan sangat kurang memanfaatkan alat Islam Nusantara, 2010), hal. 41
atau media pembelajaran IPS. [4] W. Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Kemampuan siswa menyerap suatu bidang (Berorientasi Standar Proses
ilmu banyak bergantung pada kemampuannya Pendidikan) (Jakarta: Kencana
untuk memahami ucapan guru. Sebaliknya Prenada Media Group, 2008), hal.
guru tidak sanggup menyatakan buah pikiran 196Depdiknas. (2007). Panduan
dengan jelas sehingga ia mengalami kesulitan Pengembangan Pembelajaran IPA
73
Jurnal ABDIMAS, Vol. 13, No. 1, April 2020
ISSN: 1979-0953 │ e-ISSN: 2598-6066
74