Anda di halaman 1dari 15

Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


KONTEKSTUAL STRATEGI REACT PADA SISWA
SD NEGERI 3 RIJANG PANUA

Oleh:

Mardianah
SD Negeri 3 Rijang Panua Kabupaten Sidrap

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran
kontekstual strategi REACT dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di
kelas VI SD Negeri 3 Rijang Panua Kabupaten Sidrap, (2) bagaimana respon siswa terhadap
penerapan pembelajaran kontekstual strategi REACT. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan penelitian tindakan kelas, karakteristik dari penelitian ini adalah adanya kolaborasi
antara guru dengan peneliti. Kolaboratif adalah upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran
tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru. Prosedur
penelitian mencakup penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan diikuti dengan observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi. Pembelajaran
kontekstual strategi REACT ini diterapkan di kelas VI dengan kompetensi dasar menganalisis
kegiatan pokok IPS dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada
penerapan pembelajaran kontekstual strategi REACT siklus I keadaan siswa-siswi kurang kondusif
karena disela-sela guru memberikan soal pre test siswa masih ramai dan kurang terfokus. Pada
tindakan siklus II sudah banyak mengalami kemajuan karena saat pelajaran berlangsung siswa-
siswi berantusias menyelesaikan tugas-tugasnya dengan tepat waktu dan menjawab dengan tepat
hampir semua pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa
penerapan pembelajaran kontekstual strategi REACT mampu diterapkan dan sudah bisa di
katakan cukup berhasil. Walaupun pada siklus I masih banyak kendala namun pada siklus II
kendala- kendala yang ada sudah berkurang. Hal itu ditunjukkan pada siklus I rata-rata hasil
belajar siswa adalah 59,06% sedangkan pada penerapan siklus II rata-rata hasil belajar siswa
adalah 76,97%. Peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari selisih nilai rata-rata siklus I dan
siklus II yaitu 17,91%. Berdasarkan hasil respon siswa cukup baik dan proses belajar mengajar mata
pelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kontekstual strategi REACT bisa dimengerti
dan mudah dipahami.

Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual Strategi REACT, Prestasi Belajar.

PENDAHULUAN pendidikan karena pada hakekatnya


pendidikan adalah usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan
Kegiatan pendidikan dapat terjadi
kemampuan baik yang dilakukan
pada setiap manusia secara langsung
melalui pendidikan formal maupun non
maupun tidak langsung. Sedangkan
formal dan dapat berlangsung seumur
manusia tidak akan lepas dari dunia
hidup. Kegiatan belajar mengajar di
76 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

sekolah yang dilakukan guru terhadap didominasi oleh pendapat bahwa


siswanya selama ini bertujuan untuk pengetahuan sebagai perangkat fakta-
mewujudkan dan menghasilkan siswa fakta yang harus dihafal. Suatu kelas
yang memiliki potensi dalam hal masih terfokus pada guru sebagai satu-
pengetahuan, ketrampilan maupun cara satunya sumber pengetahuan, sedangkan
berfikir. ceramah adalah pilihan utama strategi
Perkembangan zaman yang semakin belajar sehingga belajar mengajar
maju selalu menginginkan perubahan menjadi kurang menarik bagi siswa. Saat
serta inovasi-inovasi ke arah yang ini telah berkembang pemikiran bahwa
lebih baik. Hal inilah yang belajar akan lebih baik jika lingkungan
menyebabkan Indonesia kalah bersaing diciptakan alamiah. Belajar akan lebih
dengan negara lain, tidak bisa kita bermakna jika anak mengalami apa yang
hindari kalau di dalam persaingan yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.
mengglobal mutu sumber daya manusia Pembelajaran yang berorientasi target
sangat penting. Untuk mengikuti era penguasaan materi terbukti berhasil
globalisasi yang sedang berkembang dalam kompetensi mengingat dalam
dunia pendidikan di Indonesia sudah jangka pendek, tetapi gagal dalam
mengalami perkembangan dari tahun ke membekali anak memecahkan persoalan
tahun. Ini dibuktikan dengan adanya dalam kehidupan jangka panjang. Untuk
perubahan-perubahan sistem pendidikan itu perlu strategi yang tidak
di Indonesia karena tidak ingin mengharuskan siswa untuk menghafal
tertinggal dari negara-negara maju fakta-fakta, tetapi juga strategi yang
dalam bidang pendidikan. Di antara mendorong siswa merekronstruksikan
upaya untuk peningkatan mutu pengetahuan di benak mereka sendiri,
pendidikan adalah adanya dana agar siswa lebih menguasai materi yang
operasional dari pemerintah untuk sedang dipelajari. Untuk mengahadapi
peningkatan status sekolah. Seperti pembaharuan, pemerintah telah
yang telah dicanangkan pemerintah menerapkan kurikulum baru yaitu KTSP
pusat, setidaknya setiap pemerintah (Kurikulum Tingkat Satuan
daerah harus memiliki sekolah standar Pendidikan). Sejumlah sekolah mulai
nasional (SSN) dan sekolah berstandar berusaha menggunakan kurikulum
internasional (SBI). Dengan adanya tingkat satuan pendidikan yang mengacu
sekolah standar nasional dan sekolah pada Standar Isi yang disusun oleh Badan
berstandar internasional bisa dijadikan Standar Nasional Pendidikan. Sosialisasi
barometer peningkatan pendidikan. dan pelatihan-pelatihan pun mulai
Pendidikan mempunyai peran penting diselenggarakan. Namun, sejauh ini
dalam perbaikan mutu sumber daya guru dan sekolah sebagai pelaksana
manusia dan merupakan investasi masih meraba-raba penerjemahan
penting bagi generasi muda penerus kurikulum tersebut. Mereka juga
bangsa Indonesia. khawatir kekurangan buku pegangan
sebagai bahan ajar.
Salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan adalah Hasil pantauan ke sejumlah
masalah lemahnya proses sekolah, menunjukkan bahwa kesulitan
pembelajaran. Dalam proses dan kerumitan itu terutama dirasakan
pembelajaran, anak kurang didorong oleh guru di sekolah yang tidak
untuk mengembangkan kemampuan sempat merasakan kurikulum berbasis
berfikir. Pendidikan kita masih kompetensi (KBK). Tiba-tiba kini
77 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

mereka diarahkan menjalankan harus menjadi kepedulian bersama


kurikulum tingkat satuan pendidikan. antara kepala sekolah, komite sekolah,
Penerapan kurikulum tingkat satuan dan pengawas sekolah secara
pendidikan perlu proses karena sudah proporsional. Harus disadari bahwa
terlalu lama sekolah diatur oleh sampai saat ini, buku pelajaran masih
pemerintah. Sekolah butuh sosialisasi dan merupakan sumber belajar yang sangat
proses pengalaman. Kepala Badan penting bagi para peserta didik,
Penelitian danPengembangan (Balitbang) meskipun masih banyak yang tidak
Depdiknas, Mansyur Ramly memilikinya, terutama bagi sekolah-
mengungkapkan bahwa model KTSP sekolah yang berada di luar kota, di
menuntut kreativitas untuk menyusun pedesaan, dan di daerah-daerah
model pendidikan yang sesuai dengan terpencil.
kondisi lokal. Tetapi, pada prinsipnya
Kurikulum tingkat satuan
model KTSP bukan kurikulum baru,
pendidikan (KTSP) adalah modifikasi
hanya modifikasi dari model kurikulum
dari kurikulum berbasis kompetensi,
yang sudah ada. Keberhasilan KTSP
KBK mempunyai pendekatan yang
sangat bergantung pada guru dan kepala
diharapkan dapat menghidupkan kelas
sekolah, karena dua figur tersebut
yaitu pendekatan kontekstual (CTL).
merupakan kunci yang menentukan
Pendekatan kontekstual merupakan
serta menggerakkan berbagai komponen
konsep belajar yang memungkinkan
dan dimensi yang lain di sekolah.
guru menghadirkan situasi dunia nyata
Dalam posisi tersebut, baik buruknya
ke dalam kelas dan mendorong siswa
komponen sekolah yang lain sangat
membuat hubungan antara pengetahuan
ditentukan oleh kualitas guru dan
yang di milikinya dengan
kepala sekolah, tanpa mengurangi arti
penerapannya dalam kehidupan mereka
penting tenaga kependidikan yang lain.
sebagai anggota keluarga dan
Dalam pengembangan fasilitas dan
masyarakat.
sumber belajar, guru di samping harus
mampu membuat sendiri alat Pembelajaran kontekstual ini lebih
pembelajaran dan alat peraga, juga harus menekankan pada strategi
berinisiatif mendayagunakan lingkungan pembelajarannya dari pada hasil
sekitar sekolah sebagai sumber belajar belajarnya, dengan harapan dari proses
yang lebih kongkrit. Pendayagunaan belajar tersebut siswa mampu
lingkungan sebagai sumber belajar, mengkonstruksikan sendiri
misalnya memanfaatkan batu-batuan, pengetahuannya. Pengajaran dan
tanah, tumbuh-tumbuhan, keadaan pembelajaran kontekstual merupakan
alam, pasar, kondisi sosial, IPS, dan suatu konsepsi yang membantu guru
budaya kehidupan yang berkembang di mengaitkan isi mata pelajaran dengan
masyarakat. Untuk kepentingan keadaan dunia nyata. Guru sebisa
tersebut perlu senantiasa diupayakan mungkin menghadirkan dunia nyata ke
peningkatan pengetahuan guru dan dalam kelas dengan harapan siswa
didorong terus untuk menjadi guru dapat dengan mudah menerima materi
yang kreatif dan profesional, terutama pelajaran. Sementara Center Of
dalam pengadaan serta pendayagunaan Occupational Reseach And Development
fasilitas dan sumber belajar secara luas, (CORD) menyampaikan lima strategi bagi
untuk mengembangkan kemampuan pendidik dalam rangka penerapan
peserta didik secara optimal. Upaya ini pembelajaran kontekstual yaitu relating
(mengaitkan), experiencing (mengalami),
78 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

applying (menerapkan), cooperating nyata mereka bingung berapa harus


(berkerja sama), dan transferring membayar manakala ia disuruh
(mentransfer) kondisi belajar tersebut membeli 2,5 kg telur dengan harga 1
biasa di sebut dengan strategi REACT. kg Rp.12.500. Gejala semacam itu
Berdasarkan informasi dari salah satu merupakan gejala umum dari hasil
siswa kelas VI, Kenyataan yang ada proses pendidikan, maka dari itu dalam
menunjukkan bahwa selama ini proses pembelajaran di dalam kelas
pembelajaran IPS di SD Negeri 3 Rijang diperlukan strategi pembelajaran yang
Panua Kabupaten Sidrap hanya diberikan dapat meningkatkan prestasi belajar
secara teoritik dan menggunakan siswa. Melihat fenomena yang terjadi di
metode yang kurang menarik. Guru atas, peneliti tertarik untuk meneliti
masih cenderung sulit menerapkan proses belajar yang terjadi di SD Negeri 3
berbagai metode karena karakteristik Rijang Panua Kabupaten Sidrap. Penelitian
siswa yang berbeda-beda dalam ini mengambil judul "Penerapan
menerima materi pelajaran dan situasi Pembelajaran Kontekstual Strategi
kelas yang masih ramai dan gaduh. REACT Untuk Meningkatkan Prestasi
Selain itu pembelajaran IPS cenderung Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Kelas
didominasi oleh guru dan kurang VI SD Negeri 3 Rijang Panua Kabupaten
terpusat pada siswa. Misalkan guru Sidrap".
memberikan materi di depan kelas
dengan menggunakan media papan
METODE PENELITIAN
tulis dan lembar kerja siswa (LKS).
Siswa hanya belajar menghafal pelajaran
Lokasi penelitian ini, beralokasi di
yang telah diberikan saja dan kurang
SD Negeri 3 Rijang Panua Kabupaten
bisa memahami dan menghayati konsep-
Sidrap. Peneliti tertarik untuk melakukan
konsep IPS.
penelitian tindakan kelas di sekolah
Proses pembelajaran di dalam tersebut karena peneliti merasa dengan
kelas diarahkan kepada kemampuan menerapkan pembelajaran kontekstual
anak untuk menghafal informasi, otak strategi REACT, peneliti beranggapan
anak dipaksa untuk mengingat dan bahwa akan dapat meningkatkan prestasi
menimbun berbagai informasi tanpa belajar siswa khususnya pada mata
dituntut untuk memahami informasi pelajaran IPS Penelitian tindakan kelas
yang diingatnya itu untuk dilakukan di kelas VI pada mata pelajaran
menghubungkannya dengan kehidupan IPS. Jumlah siswa-siswi di kelas VI
sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik sebanyak 48 siswa. Pada kelas VI tingkat
telah lulus dari sekolah mereka pintar kemampuan siswa masih variatif dan
secara teoritis tetapi mereka miskin suasana kelas masih ramai dan gaduh
aplikasi. Para siswa tetap belajar karena kondisi siswa masih dalam masa
dengan metode konvensional, yang transisi, baru beranjak dari sekolah dasar
akan menyebabkan prestasi belajar siswa menuju sekolah tingkat pertama jadi
tidak akan mengalami peningkatan, sedikit banyak sifat semasa masih di
kurang maksimal dan siswa kurang bangku sekolah dasar masih terbawa di
bekal dalam memecahkan persoalan- bangku sekolah menengah pertama.
persoalan yang dihadapi dalam
Pendekatan penelitian yang
kehidupannya di masa mendatang.
digunakan dalam Penelitian adalah
Misalnya anak hafal perkalian dan
pendekatan kualitatif. Penelitian
pembagian, tetapi dalam kehidupan
79 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

kualitatif adalah jenis penelitian peneliti serta bercerita tentang


yang menghasilkan penemuan- pengalaman mengajar karena peneliti
penemuan yang tidak dapat dicapai bertemu pada waktu istirahat jadi ada
(diperoleh) dengan menggunakan cukup waktu untuk berbincang-bincang
prosedur-prosedur statistik atau dengan dengan guru mengenai penelitian yang
cara-cara lain dari kualifikasi. Penelitian akan dilakukan. Pada awalnya guru
kualitatif perhatiannya lebih banyak sempat bingung, belum sepenuhnya
ditujukan pada pembentukan teori paham apa maksud dan tujuan dari
substantif berdasarkan dari konsep- penelitian ini. Tapi tanggapan dari guru
konsep yang timbul dari data itu sendiri sangat baik. Guru dan
empiris. Alasan pendekatan kualitatif peneliti juga saling berdiskusi
dipergunakan adalah untuk mengenai penerapan pembelajaran
menanggulangi banyaknya informasi kontekstual dengan strategi REACT ini
yang hilang, seperti yang dialami oleh cocoknya ditempatkan di kelas mana
penelitian kuantitatif, sehingga intisari yang siswanya lebih mudah memahami
konsep yang ada dalam data dapat materi. Setelah menentukan kelas VI
diungkap dan untuk menanggulangi dengan materi mengenai produksi,
adanya kecenderungan pembatasan konsumsi dan distribusi. Guru juga
variabel yang sebelumnya, seperti diminta sebagai pengamat dalam
dalam peneliti kuantitatif padahal kegiatan pembelajaran.
permasalahan dan variabel dalam
Kegiatan selanjutnya adalah
masalah sosial sangat kompleks.
membuat perencanaan pembelajaran
yang meliputi rencana pembelajaran
HASIL PENELITIAN DAN yang bertujuan agar proses belajar
PEMBAHASAN mengajar dengan menggunakan
pembelajaran kontekstual strategi
Penerapan pembelajaran kontekstual REACT nantinya lebih terfokus dan bisa
strategi REACT untuk meningkatkan berjalan dengan baik serta sesuai
prestasi belajar pada mata pelajaran dengan rencana yang telah ditentukan.
IPS Bentuk rencana pembelajaranya dengan
kegiatan awal mengucapkan salam dan
membaca doa. Guru membuat apersepsi
1) Rencana tindakan siklus I dan menyampaikan tujuan agar siswa-
Pada siklus I pokok bahasan yang siswi juga berpartisipasi untuk
digunakan adalah kegiatan pokok dalam menyukseskan penelitian tindakan kelas
kehidupan sehari-hari yang membahas yang dilakukan oleh peneliti dengan
tentang produksi, konsumsi dan dibantu guru. Setelah apersepsi selesai
produksi. Pembelajaran dilaksananakan guru dan peneliti berkolaborasi
dengan menggunakan pembelajaran mengkondisikan kelas agar kegiatan
kontekstual strategi REACT yaitu sebisa penelitian ini bisa bejalan sesuai dengan
mungkin guru menghadirkan dunia tujuan. Pada kegiatan inti guru
nyata di dalam kelas pada proses belajar memberikan soal pre tes yang materinya
mengajar. Sebelum rencana tindakan I mengenai konsumsi, produksi dan
dimulai peneliti melakukan sharing distribusi. Setelah selesai guru
dengan guru. Kutipan sharing antara menyuruh siswa mengumpulkan
peneliti dan guru adalah di awali jawaban pre tes. Kemudian guru
dengan perkenalan antara guru dan memberikan kesempatan pada siswa
80 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

