Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PERTEMUAN VIII

STRATEGI PEMBELAJARAN

Nama : Putu Wisnu Ardia Chandra

NIM : 1915051017

Kelas : PTI 3 B

Program Studi : Pendidikan Teknik Informatika

Jurusan : Teknik Informatika

Fakultas : Teknik dan Kejuruan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2020

1
Latihan Soal :

1. Deskripsikan pemahaman anda terkait prosedur yang harus anda perhatikan


dalam melakukan perancangan pembelajaran abad 21 !
Alternatif Penyelesaian :
Pembelajaran abad 21 dalam pelaksanaannya telah merata
(termasuk kesetaraan gender) dan seluruh masyarakat berhak mendapatkan
pendidikan yang layak demi kemajuan intern maupun ekstern. Pada abad
21 sekolah-sekolah yang berdiri kian bertambah dan diikuti oleh tenaga
pendidik yang berkompeten dan metode pembelajaran dilaksanakan sesuai
kurikulum yang berlaku. Pembelajaran telah dilaksanakan di masing-
masing sekolah dengan mengikuti seluruh mata pelajaran yang ada yang
diikuti dengan kegiatan praktikum. Pada pembelajaran abad 21 ini bercirikan
learning skill, skill, dan literasi. Learning skill yaitu kegiatan pembelajaran
yang di dalamnya ditandai dengan adanya kerja sama, komunikasi, serta
berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran abad 21 dilaksanakan untuk
mempersiapkan generasi abad 21 agar mampu bersaing secara global yang
akan memberikan kecakapan kepada peserta didik, yaitu 4 C yang meliputi :
(1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem
solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom
yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu
dicapai siswa pembelajar abad 21 bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking
Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order
Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga
harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-
5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Di zaman kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang
berkembang begitu pesat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan, termasuk pada proses belajar-mengajar yang dilaksanaka di
sekolah-sekolah. Contohnya, peserta didik diberi kesempatan dan dituntut
untuk mampu mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi
informasi dan komunikasi khususnya komputer. Dengan begitu, peserta didik
memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi pada proses

2
pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar
peserta didik. Selain itu, sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu
pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan menuntut sekolah
mengubah pendekatan pembelajaran. Yakni yang berpusat pada pendidik
(teacher centered learning) menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada peseta didik (student centered learning). Peran guru pada pembelajaran
abad 21 harus kolaboratif dan terkadang memberikan kesempatan peserta
didik sebagai ahli, yang memiliki konsep pengetahuan transformasi fakta-
fakta yang didapatkan dari hubungan antara informasi dan temuan. Sistem
penilaian pada pembelajaran abad 21 dilaksanakan secara portofolio,
pemecahan masalah, dan penampilan dengan kuantitas keberhasilan dari
pemahaman dan penilaian individu. Pembelajar abad 21 diharapkan juga
mampu dalam mengakses dan menggunakan teknologi informasi dengan baik.
Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan dimana peserta didik harus
memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Diterapkannya pembelajaran abad
21 diharapkan menghasilkan lulusan dari generasi produktif yang memiliki
kualitas dan skill hebat. Guna menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.
Pembelajaran abad 21 memiliki beberapa keunggulan seperti dapat
menggunakan teknologi yang ada sebagai sarana pembelajaran dan juga
pelaksanaan pembelajaran abad 21 bersifat dinamik dan fleksibel.
Pencapaian keterampilan abad ke-21 dilakukan dengan memperbarui
kualitas pembelajaran, membantu siswa mengembangkan partisipasi,
menyesuaikan personalisasi belajar, menekankan pada pembelajaran berbasis
proyek atau masalah, mendorong kerjasama dan komunikasi, meningkatkan
keterlibatan dan motivasi siswa, membudayakan kreativitas dan inovasi
dalam belajar, menggunakan sarana belajar yang tepat, mendesain aktivitas
belajar yang relevan dengan dunia nyata, memberdayakan metakognisi, dan
mengembangkan pembelajaran student-centered. Berbagai keterampilan
abad ke-21 harus secara eksplisit diajarkan. Secara singkat, pembelajaran
abad ke-21 memiliki prinsip pokok bahwa pembelajaran harus berpusat pada
siswa, bersifat kolaboratif, kontekstual, dan terintegrasi dengan masyarakat.
Oleh karena itu, dibutuhkan model desain pembelajaran yang berpusat pada

