(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Manajemen Pendidikan Islam)
FAKULTAS TARBIYAH
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT pencipta alam semesta dan
isinya. Berkat rahmat, taufik, dan hidyah-Nya makalah ini dapat terwujud dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan
seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah yang berjudul Konsep Dasar dan Prinsip Pendidikan Berbasis Kurikulum
Merdeka ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Orientasi Baru Inovasi Pembelajaran
PAI yang di ampu oleh Ibu Dr. Indah Kusuma Dewi, M.Pd.I yang mana pada makalah ini akan
dibahas mengenai prinsip pendidikan berbasis kurikulum merdeka.
Dalam menyelesaikan tugas ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi dan
dialami penulis, baik dalam hal mengatur waktu, pengumpulan data dan lain sebagainya. Namun
dengan kerja keras dan kesungguhan hati serta motivasi, sehingga kesulitan dan hambatan dapat
diatasi dengan sebaik mungkin hingga tugas ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kata
sempurna.
Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih,
semoga Allah SWT selalu melimpahkan serta membalas semua kebaikan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumn
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merdeka Belajar merupakan kurikulum pendidikan yang saat ini sedang diterapkan dan
digagaskan oleh Mendikbud. Dengan menerapkan kurikulum merdeka belajar diharapkan dapat
mempercepat proses reformasi pendidikan di Indonesia yang selama ini dianggap perlahan layu.
Medikbud bahkan menggagas istilah deregulasi pendidikan karena regulasi pendidikan selama ini
dinilai menghambat proses pencapaian reformasi pendidikan bermuara pada kualitas dan mutu
pendidikan di Indonesia. Dalam situasi seperti saat ini yaitu adanya Pandemi COVID-19 yang
berimbas pada kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi pembelajaran secara mandiri oleh siswa
yang dilakukan di rumah saja (Fahrina, dkk 2020). Situasi saat ini mengalami peningkatan dalam
perkembangan industri karena dengan kondisi siswa belajar di rumah maka tranformasi pendidikan
menjadi berkembang melalui peningkatan teknologi.
Merdeka belajar menurut Mendikbud adalah kebebasan 2 unit pendidikan (sekolah, guru dan
murid) dalam berinovasi maupun belajar dengan mandiri dan kreatif. Terdapat empat pokok
kebijakan merdeka belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbud saat Rapat Koordinasi dengan
Kepala Dinas Pendidikan seluruh Indonesia (Kemendikbud, 2019). Pertama, penyelenggaraan
1
Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) digantikan ujian (asesmen) yang diselenggarakan oleh
sekolah masing-masing. Diharapkan guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil belajar
siswa, tidak lagi bergantung pada standar nasional yang merangking siswa seluruh Indonesia.
Kedua, penggantian UN (Ujian Nasional) sebagai indicator kelulusan dan keberhasilan siswa
menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. UN yang dari tahun ke tahun selalu
menimbulkan masalah dan tekanan terhadap siswa dan juga guru akan dihilangkan dan diganti
metode baru. Metode asesmen ini diharapkan tidak lagi melihat aspek kognitif siswa tapi dapat
melihat karakter siswa. Ketiga, guru diberi kebebasan dalam mengembangkan format RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan tidak lagi terpaku pada bentuk RPP lama yang
menghabiskan waktu dan tenaga untuk membuatnya. Dengan demikian diharapkan guru dapat
memiliki lebih banyak waktu unutk mempersiapkan dan mengevaluasi proses pemebelajaran.
Keempat, peraturan tentang penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang sebelumnya zonasi
menjadi lebih fleksibel untuk mengakomodasi berbagai kondisi di daerah. Sehingga diperlukan
koordinasi yang matang dengan berbagai pihak di daerah untuk menentukan PPDB
(Kemendikbud, 2019). Keempat pokok dalam kebijakan 3 merdeka belajar tidaklah mudah untuk
diterima semua pihak terutama dari kalangan lembaga pendidikan yang sudah terbiasa dengan pola
konvensional.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui konsep dasar dan prinsip pendidikan berbasis Kurikulum Merdeka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Merdeka Belajar
Covid-19 yang muncul di akhir tahun 2019 dan berlangsung kurang lebih tiga tahun
hingga 2022 menjadi alas an penting adanya perubahan kurikulum ini. Terjadinya learning loss
(kehilangan pembelajaran) pada pelajar di Indonesia maka dibutuhkan adanya kebijakan
perubahan kurikulum. Kurikulum yang didesain normal tentu tidak bisa diimplementasikan
dalam masa pandemic Covid-19 sehingga mulailah didesain kurikulum khusus masa pandemi
yang disebut “Kurikulum Darurat”. Kurikulum ini tentu saja memiliki perlakuan khusus yang
1
Sacstra Wijaya, Kampus Merdeka & Inovasi Pendidikan, (Jakarta: Desanta Muliavisitama, 2021), hlm.282
3
jika telah normal tidaklah baik jika terus dilanjutkan. Alasannya kurikulum ini memiliki banyak
pengurangan waktu dan materi sehingga jika normal maka sejatinya kurikulum harus
dikembalikan pada masa normal.
Didunia internasional, kurikulum yang telah memilki fondasi dan sistem yang kuat
adalah Kurikulum Internasional Baccalaureate atau biasa disebut IB. IB berasal dari sebuah
fondasi pendidikan internasional yang berlokasi di jenewa, swiss. IB merupakan kualifikasi
yang diakui secara internasional dan diterima berbagai universitas-universitas ternama didunia.
IB digunakan oleh banyak sekolah internasional di Indonesia. Salah satunya SD Cikal. SD ini
dianggap berhasil dalam mengembangkan IB School dan pemerintah di masa Menteri
Pendidikan Anies Baswedan tertarik untuk mengembangkan IB sebagai kurikulum nasional.
Ekosistem yang sudah matang dari IB diambil dan dimodifikasi melalui nilai-nilai
keindonesian. Salah satu nilai yang dimodifikasi adalah nilai universal yang dikaitkan dengan
nilai lokal Indonesia yakni Pancasila. Maka, lahirlah Profil Pendidikan Pancasila yang menjadi
ruh dari Kurikulum Merdeka yang akan diimplementasikan secara nasional. Jadi Kurikulum
Merdeka dengan IB curriculum memiliki kemiripan namun mengalami modifikasi.
2
Dr. H.A. Zaki Mubarak, Desain Kurikulum Merdeka Belajar, (Jakarta: zakimu.com, 2022), hlm.2-3
4
merta memaksa mengimplementasikan kurikulum baru ini. Pemerintah memberikan keluasan
kepada sekolah untuk memilih diantara tiga kurikulum yang existing yakni K-13, Kurikulum
Darurat atau Kurikulum Merdeka. Jika pun memilih Kurikulum Merdeka, maka boleh
mengimplementasikan dengan empat kompleksitas.
4. Kompleksitas Tinggi. Tahap ini adalah tahap ideal dimana sekolah melibatkan warga
sekolah dan masyarakat untuk berinovasi untuk mengembangkan kekhasan sekolah masing-
masing.
Alasan lain adalah Kurikulum sebelumnya terlalu padat dan membuat guru harus
mengambil waktu yang efektif dalam menyampaikan materi sesuai kurikulum. Dampaknya
guru mengambil model pembelajaran yang tunggal yakni ceramah. Hal ini harus dirubah
dengan cara mengembangkan materi esensial, jam pelajaran perminggu menjadi pertahun dan
mengembangkan pembelajaran projek. Disamping itu capaian pembelajaran juga tidak pertahun
namun diganti menjadi perfase. 3
Prinsip pembelajaran kurikulum merdeka merupakan salah satu kerangka dasar yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Sehingga Satuan pendidikan melaksanakan pembelajaran
sesuai kurikulum merdeka diharapkan mengacu pada prinsip tersebut. Kemendikbudristek
menetapkan prinsip pembelajaran yang ditulis di panduan pembelajaran dan asesmen
3
Ibid, hlm. 3-4
5
pendidikan. Panduan tersebut dikeluarkan oleh Pusat Asesmen dan Pembelajaran bagian dari
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk). Sasaran panduan tersebut
masih terbatas untuk sekolah penggerak.
Adapun kelima prinsip dan hal yang perlu diperhatikan dalam implementasinya sebagai
berikut:
• Menganalisis lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki peserta didik,
pendidik dan sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
6
• Pembelajaran terlalu sulit sehingga menurunkan motivasi peserta didik
• Pembelajaran yang sarat dengan umpan balik dari pendidik dan peserta didik ke
peserta didik
• Pendidik hanya selalu memberikan pemaparan dalam bentuk ceramah dan instruksi
tugas
• Memberikan pertanyaan selalu dalam bentuk soal dan dinilai benar atau salah, tanpa
umpan balik
• Memberikan porsi paling banyak pada asesmen sumatif atau ujian/ tes akhir Holistik
c. Holistik
7
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi prinsip holistik sebagai
berikut:
• Melihat berbagai perspektif yang mendukung kognitif, sosial emosi, dan spiritual.
• Menggunakan satu metode yang itu-itu saja tanpa melakukan evaluasi terhadap
metode yang digunakan.
• Melihat profil Pancasila sebagai sesuatu yang harus diajarkan dan dihafal.
d. Relevan
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi prinsip relevan sebagai
berikut:
• Pembelajaran yang berhubungan dengan konteks dunia nyata dan menjadi daya tarik
peserta didik untuk belajar.
• Melibatkan orang-tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling
memberikan umpan balik.
8
• Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai narasumber primer maupun sekunder
dalam proses pembelajaran.
• Pembelajaran dengan konteks yang tidak relevan dan tidak menarik untuk peserta
didik.
• Komunikasi dengan orang-tua murid satu arah, dan hanya menagih tugas.
• Peserta didik tidak punya akses langsung untuk terlibat ataupun melibatkan
masyarakat setempat.
e. Berkelanjutan
• Umpan balik yang terus menerus dari pendidik untuk peserta didik maupun dari
peserta didik untuk peserta didik.
9
2. Hal-Hal yang Perlu Ditinggalkan
• Pembelajaran dengan kegiatan yang sama dari tahun ke tahun dengan soal tes dan
ujian yang sama.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep merdeka belajar merupakan pembelajaran harus bermakna dan berkualitas.
Peserta didik dan guru diharapkan bersama-sama mencari solusi pembelajaran berjalan
dengan baik. Merdeka belajar merupakan salah satu cara memacu memperbaiki etos kerja
dosen. Karena sebagai seorang dosen harus memiliki kemampuan eksplorasi literasi digital
yang baik, mentransfer ilmu kepada mahasiswa,menemukan kebaruan dalam teknik-teknik
pembelajaran secara virtual.
Adapun kelima prinsip dan hal yang perlu diperhatikan dalam implementasinya sebagai
berikut:
11
Daftar Pustaka
12