untuk belajar mandiri. Siswa kemudian belajar mengajar dengan melibatkan


menyimpulkan hasil yang baru saja siswa secara penuh dalam proses
mereka pelajari dan mengungkapkan isi pembelajaran. Siswa didorong untuk
dari apa yang baru mereka pelajari di beraktivitas mempelajari materi
depan kelas. pelajaran sesuai dengan topik yang akan
dipelajari. Guru menyiapkan soal-soal
Selama proses belajar mengajar
pre tes yang berhubungan dengan materi
berlangsung dengan menggunakan
produksi, konsumsi dan distribusi.
pembelajaran kontekstual srategi
Jawaban pre tes dikumpulkan Setelah
REACT, peneliti juga mencatat proses
itu siswa di suruh belajar mandiri
belajar siswa, oleh karena itu di buat
materi dengan memberikan waktu
lembar observasi kegiatan siswa untuk
belajar sekitar 15 menit kemudian guru
merekam aktivitas siswa saat proses
menanyakan pada perwakilan masing-
penerapan pembelajaran kontekstual
masing siswa tentang hasil dari
strategi REACT. Dari lembar observasi
belajar mandiri. Setelah perwakilan dari
tersebut dapat di deskripsikan
masing-masing siswa mempresentasikan
mengenai penerapan pembelajaran
hasil belajar mandiri kedepan kelas
kontekstual strategi REACT dapat
agar siswa lain ikut berpartisipasi
meningkatkan prestasi belajar siswa
memberikan tanggapan (transfering).
dilihat dari hasil nilai pre tes dan post
Kemudian guru menyuruh siswa untuk
test.
membuat contoh peristiwa atau kegiatan
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I apa yang pernah mereka alami
Pelaksanaan tindakan siklus I di (experiencing) sendiri sesuai materi
laksanakan tanggal 4 Mei 2007 pada jam produksi, konsumsi dan distribusi. salah
5-6. Kegiatan diawali dengan salam satu perwakilan siswa menjawab bahwa
dan perkenalan pada semua siswa pada saat haus mereka membeli es
tentang tujuan penelitian. Setelah untuk diminum berarti saya
perkenalan peneliti langsung memulai mengalami (experiencing) sendiri
observasi proses belajar mengajar dengan kegiatan konsumsi dengan membeli es
menggunakan pembelajaran kontekstual tersebut. Waktu proses pembelajaran
strategi REACT. Guru memberikan berlangsung dengan lancar, dimana
sedikit penjelasan tentang materi dan siswa mendengarkan dengan seksama
kompetensi dasar yang harus dicapai. ketika guru menjelaskan materi dan
Kompetensi dasar menganalisis kegiatan memberikan tugas, tapi masih sering
pokok ekonomi dalam kehidupan sehari- juga siswa-siswi ramai karena kurang
hari. paham apa yang di jelaskan oleh guru
dan biasanya siswa laki-laki yang sering
Sesuai dengan perencanaan, membuat kegaduhan. Sebelum pelajaran
pertemuan siklus I dilaksanakan diakhiri guru bersama siswa
dengan penerapan pembelajaran mengoreksi soal-soal pre tes. Sebelum
kontekstual strategi REACT. Guru akhir pelajaran guru mencatat nilai hasil
membuat apersepsi dan menyampaikan pre tes.
tujuan, menginformasikan makna
pembelajaran kontekstual strategi 3) Observasi Tindakan Siklus I
REACT (relating, experiencing, applying, Observasi tindakan siklus I sesuai
cooperating, transferring) yaitu dengan pelaksanaan siklus I, peneliti
mengaitkan, mengalami, menerapkan, mengamati proses belajar mengajar
bekerja sama dan memindahkan. proses dengan pembelajaran kontekstual
81 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

strategi REACT. Hasil pengamatan tindakan siklus I belum banyak


dalam tahap ini kelas menunjukkan mengalami kemajuan karena saat pre tes
bahwa kelas masih ramai, suasana kelas berlangsung siswa masih ramai dan
tidak tenang masih banyak terjadi masih asal-asalan dalam mengerjakan
kegaduhan yang ditimbulkan dari soal pre tes di lihat dari hasil nilai pre
sebagian siswa yang bandel. Hal itu tes siswa yang ramai dan sering
ditunjukkan pada saat Bu guru membuat keributan di kelas
memberikan soal pre tes siswa-siswi mendapatkan nilai jelek. Karena masih
sebagian tenang dan mendengarkan tahap awal jadi rencana pembelajaran
dengan baik, sebagian lagi ramai sendiri belum maksimal terlaksana sesuai
karena tidak ada persiapan belajar di dengan tujuan yang ingin dicapai.
rumah sebelumnya dan sebagian lagi
Untuk memperbaiki rencana
bingung pinjam pensil, penghapus
tindakan siklus I selanjutnya peneliti
bahkan kertas untuk menulis jawaban
akan memberikan media dalam proses
pre tes. Dari hasil pengamatan walau
pembelajaran dan melibatkan siswa
suasana kelas masih sering ramai,
secara penuh dalam proses pembelajaran.
terkadang guru dan siswa mau berkerja
Siswa didorong untuk beraktivitas
sama dalam membuat suasana kelas
mempelajari materi pelajaran sesuai
lebih tenang dan nyaman walaupun
dengan topik yang akan dipelajarinya.
terkadang tidak berlangsung lama.
Pada rencana tindakan selanjutnya
Tetapi interaksi antara guru dengan
peneliti dan guru lebih menyeluruh
siswa, siswa dengan siswa kurang
interaksinya dengan siswa dan
menyeluruh, hal ini di tunjukkan pada
sepenuhnya menerapkan pembelajaran
saat memberikan pertanyaan pada siswa
kontekstual dengan strategi REACT.
dan memberikan bimbingan, guru
hanya memperhatikan siswa yang ada
di bangku depan jarang berinteraksi Paparan data siklus II
langsung dengan siswa yang ada
ditengah maupun dibelakang. 1) Rencana Tindakan Siklus II
Sedangkan materi yang diberikan oleh Pada siklus II pokok bahasan yang
guru sesuai dengan konteks kehidupan. digunakan masih kegiatan pokok dalam
Pada awal proses pembelajaran siswa kehidupan sehari-hari dengan materi
diberikan pre tes untuk mengetahui produksi, konsumsi dan distribusi.
tingkat pemahaman siswa sebelum Pada siklus II ini secara penuh
materi pelajaran di mulai. Setelah waktu menggunakan pembelajaran
selesai dan jawaban tersebut diberikan kontekstual strategi REACT. Sebelum
skor untuk dijadikan data akhir siklus. rencana tindakan II dimulai peneliti
melakukan sharing dengan guru lain agar
pada saat proses pembelajaran
4) Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I berlangsung dengan baik dan waktunya
Keadaan siswa-siswi pada tindakan mencukupi. Rencana pembelajaran
siklus I kurang kondusif karena disela- dengan strategi REACT telah dibuat.
sela guru memberikan soal pre test siswa Rencana tindakan siklus I terdiri dari
masih ramai dan kurang terfokus, di saat membangkitkan motivasi siswa untuk
disuruh belajar ada siswa yang ramai belajar giat. Untuk membangkitkan
sendiri dan akhirnya guru menyuruh semangat belajar siswa, guru
siswa untuk berdiri di depan kelas. Pada memberikan kuis agar siswa mengingat

82 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar


Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

kembali apa yang dipelajari pada materi pelajaran. Guru menyampaikan


minggu lalu. Guru memberikan sedikit materi pelajaran IPS tentang
media gambar tentang kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
produksi, konsumsi dan distribusi. Guru Guru menyuruh siswa untuk
menanyakan pada siswa gambar mana menjelaskan pengertian tentang produksi,
saja yang pernah kalian lihat di konsumsi dan distribusi hampir semua
lingkungan sekitar. Kemudian guru siswa mampu mendeskripsikan
membagi siswa satu baris menjadi dua pengertian dari produksi, konsumsi dan
kelompok untuk mendiskusikan distribusi. Waktu proses pembelajaran
gambar-gambar yang telah guru berikan berlangsung dengan lancar walaupun
pada masing-masing kelompok. Dan masih ada sebagian siswa yang ramai
setiap kelompok perwakilannya tapi masih bias terkendali tidak
mempresentasikan hasil pengamatan sampai merusak suasana pembelajaran.
pada gambar yang telah diberikan oleh Guru memperlihatkan gambar-gambar
guru. Setelah presentasi masing-masing yang berkaitan dengan materi, secara
kelompok selesai, guru membagi siswa acak guru memberikan gambar-gambar
agar belajar berpasangan dengan teman itu pada siswa. Karena gambar tidak
sebangku untuk memberikan contoh mencukupi semua siswa akhirnya guru
masing- masing kegiatan pokok membagi siswa satu baris menjadi dua
ekonomi yang ada di masyarakat kelompok untuk mendiskusikan
sekitar. Guru memberikan pertanyaan gambar-gambar yang telah di
menarik terkait dengan materi. Sebelum berikan pada masing-masing kelompok.
akhir pelajaran guru memberikan soal Dan setiap kelompok mendiskusikan dan
post test pada seluruh siswa. berkerja sama (cooperating) memecahkan
persoalan yang ada pada gambar yang
Selama proses pembelajaran
berkaitan dengan kegiatan produksi,
kontekstual strategi REACT
konsumsi dan distribusi yang ada di
belangsung, peneliti juga mencatat
masyarakat dari gambar-gambar tersebut
proses belajar siswa oleh karena itu
manakah yang termasuk kegiatan pokok
di buat lembar observasi kegiatan siswa
IPS. Kemudian, perwakilan dari masing-
untuk merekam aktivitas siswa saat
masing kelompok mempresentasikan
proses penerapan pembelajaran
hasil temuannya di depan kelas. Setelah
kontekstual strategi REACT. Dari lembar
presentasi masing-masing kelompok
observasi tersebut dapat di deskripsikan
selesai, kemudian guru membagi siswa
mengenai penerapan pembelajaran
agar belajar berpasangan dengan
kontekstual strategi REACT untuk
teman sebangku untuk memberikan
meningkatkan prestasi belajar siswa di
contoh masing-masing kegiatan pokok
lihat dari hasil nilai pre tes dan post test.
ekonomi yang ada di masyarakat yang
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II pernah mereka alami sendiri
Kegiatan diawali dengan guru (experiencing). Dan menyuruh siswa
memberi salam, lalu berdoa setelah doa menjelaskan kedepan kelas dan
guru memberikan motivasi dan mengaitkan (relating) contoh tersebut
memberikan kuis agar siswa mengingat dengan mata pelajaran. Setelah
kembali apa yang telah dipelajari memberikan contoh masing-masing,
pada minngu kemarin. Setelah siswa menerapkan (applying) salah satu
memberikan kuis, siswa sudah mulai kegiatan pokok ekonomi dengan
aktif dan bersemangat menerima melakukan observasi di koperasi dan

83 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar


Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

melakukan salah satu dari kegiatan ini menunjukkan bahwa kelas nampak
produksi, konsumsi dan distribusi. lebih tenang dan nyaman. Kegiatan
Observasi yang dilakukan siswa pembelajaran siklus II dapat
kebanyakan adalah kegiatan konsumsi. meningkatkan pemahaman peserta
Misalnya pada saat observasi di kopsis didik, hal ini ditunjukkan dari
ada siswa yang membeli kertas untuk kecakapan siswa dalam mengerjakan
persiapan ulangan, jadi secara langsung tugas dan menjawab pertanyaan
siswa mengalami (experiencing) sendiri yang diberikan guru. Saat
kegiatan pokok ekonomi. mempresentasikan gambar-gambar
tentang konsumsi, produksi dan
Saat salah satu siswa
distribusi di depan kelas ada siswa yang
menjelaskan dan melakukan kegiatan
terdiam dan menjelaskan gambar dengan
contoh observasi, siswa lain
suara rendah jadi siswa lain tidak
mendengarkan dengan seksama dan
mendengar. Guru memberikan
antusias memberikan pertanyaan yang
bimbingan selama berjalanya presentasi
kurang dimengerti. Setelah kegiatan kerja
dan memberikan arahan apabila ada
kelompok selesai guru memberikan
jawaban dan penjelasan yang salah atau
pertanyaan menarik yang berkaitan
menyimpang. Pada akhir proses
dengan konsumsi, produksi dan
pembelajaran diberikan post test untuk
distribusi, misalnya menyebutkan empat
mengetahui tingkat pemahaman siswa
sumber daya ekonomi (faktor-produksi),
setelah materi pelajaran di berikan.
menjelaskan aspek positif dan negatif
Setelah waktu selesai dan jawaban
dari perilaku konsumtif dan lain-lain
tersebut diberikan skor untuk dijadikan
pertanyaan yang guru berikan pada
data akhir siklus.
siswa. Saat guru memberikan
pertanyaan siswa-siswi juga berantusias 4) Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
untuk menjawab semua pertanyaan.
Dari hasil observasi di ketahui
Setelah proses tanya jawab selesai guru
pada siklus II dapat dikatakan bahwa
memberikan soal post test pada semua
penerapan pembelajaran kontekstual
siswa. Kali ini siswa-siswi sangat tekun
strategi REACT sangat memberikan
dan teliti dalam menjawab post test yang
manfaat pada siswa karena siswa lebih
diberikan oleh guru. Setelah selesai
bersemangat dalam menerima mata
mengerjakan soal post test siswa
pelajaran dan lebih mudah memahami
mengumpulkan lembar jawabannya ke
materi. Keadaan siswa-siswi pada
depan meja guru dengan tepat waktu.
tindakan siklus II mengalami banyak
Karena waktu sudah habis jadi guru
kemajuan dilihat dari observasi peneliti
belum membahas hasil soal post test.
saat proses belajar mengajar berlangsung
Sebelum akhir pelajaran guru dan siswa
siwa-siswi lebih tenang dan suasana
berdiskusi atau saling bertukar pikiran
kelas tidak ramai dan siswa sangat
(transferring) untuk merumuskan konsep
kondusif mudah diatur. Pada tindakan
yang telah dipelajari dan merefleksikan
siklus II sudah banyak mengalami
kembali kegiatan belajar yang telah
kemajuan karena saat pelajaran
dilakukan, guru menanyakan apa
berlangsung siswa-siswi berantusias
yang belum dimengerti dari materi
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
kegiatan pokok ekonomi.
tepat waktu dan menjawab dengan
3) Observasi Tindakan Siklus II tepat hampir semua pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Guru juga sudah
Dari hasil pengamatan dalam tahap
mulai membaur dan berinteraksi pada
84 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

semua siswa. Siswa sudah mulai aktif oleh ketua kelas memasuki kelas dan
dalam memahami materi pelajaran seterusnya begitu hingga semua siswa
dilihat dari hasil nilai post test yang masuk ke kelas. Sebelum siswa duduk
meningkat dari pada nilai pre tes. Untuk mereka berdiri memberikan salam
melihat peningkatan belajar rata-rata kepada guru dan peneliti. Setelah
yang di capai oleh siswa-siswi setelah berdoa perlahan-lahan suasana gaduh
mengalami proses belajar mengajar mulai timbul. Dari hasil observasi saat
dengan menggunakan pembelajaran proses belajar mengajar berlangsung
kontekstual strategi REACT pada siklus situasi kelas pada siklus I masih ramai
pertama dan kedua dibuat tabel sebagai dan gaduh dan sebagian siswa laki-laki
berikut: menimbulkan keributan. Tapi pada siklus
II situasi kelas mulai terorganisir dan
Tabel 4.1 Peningkatan rata-rata hasil
siswa mulai bisa belajar dengan
akhir belajar siswa pada siklus I&II
maksimal. Adanya interaksi guru dan
Siklus Rata-rata siswa membuat suasana kelas semakin
I hasil akhir
59,06 hidup, dan siswa sangat antusias dalam
II 76,97 mengerjakan dan menjawab soal-soal
Peningkatan 17,91 yang diberikan oleh guru. Untuk
mengetahui seberapa jauh respon siswa
terhadap penerapan pembelajaran
Di lihat dari tabel diatas strategi REACT pada mata pelajaran IPS
menunjukkan adanya peningkatan hasil di kelas VI SD Negeri 3 Rijang Panua
belajar siswa pada penerapan Kabupaten Sidrap.
pembelajaran kontekstual strategi
REACT siklus II lebih baik dari pada Dari hasil wawancara di atas
siklus I. Pada siklus I rata-rata hasil siswa merasa senang dengan
belajar siswa adalah 59,06% sedangkan penerapan pembelajaran kontekstual
pada penerapan siklus II rata-rata hasil strategi REACT. Banyak siswa yang
belajar siswa adalah 76,97%. Peningkatan merasa senang dengan diterapkannya
hasil belajar siswa dilihat dari selisih nilai pembelajaran kontekstual strategi
rata-rata siklus I dan siklus II yaitu REACT dan siswa juga bisa menerima
17,91%. Dari uaraian diatas maka dengan baik materi yang disampaikan
penerapan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan pembelajaran
strategi REACT sudah bisa di katakan kontekstual strategi REACT.Diterapkanya
cukup berhasil. Walaupun pada siklus I pembelajaran kontekstual strtegi
masih banyak kendala namun pada REACT respon siswa cukup baik dan
siklus II kendala-kendala yang ada proses belajar mengajar mata pelajaran
sudah berkurang. IPS dengan menggunakan pembelajaran
kontekstual strategi REACT bisa
Respon siswa terhadap penerapan dimengerti dan mudah dipahami,
pembelajaran kontekstual strategi pembelajaran juga lebih terpusat pada
REACT pada mata pelajaran IPS. siswa.
Pada hari jumat pertama kalinya Penerapan pembelajaran kontekstual
peneliti memasuki kelas VI, suasana pagi strategi REACT untuk meningkatkan
yang masih cerah anak-anak kelas VI prestasi belajar pada mata pelajaran
berbaris disamping pintu kelas masing-
masing. Setelah baris-berbaris tiap siswa Pada bab ini akan di bahas tentang
yang barisannya paling rapi bisa ditunjuk penerapan pembelajaran kontekstual

85 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar


Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

strategi REACT. Penelitian ini mengajar.


memfokuskan pada pembelajaran 3. Kondisi kelas yang masih ramai dan
kontekstual strategi REACT untuk sering membuat keributan
meningkatkan prestasi belajar siswa. mempengaruhi siswa lain yang
Penerapan metode pembelajaran dalam ingin belajar dengan suasana
meningkatkan prestasi belajar siswa pada nyaman dan tenang.
mata pelajaran IPS IPS memerlukan 4. Keterbatasan media pembelajaran,
metode yang sangat tepat dan dapat perbedaan kondisi siswa dalam
menarik siswa untuk lebih giat belajar. menerima pelajaran diperlukan
Penerapan pembelajaran yang tepat media pembelajaran yang dapat
berpengaruh pada efektifitas belajar siswa menunjang kreatifitas siswa.
dan efisiensi penggunaan waktu.
Kendala-kendala di atas dapat
Pelaksanaan proses belajar mengajar
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
mengambil kompetensi dasar kegiatan
Hal ini sejalan dengan pendapat
pokok ekonomi dalam kehidupan
Makmun mengemukakan komponen-
sehari-hari dengan materi pokok
komponen yang terlibat dalam
konsumsi, produksi dan distribusi
pembelajaran, dan berpengaruh terhadap
yang dilaksanakan 2x pertemuan
prestasi belajar siswa adalah (a) masukan
dengan alokasi waktu 2x35. Penentuan
mentah (raw-input), menunjukkan pada
materi didasarkan pada penerapan
karakteristik individu yang mungkin
pembelajaran kontekstual strategi
dapat memudahkan atau justru
REACT karena dianggap
menghambat proses pembelajaran, (b)
berkesinambungan dan cocok bila materi
masukan instrumental, menunjukkan
tersebut menggunakan pembelajaran
pada kualifikasi serta kelengkapan
kontekstual strategi REACT.
sarana yang diperlukan, seperti guru,
Berdasarkan hasil penelitian metode, bahan atau sumber dan program,
menunjukkan bahwa pada siklus I (c) masukan lingkungan yang
sesuai skenario pembelajaran dan setiap menunjukkan pada situasi, keadaan fisik
siklus di awali dengan apersepsi. dan suasana sekolah, serta hubungan
Perencanaan pembelajaran sudah dengan pengajar dan teman.
dilaksanakan dengan baik, walaupun
Berdasarkan hasil penelitian, dalam
belum maksimal karena masih banyak
pembelajaran IPS kelas VI sudah
kendala-kendala yang dihadapi saat
menerapkan pembelajaran kontekstual.
pelaksanaan siklus I. Kendala- kendala
Materi yang diberikan pada siswa sesuai
tersebut diantaranya adalah:
dengan konteks kehidupan, walaupun
1. Keterbatasan waktu untuk terkadang tanpa adanya perencanaan
menerapkan pembelajaran sebelumnya atau tidak sesuai dengan
kontekstual strategi REACT secara rencana pembelajaran yang dibuat
penuh. sebelumnya tapi yang terpenting
2. Kurangnya persiapan belajar siswa penyampaian materi tidak keluar jauh
dalam memahami pokok bahasan dari kompetensi dasar yang ingin
yang akan dipelajari pada dicapai. Hal itu ditunjukkan dari
pertemuan minggu ini. Kegiatan berbagai contoh yang dijawab oleh
belajar sangat dipengaruhi oleh siswa ketika guru menyuruh siswa
siswa sebagai subyek belajar untuk membuat contoh peristiwa atau
karena kesiapan belajar merupakan kegiatan apa yang pernah mereka
faktor penting dalam proses belajar alami sendiri sesuai dengan materi
86 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

konsumsi, distribusi dan produksi. dari hasil nilai post test lebih tinggi
Berkaitan dengan hal tersebut sejalan dari pada nilai pre tes. Hasil belajar
Menurut Johnson, bahwa pembelajaran siswa setelah menerapkan pembelajaran
kontekstual itu suatu proses pendidikan kontekstual strategi REACT mengalami
yang mempunyai tujuan untuk peningkatan. Di bandingkan pada siklus
membantu siawa dalam proses I yang masih banyak mendapat kendala
pembelajaran dengan cara diantaranya keterbatasan waktu untuk
menghubungkannya dengan konteks langsung menerapkan secara penuh
kehidupan mereka sehari-hari, yaitu pembelajaran kontekstual strategi
dengan konteks lingkungan pribadinya, REACT, kurangnya kesiapan belajar
sosialnya, dan budayanya. Dengan siswa dalam memahami pokok bahasan
belajar menggunakan Pembelajaran yang akan di pelajari dan suasana kelas
kontekstual strategi REACT guru bisa yang masih ramai karena masih pertama
berharap siswa dapat menemukan kali peneliti masuk kelas jadi siswa-siswi
sendiri materi yang dipelajarinya masih belum konsentrasi secara penuh
karena keterkaitan pembelajaran pada pembelajaran kontekstual strategi
dengan dunia nyata yang terjadi di REACT.
lingkungan masyarakat selalu
Dari hasil pengamatan para siswa
bersinggungan langsung dengan
terlihat lebih antusias dan aktif ketika
aktivitas mereka sehari-hari. Yang
mengikuti pembelajaran kontekstual
memungkinkan materi yang dipelajari
strategi REACT karena dengan
siswa akan tertanam erat dalam
penerapan pembelajran kontekstual
memori siswa, sehingga tidak akan
suasana kelas lebih hidup dan interaksi
mudah dilupakan.
siswa dengan guru, siswa dengan siswa
Berkaitan dengan hasil penelitian makin terlihat. Tumbuhnya rasa
pada siklus II, penerapan pembelajaran kebersamaan antara guru, siswa dengan
kontekstual strategi REACT siswa memudahkan mereka untuk
menunjukkan bahwa perencanaan lebih cepat memahami materi. Adanya
pembelajaran berjalan sesuai dengan pengalaman baru bagi siswa pada
tujuan. Hal tersebut sesuai dengan cara saat mereka melakukan presentasi di
guru mengoptimalkan waktu sehingga depan kelas, pada awalnya mereka takut
rencana pembelajaran bisa dilaksanakan tapi pada akhirnya mereka percaya diri
dengan baik. Untuk memperbaiki dan tidak malu lagi presentasi di depan
kekurangan pada siklus I, pada siklus II kelas karena sebelumnya jarang
menggunakan media gambar untuk dilakukan oleh siswa.
menunjang proses belajar mengajar.
Namun demikian, hasil refleksi
Adanya media pembelajaran dapat
siklus I dan siklus II ada hal-hal yang
menumbuhkan aktivitas dan kreativitas
perlu diperbaiki, dari kondisi psikis
peserta didik. Berdasarkan hasil
siswa yang heterogen, gaya belajar
pengamatan, wawancara, pemberian
siswa yang berbeda, pengoptimalan
pertanyaan dan hasil tes atas penerapan
waktu dan situasi belajar serta
pembelajaran kontekstual dengan
pemahaman siswa terhadap materi.
strategi REACT siklus II dapat
Semua itu diperlukan kreatifitas seorang
diterapkan dengan maksimal.
guru untuk menciptakan suasana kelas
Sebagaimana di jabarkan di atas
yang lebih kondusif. Terkadang siswa
penerapan pembelajaran kontekstual
juga mengalami titik kejenuhan dengan
dikatakan berhasil, hal ini bisa di lihat
berbagai mata pelajaran yang harus
87 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

mereka terima. Seorang guru harus bisa diberikan sebagai suatu dorongan atau
menghidupkan suasana kelas yang koreksi. Melalui ketrampilan penguatan
terlalu tegang dengan diselingi humor. yang diberikan guru, maka siswa akan
Harvey menunjukkan bahwa pola merasa terdorong selamanya untuk
perilaku guru yang bersifat membantu memberikan responnya setiap kali
berkolerasi positif signifikan dengan muncul stimulus dari guru atau siswa
kecenderungan peserta didik untuk akan berusaha menghindari respon
berkerja sama, berpartisipasi dalam yang dianggap tak bermanfaat. Untuk
kegiatan kelas atau sekolah dan hasil mengkondisikan agar suasana kelas
belajar sedangkan pola perilaku guru tidak ramai, peneliti bertanya pada
yang otoriter dan cenderung siswa: Apakah ada yang tahu pengertian
menghukum berkolerasi negatif pembelajaran kontekstual?
signifikan dengan ketiga perilaku
Siswa terdiam secara serentak dan
peserta didik. Untuk meningkatkan
akhirnya peneliti mendekati siswa yang
prestasi belajar siswa harus ada
ada di barisan depan dan salah satu
penguatan atau pengahargaan yang
siswa menjawab tidak tahu! Setelah
diberikan pada siswa agar mereka
pengenalan metode pembelajaran dan
mempunyai semangat untuk lebih giat
penerapan pembelajaran kontekstual
belajar. Dalam hal ini sesuai dengan
strategi REACT guru memberikan
psikologis perilaku mengatakan bahwa
motivasi agar respon siswa pada
orang melihat penghargaan dan hadiah
pembelajaran kali ini bisa diterapkan
untuk memenuhi kebutuhan psikologis
dengan baik. Hilgard mengatakan
yang muncul dalam diri masing-
bahwa motivasi adalah suatu keadaan
masing.
yang terdapat dalam diri seseorang
Respon siswa terhadap penerapan yang menyebabkan seseorang
pembelajaran kontekstual strategi melakukan kegiatan tertentu untuk
REACT pada mata pelajaran IPS mencapai tujuan tertentu. Peneliti
melakukan wawancara pada sebagian
Respon siswa terhadap
siswa untuk mengetahui persepsi
penerapan pembelajaran kontekstual
siswa tentang penerapan pembelajaran
strategi REACT dalam meningkatkan
kontekstual strategi REACT.
prestasi belajar siswa sangat beragam.
Pada awal penerapan pembelajaran Dari hasil pengamatan dan
kontekstual strategi REACT banyak wawancara rata-rata siswa merasa
siswa yang belum tahu apa yang senang dengan penerapan pembelajaran
dimaksud dengan pembelajaran kontekstual strategi REACT. Siswa dan
kontekstual strategi REACT. Pada guru pada penerapan pembelajaran
pertemuan siklus I suasana kelas kontekstual aktif melakukan tanya
lumayan ramai, maka dari itu guru jawab dalam mendiskusikan materi yang
memberikan ketrampilan dasar belum dipahami Dari hasil penelitian
penguatan (reinforcement) adalah segala menunjukkan bahwa siswa-siswi terlihat
bentuk respon yang merupakan bagian semangat dan antusias, hal itu
dari modifikasi tingkah laku guru ditunjukkan pada saat kegiatan
terhadap tingkah laku siswa, yang presentasi hasil observasi kelompok
bertujuan untuk memberikan informasi dimana siswa lain ikut aktif
atau umpan balik bagi siswa atas memberikan tanggapan. Antusias siswa
perbuatan atau responnya yang pada saat penerapan pembelajaran

88 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar


Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

kontekstual strategi REACT juga terlihat mengalami peningkatan, karena nilai


ketika guru memberikan pertanyaan- post test lebih tinggi dari pada nilai pre
pertanyaan yang menarik tanpa berfikir tes. Dari hasil observasi terlihat
panjang siswa langsung menjawab penerapan pembelajaran kontekstual
semua pertanyaan yang diberikan oleh strategi REACT sudah diterapkan dalam
guru walaupun ada sedikit kesalahan kelas VI. Siswa aktif dalam mengikuti
tapi masih bisa diarahkan. Antusias pembelajaran kontekstual strategi
yang diberikan siswa pada saat REACT terlihat dari keaktifan siswa
pembelajaran kontekstual strategi dalam berdiskusi serta dapat memahami
REACT berlangsung karena guru materi dengan baik. Respon siswa saat
bersikap hangat dan memberikan penerapan pembelajaran kontekstual
penguatan sebagai balasan atas respon strategi REACT rata-rata siswa merasa
yang diberikan siswa. senang dan mudah dalam memahami
materi pelajaran. Dalam proses
penerapan pembelajaran kontekstual
KESIMPULAN
strategi REACT seluruh siswa tampak
aktif dalam mengikuti proses
Secara umum dapat dismpulkan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
bahwa dengan menerapkan
pembelajaran kontekstual strategi Berdasarkan hasil penelitian
REACT untuk meningkatkan prestasi tindakan kelas penerapan
belajar di rancang dalam program pembelajaran kontektsual strategi
pengajaran yang disiapkan dengan REACT yang telah dilakukan dengan
membuat rencana pembelajaran yang beberapa tahap yakni perencanaan,
sesuai dengan kompetensi dasar yang implementasi, observasi, analisis dan
harus dicapai. Rencana pembelajaran refleksi. Maka akan diberikan saran yang
dilaksanakan dengan beberapa tahap mungkin dapat dijadikan acuan dalam
prosedur pembelajaran dengan kegiatan mencapai tujuan pendidikan. Guru
awal memberikan apersepsi dan merupakan pengembang kurikulum
motivasi, kegiatan inti memberikan soal bagi kelasnya maka dari itu guru
pre tes maupun post test, diharapkan bisa menjadi motivator
menyampaikan materi, membentuk bagi peserta didiknya. Dalam
kelompok diskusi, mengamati jalanya kegiatan pembelajaran harus selektif
diskusi sampai presentasi hasil diskusi. dalam memilih strategi atau metode
pembelajaran yang digunakan harus
Dalam proses belajar mengajar
sesuai dengan materi pelajaran,
di kelas tingkat antusias siswa dan
biasanya materi pasar cocok dengan
motivasi peserta didik semakin baik
metode pembelajaran kontekstual
hal ini ditandai dengan meningkatnya
sedangkan materi lain cocoknya dengan
keaktifan siswa dalam presentasi hasil
meggunakan metode lain. Ketepatan
diskusi maupun menjawab pertanyaan
dalam menggunakan metode
yang diberikan oleh guru. Selama
pembelajaran akan berpengaruh pada
proses pembelajaran suasana kelas
tingkat pemahaman siswa dan prestasi
menjadi lebih hidup walaupun
belajar siswa. Guru perlu memahami
terkadang peserta didik menimbulkan
berbagai jenis media dan sumber belajar
kegaduhan tapi tidak berlangsung lama.
beserta fungsi masing-masing media
Dilihat dari perbandingan nilai pre tersebut. Pemahaman akan fungsi
tes dan post test prestasi belajar siswa media sangat diperlukan, belum tentu
89 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar
Ikhtiyar, Edisi Khusus Hari Veteran Nasional, 10 Agustus 2009

suatu media cocok digunakan untuk


mengajarkan semua bahan pelajaran.
Setiap media memiliki karakteristik yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono.,
Supardi. 2006. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Degeng, S, Nyoman. 2003. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rinneka
Cipta.
Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Moleong, J Lexy. 2005. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Qomar, Mujamil. 2002. Epistimologi
Pendidikan Islam dari Metode
Rasional Hingga Metode Kritik.
Jakarta: Erlangga.
Wahid, Murni. 2005. Bahan Ajar
Penelitian Pembelajaran. Malang:
Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

90 UPT. Mata Kuliah Umum Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai