Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA DAN SOLUSINYA

MAKHRUZ MAULANA PUTRA PTE-A/19050514001/2019


MUKTI HIDAYAT PRADANI PTE-A/19050514042/2019
REGAN PANDYA PURNARBAWA PTE-A/19050514052/2019
MOCHAMMADARDIANSYAH S PTE-A/19050514055/2019
DWI IRFAN KURNIAWAN PTE-A/19050514061/2019
ALIEFIANYONASTIRA A PTE-A/19050514066/2019
Ringkasan
Pendidikan teknologi kejuruan sebagai pranata utama untuk penyiapan
tenaga kerja yang siap pakai memiliki tugas yang sangat berat. Hal ini
sangat beralasan karena fenomena dunia kerja dalam era global selalu
ditandai oleh ketidakpastian, semakin cepat dan sering berubah, dan
menuntut fleksibilitas yang lebih besar. Perubahan ini secara mendasar
tidak saja menuntut angkatan kerja yang mempunyai kemampuan bekerja
dalam bidangnya (hard competencies) namun juga sangat penting untuk
menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta memanfaatkan
perubahan itu sendiri (soft competence). Oleh karena itu menjadi
tantangan pendidikan teknologi kejuruan untuk mampu mengintegrasikan
kedua macam komponen kompetensi tersebut secara terpadu dalam
menyiapkan peserta didik untuk memiliki kemampuan bekerja dan
berkembang di masa depan. Pembelajaran adalah inti dari pendidikan.
Oleh karenanya pemecahan masalah pendidikan teknologi kejuruan untuk
menghadapi tantangan era global tidak akan terlepas dari perlunya inovasi-
inovasi yang terfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran. Wujud,
bentuk, dan upaya inovasi ini dapat bermacam-macam namun semua
memiliki tujuan umum yang sama yaitu terwujudnya suatu proses
pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kompetensi,
kemampuan, ketrampilan, serta daya saing lulusan.
Latar Belakang

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menghadapi persaingan


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan
pasar bebas (Free Trade) merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan
tujuan pembangunan bangsa yang adil dan makmur. Cara yang dilakukan
pemerintah Indonesia saat ini dalam hal mengupayakan peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu melalui pendidikan kejuruan
atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Peranan SMK menghasilkan
lulusan yang dapat bersaing di dunia usaha atau dunia industri (DU/DI)
dan dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia.
Latar Belakang

Saat ini pemerintah Indonesia memiliki program dalam dunia pendidikan,


yaitu meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih
banyak daripada jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA). Jumlah SMK
sebanyak 70% dan 30% untuk SMA. Perubahan jumlah sekolah ini dipicu
oleh data yang diperoleh di lapangan bahwa pengangguran produktif
kebanyakan adalah lulusan SMA karena pada dasarnya SMA diprogram
untuk mereka yang melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, sedangkan
pembekalan skill (untuk SMA) bisa dikatakan tidak ada. Berbeda dengan
pembelajaran di SMK, siswa SMK dituntut untuk memiliki skill serta
diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. SMK dapat
menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi keterampilan kerja, maka
dari itu saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan dari SMK.
Metode Penelitian

1 meneliti dan mengumpulkan informasi


tentang kebutuhan pengembangan.

2
merencanakan prototipe komponen yang akan dikembangkan

termasuk mendefinisikan jenis kompetensi yang akan


dikembangkan, merumuskan tujuan, menentukan urutan
kegiatan dan membuat skala pengukuran (instrumen penelitian).

3 mengembangkan prototipe

awal untuk dijadikan model.


Metode Penelitian

4 melakukan validasi model konseptual


kepada para ahli atau praktis.

5 merevisi model awal, berdasarkan


rekomendasi hasil validasi.


Pembahasan

1.Karakter 3.
istik SDM Penyediaa
Masa n Alat-Alat
Depan Praktek

2. Model
Pembelajaran
untuk Penyiapan
Tenaga Kerja
Hasil dan Pembahasan

A. Karakteristik SDM Masa Depan


Terkait dengan adanya berbagai perubahan yang
mendasar akibat dari perkembangan sain dan teknologi
tersebut berbagai negara di dunia berusaha untuk
mendefinisikan karakteristik kompetensi dan keahlian terkait
dengan pembentukan SDM. Berdasarkan “21st Century
Partnership Learning Framework”, terdapat beberapa
kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh SDM
abad XXI, yaitu sebagi berikut.
Hasil dan Pembahasan

1.Kemampuan berpikir
2. Kemampuan 3. Kemampaun berpikir
kritis dan pemecahan
berkomunikasi dan kritis dan pemecahan
masalah (Critical-
bekerjasama masalah (Critical-
Thinking and Problem-
(Communication and Thinking and Problem-
Solving Skills) –
Collaboration Skills) - Solving Skills)– mampu
mampu berfikir secara
mampu berkomunikasi berfikir secara kritis,
kritis, lateral, dan
dan berkolaborasi lateral, dan sistemik,
sistemik, terutama
secara efektif dengan terutama dalam konteks
dalam konteks
berbagai pihak; pemecahan masalah;
pemecahan masalah;
Hasil dan Pembahasan

