Anda di halaman 1dari 21

FORMAT JAWABAN TUGAS TUTON

Judul Tugas 1

IDIK 4017 & PEMBAHARUAN DALAM PEMBELAJARAN

NIKMATUL MILLA LAILY FIRZA


041486034
58/PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UPBJJ 50/SAMARINDA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum.wr.wb . Mata Kuliah Pembaharuan Dalam Pembeljaran (IDIK 4017)
dalam 3 SKS. Mata kuliah Pembaharuan dalam Pembelajaran merupakan mata kuliah yang
dibutuhkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dan memberikan nuansa
pembelajaran lebih baik dan menarik. Untuk mencapai tujuan tersebut, materi yang harus
dipelajari pada modul ini di antaranya membahas beragam inovasi dan pembaharuan dalam
pembelajaran serta kurikulum, strategi guru untuk mengintegrasikan pembaharuan pembelajaran
ke dalam pembelajaran bidang studi, pembaharuan dalam evaluasi pembelajaran, serta teknik
merancang pembaharuan dalam pembelajaran. Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
1. menjelaskan hakikat pembaharuan dalam pembelajaran;
2. menjelaskan implikasi pembaharuan kurikulum terhadap pembelajaran;
3. menjelaskan pembelaj aran tematik sebagai salah satu dari pembelaj aran inovatif;
4. menjelaskan beragam teori, strategi dan contoh-contoh pendidikan karakter;
5. menguraikan pembelajaran kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai salah satu ragam
pembaharuan pembelajaran;
6. menjelaskan tentang pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan
implementasinya;
7. menjelaskan pembelaj aran yang menggunakanalat bantu dengan tik (teknologi infonnasi
dan komunikasi), multimedia, dan berbagai sumber;
8. menerapkan praktik pembaharuan dalam pembelaj aran berbagai bidang studi;
9. menjelaskan tentang proses perancangan pembelajaran inovatif, mulai dari prinsip-
prinsip perancangan sampai pada langkah-langkah perancangan, serta contoh rancangan
pembaharuan pembelajaran.
Di tugas 1 ini mahasiswa akan berusaha menjawab permasalahan tentang pembaharuan
dalam pembelajaran yaitu pembelaran inovatif dan inovasi dalam pembelajaran. Kemudian
mahasiswa akan menjawab permasalahan tentang pembaharuan dalam kurikulum dan implikasi
pembaharuan kurikulum. Serta mahasiswa akan menjawab permasalah tentang ragam
pembaharuan dalam pembelajaran tematik dan serba-serbi pembelajaran tematik dan Makna
Pendidikan karakter serta Strategi pembelajaran dana Pendidikan karakter.
Adapun dalam penyelesaian kegiatan penyelesaian tugas 1 tidaklah sempurna, namun
mahasiswa tetap berusaha untuk menyelesaikan dengan baik. Terima kasih banyak.
Wassalamuallaikum.wr.wb
TUGAS TUTORIAL I

Program Studi : IP/TP


Kode Mata Kuliah : IDIK4017
Nama Mata Kuliah : Pembaharuan dalam Pembelajaran
Jumlah sks : 3 sks

Skor Sumber Tugas


No. Uraian Tugas Tutorial
Maksimum Tutorial
1. Pembelajaran inovatif dipercaya akan membawa Modul 1
perubahan terhadap proses belajar siswa yang IDIK4017
berimplikasi pada peningkatan kualitas hasil belajar Pembaharuan
siswa. dalam
a. Jelaskan perbedaan antara pembelajaran 10 Pembelajaran
inovatif dengan pembelajaran tradisional!
b. Berikan contoh-contoh yang membedakan 15
antara pembelajaran inovatif dan pembelajaran
tradisional
2. Pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan pada Modul 2
sejumlah faktor seperti adanya tantangan internal, IDIK4017
tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, dan Pembaharuan
penguatan tata kelola pola pikir. dalam
a. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi dasar 10 Pembelajaran
pengembangan kurikulum 2013 tersebut.
b. Sebagai penyelenggara pendidikan yang
menerapkan Kurikulum 2013 jelaskan hal-hal 15
yang bersifat positif dalam peningkatan
kualitas Pendidikan dan jelaskan kendala-
kendala yang dihadapi dalam penerapannya.
3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang Modul 3
dimaknai berdasarkan tema-tema tertentu yang ditinjau IDIK4017
berdasarkan berbagai mata pelajaran. Pembaharuan
a. Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran tematik 10 dalam
yang menjadi dasar penerapannya. Pembelajaran
b. Berikanlah contoh dari tiap-tiap prinsip 15 Materi 2.1–
pembelajaran tematik dikaitkan dengan tema Materi 2.6
pembelajaran yang Anda pilih.
4. Di era millenial dan era disruspi seperti sekarang ini, Modul 4
pendidikan karakter memiliki urgensi yang sangat IDIK4017
besar. Pembaharuan
a. Pelaksanaan Pendidikan karakter dapat 10 dalam
dilakukan melalui beragam cara, jelaskan Pembelajaran
empat bentuk pembelajaran karakter.
b. Dari keempat bentuk pembelajaran karakter 15
berilah masing-masing contoh bagaimana
Anda menerapkan dalam proses pembelajaran
untuk Pendidikan karakter di kelas Anda.

PEMBAHASAN

1. Pembelajaran inovatif dipercaya akan membawa perubahan terhadap proses belajar


siswa yang berimplikasi pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa.
a. Jelaskan perbedaan antara pembelajaran inovatif dengan pembelajaran
tradisional!
b. Berikan contoh-contoh yang membedakan antara pembelajaran inovatif dan
pembelajaran tradisional

Jawaban:
Berdasarkan buku IDIK 4017 halaman 1.1-1.41.
a. Perbedaan pembelajaran inovatif dengan pembelajaran tradisional

Pembelajaran tradisional pada umumnya digambarkan dengan :


 guru berdiri di depan kelas, menjelaskan atau menyajikan suatu informasi
melalui ceramah atau kuliah,
 siswanya duduk manis mendengarkan secara pasif atau menulis catatan.
 Dalam pembelajaran tradisional, siswa diasumsikan sebagai penerima
informasi yang pasif- mencatat, mendengarkan, menghafal-tanpa
berkontribusi terhadap proses pembelajaran. Inforrnasi yang disampaikan
oleh guru kebanyakan bersifat abstrak dan teoritis, kurang kontekstual
dan tidak otentik.
 Seringkali informasi yang disampaikan hanya bersumber dari buku
pegangan yang telah dimiliki siswa, sehingga pengetahuan menjadi
terbatas
pada satu buku.
 Pada umumnya pembelajaran yang hanya bersumber pada satu buku
membuat kontekstual materi pembelajaran kurang dekat dengan
kehidupan siswa.
 Dalam pembelajaran tradisional, guru tidak mampu melayani semua siswa
secara merata, sehingga guru sering membiarkan adanya siswa yang
mendominasi kelas.
 Seluruh siswa diperlakukan sama, padahal karakteristik siswa di setiap
kelas tentu beragam baik dari segi kemampuan, gaya belajar, maupun
kecerdasan berganda yang dimiliki oleh siswa.
 Selain itu, jika ada tugas kelompok, tanggung jawab siswa secara
individual
seringkali tidak terlihat atau terlewatkan karena tugas sering dikerjakan
hanya oleh salah seorang anggota kelompok, sementara anggota kelompok
lainnya hanya enak- enak saja dan menumpang pada keberhasilan
temannya.
 Seringkali guru kurang mampu memaksimalkan peran individu pada tugas
kelompok. Padahal sudah selayaknya pembelajaran menjadi sebuah proses
membangun pengetahuan bersama dengan prinsip saling melengkapi
antara satu siswa dengan siswa lainnya.
 Kelompok belajar, jika ada, biasanya bersifat homogen dan sangat
kompetitif terhadap kelompok lain dengan prinsip kalah atau menang.
 Ketua kelompok seringkali ditunjuk oleh guru. Hal ini meminimalisasi
kemampuan siswa untuk berdemokrasi. Sehingga keterampilan siswa
untuk bermusyawarah hanya menjadi teori semata.
 Secara umum, keterampilan sosial jarang diajarkan, Walaupun ada kerja
kelompok.
 Guru juga jarang melakukan pemantauan atau observasi terhadap
kemajuan siswa dan proses belajar siswa secara individual maupun dalam
kelompok.
 Penekanan dilakukan oleh guru terhadap penyelesaian tugas sebagai
indikator pencapaian KKM, dan penyelesaian kurikulum. Proses
pembelajaran adalah sama dari waktu ke waktu, sehingga cenderung
membosankan.
 Penanaman karakter pun seolah-olah hanya menjadi tugas bagi guru Budi
Pekerti atau Pendidikan Kewarganegaraan tanpa praktik yang memadai
dalam proses belajar mengajar sehari- hari.

 Sementara itu, pembelajaran inovatif :

 menawarkan tantangan kepada guru untuk melakukan sesuatu yang


berbeda dalam pembelajaran yang dilakukan dari waktu ke waktu.

 Memberikan kesempatan siswa untuk berkontribusi terhadap proses


pembelajaran dengan bercerita tentang pengetahuan awal/masa lampaunya
yang dianggap relevan merupakan suatu inovasi dalarn pembelajaran dan
memiliki makna pengakuan atas keberadaan siswa serta keunikan siswa
dengan pengalamannya yang kaya.
 Siswa dan guru bereksplorasi bersama, mencari pemecahan terhadap
masalah yang dihadapi, sehingga siswa ditantang untuk aktif dan terlibat
penuh, menggunakan kemampuan berpikir kritis, dan selalu mengaitkan
hal-hal yang dipelajari dengan kehidupan nyata.

 Guru pun seharusnya lebih terbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa,


sehingga semangat murid untuk mengeksplorasi pengetahuan pun tetap
terjaga.

 Dalam satu pertemuan guru mungkin menerapkan pembelajaran


kolaboratif, kemudian untuk beberapa pertemuan guru menerapkan
pembelajaran berbasis projek, untuk pertemuan lain guru menerapkan
pembelajaran yang meminta siswa mengerjakan tugas secara individual,
dan lain-lain.

 Unsur kebaruan atau adanya sesuatu yang lain dari biasanya di setiap
perternuan begitu terasa, sehingga siswa selalu antusias untuk rnengikuti
pelajaran.

 Unsur kebaruan ini merupakan salah satu cara menarik perhatian dalam
model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and
Satisfaction) dari Keller (1987). Menurut Keller, perhatian siswa dapat
diperoleh melalui :

(1) Perceptual arousal penggunaan kejutan atau sesuatu yang


aneh/berbeda untuk memancing keingintahuan siswa, atau
(2) Inquiry arousal — memancing keingintahuan siswa melalui tantangan-
tantangan belajar yang menarik atau masalah yang harus dipecahkan.

 Unsur kebaruan dalam pembelajaran inovatif dapat diterapkan pada


berbagai tahap pembelajaran secara bergantian dari waktu ke waktu.
 proses yang dirancang oleh guru berdasarkan proses berpikir kreatif dan
inovatif dalampengemasan ulang metode/strategi/teknik pembelajaran
yang sudah ada melalui proses integrasi, kemas ulang, penambahan,
maupun re-kreasi sehingga menghasilkan proses pembelajaran baru yang
bermakna baru.
 Karakteristik Inovatif: Keuntungan relative, Kecocokan dengan sistem
lama, Kompleksitas, Mudah untuk dicoba, Mudah untuk
diimplementasikan
 Ada beberapa karekteristik dari inovatif, yang pertama
 keuntungan relatif, maksudnya bahwa Inovasi harus dapat memberikan
keuntungan relatif bagi penggunanya. Misalnya, minum air mineral di
botol, seperti Aqua, Ades, dll., merupakan kebanggaan tersendiri bagi
peminumnya, karena menunjukkan kesadaran akan kesehatan dan
kebersihan air minum. Dalam pembelajaran inovatif, guru mencobakan
proses PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan) yang disebarluaskan oleh Proyek DBE 2 (Decentralized
Basic Education) dari USAID (US Agency for International Development)
 Kecocokan dengan sistem lama, Inovasi diharapkan memiliki beberapa
kesamaan dengan sistem yang ada, nilai/norma yang dipegang atau
pengalaman yang pernah dialami. Inovasi yang tidak memiliki kecocokan
nilai dan sistem dengan yang sudah ada, tidak akan diterima. Dalam
pembelajaran inovatif, penerapan pembelajaran aktif di luar kelas
misalnya akan sangat dipertanyakan oleh banyak pihak – orang tua, guru
lain, kepala sekolah – karena menyalahi persepsi tentang tempat belajar
selama ini, yaitu belajar di sekolah harus terjadi di ruang kelas secara
klasikal. Dengan demikian, perubahan yang hendak diterapkan perlu
dicobakan sebagian, sebisa mungkin diperkenalkan melalui sistem yang
sudah ada.
 Kompleksitas, Pembelajaran inovatif biasanya mempersyaratkan adanya
perubahan tradisi dari tradisi mengajar menjadi tradisi belajar bersama,
perubahan otoritas dari otoritas guru menjadi otoritas bersama, perubahan
administrasi kelas dan banyak perubahan lainnya.Hal ini menyebabkan
ketidaknyamanan dari guru yang akan menerapkan pembelajaran inovatif
dan juga kepala sekolah yang harus mendukung penerapan tersebut.
Dengan demikian, pembelajaran inovatif yang dianggap rumit akan sulit
diterima oleh berbagai pihak.
 Mudah untuk dicoba, Pembelajaran inovatif yang banyak diperkenalkan
oleh berbagai proyek agen internasional biasanya dikemas dengan
berbagai pelatihan, kesempatan ujicoba dan kesempatan refleksi terutama
tantangan yang dihadapi dalam ujicoba sehingga peserta betul-betul
memahami dan mengerti tentang inovasi pembelajaran tersebut
 Mudah untuk diimplementasikan, PAIKEM sebagai pembelajaran
inovatif, misalnya, memerlukan waktu yang lama untuk diterima oleh
banyak guru, karena hasil yang terlihat oleh guru adalah kelas yang riuh
rendah tidak beraturan, pembelajaran yang memerlukan waktu yang
panjang (baik dari segi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi) tetapi belum
tentu mencapai Ketentuan Kelulusan Minimal (KKM) sebagaimana telah
ditetapkan.

 Dapat dilakukan jika guru: Terbuka terhadap perkembangan, Terlibat aktif


dalam proses belajar, refleksi, dan penelitian ,Kompetensi pedagogis yang
mantap, Berimprovisasi
 Kreatifitas dalam pembelajaran dapat tercipta apabila guru mau dan
mampu menerima terhadap kritik dan masukan dari pihak luar terkait
dengan pembelajaran. Guru harus mampu mengadopsi perkembangan
yang terjadi di luar menjadi strategi atau materi bahkan model dalam
pembelajaran. Sudah tidak jamannya guru hanya mengandalkan dari satu
sumber belajar saja.
 Keterlibatan guru dalam proses penelitian-penelitian terutama PTK akan
menciptakan inovasi dan kreativitas guru dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran. Mau melakukan refleksi
terhadap apa yang sudah dilaksanakan dalam pembelajaran dan hasil
belajar siswwa juga merupakan salah satu cara untuk memunculkan ide-
ide pembahruan dalam pembelajaran.
 Penguasaan pedagogis menjadi faktor utama bagi seorang guru dalam
melaksanakan proses PBM
 Kemauan untuk berimprovisasi menjadikan guru apakah ia mau untuk
merubah pola, strategi atau model pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan.

b. Perbedaan pembelajaran inovatif dan tradisional

inovatif:
 Guru aktif (berkeliling, mendekat ke siswa)
 Siswa aktif (diskusi, presentasi)
 Sumber belajar guru lebih dari 1
 Siswa diperlakukan beda karena karekteristik siswa yang berbeda-
beda
tradisional:
 Guru berdiri di depan kelas
 Siswa diam dan mencatat
 Siswa pasif
 Buku guru sama dengan buku siswa
 Semua siswa sama perlakuannya

2. Pengembangan Kurikulum 2013 didasarkan pada sejumlah faktor seperti adanya


tantangan internal, tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, dan penguatan tata
kelola pola pikir.
a. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi dasar pengembangan kurikulum 2013
tersebut.
b. Sebagai penyelenggara pendidikan yang menerapkan Kurikulum 2013 jelaskan
hal-hal yang bersifat positif dalam peningkatan kualitas Pendidikan dan jelaskan
kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapannya.

Jawaban:
Berdasarkan buku IDIK 4017 halaman 2.1 -2.37 dan
https://riausky.com/news/detail/64206/kendala-yang-dihadapi-dalam-penerapan--
kurikulum-k13.html

a.faktor-faktor yang menjadi dasar pengembangan kurikulum 2013


Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
70/2013, dijelaskan rasionalisasi pengembangan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013
pengembangkan berdasarkan faktor-faktor berikut ini:
Tantangan Intelnal:

Tantangan internal terkait dengan kondisi dan tuntutan pendidikan yang mengacu
pada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:
 standar isi, standar proses,
 standar kompetensi lulusan,
 standar pendidik dan tenaga kependidikan,
 standar sarana dan prasarana,
 standar pengelolaan,
 standar pembiayaan, dan
 standar penilaian pendidikan.
Tantangan lainnya adalah perkembangan penduduk Indonesia. Jumlah penduduk
Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak
berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 (70%). Tantangan terbesar adalah
mengupayakan agar sumber daya manusia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya yang memiliki kompetensi dan keterampilan
rnelalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Tantangan Eksternal:

Tantangan eksternal terkait dengan :


 arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan inforrnasi,
 kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di
tingkatinternasional.
Penyempurnaan Pola Pikir :
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempumaan pola pikir antara lain pola
pembelajaran berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran
interaktif, pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring, pola pembelajaran
pasif menjadi pembelajaran aktif.

Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan
bagi peseta didik
Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang bersifat posif sebagai berikut.
1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotor.
2) Sekolah mempakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana di mana pesena didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan
memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkan dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
4) Memberi Waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kornpetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar, dimana
semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
yang dinyatakan dalam kompetensi inti.
7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidik. .

Kendala yang sering dihadapi :

 Dalam penerapannya guru hanya perlu menyampaikan informasi dan materi


pembelajaran yang akan dibahas.
 Peserta didik mengalami kesulitan dalam pembelajaran siswa dituntut untuk lebih
mandiri, kreatif, dan inovatif.
 siswa juga dituntut untuk lebih aktif dalam mencari informasi sendiri,
menemukan, menyampaikan pendapat di depan kelas, mengevaluasi, dan menarik
kesimpulan di akhir pembelajaran.
 minimnya buku panduan untuk guru dan peserta didik.
 Sulitnya untuk menyesuaikan metode pembelajaran, kurangnya penguasaan
model pembelajaran ying ang sesuai dengan kurikulum 2013, serta minimnya
waktu dalam proses belajar mengajar, kurangnya pembinaan dari dinas
pendidikan dalam kurikulum 2013
 Sehingga guru hanya mampu mengikuti jadwal yang di berikan oleh pihak
sekolah.
Selain itu, satu hal yang membuat guru kesusahan ialah sistem penilaian yang memiliki
banyak aspek.
 Guru juga terlalu sulit untuk memadukan muatan dan pengajaran dalam
pembelajaran tematik.

 Minimnya sarana dan Bantuan operasional sekolah yang sering dibatasi oleh
peraturan sehingga sekolha tidak dapat membeli sarana dan prasana yang
dibutuhkan oleh peserta didikdan sekolah.

 Disamping itu, peserta didik juga kesulitan dalam memahami pembelajaran yang
ada di K13 ini seperti pembelajaran Tematik. Yang mana dalam pembelajaran
Tematik ini banyak memadukan beberapa tema sehingga peserta didik tidak dapat
fokus dengan satu pembelajaran saja.

3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dimaknai berdasarkan tema-tema


tertentu yang ditinjau berdasarkan berbagai mata pelajaran.
a. Jelaskan prinsip-prinsip pembelajaran tematik yang menjadi dasar penerapannya.
b. Berikanlah contoh dari tiap-tiap prinsip pembelajaran tematik dikaitkan dengan
tema pembelajaran yang Anda pilih.

Jawaban:
Berdasarkan Buku Modul IDIK4017 Pembaharuan dalam Pemeblajaran halaman
3.4-3.38 dan https://core.ac.uk/download/pdf/229571972.pdf
A. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik muncul dari gagasan filosofis yang menekankan bahwa
kreativitas anak didik terbentuk dari aktivitas yang diperoleh melalui pengalaman
langsung di lingkungan yang natural (Trianto, 2010). Anak didik mendapat pengetahuan
yang pertama berasal dari pengamatan pada lingkungan sekitar yang terdekat. Ilmu
pengetahuan yang terbentuk pada anak tidak hanya berasal dari materi yang diberikan
oleh guru, tapi juga perlu diarahkan dari pengetahuan awal yang diketahui anak tersebut.
Seperti yang dijelaskan pada teori Piaget tentang kontruktivisme (constructivism).
Secara psikologis, teori perkernbangan kognitif Piaget juga mengatakan beberapa ciri-ciri
perkembangan berpikir anak pada usia 6 - 9 tahun yang sudah dianggap matang dalam
belajar. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk bisa ke tahap abstrak
tergantung pada irama perkembangan anak. Pengetahuan yang diperoleh dibangun
melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penyerapan informasi
baru dalam berpikir. Informasi tersebut disusun kembali dan dikaitkan dengan informasi
lama yang sudah ada sebelumnya dalam pikiran anak sehingga terbentuk pengetahuan
atau skema baru, proses ini disebut dengan akomodasi.
Piaget. juga menekankan bahwa pengetahuan anak diperoleh melalui tindakan
aktif
dalam memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Semakin aktif anak tersebut
maka sernakin banyak informasi yang diperoleh dan disusun menjadi pengetahuan atau
skema baru yang diketahui anak.
Kemudian dalam UU No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab
V Pasal lb menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Menurut Trianto (2010) juga menuliskan beberapa alasan yang mendasari pentingnya
kegiatan pembelajaran tematik, antara lain:
1. dunia anak adalah dunia nyata;
2. proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek akan lebih
terorganisir;
3. pembelajaran akan lebih bermakna;
4. memberikan peluang kepada siswa untuk rnengembangkan kemarnpuan diri;
5. memperkuat kernarnpuan yang diperoleh;
6. efisiensi Waktu.

Menurut Trianto (2010), pembelajaran ternatik adalah pembelaj aran yang


dimaknai berdasarkan terna-tema tertentu yang ditinjau berdasarkan berbagai mata
pelajaran. Misalnyatemanya hutan yang dapat dikaitkan dengan materi dalam pelaj aran
IPA, ,IPS, Matematika, Bahasa, dan Seni. Pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk rnemunculkan berbagai penanyaan dan rasa ingin tahu dengan
penghayatan secara luas tentang dunia sekitar kita. Pembelaj aran tematik merupakan
salah satu jenis dari pembelaj aran terpadu yang sering juga disamakan dengan
pembelajaran terintegrasi.
Secara umum, prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan
menjadi:
1. Prinsip penggalian tema: prinsip ini merupakan prinsip utama dalam pembelajaran
tematik. Di dalam menggali terna, guru mesti memperhatikan persyaratan dalam
penggalian tema, yakni tema:
a. hendaknya tidak terlalu luas namun dapat dengan mudah diaplikasikan ke dalarn mata
pelajaran lainnya;
b. harus memberikan makna kepada siswa sebagai bekal dalam melanjutkan
pembelajaran materi selanjutnya;
c. harus mernperhatikan psikologi dan minat siswa dalam belajar agar siswa termotivasi
dalam pernbelajaran;
d. yang dipilih harus mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dan
ketersediaan dalam sumber belaj ar serta kurikulum yang berlaku.

2. Prinsip pengelolaan pembelajaran: dalam mengelola pembelajaran, guru sangat


dibutuhkan sebagai fasilitator dan mediator agar peserta didik mampu mernberikan
kontribusinya dalam proses pembelajaran tersebut.

3. Prinsip evaluasi: evaluasi sangat dibutuhkan dalam mengetahui hasil suatu proses
pembelajaran. Ada beberapa langkah-langkah positif yang diperlukan dalam melakukan
evaluasi pada pembelajaran tematik, yakni:
a. siswa diberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation
selfassessment) agar siswa mampu merefleksikan hasil belajar mereka;
b. guru perlu rnengajak siswa mengevaluasi proses pembelajaran yang telah tercapai
berdasarkan kriteria keberhasilan dari tujuan pembelajaran pada topik tersebut.

4. Prinsip reaksi: guru hams mampu memberikan reaksinya terhadap aksi-aksi siswa
baik itu perilaku siswa rnaupun dalam hal jawaban-jawaban siswa rnengenai
pembelajaran di kelas. Dalam memberikan reaksi tersebut, gurumenggiring siswa untuk
mampu menemukan suatu ketercapaian dari tujuan-tujuan pembelajaran secara utuh dan
bermakna.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK


Berdasarkan Depdiknas (2006) dalam Trianto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik, antara lain:
1. berpusat pada siswa: pembelaj aran ini sangatlah dianj urkan pada saat ini karena siswa
menjadi subjek pembelajaran (student center learning) dan guru sebagai fasilitator
mereka;
2. memberikan pengalarnan langsung: ini mernbantu siswa untuk mendapatkan sesuatu
yang nyata (konkret) sebagai ilmu dasar bagi mereka ketika dihadapkan pada hal-hal
yang abstrak;
3. pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas: dalam pembelajaran tematik, pemisahan
mata pelajaran tidak begitu jelas yang digunakan untuk mengarahkan tema-tema yang
berkaitan ke kehidupan siswa;
4. bersifat fleksibel: pembelajaran ternatik bersifat fleksibel karena guru dapat
mengaitkan rnata pelajaran yang berkaitan maupun ke kehidupan sehari-hari siswa;
5. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan: hal ini sesuai
dengan prinsip belajar PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan).

C. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PEMBELAJARAN


TEMATIK
Berikut ini langkah-langkah yang harus diperhatikan ketika akan melakukan
pembelajaran tematik.
1. Tahap perencanaan
a. Menentukan jenis mata pelaj aran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator.
c. Menentukan subketerampilan yang dipadukan.
d. Merumuskan indikator hasil belajar.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran di kelas.

Pembelajaran Bahasa Inggris Tematik Integratif (TI) Model Pembelajaran Tematik


Integratif dapat menjadi pilihan, karena karakteristik model pembelajaran ini sesuai
dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMK. Model ini menjadi alternatif model
pembelajaran yang baik karena siswa SMK yang berusiaremaja yang sedang terjadi
perubahan fisik dan mental yang cepat, mereka mulaimengembangkan kemampuan
kognitif lebih luas untuk itu diutamakan pembelajaran bahasa Inggris yang memerlukan
pemikiran lebih logikal dan abstrak namun juga pemikiran afektif yang berhubungan
dengan ego dan penanaman rasa percaya diri, serta harus memberi kesempatan pada
pengembangan ketrampilan akademis dan social. Dengan demikian pembelajaran ini
tersaji secara integratif baik dalam mata pelajaran itu sendiri dan terutama dengan mata
pelajaran lain atau lintas kurikulum. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan
kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada
siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah
epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara
produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin
tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.

Untuk pembelajaran Bahasa Inggris Tematik Integratif adalah merupakan suatu


kegiatan pembelajaran bersinergis antar beberapa disiplin ilmu secara terintegrasi dan
berdasar pada tema yang sama dan dalam konteks pembelajaran yang serupa dengan
tujuan penguasaan suatu kompetensi lulusan yang sama. Integratif tercermin pada
penentuan kompetensi lulusan tertentu yang digunakan sebagai tema untuk pembelajaran
beberapa mata pelajaran terkait dengan melalui langkah-langkah tertentu, yaitu:
1. Menentukan tema sesuai kompetensi
lulusan yang dipilih
2. Mengorganisasikan tema dengan menggunakan jaringan topik yaitu membuat integrasi
dengan mata pelajaran lain yang
dapat mendukung penguasaan kompetensi ini.
3. Mengumpulkan Bahan dan Sumber
4. Mendesain Kegiatan dan Proyek
Sebagai contoh pembelajaran Bahasa Inggris di SMK kelompok
Pariwisatajurusan Akomodasi Perhotelan dengan kompetensi lulusan yang dipilih adalah
Menangani reservation dari pelanggan Hotel.
Berdasarkan pola ini kemudian disusun suatu silabus yang menyangkut semua
aspek pembelajaran mulai tujuan sampai dengan evaluasi. Untuk proses pembelajaran
menggunakan kegiatan project-based learning, yang didasarkan pada Contextual
Teaching Learning dengan prinsip-prinsip tematis; terintegrasi; interaktif; inquiri;
berpusat pada siswa; dan kooperatif. Prinsip tematis didasarkan pada pemikiran bahwa
dalam proses belajar pada suatu waktu tertentu siswa dapat berkonsentrasi hanya pada
satu tema, untuk semua mata pelajara terkait walaupun jenis-jenis kegiatannya dapat
berbeda sehingga konsentrasi dapat terbentuk dan tidak terpisah pisah karena memiliki
tujuan akhir penguasaan satu kompetensi lulusan yang sama. Prinsip terintegrasi yang
didasarkan pada pemikiran bahwa pembelajaran akan utuh dan bermakna bila ada
hubungan antar disiplin ilmu dan pengembangan berbagai aspek hasil belajar.
Aspek belajar yang dapat dikembangkan ialahaspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotor serta aspek lain seperti akademik dan sosial. Sementara prinsip inquiri
berdasarkan pada komponen pada CTL yaitu mengalami dan menemukan sendiri
pengetahuan secara otentik tidak dibuat buat berdasarkan pengalaman nyata. Sedangkan
prinsip berpusat pada siswa dimaksudkan bahwa siswa adalah subyek pembelajaran, yang
memberi fasilitas terhadap kreatifitas individu dan input dari siswa termasuk
memperhitungkan kebutuhan tujuan pembelajaran mereka dan prinsip interaktif
menekankan pada sifat pembelajaran bahasa aktif yaitu sikap pembicara dan pendengar
dalam konteks situasi komunikasi apapun. Prinsip kooperatif adalah prinsip yang
menekankan kelas sebagai tim dan menekankan pada ketrampilan bekerja sama dan
bekerja dalam kelompok. Pembelajaran bahasa Inggris dengan model Tematik Integratif
ini sendiri selainberdasar pada Contextual Teaching Learning juga berdasar pada
Communicative Approach maka prinsip-prinsip keduanya terakomodasi dalam kegiatan
pembelajarannya, yaitu konstruktivis; inquiri; bertanya; masyarakat belajar; modeling;
refleksi; dan penilaian otentik serta prinsip-Communicative menurut David Nunan (1991)
yaitu pengutamaan interaksi dalam bahasa target, teks dan komunikasi dalam
pembelajaran yang otentik, pengutamaan proses alami dalam belajar bahasa target,
optimalisasi pengalaman belajar bahasa target dan usaha menghubungkan bahasa yang
dipelajari di kelas dengan bahasa sehari-hari di luar kelas. Prinsip-prinsip ini
berkolaborasi dan menyatu dengan prinsip-prinsip sebelumnya menjadi model belajar
bahasa Inggris TI. Pemilihan model belajar TI berdasarkan asumsi bahwa :
1) pembelajaran bahasa yang fungsional akan lebih bermakna dan efektif karena
disenangi siswa.
2) siswa senang dengan pembelajaran bila pembelajaran it perlu dan bermanfaat
dan sesuai dengan minatnya.
3) siswa dapat memahami
pembelajaran lebih baik bila ia terlibat dalampembelajaran itu karena ia akan
mengaitkan skemata previous knowledge dengan informasi baru yang diperolehnya
sehingga membentuk pengetahuan yang lebih sempurna.
4) aspek belajar bahasa ialah empat ketrampilan bahasa maka model TI
memfasilitasi semua ketrampilan ini. 5) siswa
adalah makhluk sosial maka model TI yang
interaktif terikat dengan konteks sosial di mana siswa berada (lingkungan budaya
dan lokasi). Hasil Belajar yang diharapkan dari model pembelajaran seperti ini ialah
siswa memiliki ketrampilan akademik berupa penguasaan materi lebih baik karena model
pembelajaran TI ini disusun berdasarkan karakteristik siswa sebagai pembelajar sekaligus
pribadi yang meiliki karakteristik yang terakomodir dalam pembelajaran, selain itu
diharapkan para siswa memiliki ketrampilan sosial dari hasil berinteraksi dalam kegiatan
pembelajaran. Bentuk pembelajaran ialah group work dan project work, dengan
karakteristik lingkungan yang fleksibel, demokratis danlingkungan berpusat pada siswa,
dengan materi belajar merupakan hasil sinergi dengan mata pelajaran lain, dengan tetap
mengutamakan prinsip-prinsip pengajaran Bahasa Inggris. Sementara peran guru dalam
pembelajaran model TI ini ialah sebagai model dalam arti ia menjadi contoh atau
menyediakan contoh, dalam hal dialog antar tamu dan resepsionis, guru dapat
mencontohkan dialog itu, atau menyediakan sarana, misalnya tape recorder, tayangan
film/VCD, membuat drama dari siswa/orang lain. Peran guru adalah pembimbing,
fasilitator bukan penentu otoritas, ia membantu, menyediakan sarana, menciptakan
suasana belajar, dan menyelenggarakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar siswa
dapat belajar dengan hasil maksimal. Guru juga berfungsi sebagai pemberi feed back dan
follow up, yang diberikan secara umum dan tidak menunjuk kepada satu orang. Feed
back dan follow up agar siswa mengetahui seberapa jauh mereka belajar dan bagian-
bagian mana yang perlu penguatan.

4. Di era millenial dan era disruspi seperti sekarang ini, pendidikan karakter memiliki
urgensi yang sangat besar.
a. Pelaksanaan Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui beragam cara, jelaskan
empat bentuk pembelajaran karakter.
b. Dari keempat bentuk pembelajaran karakter berilah masing-masing contoh bagaimana
Anda menerapkan dalam proses pembelajaran untuk Pendidikan karakter di kelas
Anda.

Jawaban:
Bentuk Pembelajaran Karakter.
 Integrasi pembelajaran karakter dalam mata pelajaran
Chattey dan Mittleberg (2004) mengungkapkan bahwa biasanya
Pendidikan karakter dilakukan dalam keseharian siswa di sekolah, misalnya
dengan cara pembacaan kutipan, puisi, atau melalui kegiatan hands-on dengan
pengembangan kemampuan terkait karakter yang baik. Kegiatan-kegiatan tersebut
dilakukan sebagai sebuah program terpisah dari mata pelaj aran yang diberikan
kepada para siswa. Hanya saj a, cara ini dirasa tidak memadai karena tidak
menyediakan ruang
bagi siswa untuk berdiskusi ataupun menganalisis dan menghadapi permasalahan
di dunia nyata.
Berdasarkan pertimbangan kurang efektifnya pembelajaran karakter yang
terpisah dari kurikulum, penelitian Chattey dan Mittleberg (2004) menunjukkan
adanya guru- guru yang telah berhasil mengintegrasikan pembelajaran karakter ke
dalam rencana pemberian materi pelaj aran yang telah mereka buat sébelumnya.
Contohnya dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam, Mould dalam Chattey dan
Mittleberg (2004) menyatakan bahwa fokus pada produktivitas berpikir lebih
bennanfaat bagi para siswa dibanding hanya melandaskan kemampuan berbasis
pemahaman terhadap pembelajaran. Maksudnya. siswa diminta untuk berpiki
secara kritis mengenai ide-ide dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam, tidak
hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru tanpa mengkritisi.
Dengan cara tersebut, guru mengajarkan siswa untuk berpikiran terbuka
dan kreatif, bertanggung jawab, serta memiliki motivasi intrinsik yang tinggi
dalam belajar. Contoh lainnya adalah penggabungan pembelajaran karakter pada
pelajaran olah raga. Beller dalam Chattey dan Mittleberg (2004) menemukan
bahwa dalam olah raga terdapat dua jenis karakter yang telah berjalan, yaitu
karakter sosial dan karakter moral. Karakter sosial di antaranya adalah kesetiaan,
dedikasi, kolaborasi, dan menjadi Warga negara yang baik. Sedangkan, karakter
moral adalah kejujuran, adil, dan bertanggung jawab. Kedua jenis karakter
tersebut sudah terdapat pada pelajaran olahraga, yang guru lakukan adalah
memaksimalkan penggunaan pelajaran olah raga untuk pembelajaran karakter
tersebut.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran karakter dapat
dilakukan tanpa harus menyusunnya menjadi suatu program yang terpisah dari
kurikulum pembelajaran. Guru dapat menyampaikan materi pelajaran yang telah
disusun sebelumnya dan memberikan pembelaj aran karakter dalam waktu yang
bersamaan.

Pada kelas Bahasa inggris saya menyampaikan acuan pembelajaran atau


tujuan pembelajaran misalnya
ACUAN PEMBELAJARN:
MENYIMAK –BERBICARA
menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi topik yang telah familiar
dan dalam konteks kehidupan di sekolah dan di rumah dengan menggunakan
struktur kalimat dan kata kerja sederhana.
Memahami konteks, gagasan utama, dan informasi terperinci dari ragam
teks deskriptif tentang benda (things in house, things in classroom) lisan yang
disajikan dalam bentuk multimoda dalam lingkup keluarga dan kelas
Mengemukakan ide dari teks deskriptif tentang benda (things in house,
things in classroom) yang disajikan dalam bentuk multimoda dalam lingkup
keluarga dan kelas

2. Pembelajaran karakter melalui keteladanan


Salah satu kunci pendidikan karakter yang efektif menurut Berkowitz
(2012) adalah melalui keteladanan. Terdapat dua macam bentuk keteladanan yang
dapat diberikan kepada siswa. Pertama adalah keteladanan melalui tokoh fiksi,
tokoh- tokoh sejarah atau tokoh-tokoh lokal yang mengabdi pada masyarakat.
Misalnya melalui tokoh-tokoh dalam fabel, tokoh sejarah seperti Dewi Sartika, Ki
Hajar Dewantara, K.H. Ahmad Dahlan, dan lain-lain. Pengabdi-pengabdi
masyarakat seperti orang-orang yang memberdayakan masyarakat di bidang
pendidikan, lingkungan. ekonomi, dan lain-lain. Bentuk keteladanan yang kedua
adalah contoh perilaku yang diberikan oleh orang-orang dewasa yang berinteraksi
dengan para siswa. Kepala sekolah, para guru maupun staf harus
mengimplementasikan karakter yang hendak mereka tanamkan dalam bentuk
perilaku keseharian. Hanya saja, para teladan perlu berhati-hati untuk
menghindari kesalahan yang sering terjadi, yaitu memberikan imbalan terhadap
siswa yang melakukan suatu karakter baik. Hal itu dikarenakan untuk
menumbuhkan karakter yang baik, diperlukan kesadaran atau motivasi dari diri
sendiri, bukan dari faktor-faktor eksternal.
Di dalam kelas Bahasa inggris saya:
a. Mengawali pembelajaran dengan salam dan doa pembuka
pembelajaran (Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak
mulia)
b. Memberikan motivasi dengan youtube ;
https://www.youtube.com/watch?v=f8NrrAqsvTg (motivasi semangat belajar dari
Bapak BJ Habibie)

3. Pembelajaran karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi salah satu cara untuk
memaksimalkan pembelajaran karakter bagi siswa di sekolah (Alberta Education,
2005). Kedekatan antara siswa dengan komunitas sekolahnya dapat dibangun
melalui ekstrakurikuler. Hal ini dikarenakan tersedianya kesempatan bagi siswa
untuk belajar tentang kemandirian sekaligus ketergantungan terhadap yang lain.
Selain itu, berbagai karakter dapat dipelajari siswa melalui ekstrakurikuler seperti
berpikir kritis, bertanggung jawab, beradaptasi dengan orang lain, disiplin,
komunikasi, menentukan determinasi dalam hidupnya, dan lain-lain.

Setiap hari jum’at saya membimbing siswa untuk sholat dhuha


berjama’ah:
4.Pembelajaran karakter melalui program khusus sekolah
Program khusus yang dimaksud adalah aktivitas-aktivitas di luar jam
pembelajaran di kelas scrta kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa. Contoh-
contoh program yang diungkapkan oleh Alberta Education (2005) adalah
meminta siswa untuk mencari tokoh-tokoh yang memiliki kontribusi atau
menolong masyarakat di
daerah sekitar sekolah, mendiskusikan apa saja yang telah mereka capai.
Selain itu, ruangan-ruangan di sekolah dinamakan tokoh-tokoh yang telah berjasa,
untuk konteks Indonesia, kita bisa menamai ruangan dengan nama-nama para
pahlawan, ilmuwan dan lain-lain. Hal itu dilakukan untuk senantiasa
mengingatkan siswa untuk memiliki semangat meneladani para tokoh.
Program lainnya yang dilakukan oleh Alberta School adalah bakti sosial.
Siswa mengumpulkan pakaian dan makanan untuk kemudian disumbangkan
kepada anak-anak yang membutuhkan. Kegiatan merupakan upaya untuk
menumbuhkan tanggung jawab siswa kepada masyarakat di sekitarnya. Selain
menyumbang, siswa juga rnenjadi sukarelawan untuk membacakan cerita bagi
anak-anak di tempat penampungan. Dalam program ini, siswa tidak hanya
berkegiatan dengan modal finansial, tapi mereka perlu terlibat langsung untuk
menumbuhkan rasa tanggung jawab sosialnya. Dari kegiatan itu siswa juga
diharapkan dapat melakukan refleksi tentang keadilan, perdarnaian, dan harapan.

Diadakan upacara sumpah pemuda di skeolah setiap tgl 28 Oktober:


DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Dalam penyelesaian tugas 1 mata kuliah IDIK 4017 Pembaharuan dalam Pembelajaran,
mahasiswa menggunakan Buku modul dan materi inisiasi yang dibagikan oleh Dosen
pembimbing di laman E-learning UT serta sumber dari internet
 Pannen, Paulina dkk. (2022). Pembaharuan Dalam Pembelajaran. : Edisi ke -2.
Banten-Indonesia. Penerbit Universitas Terbuka.
 https://riausky.com/news/detail/64206/kendala-yang-dihadapi-dalam-penerapan--
kurikulum-k13.html
 https://core.ac.uk/download/pdf/229571972.pdf
 Foto-foto kegiatan sekolah

Balikpapan, 22 Oktober 2022


Nikmatul Milla Laily Firza

Anda mungkin juga menyukai