Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 2

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK 4502
Semester : II (dua) BI
Nama Penulis : Abdul Haris Jaelani Gaosudin,S.Pd. MM.Pd
Nama Penelaah : H.Dedi Sugandi,S.Pd.M.Pd
Status Pengembangan : Baru/Revisi**
Tahun Pengembangan : 2022.1

NO URAIAN SOAL SKOR


NILAI
1 Coba jelaskan 5 prinsip pengembangan kurikulum secara umum menurut 5
Sukmadinata (2005)!
2 Jelaskan 8 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan silabus 8
menurut BNSP (2006) tersebut

3 Coba jelaskan prinsip-prinsip model kurikulum kontruktivistik yang 7


dikemukakan oleh Cunningham, Duffy dan Knuth!

4 Coba jelaskan 4 hal standar untuk terlaksannya proses pembelajaran yang 4


efektif dan efisien tersebut!
5 Coba jelaskan secara singkat tahapan-tahapan prosedur pengembangan 6
silabus tersebut!
JUMLAH 30
LEMBAR JAWABAN TUGAS TUTOROAL 2

Nama : Sri Afianti


NIM : 857333314
Semester : II ( dua ) BI
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD
Nama Tutor : A.Haris Jaelani Gaosudin,S.Pd.MM.Pd
ID Tutor : 23000527
No Uraian Jawaban Nilai
1 Menurut Sukmadinata (2005) ada lima prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum yaitu :
1. Prinsip relevansi menuntut kurikulum memiliki kesesuaian dengan
tuntutan,kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
2. Prinsip fleksibilitas menuntut kurikulum memiliki sifat lentur atau
fleksibel.
3. Prinsip kontinuitas menuntut kurikulum menyediakan pengalaman
belajar yang berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan tingkat
kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan
lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.
4. Prinsip praktis menuntut kurikulum untuk mudah dilaksanakan dengan
sumber daya yang tersedia.
5. Prinsip efektivitas berkaitan dengan keberhasilan implementasi
kurikulum dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2 8 (delapan) prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan silabus


menurut BSNP (2006) :
1). Prinsip ilmiah menuntut keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan. Hal ini berarti bahwa pokok-pokok materi yang dipilih
harus valid atau benar sesuai dengan perkembangan keilmuan dalam
bidangnya.
2). Prinsip relevan menurut cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan
urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan karakteristik siswa
(tingkat perkembangan fisik, intelektual, ssosial, emosional, dan
spiritual).
3). Prinsip sistematis menuntut komponen-komponen silabus yang saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Hal ini
berarti bahwa pokok-pokok materi, kegiatan pembelajaran, dan sumber
belajar yang dipilih hendaknya memungkinkan siswa untuk menguasai
SK dan KD yang telah ditetapka.
4). Prinsip konsisten menuntut adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat
asas) antara kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, alokasi waktu, dan system penilaian.
5). Prinsip memadai menuntut cakupan indicator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan system penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6). Prinsip actual dan kontekstual menuntut cakupan indicator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
7). Prinsip fleksibel menuntut silabus memiliki sifat luwes atau lentur.
Keseluruhan komponen silabus hendaknya dapat mengakomodasikan
keragaman siswa, guru, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah
dan tuntutan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, guru atau sekolah
dapat melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi dan situai yang
dihadapi.
8). Prinsip menyeluruh menuntut pengembangan komponen komponen
silabus diarahkan pada penguasaan keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) oleh siswa.
3 Model kurikulum konstruktivistik dalam pelaksanaannya Menerapkan
beberap prinsip sebagaimana dikemukakan oleh Cunningham, Duffy dan
Knuth (dalam Sulton, 1998:30-31), sebagai berikut.
a. Mengembangkan pengalaman melalui proses konstruksi pengetahuan.
Hal ini menghendaki pelibatan siswa dalam menentukan topik/subtopik
bidang studi yang mereka pelajari, metode belajar, dan strategi dalam
metode pemecahan masalah.
b. Mengembangkan pengalaman belajar yang memungkinkan apresiasi dan
kaya akan berbagai alternatif. Pemecahan problema dalam dunia nyata
hampir tidak pernah hanya menerapkan satu pendekatan yang benar atau
hanya menentukan satu solusi. Karena itu, siswa harus memperoleh
kesempatan untuk melakukan beberapa aktivitas yang memungkinkan
mereka mengevaluasi alternatif pemecahan suatu problema serta
memperkaya pemahaman mereka.
c. Mengintegrasikan proses belajar dengan pengalaman yang nyata dan
relevan. Sebagian besar belajar berlangsung dị dalam konteks sekolah.
Guru hendaknya dapat mengubah situasi nyata masuk dalam aktivitas
belajar. Untuk itu, desain kurikulum harus memasukkan konteks yang
nyata sebagai bagian tugas belajar. Dengan demikian, siswa dapat
belajar kompleksitas situasi pemecahan problem di luar kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan isi dan arah
belajar mereka sendiri. Hal ini merupakan inti dari pembelajaran
konstruktivistik. Karena itu, guru berperan sebagai konsultan untuk
menolong siswa dalam kerangka pencapaian tujuan.
e. Menanamkan belajar melalui pengalaman bersosialisasi. Perkembangan
intelektual berkaitan dan dipengaruhi oleh interaksi sosial. Oleh karena
itu aktivitas belajar harus merupakan kolaborasi antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa.
f. Mendorong penggunaan berbagai bentuk representasi. Komunikasi lisan
dan tulis merupakan bentuk yang umum dalam penyampaian
pengetahuan dan setting pembelajaran. Belajar yang hanya membatasi
pada bentuk komunikasi tersebut akan membatasi siswa dalam melihat
dunia. Karena itu, Kurikulum harus dapat menerapkan berbagai bentuk
media seperti video, komputer, fotografi, dan lainnya untuk memperkaya
pengalaman mereka.
g. Mendorong peningkatan kesadaran siswa dalam proses pembentukan
pengetahuan. Kunci hasil belajar konstrutivistik adalah “ mengetahui
bagaiman kita tahu”. Kemampuan siswa untuk menjelaskan mengapa
atau bagaiman pemecahan suatu masalah dengan cara tertentu; serta
menganalisis bagaimana proses mereka mengkonsruksi pengetahuan
merupakan aktivitas refleksi diri yang perlu disadari.

4 Standar untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien ini
mencakup empat hal, yaitu;
(1) perencanaan proses pembelajaran, Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
(2) pelaksanaan proses pembelajaran, Pelaksanaan proses pembelajaran
harus memperhatikan jumlah maksimal siswa per kelas dan beban
mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran
setiap siswa, dan rasio maksimal jumlah siswa setiap pendidik.
Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan
budaya membaca dan menulis.
(3) penilaian hasil pembelajaran, Penilaian hasil pembelajaran
menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai. Teknik penilaian dapat berupa tes tertulis,
observasi, tes praktik, dan penugasan perseorangan atau kelompok.
Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi, teknik penilaian observasi secara individual
sekurang-kurangnya dilaksanakan satu pendalam satu semester.dan
(4) pengawasan proses pembelajaran. Pengawasan proses pembelajaran
meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan
langkah tindak lanjut yang diperlukan.
5 Tahapan-tahapan prosedur pengembangan silabus.
a. Perancangan (Design). Tahap ini diawali dengan kegiatan
mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat
dalam standar isi, dilanjutkan dengan menetapkan materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, jenis penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar yang diperlukan. Produk dari tahap ini
adalah berupa draf awal silabus untuk setiap mata pelajaran (disarankan
dalam bentuk matriks agar memudahkan dalam melihat hubungan
antarkomponen).
b. Validasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal
silabus yang telah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan
perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang
lingkup, urutan penyajian, substansi materi pembelajaran maupun
cakupan isi dalam komponen-komponen silabus yang lainnya. Tahap
validasi dapat dilakukan dengan cara meminta tanggapan dari pihak -
pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu, seperti ahli disiplin
keilmuan mata pelajaran. Apabila setelah dilakukan validasi ternyata
masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki maka sebaiknya secepatnya
dilakukan penyempurnaan atau perancangan ulang sampai diperoleh
silabus yang siap diimplementasikan.
c. Pengesahan. Tahap ini dilakukan sebelum silabus final diimplemen-
tasikan dengan tujuan agar memperoleh pengesahan dari pihak yang
dianggap kompeten. Tahap pengesahan ini merupakan pertanda bahwa
silabus tersebut secara resmi sudah dapat dijadikan pedoman oleh guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran, serta menilai proses dan hasil pembelajaran.
d. Sosialisasi. Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan
pada level yang lebih luas dan dilakukan oleh tim yang secara khusus
dibentuk dan dipercaya untuk mengembangkannya. Silabus final yang
dihasilkan dan telah disahkan perlu disosialisasikan secara benar dan
tepat kepada guru sebagai pelaksana kurikulum.
e. Pelaksanaan. Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap
sebelumnya yang diawali dengan kegiatan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran.
f. Evaluasi. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang
telah dikembangkan itu mencapai sasaran atau sebaliknya. Dari hasii
evaluasi ini dapat diketahui sampai di mana tingkat ketercapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan
demikian, silabus dapat segera diperbaiki dan disempurnakan.

Anda mungkin juga menyukai