5. Kemampuan 6. Literasi teknologi


4. Kemampuan informasi dan
mencipta dan
berkomunikasi dan komunikasi
membaharui (Creativity
bekerjasama (Information and
and Innovation Skills) –
(Communication and Communications
mampu
Collaboration Skills) - Technology Literacy) –
mengembangkan
mampu berkomunikasi mampu memanfaatkan
kreativitas yang
dan berkolaborasi teknologi informasi dan
dimilikinya untuk komunikasi untuk
secara efektif dengan
menghasilkan berbagai meningkatkan kinerja
berbagai pihak;
terobosan yang inovatif; dan aktivitas sehari-hari;
Hasil dan Pembahasan

B. Model Pembelajaran untuk Penyiapan Tenaga


Kerja
Revitalisasi pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan konstruktivisme untuk melengkapi atau lebih
mengaktualisasi pendekatan kompetensi yang diterapkan saat
ini diyakini akan memberi peluang lebih besar untuk
menunjang keberhasilan pendidikan dalam penyiapan tenaga
kerja. Menurut rekomendasi Unesco (2001), pendidikan
vokasi/kejuruan bagi orientasi dan pendidikan siswa harus
mencakup pembelajaran teori dan praktik yang seimbang.
Agar memberikan hasil yang optimal maka beberapa prinsip
yang harus ditaati adalah sebagai berikut.
Hasil dan Pembahasan

1. Isi pembelajaran harus 2. Isi pembelajaran


didesain agar relevan harus dipahami dan
dengan karakteristik didesain dalam kerangka
peserta didik karena
atau konteks bekal awal
pembelajaran difungsikan
(entry level behaviour)
sebagai mekanisme adaptif
dalam proses konstruksi, peserta didik, sehingga
dekonstruksi dan pengalaman belajar
rekonstruksi pengetahuan, dapat diefektifkan secara
sikap dan kemampuan. optimal

3. Assesment peserta 4.Pendidik yang berfungsi


didik dilakukan secara sebagai fasilitator memberi
formatif sebagai keleluasaan dan mendorong
diagnosis untuk munculnya kemajemukan
dalam perspektif dan skema
menyesuiakan
pengorganisasian
pengalaman belajar pengetahuan dan kemampuan
secara sehingga pengetahuan atau
berkesinambungan ketrampilan yang dikuasai
dalam bingkai belajar peserta didik kaya akan
sepanjang hayat konteks.
Hasil dan Pembahasan
C. Penyediaan Alat-Alat Praktek
Pemerintah dan industri bisa turut membantu
penyediaan peralatan praktek bagi mahasiswa. Kekuatan
pemerintah dengan sumber dana yang tersedia cukup besar
bagi pendidikan tentu dapat mendukung hal tersebut.
Pemerintah selama ini sudah memberikan bantuan dalam
bentuk hibah kompetisi kepada perguruan tinggi yang
dipandang layak untuk mendapatkan bantuan. Mungkin ke
depan perlu dikembangkan lagi pusat-pusat pendidikan dan
pelatihan yang dapat memfasilitasi pendidikan vokasi
khususnya swasta yang mengalami kesulitan untuk
mengadakan peralatan praktikum dengan harga yang mahal.
Tetapi fasilitasi oleh pemerintah tetap masih dibutuhkan
untuk mendorong terjaganya standar mutu. Pada masalah
sarana praktikum ini, dunia usaha dan dunia industri
sesungguhnya dapat mengambil porsi yang cukup besar.
Selaku pengguna lulusan mereka memiliki standar atau
kriteria yang harus dipenuhi, salah satunya adalah mampu
mengoperasikan alat-alat yang ada di lingkungan kerja.
 
Daftar Pustaka

Kompas Online. 2016. Hingga 2020, Pemerintah Berencana Membangun


400 SMK. Jakarta: Kompas.com.
Mu’in, Fatchul. 2012. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik,
Urgensi Pendidikan Progresif dan Revitalisasi Peran Guru dan
Orangtua. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Netralnews. 2016. Kemendikbud akan Sesuaikan Kurikulum SMK. Jakarta:
Netralnews.com.
News Portal Jawa Pos National Network (JPNN). 2016. Hamdalah, SMK
Jadi Primadona di Era Jokowi-JK. Jakarta: Jpnn.com.
Republika Online. 2016. BPS: Lulusan SMK Paling Banyak Menganggur.
Jakarta: Republika.co.id.
Pardjono, (2003). Buku Panduan Pembelajaran CBT. Jakarta: Direktorat
PSMK.
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. (2005). Tematik: Pembelajaran Efektif dalam
Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.

Anda mungkin juga menyukai