3
siswa dan pengembangan literasi baru dalam pendidikan. Di dalam
merancang pembelajaran abad ke-21 terdapat prosedur yang menjadi aspek
penting dari model desain pembelajaran ini yang harus diperhatikan meliputi
(1) Tujuan pembelajaran, yang merupakan arah yang ingin dituju dari
rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini
biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan
terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. (2) Inti materi pembelajaran,
merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. (3) Evaluasi pembelajaran, merupakan suatu proses menentukan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya
melalui cara yang sistematis. Aspek penting dari model desain pembelajaran
ini adalah untuk membimbing guru dalam : (1) Mengubah praktek mengajar
mereka ke arah yang berpusat pada siswa. (2) Mengintegrasikan penggunaan
teknologi pendidikan yang efektif dalam praktek belajar-mengajar mereka.
Kedua aspek penting tersebut terkandung dalam Model Desain Pembelajaran
Rase yang menekankan kepada empat komponen pembelajaran, yakni :
resources (sumber daya), activity (kegiatan), support (dukungan) dan
evaluation (evaluasi). Peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad ke-
21 sangat penting dalam mewujudkan masa depan anak bangsa yang lebih
baik. (Mustofa, 2019)

2. Jelaskan keunikan atau letak perbedaan dari beberapa model desain


instruksional yang ada (ADDIE, ASSURE dan Dick and Carey) !
Alternatif Penyelesaian :
Berikut merupakan beberapa keunikan atau letak perbedaan dari
beberapa model desain instruksional seperti ADDIE, ASSURE dan Dick
and Carey :

4
a. Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang bersifat generic
adalah model ADDIE (Analysis Design Develop Implement Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an
1990 an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam
mengembangkan
engembangkan perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan. Dalam proses
pengembangan sistem instruksional, ADDIE merupakan sebuah kerangka
konseptual yang mengacu pada proses utama dari proses ISD seca
secara
generic : analisis, desain, pengembangan, implemetasi, dan evaluasi.
Dikatakan sebagai kerangka konseptual karena ADDIE menjadi dasar
pemikiran para ahli dalam mengembangakan model desain instruksional.
Model-model
model instruksional yang ada hingga saat ini menunjukkan bahwa
secara umum di dalamnya unsur-unsur
unsur unsur ADDIE, meskipun secara rinci
pelaksanaannya berbeda
berbeda-beda.
beda. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan tujuan yang dihasilkan dari masing-
masing-masing model
pengembangan instruksional. Selama proses pengembang
pengembangan berlangsung,
revisi dilakukan pada setiap tahapannya sampai seluruh tahapan telah
diimplementasikan seperti yang digambarkan pada Gambar 4.1. Model ini
menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

1) Analysis (analisis), yaitu melakukan needs assessment (ana


(analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan
analisis tugas (task analysis).

5
2) Design (perancangan), yaitu melakukan beberapa tahap desain
diantaranya merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
SMAR terdiri dari Spesifik, Measurable, Applicable, dan Realistic.
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian
menentukan strategi pembelajaran media yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber
pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan
belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang
dalam suatu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
3) Development (pengembangan), pengembangan adalah proses
mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Hal ini
berarti, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari
salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
4) Implementation (eksekusi), implementasi adalah langkah nyata untuk
menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada
tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan.
5) Evaluation (umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah sistem
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan
awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap
empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di
atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
kebutuhan revisi.
Kelebihan dari model ini adalah, sifatnya yang generik (umum) dan
langkah-langkahnya yang lengkap dan detail, namun kekurangannya
belum melibatkan penilaian ahli, sehingga ada kemungkinan perangkat

6
pembelajaran yang dilaksanakan dan dihasilkan masih memiliki
kekurangan atau kesalahan.
b. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang diformulasikan
untuk Kegiatan pembelajaran atau disebut juga model berorientasi kelas.
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa
membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi,
menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Model
Assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta
didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara
sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.
Model ASSURE lebih difokuskan pada perencanaan pembelajaran untuk
digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas secara actual. Model
ASSURE yang dicetuskan oleh Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh
Smaldino hingga sekarang. Model ASSURE ini, berorentasi pada KBM.
Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode,
media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.
Menurut Smaldino model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu :
1) Analyze learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat
kemampuan mahasiswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk
mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan
awal khusus dan gaya belajar.
2) States objectives, menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan
kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
3) Select media and material, ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai
dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang
sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir
adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.

7
4) Utilize media and materials, ada lima langkah bagi penggunaan media
yang baik yaitu, preview bahan, menyediakan bahan, mengumpulkan
pelajar dan pengalaman pembelajaran.
5) Require learner participation, sebelum mahasiswa dinilai secara
formal, mereka perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti
memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6) Evaluate and revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa
aspek diantaranya menilai pencapaian mahasiswa, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan
guru dan penggunaan mahasiswa.
Model ini menekankan pengajaran kepada mahasiswa dengan gaya belajar
yang berbeda, dan konstruktivis belajar dimana mahasiswa diwajibkan
untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif
menerima informasi. Model ASSURE ini juga merupakan rujukan bagi
dosen dalam membelajarkan mahasiswa dalam pembelajaran yang
direncanakan dan disusun secara sistematis serta berorientasi kelas dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif dan bermakna bagi mahasiswa. Namun model ini belum
melibatkan expert judges sehingga ada kemungkinan perangkat
pembelajaran yang dilaksanakan dan dihasilkan masih memiliki
kekurangan atau kesalahan.
c. Model Dick and Carey
Model Dick and Carey merupakan salah satu model pendekatan
system yang menjadi standar, digunakan secara luas dan lebih fleksible
dibandingkan dengan model Instructional Design (ID) lainnya. Model ID
dengan pendekatan sistem maksudnya adalah sebuah sistem prosedural
yang bekerja dengan prinsip, dimana suatu tahapan akan menerima
masukan dari tahapan sebelumnya dan menghasilkan keluaran untuk tahap
berikutnya, sehingga semua komponen tersebut bekerja bersama-sama
untuk memenuhi dan menghasilkan suatu pembelajaran yang efektif. Pada
tahapan Model Dick and Carey, seperti model-model lainnya, juga
mengandung elemen inti dalam ID yaitu Analysis, Design, Development,

8
Implementation dan Evaluation, sama dengan tahapan model ADDIE,
tetapi model Dick and Carey
Carey lebih detail menguraikan tahapan inti dengan
menambahkan langkah
langkah-langkah
langkah menggunakan istilah yang berbeda,
seperti gambar 4.5. Hal terpenting dalam model ini adalah hasil akhir
berupa produk yang sesuai tujuan dengan hasil yang terukur. Tahapan
proses yang digunakan dalam model ini telah banyak diadopsi oleh dunia
bisnis dan industri serta pemerintahan termasuk dalam dunia kemiliteran
untuk proses dasar desain dalam teknologi dan computer aided instruction.

Model pendekatan sistem Dick and Carey pada gambar 4.5


menunjukkan adanya sembilan tahapan atau prosedur yang harus
dilakukan secara linier. Garis putus-putus
putus putus menunjukkan dilakukannya
revisi terhadap setiap komponen seperti memvalidasi analisis instruksional
dan analisis karakteristik pebelajar dan seterusnya. Urutan tahapan model
Dick and Carey lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran.
2) Melakukan analisis instruksional.
3) Menganalisis karakteristik peserta didik dan konteks pembelajaran.
4) Merumuskan tujuan pembelaja
pembelajaran khusus.
5) Mengembangkan instrumen penilaian.
6) Mengembangkan strategi pembelajaran.
7) Mengembangkan dan memilih bahan ajar.
8) Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif.

9
9) Melakukan revisi terhadap program pembelajaran.
10) Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif. (Fattahs, 2015)

3. Jelaskan masing-masing tahapan yang harus dilakukan ketika akan


melakukan perancangan atau desain instruksional dengan menggunakan
model ADDIE, ASSURE dan Dick and Carey !
Alternatif Penyelesaian :
Berikut merupakan tahapan yang harus dilakukan ketika melakukan
perancangan atau desain instruksional dalam menggunakan model ADDIE,
ASSURE dan Dick and Carey :
a. Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang bersifat generic adalah
model ADDIE (Analysis Design Develop Implement Evaluate). ADDIE
muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan
Mollenda. Salah satu fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam
mengembangkan perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang
efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan. Dalam proses
pengembangan sistem instruksional, ADDIE merupakan sebuah kerangka
konseptual yang mengacu pada proses utama dari proses ISD secara
generic : analisis, desain, pengembangan, implemetasi, dan evaluasi.
Dikatakan sebagai kerangka konseptual karena ADDIE menjadi dasar
pemikiran para ahli dalam mengembangakan model desain instruksional.
Model-model instruksional yang ada hingga saat ini menunjukkan bahwa
secara umum di dalamnya unsur-unsur ADDIE, meskipun secara rinci
pelaksanaannya berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan tujuan yang dihasilkan dari masing-masing model
pengembangan instruksional. Selama proses pengembangan berlangsung,
revisi dilakukan pada setiap tahapannya sampai seluruh tahapan telah
diimplementasikan seperti yang digambarkan pada Gambar 4.1. Model ini
menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

10
1) Analysis (analisis), yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan
analisis tugas (task analysis).
2) Design (perancangan), yaitu melakukan beberapa tahap desain
diantaranya merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
SMAR terdiri dari Spesifik, Measurable, Applicable, dan Realistic.
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada
tujuan pembelajaran yang telah
telah dirumuskan tadi. Kemudian
menentukan strategi pembelajaran media yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber
sumber-sumber
pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan
belajar yang seperti apa seharusnya,
seharusn dan lain-lain.
lain. Semua itu tertuang
dalam suatu dokumen bernama blue-print
blue print yang jelas dan rinci.
3) Development (pengembangan), pengembangan adalah proses
mewujudkan blue
blue-print
print alias desain tadi menjadi kenyataan. Hal ini
berarti, jika dalam desain diperlukan
diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari
salah satu langkah ADDIE
ADDIE, yaitu evaluasi.
4) Implementation (eksekusi), implementasi adalah langkah nyata untuk
menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada
tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset

11
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan.
5) Evaluation (umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah sistem
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan
awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap
empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di
atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk
kebutuhan revisi.
Kelebihan dari model ini adalah, sifatnya yang generik (umum) dan
langkah-langkahnya yang lengkap dan detail, namun kekurangannya
belum melibatkan penilaian ahli, sehingga ada kemungkinan perangkat
pembelajaran yang dilaksanakan dan dihasilkan masih memiliki
kekurangan atau kesalahan.
b. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang diformulasikan
untuk kegiatan pembelajaran atau disebut juga model berorientasi kelas.
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk dan perencanaan yang bisa
membantu untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi,
menentukan tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Model
Assure ini merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta
didik dalam pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara
sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik.
Model ASSURE lebih difokuskan pada perencanaan pembelajaran untuk
digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas secara actual. Model
ASSURE yang dicetuskan oleh Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh
Smaldino hingga sekarang. Model ASSURE ini, berorentasi pada KBM.
Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode,
media, bahan ajar, serta peran serta pembelajar di lingkungan belajar.
Menurut Smaldino model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu :
1) Analyze learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat
kemampuan mahasiswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk

12
mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan
awal khusus dan gaya belajar.
2) States objectives, menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan
kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
3) Select media and material, ada tiga hal penting dalam pemilihan
metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai
dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang
sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir
adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
4) Utilize media and materials, ada lima langkah bagi penggunaan media
yang baik yaitu, preview bahan, menyediakan bahan, mengumpulkan
pelajar dan pengalaman pembelajaran.
5) Require learner participation, sebelum mahasiswa dinilai secara
formal, mereka perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti
memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
6) Evaluate and revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberapa
aspek diantaranya menilai pencapaian mahasiswa, pembelajaran yang
dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan
guru dan penggunaan mahasiswa.
Model ini menekankan pengajaran kepada mahasiswa dengan gaya belajar
yang berbeda, dan konstruktivis belajar dimana mahasiswa diwajibkan
untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif
menerima informasi. Model ASSURE ini juga merupakan rujukan bagi
dosen dalam membelajarkan mahasiswa dalam pembelajaran yang
direncanakan dan disusun secara sistematis serta berorientasi kelas dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif dan bermakna bagi mahasiswa. Namun model ini belum
melibatkan expert judges sehingga ada kemungkinan perangkat
pembelajaran yang dilaksanakan dan dihasilkan masih memiliki
kekurangan atau kesalahan.

13
c. Model Dick and Carey
Model Dick and Carey merupakan salah satu model pendekatan
system yang menjadi standar, digunakan secara luas dan lebih fleksible
dibandingkan dengan model Instructional Design (ID) lainnya. Model ID
dengan pendekatan sistem maksudnya adalah sebuah sistem prosedural
yang bekerja dengan prinsip, dimana suatu tahapan akan menerima
masukan dari tahapan sebelumnya dan menghasil
menghasilkan
kan keluaran untuk tahap
berikutnya, sehingga semua komponen tersebut bekerja bersama
bersama-sama
untuk memenuhi dan menghasilkan suatu pembelajaran yang efektif. Pada
tahapan Model Dick and Carey, seperti model
model-model
model lainnya, juga
mengandung elemen inti dalam ID yaitu Analysis, Design, Development,
Implementation dan Evaluation, sama dengan tahapan model ADDIE,
tetapi model Dick and Carey lebih detail menguraikan tahapan inti dengan
menambahkan langkah
langkah-langkah
langkah menggunakan istilah yang berbeda,
seperti gambar 4.5. Hal terpenting dalam model ini adalah hasil akhir
berupa produk yang sesuai tujuan dengan hasil yang terukur. Tahapan
proses yang digunakan dalam model ini telah banyak diadopsi oleh dunia
bisnis dan industri serta pemerintahan termasuk dalam dunia kemili
kemiliteran
untuk proses dasar desain dalam teknologi dan computer aided instruction.

Model pendekatan sistem Dick and Carey pada gambar 4.5


menunjukkan adanya sembilan tahapan atau prosedur yang harus
dilakukan secara linier. Garis putus-putus
putus putus menunjukkan dil
dilakukannya

14
revisi terhadap setiap komponen seperti memvalidasi analisis instruksional
dan analisis karakteristik pebelajar dan seterusnya. Urutan tahapan model
Dick and Carey lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran (identify instructional
goals). Identifikasi kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran
umum yaitu menentukan apa yang diinginkan setelah melaksankan
pembelajaran. Dick dan carey menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran
adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik
setelah mengikuti pembelajaran.
2) Melaksanakan analisis pembelajaran (conduct instructional analysis).
setelah mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran, langkah
selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
3) Mengidentifikasi karakter mahasiswa (analyze learners and contexts).
Analisis pararel dan konteks dimana mahasiswa belajar, dan konteks
apa tempat mereka menggunakan hasil pembelajaran. Aspek-aspek
yang diungkap dalam kegiatan ini dapat berupa bakat, motivasi belajar,
gaya belajar, kemampuan berfikir, minat atau kemampuan awal.
4) Merumuskan tujuan performansi atau khusus (write performance
objectives). Tujuan harus menguraikan apa yang akan dikerjakan, atau
diperbuat oleh mahasiswa, menyebutkan tujuan, memberikan kondisi
atau keadaan yang menjadi syarat, yang ada pada waktu mahasiswa
melaksanakan, menyebutkan kriteria yang digunakan untuk menilai
unjuk kerja (kinerja) mahasiswa yang dimaksudkan pada tujuan.
5) Mengembangkan referensi kriteria tes (develop assessment
instruments). Tes acuan patokan terdiri atas soal-soal yang secara
langsung mengukur istilah patokan yang di deskripsikan dalam suatu
perangkat tujuan khusus. Manfaat dari tes ini antara lain dapat
mendiagnosis dan menempatkannya dalam kurikulum.
6) Mengembangkan strategi pembelajaran (develop instructional
strategy). Strategi pembelajaran meliputi, kegiatan pembelajaran,

15
penyajian informasi, praktek dan umpan balik pengetesan, dan
mengikuti kegiatan selanjutnya
7) Memilih dan mengembangkan materi pembelajaran (develop and
select instructional materials). Produk pengembangan ini meliputi
petunjuk untuk peserta didik, materi pembelajaran, dan soal-soal.
8) Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif (design and conduct
the formative evaluation of instruction). Dalam merancang dan
mengembangkan evaluasi formatif yang akan dihasilkan adalah
instrumen atau angket penilaian yang akan di gunakan untuk
mengumpulkan data.
9) Merevisi media pembelajaran (revise instruction). Data yang diperoleh
dari evaluasi formatif dikumpulkan dan di interprestasikan untuk
memecahkan kesulitan yang di hadapi peserta didik dalam mencapai
tujuan.
10) Melaksanakan evaluasi sumatif (design and conduct summative
evaluation). Evaluasi sumatif merupakan proses pengumpulan data dan
informasi dalam rangka untuk membuat keputusan tentang akuisisi
atau melanjutkan produk pembelajaran yang telah dihasilkan.
Deskripsi tahapan diatas, jelas mengindikasikan bentuk linier model Dick
and Carey yaitu tiap komponen tidak bisa berjalan sendiri. Dick and Carey
berpendapat bahwa model dengan pendekatan sistem sangatlah efektif
karena pengembangan modelnya fokus pada tujuan yang ingin dicapai
peserta didik dan hasil akhir yang diharapkan. (Sukaredana, 2017)

4. Dari beberapa model desain instruksional yang ada mulailah anda mencari
beberapa perangkat pembelajaran yang dalam menyusunnya menggunakan !
Alternatif Penyelesaian :
Kegiatan merencanakan pembelajaran dapat dikembangkan dengan
berbagai model dan merekayasa pembelajaran. Dari berbagai model
rancangan pembelajaran yang ada, tidak ada model rancangan pembelajaran
yang paling tepat. Oleh karena itu, dalam menentukan model rancangan untuk
mengembangkan suatu program pembelajaran tergantung pada pertimbangan
desainer (guru, dosen, atau pelatih) terhadap model yang akan digunakan atau

16
dipilih. Berikut beberapa model yang sering digunakan dalam
mengembangkan sebuah desain pembelajaran pendidikan pemustaka
diantaranya : (1) ADDIE, merupakan menjadi pedoman dalam
mengembangkan perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif,
dinamis dan mendukung kinerja pelatihan. (2) ASSURE, merupakan suatu
model yang diformulasikan untuk kegiatan pembelajaran atau disebut juga
model berorientasi kelas. (3) Dick and Carey, merupakan salah satu model
pendekatan system yang menjadi standar, digunakan secara luas dan lebih
fleksible dibandingkan dengan model Instructional Design (ID) lainnya. Dari
desain instruksional diatas, berikut beberapa perangkat pembelajaran yang
dalam menyusunnya menggunakan desain instruksional sebagai penunjang
kegiatan pembelajaran oleh tenaga pendidik :
a. Silabus. Perangkat ini berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
yang harus dicapai, untuk mencapainya diukur berdasarkan indikator
pencapaian. Silabus ibarat ringkasan dari kurikulum karena didalamnya
terdapat target pencapaian, media, dan lain sebagainya.
b. RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan langkah-langkah
yang harus di tempuh oleh guru dalam rangka pemberian pelayanan
kepada peserta didik. Perencanaan yang dirancang mencakup model,
metode, pelaksanaan, evaluasi dan instrumen penilaian.
c. Prota. Program tahunan merupakan batasan materi yang harus diselesaikan
dengan waktu yang tertera jelas dalam tabel program tahunan. Prota berisi
distribusi materi selama satu tahun pelajaran yang terdiri dari dua
semester, prota terbentuk dari program semester.
d. Promes. Program semester atau promes merupakan gambaran distribusi
materi selama satu semester berdasarkan SK dan KD yang telah
dirumuskan dalam Standar Isi.
e. Buku absensi. Buku ini berisi sejumlah nama peserta didik dalam kelas
yang kita bina. Buku ini gunanya untuk mengontrol kehadiran peserta
didik.

17
f. Buku jurnal. Buku ini berisi beberapa catatan penilaian prilaku peserta
didik selama pembelajaran dilaksanakan, mulai dari kedisiplinan,
tanggung jawab, kerjasama, dan lain sebagainya.
g. Buku penilaian. Buku ini digunakan untuk menyimpan data-data hasil
evaluasi terhadap peserta didik.
h. Bundel portofolio. Tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa di kumpul jadi
satu bundel, biasanya digabung perkelas bahkan per individu. Gunanya
untuk mengetahui perkembangan kompetensi peserta didik, perubahan
peserta didik terhadap penerimaan materi yang disampaikan dapat diukur
sehingga memudahkan guru menentukan model dan metode yang akan
diberikan. Melalui bundel ini, seorang guru dapat menyimpulkan
keberhasilan pembelajaran dikelasnya.
i. Bank soal. Ini adalah buku yang berisi kumpulan dari sejumlah soal yang
akan diberikan kepada peserta didik.
j. Media pembelajaran. Dalam menyajikan pelajaran, media menjadi faktor
penentuk keberhasilan pembelajaran. Tentang media, dibutuhkan inovasi
dan kreativitas guru untuk menentukan media-media yang diperlukan
dalam kaitannya dengan pokok bahasan yang diberikan.
Perangkat pembelajaran diatas sangatlah penting sebagai model desain
instruksional dalam pembelajaran secara daring saat ini dimana suatu
modifikasi desain instruksional ADDIE dalam kegiatan pembelajaran daring
dilakukan dengan penggunaan perangkat lunak tertentu untuk menunjang
program pelatihan, kursus dan kegiatan pembelajaran dalam perkuliahan saat
ini. Kemudian tidak lupa pula dengan ASSURE dimana kegiatan
pembelajaran online saat ini diformulasikan sebagai kegiatan pembelajaran
berorientasi pada berbagai kelas. Selanjutnya Dick and Carey dalam
pembelajaran saat ini sangatlah menguntungkan karena proses pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan menggunakan system dan dapat digunakan
secara lebih luas dan fleksibel. Jadi pada intinya, ketiga desain pembelajaran
baik itu ADDIE, ASSURE dan Dick and Carey sangatlah penting dalam
menunjang penggunaan perangkat pembelajaran dalam menjalankan proses
pembelajaran saat ini. (Bastian, 2015)

18
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, N. (2015, April 28). 9 Character of 21 Century Learning. Diakses


Oktober 10, 2020, dari www.slideshare.net:
https://www.slideshare.net/NailulHimmiJNE/9-character-of-21-century-
learning

Mustofa, A. (2019, Agustus 02). Pembelajaran Abad 21 sebagai Solusi


Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Diakses Oktober 21, 2020, dari
radarkudus.jawapos.com:
https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/08/02/149209/pembelajaran-
abad-21-sebagai-solusi-menghadapi-revolusi-industri-
40#:~:text=Pembelajaran%20abad%2021%20merupakan%20suatu,serta%
20berpikir%20kritis%20dan%20kreatif.

Gagne, R. M. (2005). Pinciples of Instructional Design. Fifth Edition. New York:


Thomson Wadsworth.

Suparman, A. (2011). Desain Instruksional. Jakarta: Erlangga.

Bastian. (2015, Juni 10). 10 Perangkat Pembelajaran. Diakses November 22,


2020, dari voice-teacher.blogspot.com: http://voice-
teacher.blogspot.com/2015/06/10-perangkat-pembelajaran-yang-
harus.html

Fattahs, S. (2015). Desain Analisis Perbandingan Model Pembelajaran. Diakses


November 11, 2020, dari www.academia.edu:
https://www.academia.edu/19909381/DESAIN_analisis_perbandingan_m
odel_pembelajaran

Sukaredana, K. (2017, Maret 18). Tabel Desain Persamaan Perbedaan. Diakses


November 11, 2020, dari www.scribd.com:
https://www.scribd.com/document/342252339/Tabel-Desain-Persamaan-
Perbedaan

19

Anda mungkin juga menyukai