Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Mahdi

Matkul : Inovasi Pendidikan

Prodi/Semester : PAI VIII A EKSLUSIF

No. Absen : 58

Pembahasan :

1) Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.

Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
menghadapi perannya di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup.

kendala atau masalah yang terjadi dalam menggunakan kurikulum tersebut yaitu Pengalaman guru yang
masih minim, Alat penunjang kegiatan belajar, Kemandirian lembaga dalam memformat KBK dalam
proses jadwal belajar, Buku penunjang dan perangkat administrasi lainnya yang harus disesuaikan
dengan kebutuhan guru dan siswa.

a) Kelebihan/Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata pelajaran dan
bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri.

2. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara pada hakekat
peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing.
Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah
dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer
pengetahuan (transfer of knowledge).

3. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-


kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

4. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student oriented).
Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal
mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian,
peserta dapat belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar
dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan berpikir.
Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa,
berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

5. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang diajarkan.

6. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran
memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

7. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi
kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.

8. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat
menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan ketrampilan.

b) Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

- Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator sebaiknya disusun oleh
guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi peserta didik dan lingkungan.

- Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi
dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.

- Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih
pada teacher oriented.

-memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal kompetensi
merupakan ” a complex combination of knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context
of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma
behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran
bermakna (significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.

2) inovasi pembelajaran kuantum merupakan sebuah falsafah dan metodologi pembelajaran yang
umum yang dapat diterapkan baik di dalam lingkungan bisnis, lingkungan rumah, lingkungan
perusahanan, maupun di dalam lingkungan sekolah (pengajaran).

Tujuan Pembelajaran Quantum Learning:


Ø Tumbuhnya emosi positif,

Ø kekuatan otak

Ø keberhasilan

Ø kehormatan diri

Manfaat Pembelajaran Quantum Learning:

Ø Sikap Positif

Ø Motivasi

Ø Belajar Aktif

Ø Membangun dan Mempertahankan lingkungan positif

Ø Kepercayaan diri

Ø Sukses

Proses pembelajaran inovasi pembelajaran kuantum

a. Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk
dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan
rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan, dan seluruh
kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-pesan bagi siswa.

b. Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus


mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap
pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.

c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa belajar memberi nama
(mendefinisikan, mengkonseptualisasi, membedakan, mengkategorikan) hendaknya telah memiliki
pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut.

d. Mengakui setiap usaha, maksdunya semua usaha belajar yang telah dilakukan siswa memperoleh
pengakuan guru dan siswa lainnya. Pengakuan ini penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian
berikutnya dalam pembelajaran.

e. Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran
pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan fan
peningkatan hasil belajar berikutnya.

Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan model quantum learning, yaitu
adanya perbedaan konsep belajar 17,23%, kesiapan belajar siswa 19,3%, perbedaan kecerdasan siswa
23,1%, perbedaan kebutuhan dan tujuan siswa 13,5%, dan sikap atau kebiasaan siswa yang salah 25%.
Kelebihan Model Pembelajaran Quantum :

1. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.

2. Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid
dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat
diamati secara teliti.

3. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang
banyak.

4. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

5. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat
mencoba melakukannya sendiri

6. Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk
merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk
berfikir kreatif setiap harinya.

7. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

Kelemahan Model Pembelajaran Quantum :

1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu
yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.

3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa
tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.

4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.

5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses
pembelajaran tidak akan efektif.

6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan
kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan
tidak tercapai sebagaimana mestinya.

3) Penggunaan Internet untuk pembelajaran siswa


Internet membantu siswa untuk mencari materi atau referensi untuk membantu proses belajarnya.
Digunakan sebagai alat komunikasi. Siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan program atau
situs-situs jejaring sosial tertentu. Siswa dapat membagi data dan mengirim surat elektronik melalui
email.

Manfaat internet : Bagi siswa sendiri internet juga memberikan banyak manfaat antara lain Internet
membantu siswa untuk mencari materi atau referensi untuk membantu proses belajarnya, sebagai alat
komunikasi. Siswa dapat berkomunikasi dengan menggunakan program atau situs-situs jejaring sosial
tertentu, Siswa dapat membagi data dan mengirim surat elektronik melalui email, dapat mencari
materi untuk pembelajaran di sekolah sebagai referensi, dan mencari informasi yang dapat mendukung
kegiatan belajar mereka, dan mempermudah komunikasi edukatif antara dosen dengan siswa, siswa
lebih aktif mencari ilmu pengetahuan dan informasi.

Kaitan inovasi pembelajaran dengan internet

Penggunaan internet sebagai sumber dan media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan
perangkat komputer sebagai sumber dan media pembelajaran yang inovatif. Diharapkan dengan
penggunaan sumber dan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat serta perhatian peserta
didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berjalajan dengan baik. Selain itu, proses
pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan TIK sebagai sumber dan media pembelajaran
memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru dengan peserta didik. Penggunaan
internet sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan perangkat komputer sebagai media
pembelajaran yang inovatif. Diharapkan dengan penggunaan media ini dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berjalajan dengan baik. Selain itu, proses pembelajaran akan lebih efektif karena penggunaan TIK
sebagai media pembelajaran memungkinkan teratasinya hambatan dalam proses komunikasi guru
dengan peserta didik seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai