Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL I

Program Studi : IP/TP


Kode Mata Kuliah : IDIK4017
Nama Mata Kuliah : Pembaharuan dalam Pembelajaran
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Sriyanto, S.Pd., M.Pd.
Nama Penelaah :
Tahun Pengembangan :
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- :
Nama mahasiswa : Eva Desmalia
NIM : 040994573

Skor Sumber Tugas


No. Uraian Tugas Tutorial
Maksimum Tutorial
1. Pembelajaran inovatif dipercaya akan membawa Modul 1
perubahan terhadap proses belajar siswa yang IDIK4017
berimplikasi pada peningkatan kualitas hasil Pembaharuan
belajar siswa. Unsur kebaruan dalam dalam
pembelajaran inovatif dapat dilakukan dalam 20 Pembelajaran.
setiap tahap pembelajaran, berdasarkan ‘The 5 E-
learning Cycle Model” terdapat 5 hal yang dapat
dilakukan yaitu engagement, exploration,
explanation, elaboration, dan evaluation.
Jelaskan bagaimana kelima hal tersebut dapat
diterapkan dalam menciptakan kebaruan dalam
tahapan pembelajaran, dengan contoh-contoh
yang relevan.

2. Kurikulum di Indonesia selalu mengalami Modul 2


dinamika dari masa ke masa. IDIK4017
a. Jelaskan mengapa kurikulum di Indonesia 15 Pembaharuan
sering mengalami perubahan dan jelaskan dalam
dampak dari perubahan kurikulum Pembelajaran
tersebut terhadap proses pendidikan di
Indonesia!
b. Bandingkan keunggulan dan kelemahan 15
antara kurikulum berbasis pencapaian
tujuan dengan kurikulum berbasis
kompetensi!
3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang 30 Modul 3
dimaknai berdasarkan tema-tema tertentu yang IDIK4017
ditinjau berdasarkan berbagai mata pelajaran. Pembaharuan
Dalam merancang pembelajaran tematik perlu dalam
memperhatikan prosedur pelaksanaan kegiatan Pembelajaran
pembelajaran tematik yang terdiri dari kegiatan
pendahuluan/awal/pembukaan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Jelaskan ketiga prosedur
tersebut berikut contoh-contoh dari setiap
kegiatan.
4. Di era millenial dan era disrupsi seperti sekarang Modul 4
ini, pendidikan karakter memiliki urgensi yang IDIK4017
sangat besar. Pembaharuan
a. Menurut saudara, apakah ubiquitous 10 dalam
approach cocok untuk diterapkan sebagai Pembelajaran
pendekatan dalam pembelajaran
pendidikan karakter ? jelaskan alasannya!
b. Jelaskan metode-metode pembelajaran 10
yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan karakter.

Jawaban
1. Pembelajaran inovatif merupakan suatu proses yang dirancang oleh guru
berdasarkanproses berpikir kreatif dan inovatif yang dihubungkan dengan
pengemasan ulang metode/strategi/ teknik pembelajaran yang sudah ada
melalui proses integrasi, kemas ulang, penambahan, maupun rekreasi sehingga
menghasilkan proses pembelajaran yang baru danbermakna baru. Sedangkan
pembelajaran tradisional pada umumnya digambarkan denganguru berdiri di depan
kelas, menjelaskan atau menyajikan suatu informasi melalui ceramahatau kuliah,
sementara siswanya duduk manis mendengarkan secara pasif melalui catatan.
Unsur kebaruan dalam pembelajaran inovatif dapat dilakukan dalam setiap tahap
pembelajaran, berdasarkan ‘The 5 E-learning Cycle Model” terdapat 5 hal yang dapat
dilakukan yaitu engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.

Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran tersebut memiliki 5 tahapan yaitu


1) Tahap orientasi peserta didik pada masalah, 2) Tahap mengorganisasi peserta didik
dalam belajar. 3) Tahap membimbing penyelidikan secara individu maupun
kelompok. 4) Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

2. A. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Kurikulum adalah seperangkat


rencana dan pengaturan tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta metode yang
digunakan sebagai pedoman untuk menyelenggarakan pembelajaran dalam mencapai
tujuan pendidikan nasional. Ada satu kesatuan antara pendidikan dan kurikulum yang
tidak dapat dipisahkan. Karena pendidikan tanpa kurikulum tidak akan pernah
menjadi jelas tentang tujuan pendidikan itu sendiri dan pendidikan tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan kondisi
kehidupan peserta didik. Mengembangkan kemampuan atau kompetensi untuk
mencapai tujuan sesuai kebutuhan. Tentu saja, kurikulum disempurnakan dari tahun
ke tahun. Karena teknologi yang semakin berkembang. Jika tidak dilakukan
perubahan kurikulum, kualitas pendidikan di Indonesia akan terus menurun karena
sistem pembelajaran hanya menerapkan kurikulum yang sudah ketinggalan zaman
atau lama. Dalam hal ini, sebenarnya bukan hanya kurikulum yang berperan dalam
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Namun peran aktif seorang guru yang
berkompetensi, inovatif serta memiliki kualitas skill tinggi yang juga menjadi salah
satu peranan penting dalam hal tersebut.
Perubahan kurikulum ini memiliki pengaruh baik dan buruk bagi pendidikan. Dampak
positif perubahan kurikulum bagi siswa adalah mereka belajar mengikuti
perkembangan zaman sesuai dengan kondisi lingkungan dan dukungan fasilitas
pengajaran sekolah. Karena dalam masa transisi, siswa membutuhkan bimbingan
yang baik dari guru yang berkualitas, kepala sekolah yang mendukung, fasilitas yang
memadai, dan orang tua yang menjadi acuan partisipasi siswa dalam pembelajaran
dan program sekolah.
Sedangkan dampak buruk yang dirasakan yaitu memerlukan waktu dalam
penyesuaian peserta didik terhadap kurikulum yang baru. Akibatnya membuat prestasi
para peserta didik ikut menurun. Dampak ini pun tidak hanya dirasakan oleh peserta
didik. Namun, sekolah pun akan memiliki kendala terhadap pencapaian visi dan misi
nya. Apalagi setiap sekolah memiliki sumber daya manusia, tenaga pengajar,
karakteristik serta sarana dan prasarana yang berbeda-beda. Hal tersebutlah yang
dapat memicu terhambatnya penerapan kurikulum. Seperti yang kita ketahui, hal ini
biasanya terjadi di sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil. Menerapkan
kurikulum baru sangat sulit. Karena masih banyak kebutuhan Pendidikan lain yang
harus dipenuhi.

B. Kelebihan/Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

1.      Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata


pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.
2.      KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada
hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan
proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of
knowledge).
3.      Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu
dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan
standar kompetensi tertentu.
4.      Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan bergerak
dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan mengamati dan
menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir.
Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat,
berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan
tersebut dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
5.      Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang
diajarkan.
6.      Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
7.      Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang
terfokus pada konten.
8.      Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih
tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.

b)  Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

1.      Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya
disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan
lingkungan.
2.      Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
3.      Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya
yang lebih pada teacher oriented.
4.      memandang  kompetensi  sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal kompetensi
merupakan ” a complex  combination of knowledge,attitudes, skills and values displayed in
the context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang
menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku
yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997),
dan kendala yang dihadapi dalam mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga
yang banyak.

 Kelebihan / Keunggulan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1.      Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak


dapat diungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu ialah
adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai atau meninjau potensi keunggulan local yang ada bias
dimunculkan sekolah didaerah atau provinsi.
2.      Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin
meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan dan dapat
tercapainya pendidikan karakter.
3.      KTSP sangat memungkinkan bagi tiap sekolah untuk mengembangkan mata pelajaran
tertentu bagi kebutuhan siswa.
4.      Untuk mengantisipasi permasalahan pendidikan ,namun secara umum,KTSP  bias
diandalkan menjadi patokan mengadapi tantangan masa depan dengan pembekalan
keterampilan peserta didik.
5.      Peserta didik juga diajak bicara,diskusi,wawancara dan membahas masalah – masalah yang
kontekstual ,yang dalam kenyataanya memang diperlukan sehingga peserta didik menjadi
lebih mengerti dan menjiwai permasalahannya karena sesuai dengan keadaan peserta didik
dalam kehidupan sehari- hari.
6.      Peserta didik tidak hanya dituntun menghafal namun yang lebih penting sudah adalah
belajar proses sehingga mendorong peserta didik untuk meneliti dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari.
7.      KTSP mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih
20 persen.
8.      KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhannya.
9.      Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
10.  Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan peserta
didik dan kondisi daerahnya masing-masing.
11.  Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan,
kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
12.  Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang
berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi
bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
13.  Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar peserta didik
14.  Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang
akan membentuk kompetensi individual.
15.  Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat,
dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik.
16.  kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan
17.  Menggunakan berbagai sumber belajar.
18.  Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
19.  Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan
kemudahan belajar siswa.
b). Kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1.      Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan
pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
2.      Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP .
3.      Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya,
penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
4.      Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak
berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai
syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan tunjangan profesi.
5.      pola kurikulum lama yang terlanjur mengekang kreativitas guru.
6.      Tidak tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif juga merupakan
kendala yang banyak dijumpai di lapangan, banyak satuan pendidikan yang minim alat
peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan
KTSP.
7.      Diperlukannya waktu yang cukup oleh pedidik dalam membina perkembangan peserta
didiknya,terutama peserta didik yang berkemampuan dibawah rata – rata.Kenyataan
membuktikan ,kondisi social,dan ekonomi yang menghimpit kesejahteraan hidup para guru.
8.      Kendala lain yang dialami guru adalah ketidakpahaman mengenai apa dan bagaimana
melakukan evaluasi dengan prtofolio.karena ketidakpemahaman  ini mereka kembali kepada
pola assessment lama dengan tes –tes dan ulangan – ulangan yang cognitive based semata.

