Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERBEDAAN JENIS KURIKULUM

Makalah ini disusun guna memenuhi ujian akhir semester mata kuliah
pengembangan kurikulum

Dosen Pengampuh Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Ria Wulandari, M.Pd.

Penyusun :
Mohammad Bilal Adam Malik 168320700016

Prodi Pendidikan Teknologi Informasi


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2018
Kata Pengantar

Dengan meneyabuta nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang Penyusun panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada Penyusun sehingga Penyusun bisa
menyelesaikan makalah kurikulum tentang perbedaan kurikulum.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pengembangan
kurikulum di program studi pendidikan teknologi informasi fakultas keguruan dan
ilmu pendidikan. Selanjutnya penulias mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Ria Wulandari, M.Pd. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah
Pengembangan Kurikulum yang telah memberikan bimbingan dan arahan kapada
penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap semoga makalah ini bias bermanfaat bagi para pembaca,
semoga bisa menambah wawasan maupun pengetahuan.
Kepada seluruh pembaca yang bersedia memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangungun dalam penyempurnaan makalah ini, dengan buka tangan
selebar-lebarnya untuk apresiasi tersebut dengan hati yang terbuka dan ucapan
terima kasih.

Sidoarjo, 12 Juli 2018

Penyusun
Bab I
Pendahuluan

I.I. Latar Belakang


Kurikulum merupakam merupakan suatu alat penting bagi
pendidikan karena pendidikan dan kurikulum saling berkaitan. Jika
diibaratkan, kurikulum layaknya jantung ditubuh manusia. Jika jantung masih
berfungsi dengan baik, maka tubuh akan tetap hidup dan berfungsi dengan
baik. Begitu pula dengan kurikulum dan pendidikan, apabila kurikulum
berjalan dengan baik dan didukung dengan komponen-komponen yang
berjalan dengan baik pula, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan
baik dan menghasilkan peserta didik yang baik pula.
Kurikulum akan berubah secara terus menerus dan berkelanjutan.
Perubahan kurikulum yang terus menerus dan berkelanjutan, semestinya juga
diikuti dengan kesiapan untuk berubah dari seluruh pihak yang bersangkutan
dengan pendidikan di Indonesia karena kuriulum bersifat dinamis bukan
statis. Jika kurikulum bersifat statis maka kurikulum tersebut merupakan
kurikulum yang tidak baik karena tidak menyesuaikan dengan
perkembangan-perkembangan yang ada di zamannya. Dan peran guru
sangatlah penting.

I.II. Rumusan Masalah


I.III. Tujuan Masalah
Bab II
Isi

II.I. Kurikulum CBSA


CBSA ( Cara Belajara Siswa Aktif ) pembelajaran yang
berpusat dan merupakan pendekatan pembelajaran berbasis keaktifan siswa
yang mengopyimalkan ketertiban siswa dalam proses pembelajaran.
CBSA sendiri merupakan strategi dimana mengajar yang
menyebabkan siswa aktif dalam pembelajaran yang melibatkan keaktivan,
intelek mental, fisik dan social, sehingga CBSA dapat dikatan sebagai Proses
Kegiatan Belajar dengan menggunakan kemampuan dan pengalaman yang
telah dimiliki oleh siswa.
CBSA merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan, keleluasan kepada siswa untuk aktif terlibat secara
fisik, mental, intelektual seoptimal mungkin sesuai potensi yang
dimilikinya. Proses belajar harus ber orientasi pada siswa dan guru harus
benar-benar menciptakan suasana kondusif agar siswa dapat belajar sesuai
dengan kebutuhannya.

Kerangka Dasar atau konsep Dasar


Berdasarkan peraturannya CBSA sendiri memiliki kerangka dasar
atau konsep dasar yang mengacu pada sistem pembalajaran, beberapa
konsep CBSA meliputi :
a. Pendekatan dalam pembelajaran yang menitikberatkan pada keaktifan
siswa, yang merupakan inti dari kegiatan pembelajaran, dalam CBSA
kegiatan belajara diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.
b. Siswa dipandang dari dua sisi yang berkaitan, sebagai objek
pembelajaran dan sebagai subjek yang belajar.
c. Kadar belajar siswa ditandai oleh semakin banyaknya dan bervariasi
keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran mengajar.
d. Menuntut kondisi-kondisi tertentu untuk menjamin kadar CBSA yang
tertinggi guna mencapai pembelajaran.
e. Pembelajaran melalui penerapan dalam bentuk bahan dan teknik.

Pengembangan CBSA
Cara Belajar Siswa Aktif sendiri memiliki pengembangan cara pembelajaran
yang dicapai, seorang guru mengajarkan sesuatu sebagaimana sesuatu itu
diajarkan sampai saat ini,
Active Learning merupakan alternative untuk mendapatkan hasil
berbeda, karena Active Learning merupakan pendekatan yang sesuai dengan
cara kerja otak. Bukan berarti keaktifan bukan sekedar belajar berkelompok.
Setidaknya belajar mengaktifkan secara fisik, social emosional, dan mental.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah tipe khusus
dari aktivitas kelompok yang mengupayakan untuk mengembangkan antara
kemampuan belajar dan kemampuan social dengan memasukan tiga
konsep/komponen ke dalam pembelajaran yaitu penghargaan kelompok.
Pembelajaran konstektual (contextual teaching and learning)
pembelajaran yang diawali dengan sajian atau Tanya jawab lisan yang ramah
dan terbuka terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk secara aktif terlihat dalam
pengalaman belajarnya dan dapat melatih keterampilan berfikir siswa.
Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) model
pembelajaran yang menuntut pengajar dan peserta didik mengembangkan
pertanyaan penuntun.
Pembelajaran kuantum (quantum teaching and learning) model
pembelajaran dengan enam kerangka pembelajaran (TANDURI) serta
memperhatikan lingkungan belajar siswa dan dibutuhkan peran serta guru
sebagai quantum teacher untuk mendayagunakan kemampuannya.
II.II. KBK
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau biasa disebut
kurikulum 2004 merupakan salah satu bentuk inovasi kurikulum karena
adanya semanngat dari reformasi pendidikan. Di awali dengan kebijakan
pemerintahan dalam pemerintahan daerah atau dikenal dengan otonomi
daerah UU Nomor 22 tahun 1999, dengan munvulnya kebijakan
pemerintahan tersebut didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan
masyarakat dalam globalisasi yang ditandai dengan munculnya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang beitu pesat sehingga penuh persaingan pada
segi dan aspek apapun. Maka dari itu setiap individu harus memiliki
kompetensi yang handa dalam berbagai bidang seperti sesuai dengan minat,
bakat, dan kemampuannya.

II.III. KTSP
Perkembangan dan perubahan yang terjadi waktu ke waktu
dalam dunia pendidikan di Indonesia, membuat kurikulum KBK memiliki
penyempurnaan perbaikan kurikulum baru, penyempurnaan tersebut
mengacu pada Undang-undang Nomo 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, beserta Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai
kurikulum penerus Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau merupakan
penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi daripada KBK pada
tingkat-tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian KTSP adalah
implementasi dari KBK pada tingkat satuan pendidikan tertentu.

Kerangka Dasar atau Konsep Dasar


Kerangka Dasar KTSP meliputi empat komponen, yaitu Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar, penilaian Berbasis kelas, Kegiatan
belajar mengajar, dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
a. Standar kompetensi dan kompetensi dasar
Merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan secara nasional dan
diwujudkan dengan hasil belajar peserta didik. Standar harus dapat
diukur dan diamati untuk memudahkan pengambilan keputusan guru,
tenaga kependidikan lain, peserta didik, orang tua, dan penentuan
kebijakan.
b. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang memberdayakan semua potensi peserta
didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan ini
diharapkan dapat mendorong individu belajar sepanjang hayat dan
mewujudkan masyarakat belajar.
c. Penilaian Berbasis Kelas
Merupakan kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi
yang ditetapkan.

Adapun kelebihan dan kekurangan antara KTSP dengan kurikulum


sebelumnya, antara lain :
Kelebihan KTSP
1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan.
2. Mendorong kepala sekolah, para guru, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
3. Memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengambangkan mata pelajaran tertentu yang memadai bagi kebutuhan
siswa.
4. Mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat.
5. Memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah.
6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang
kurikulum.
7. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada
pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama disekolah yang
berkaitan dengan pekerjaan masyrakat sekitar.
8. Memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan
belajar, maupun konteks sosial budaya.

Kelemahan KTSP
1. Kurangnya SDM yang diharap mampu untuk menjabarkan KTSP, pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada dan minimnya kualitas guru dan
sekolah.
2. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
3. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komperhensif
baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
4. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurangnya pendapat guru. Sulit untuk memenuhi
kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk
mendapat tunjangan profesi.

II.IV. K13

II.V. K13 Revisi

Anda mungkin juga menyukai