3. 3 prosedur kegiatan pembelajaran tematik


a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan bisa disebut dengan kegiatan pemanasan. Dalam kegiatan ini guru
menggali pengalaman siswa tentang tema yang akan disajikan, guru juga harus mampu
menarik perhatian siswa terhadap tema yang akan diberikan. Di antaranya yaitu bercerita,
bernyanyi atau kegiatan olahraga. 56
b. Kegiatan Inti
Pembelajaran tematik difokuskan untuk kegiatan yang diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung bagi siswa. Dalam kegiatan ini, pembelajaran
menekankan pada pencapaian indikator yang ditetapkan. Pendekatan pembelajaran yang
paling tepat digunakan ialah ’’belajar sambil bermain’’ atau pembelajaran menyenangkan.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup adalah untuk menenangkan dan melakukan refleksi dalam rangka evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan khususnya seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil
yang diperoleh dan menemukan langsung manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil
pembelajaran berlangsung. Kegiatan penutup dimaksud juga dengan memberikan umpan
balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. A. Ubiquitous approach atau ubiquitous learning adalah sebuah pendekatan


karakter maupun pendidikan pembelajaran dengan cara dapat dilakukan dimana-mana
dengan kemajuan teknologi handphone, komputer, laptop maupun internet yang ada.
Berikut beberapa manfaat dari ubiqouitous learning:
1. Bisa belajar dan melakukan pembelajaran dimana saja dengan teknologi yang ada.
2. Meningkatkan keterampilan menggunakan teknologi yang ada.
3. Mempermudah mengerjakan berbagai tugas belajar.

Pembahasan

Kemajuan teknologi memang secara umum ada dampak baik serta buruknya,
namun tentu saja manusia membuat kemajuan teknologi tidak didasari dengan niat
buruk awalnya karena ingin mempermudah kehidupan manusia. Maka berikut
penjelasan beberapa manfaat dari ubiqouitous learning di atas:
1. Bisa belajar dan melakukan pembelajaran dimana saja dengan teknologi yang
ada. Dengan teknologi yang maju akan bisa membeirkan dampak pada kemudahan
pembelajaran dimana saja, hal inilah membuat para siswa maupun mahasiswa tidak
kesulitan dan memakan tenaga banyak untuk bertemu interaksi secara langsung. Maka
dari ini pentingnya manfaat dari kemajuan teknologi yang ada.
2. Meningkatkan keterampilan menggunakan teknologi yang ada. Banyak orang dahulu
kesulitan menggunakan teknologi yang ada karena tidak digunakan dalam kehidupan
nyata sehari-hari. Berbeda pada masa sekarang yang mana hampir semua orang
menggunakan handphone maupun teknologi lainnya yang penting untuk digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari ini pentingnya keterampilan dalam
menggunakan teknologi.
3. Mempermudah mengerjakan berbagai tugas belajar. Dahulu sebelum adanya
kemajuan teknologi banyak orang yang saling bertemu untuk mencari bantuan saling
mempermudah tugas sekolah, berbeda dengan masa sekarnag adanya internet
mempermudah berbagai pekerjaan yang ada.

B. Metode pembelajaran karakter


1. Diskusi
Dalam metode ini guru bertindak sebagai moderator dan peninjau hasil diskusi
di akhir sesi pembelajaran.
2. Role-Play dan Simulassi
Guru bertugas untk mendesain situasi agar mirip dengan keadaan sebenarnya
dan mendiskusikan penampilan yang akan dilakukan dengan para siswa.

3.Case Study
Guru bertugas menyediakan data atau instruksi yang hars dilakukan oleh
siswa.

4.Self-Directed Learning (SDL)


Guru sebagai faslitator, pemandu, dan mengonfirmasi perkembangan yang
telah dicapai oleh masing-masing siswa.

5.Cooperative Learning (CL)


Guru bertugas untuk mendesain bentuk tugas yang harus diselesaikan oleh
siswa dan memonitor proses belajar dan hasil dari kerja kelompok.

6.Collaborative Learning (CL)


Guru bertugas sebagai fasilitator dan motivator dengan mendesain tugas yang
bersifat open ended.

7.Contekstual Instruction (CI)


Guru bertugas memberikan gambaran mengenai materi pembelajaran dan
hubungan antara teori dengan situasi di kehidupan nyata setelah itu guru berperan
untuk menyusun tugas studi lapangan siswa.

8.Project Based Learning (PjBL)


Guru bertugas mendesain tugas yang sistematik sehingga sudah belajar
mengenai pengetahuan dan kemampuan yang perlu mereka miliki melalui proses
penyelidikan.

9. Problem Based Learning (PBL)


Guru bertugas mendesain tugas guna mencapai tujuan tertentu kemudian
membuat instruksi yang akan diberikan kepada siswa agar mereka dapat menemukan
solusi dari tugas yang diberikan atau tugas yang sesuai dengan pilihan mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai