Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOFT SKILLS DAN
KEWIRAUSAHAAN (STUDI PADA MATA PELAJARAN PRODUK
KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XI DI SMKN 6
REJANG LEBONG)

Nama : Rika Aryaningsih

NIM : A2M023098

UNIVERSITAS NEGERI BENGKULU

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

2024
1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan

taufik dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah “Penerapan Model

Project Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Soft Skills Dan

Kewirausahaan (Studi Pada Mata Pelajaran Produk Kreatif Dan

Kewirausahaan Siswa Kelas Xi di Smkn 6 Rejang Lebong)” ini.

Dan kami menyadari dalam penyusunan dan pengetikan makalah ini,

mungkin masih banyak kekeliruan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan

kritik serta saran dari teman-teman pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik

lagi dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bengkulu, 03 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................3
C. Rumusan Masalah .......................................................................................4
D. Batasan Masalah .........................................................................................4
E. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Project Based Learning...................................................................5
B. Elebihan Metode Project Based Learning....................................................6
C. Konsep Soft Skill.........................................................................................8
D. Hakikat Kewirausahaan...............................................................................10
E. Faktor Yang Mempengaruhi Kewirausahaan...............................................12
F. Pentingnya Sikap Dan Jwa Kewirausahaan Bagi Siswa...............................14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.........................................................................................17
B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................17
C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................17
D. Prosedur Penelitian......................................................................................18
E. Teknik Pengumpulan Data...........................................................................22
F. Instrumen Penelitian.....................................................................................23
G. Teknik Analisis Data....................................................................................24
H. Indikator Keberhasilan.................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan atau edukasi adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan

umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat

berlandaskan Undang-Undang. Pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering

terjadi di bawah bimbingan kedua orang tua kandung dan orang lain, tetapi

juga memungkinkan secara otodidak.

Pendidikan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat

mengintegrasikan pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan seluruh dimensi anak (kognitif, fisik, sosial-

emosi, kreativitas, dan spiritual). Pendidikan dengan model pendidikan seperti

ini berorientasi pada pembentukan anak sebagai manusia yang utuh. Kualitas

anak didik menjadi unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga

dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu

menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Ia juga akan

menjadi seseorang yang lifelong learner. Pada saat menentukan metode

1
pembelajaran yang utama adalah menetukan kemampuan apa yang akan diubah

dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya.

Pendidikan tidak lagi hanya sebatas pemberian pengetahuan teoritis, tetapi juga

harus mampu membentuk keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia

kerja, seperti keterampilan soft skill dan kewirausahaan.

Pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) adalah jenjang pendidikan

menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk

melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan menengah kejuruan

mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta

mengembangkan sikap profesional. Sesuai dengan bentuknya, sekolah

menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang

disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja (Peraturan Pemerintah Nomor 29

Tahun 1990). Salah satu tujuan pendidikan di SMK adalah membantu peserta

didik memperoleh dan mempertahankan pekerjaan dengan memberikan bekal

keterampilan. Sehingga kesiapan kerja siswa SMK menjadi prioritas utama.

Menurut Thorogood, 1982 (Sambas (2009:2) adalah untuk (1) memberikan 2

bekal keterampilan individual dan keterampilan yang laku di masayarakat,

sehingga peserta didik secara ekonomis dapat menopang kehidupannya, (2)

membantu peserta didik memperoleh atau mempertahankan pekerjaan dengan

jalan memberikan bekal keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan yang

diinginkannya, (3) mendorong produktivitas ekonomi secara regional maupun

nasional, (4) mendorong terjadinya tenaga terlatih untuk menopang

2
perkembangan ekonomi dan industri, (5) mendorong dan meningkatkan

kualitas masyarakat.

Keterampilan soft skill dan kewirausahaan menjadi semakin penting di era

globalisasi ini. Dunia kerja saat ini membutuhkan individu yang tidak hanya

memiliki pengetahuan dan keahlian teknis, tetapi juga mampu bekerja sama,

berkomunikasi dengan baik, berpikir kritis, dan kreatif. Salah satu pendekatan

yang dapat diterapkan dalam konteks ini adalah model Project Based Learning

(PBL). PBL menekankan pembelajaran yang berpusat pada proyek, di mana

siswa belajar melalui pengerjaan proyek nyata yang memerlukan pemecahan

masalah, kerja sama tim, dan kreativitas. Terkait dengan latar belakang masalah

di aas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul

“PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOFT SKILL DAN

KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 6

REJANG LEBONG”.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan atar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang

dapat di identifikasikan :

1. Guru mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

memadai untuk menerapkan PjBL secara efektif.

2. Keterampilan soft skill dan kewirausahaan sulit untuk diukur secara

objektif.
3
3. Orang tua mungkin tidak memahami PjBL dan manfaatnya bagi siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

proposal ini:

1. Bagaimana model PjBL dapat diterapkan untuk meningkatkan

keterampilan soft skill dan kewirausahaan siswa?

2. Apa saja manfaat dan hambatan dalam penerapan model PjBL?

D. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan, penelitian ini memberikan batasan masalah agar penelitian lebih

terarah, terfokus dan tidak melenceng dari topik permasalahan. Pada penelitian

ini difokuskan pada penerapan model project based learning dalam Penerapan

model project based learning untuk meningkatkan keterampilan soft skill dan

kewirausahaan

E. Tujuan

Tujuan dari proposal ini adalah ;

1. Untuk mendeskripsikan model PjBL dan bagaimana model ini dapat

meningkatkan keterampilan soft skill dan kewirausahaan siswa.

2. Untuk mengidentifikasi manfaat dan hambatan dalam penerapan model

PjBL

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Project Based Learning

Model Project-based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang

melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan

secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu

tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya

dipresentasikan kepada orang lain. Karakteristik PjBL antara lain:

a. Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap

perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;

b. Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan

dihasilkan;

c. Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan

masyarakat;

d. Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan

e. Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan

gagasan.

Dari paparan di atas, bahwasanya konsep model Problem Based Learning

sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Karena model PBL itu sangat berpengaruh baik bagi perkembangan

kemampuan berpikir siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. Khususnya

pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan Siswa karena konsep
5
dari model Problem Based Learning ini lebih terfokuskan untuk

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan

masalah, kemampuan siswa untuk berpikir kreatif, analitis, sistematis dan logis

untuk menemukan alternatif pemecahan masalah. Peran guru dalam

pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning adalah

sebagai fasilitator yang membimbing jalannya diskusi kelompok maupun

secara mandiri untuk memecahkan masalah dari materi pembelajaran yang

sedang dipelajari. Dengan adanya konsep model Problem Based Learning

langkah proses pembelajaran menjadi terstuktur lebih baik.

B. Kelebihan Metode Pembelajaran Project Based Learning

1. Kemandirian belajar

Manfaat lain dari penggunaan metode pembelajaran problem based

learning adalah meningkatkan kemandirian siswa siswi dalam belajar.

Sang guru atau orangtua tidak harus selalu mendampingi anak dalam

belajar. Sebab sang anak bisa dibiarkan sendiri untuk belajar secara

mandiri melalui riset, penelitian, observasi yang dilakukan anak.

2. Siswa belajar lebih aktif

Salah satu manfaat metode pembelajaran problem based learning

adalah mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar. Belajar tidak harus

diberikan materi pelajaran oleh guru. Tapi murid pun bisa belajar sendiri

lewat permasalahan-permasalahan yang baru ditemui di lapangan nyata.

6
Sang murid akan dibiasakan untuk bersikap mandiri dalam memecahkan

setiap masalah.

3. Pembelajaran yang bermakna

Pembelajaran yang dilakukan saat ini bersifat tradisional umumnya

tidak memliki makna sedikitpun bagi setiap pelajar. Namun dengan

menggunakan pembelajaran dengan basis masalah atau problem based

learning akan membuat pembelajaran lebih bermakna. Setiap peserta didik

mengerti esensi pendidikan dalam mencari dan menyelesaikan masalah.

Setiap permasalahan yang ada maka setiap peserta didik akan aktif

dalam memecahkan setiap permasalahan yang ada. Penyelesaian masalah

dapat dilakukan secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan

setiap situasi dan kondisi yang ada.

4. Dunia praktis

Anda yang menerapkan pembelajaran problem based learning akan

terbiasa dengan dunia praktis bukan hanya teoritis. Pada pembelajaran di

sekolah umumnya menggunakan metode teoritis. Sehingga hanya pandai

dalam segi teori. Dan ini sangat cocok diterapkan pada Sekolah Mengeah

Kejuruan yang yang memang lebih menonjolkan pembelajran praktek

dibandingkan teori. Pada mata pelajaran Produk Kreatif dan

Kewirausahaan Siswa ini Peserta didik bukan hanya diberikan teori

penyelesaian masalah tapi juga diberikan kesempatan langsung untuk

belajar mencari masalah dan menyelesaikannya sendiri dengan modal

keterampilan yang dimiliki.


7
5. Peningkatan keterampilan bekerjasama

Manfaat metode pembelajaran problem based learning juga ikut

meningkatkan kemampuan kerjasama. Karena anda belajar yang

dihadapkan langsung pada masalah. Anda memerlukan kerjasama yang

baik dengan orang lain dalam mengatasi masalah yang ada secara

bersama-sama.

C. Konsep Soft Skills

1. Pengertian Soft Skills

Soft skill adalah kemampuan yang dimiliki oleh Peserta Didik secara

alami yang mencakup kecerdasan, baik emosional maupun sosial, komunikasi

atau berinteraksi dengan individu lain, dan semacamnya. Dalam hal ini, soft

skill adalah karakter bawaan dari indovidu itu sendiri. Di era yang terus

berkembang, peserta didik tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan

hard skill, tetapi juga soft skill. Kebutuhan akan soft skill semakin vital dalam

berbagai aspek kehidupan, baik dalam organisasi maupun lingkungan sosial.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:

 Meningkatnya kompleksitas interaksi manusia:

 Globalisasi dan kemajuan teknologi telah meningkatkan interaksi antar

individu dari berbagai latar belakang.

 Interaksi ini membutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi,

berkolaborasi, dan menyelesaikan konflik secara efektif.

8
 Tantangan dalam mengendalikan emosi dan pikiran:

 Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat dapat memicu stres,

kecemasan, dan depresi.

 Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan pikiran menjadi kunci untuk

menjaga kesehatan mental dan hubungan interpersonal.

 Tuntutan organisasi yang semakin kompleks:

 Organisasi modern membutuhkan karyawan yang adaptif, fleksibel, dan

mampu bekerja sama dalam tim.

 Soft skill seperti kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah

menjadi faktor penentu dalam mencapai kesuksesan di dunia kerja.

Oleh karena itu, individu yang memiliki soft skill yang mumpuni akan terlihat

lebih menonjol dan kompeten dibandingkan dengan individu lain. Kemampuan

ini memungkinkan mereka untuk mudah memahami konsep dari pembelajaran

Produk Kreatif dan Kewirausahaan Siswa yang mana sangat diperlukan pada

zaman era sekarang ini seperti ;

 Beradaptasi dengan perubahan: Soft skill membantu individu untuk

beradaptasi dengan situasi baru dan belajar hal-hal baru dengan mudah.

 Membangun hubungan yang positif: Soft skill memungkinkan individu

untuk membangun hubungan yang kuat dan positif dengan orang lain.

9
 Menjadi pemimpin yang efektif: Soft skill seperti kepemimpinan dan

komunikasi membantu individu untuk memimpin dan memotivasi orang

lain.

 Menyelesaikan masalah secara efektif: Soft skill seperti pemecahan

masalah dan berpikir kritis membantu individu untuk menyelesaikan

masalah dengan tepat dan efisien.

Dengan demikian, pengembangan soft skill menjadi sebuah investasi penting

bagi individu untuk mencapai kesuksesan di era modern.

Berikut beberapa tips untuk mengembangkan soft skill:

 Ikuti pelatihan dan workshop: Banyak pelatihan dan workshop yang

tersedia untuk membantu Anda mengembangkan soft skill.

 Baca buku dan artikel: Banyak sumber daya yang tersedia untuk

membantu Anda mempelajari soft skill.

 Bergabung dengan komunitas: Bergabung dengan komunitas dapat

membantu Anda untuk berlatih soft skill dan belajar dari orang lain.

 Berlatih secara konsisten: Seperti halnya hard skill, soft skill

membutuhkan latihan dan pengembangan yang konsisten

D. Hakikat Kewirausahaan

Kewirausahaan Adalah suatu proses menganalisis, membangun dan

mengembangkan suatu keinginan untuk mencapai tujuan melalui ide inovatif,

10
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu keinginan sampai

penciptaan usaha baru pada kondisi yang penuh resiko. Kewirausahaan pada

hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak serta jiwa seseorang yang memiliki

kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara

kreatif. Kreatifitas adalah berpikir sesuatu yang baru, inovatif adalah bertindak

melakukan sesuatu yang baru. Berikut adalah beberapa pengertian

kewirausahaan menurut para ahli:

1. Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan adalah penerapan keinovasian dan

kreativitas untuk pemecahan masalah dan memanfaatkan berbagai peluang

yang dihadapi orang lain setiap hari.

2. Robbin & Coulter, kewirausahaan adalah suatu proses dimana seseorang

ataupun suatu kelompok menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana

untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh

dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah inovasi dan

Keunikan.

3. Achmad Sanusi, kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan di

dalam perilaku yang menjadi dasar tujuan, kiat, siasat, tenaga penggerak,

proses, dan hasil bisnis

Inti dari kewirausahaan adalah:

 Kreativitas: Berpikir sesuatu yang baru dan inovatif.

 Inovasi: Bertindak melakukan sesuatu yang baru dan berbeda.

 Keberanian mengambil risiko: Berani mengambil risiko untuk memulai usaha

baru.
11
 Kegigihan: Pantang menyerah dan terus berusaha mencapai tujuan.

 Fleksibilitas: Mampu beradaptasi dengan perubahan dan belajar dari

kegagalan.

Kewirausahaan bukan hanya tentang memulai bisnis. Seseorang dapat menjadi

wirausahawan dalam berbagai bidang, termasuk:

 Bisnis: Memulai dan menjalankan usaha baru.

 Sosial: Memecahkan masalah sosial dan menciptakan perubahan positif di

masyarakat.

 Teknologi: Mengembangkan teknologi baru dan inovatif.

 Pendidikan: Menginovasi metode pembelajaran dan meningkatkan kualitas

pendidikan.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kewirausahaan

 Faktor Keberhasilan kewirausahaan dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:

1. Kemampuan dan Kemauan adalah Faktor pendorong yang pertama

adalah kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki

kemampuan, tetapi banyak kemauan tidak akan menjadi wirausahawan

yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi

dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses.

2. Tekad yang Kuat dan Kerja Keras adalah Faktor pendorong yang kedua

adalah tekad yang kuat dan kerja keras. Seorang wirausahawan yang

sukses harus bertekad untuk mengembangkan bisnis yang ia kelola.

12
Tekad ini juga harus disertai dengan kerja keras dan semangat yang

tinggi.

3. Kesempatan dan peluang adalah Faktor pendorong yang terakhir adalah

kesempatan dan peluang. Dalam setiap tantangan bisnis akan selalu ada

masalah. Seorang wirausahawan harus bisa mencari solusi dalam setiap

masalah yang dihadapi. Di setiap solusi pasti peluang, peluang ada jika

kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari-cari atau

menunggu peluang datang pada kita.

 Selain faktor keberhasilan, ada juga beberapa faktor yang menyebabkan

wirausahawan gagal dalam berwirausaha, yakni:

1. Tidak Kompeten dalam Hal Manajerial. Tidak kompeten atau tidak

memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengelola usaha

merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan

kurang berhasil.

2. Kurang Berpengalaman. Kurang berpengalaman baik dalam

kemampuan teknik, memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan,

mengelola sumber daya manusia maupun mengintegrasikan operasi

perusahaan bisa menjadi faktor penghambat kewirausahaan.

3. Kurang Dapat Mengendalikan Keuangan. Agar perusahaan dapat

berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan

adalah memelihara aliran kas, mengatur pengeluaran dan pemasukan

secara cermat. Kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan

13
menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan

tidak lancar.

4. Gagal dalam Perencanaan. Gagal dalam perencanaan merupakan

faktor yang bisa menghambat kewirausahaan. Perencanaan

merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam

perencanaan, maka bisnis yang sedang dikembangkan akan

mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.

5. Lokasi yang Kurang Memadai. Lokasi usaha yang strategis juga

merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang

kurang strategis dapat mengakibatkan perusahaan sulit untuk

berkembang karena kurang efisien.

6. Kurangnya Pengawasan Peralatan. Faktor penghambat selanjutnya

adalah kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan berhubungan

erat dengan efisien dan efektifitas. Kurangnya pengawasan dapat

mengakibatkan pemanfaatan peralatan perusahaan menjadi tidak

efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang Kurang Sungguh-sungguh dalam Berusaha

Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha juga bisa

menjadi faktor penghambat dalam kewirausahaan. Sikap yang

setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan kegagalan

F. Pentingnya Sikap dan Jiwa Kewirausahaan bagi Siswa

14
Sikap dan jiwa kewirausahaan adalah faktor penting dalam perkembangan

siswa karena memiliki dampak yang signifikan dalam mempersiapkan

mereka untuk masa depan yang dinamis dan beragam. Berikut adalah

beberapa alasan mengapa sikap dan jiwa kewirausahaan sangat penting bagi

siswa:

1. Kemandirian dan Inovasi: Sikap kewirausahaan mendorong siswa untuk

menjadi mandiri dan inovatif. Mereka belajar untuk mengidentifikasi

peluang, mengatasi tantangan, dan menciptakan solusi baru untuk masalah

yang dihadapi, bukan hanya bergantung pada arahan atau solusi yang

sudah ada.

2. Pembelajaran Berbasis Pengalaman: Sikap kewirausahaan mendorong

siswa untuk belajar melalui pengalaman nyata, baik dari keberhasilan

maupun kegagalan. Mereka belajar untuk mengambil risiko yang terukur,

mengevaluasi hasil, dan mengadaptasi pendekatan mereka berdasarkan

pengalaman yang mereka dapatkan.

3. Pengembangan Keterampilan Soft Skill: Jiwa kewirausahaan membantu

siswa mengembangkan keterampilan soft skill yang penting, seperti

kreativitas, kerja tim, komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan

masalah. Keterampilan ini sangat berharga dalam dunia kerja yang

membutuhkan kolaborasi dan adaptabilitas.

4. Kesiapan untuk Dunia Kerja: Sikap kewirausahaan membantu siswa untuk

lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja yang kompetitif. Mereka

belajar untuk menjadi proaktif, mencari peluang, dan mengambil inisiatif


15
dalam mencapai tujuan mereka, baik dalam karier yang mapan maupun

sebagai pengusaha mandiri.

5. Peningkatan Ekonomi dan Pembangunan Masyarakat: Kewirausahaan

memiliki peran penting dalam menggerakkan ekonomi dan membantu

membangun masyarakat. Dengan mengembangkan jiwa kewirausahaan

sejak dini, siswa dapat menjadi agen perubahan yang berkontribusi pada

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.

6. Mendorong Penciptaan Nilai: Kewirausahaan tidak hanya tentang

menciptakan bisnis baru, tetapi juga tentang menciptakan nilai bagi diri

sendiri dan orang lain. Dengan memiliki sikap kewirausahaan, siswa

diajarkan untuk mencari cara untuk memberikan dampak positif pada

lingkungan sekitar mereka.

7. Pemberdayaan Individu: Sikap kewirausahaan memberdayakan individu

untuk mengambil kendali atas kehidupan dan karier mereka sendiri. Ini

membantu siswa untuk memiliki sikap proaktif terhadap tantangan dan

kesempatan yang mungkin mereka hadapi di masa depan

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2007:

147), penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Penelitian ini

akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data

akan dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006: 152) studi kasus adalah pendekatan yang dilakukan

secara intensif, terperindi dan mendalam terhadap gejala-gejala tertentu.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang

berupa wawancara dan observasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

17
Tempat penelitian yaitu di Smk Negeri 6 Rejang Lebong, Yang akan

dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2024 – 15 Mei 2024.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 173) “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Sugiyono (2007: 215). “populasi diartikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai dengan

pendapat tersebut, yang menjadi populasi dalam penelitian adalah siswa

kelas XI di SMK Negeri 6 Rejang Lebong.

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2007: 81) menyatakan sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti. Keseluruhan populasi yang berjumlah .... siswa dijadikan sampel,

sehingga disebut penelitian populasi/total sampling.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini menggambarkan suatu proses yang dinamis yang meliputi aspek

perencanaan, tindakan, observasi, refleksi yang merupakan langkah-langkah

18
yang berurutan dalam satu siklus ke siklus berikutnya. Dalam hal ini peneliti

mendesain pelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning

dalam proses mengajar di dalam kelas. Adapun dalam pelaksanaan penelitian

ini dilakukan proses perbaikan secara terus menerus atau tindakan berulang

(siklus). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus dengan 2 kali

pertemuan pada setiap siklusnya. Tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan,

yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap

refleksi. Dalam penelitian ini mengaplikasikan model dari Suharsimi Arikunto

yakni sebagai berikut:

Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus, dengan tahapan sebagai berikut ;

SIKLUS I

a. Perencanaan

1) Menetapkan materi yang akan diajarkan


19
2) Menganalisis Standar Isi untuk menentukan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan kepada siswa

3) Membuat rencana pembelajaran yang berorientasi pada Problem

Based Learning

4) Mempersiapkan alat mengajar

5) Menyiapkan lembar observasi

6) Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar untuk mengukur hasil

belajar siswa.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan Awal

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa

b) Guru memberikan apersepsi

c) Guru memberikan pree test di awal pembelajaran

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

e) Guru memberikan motivasi

2) Kegiatan Inti

a) Siswa menyimak penjelasan materi dari guru menyajikan

contoh soal yang dikaitkan dengan permasalahan dengan

kehidupan sehari-hari.

b) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok belajar dan bekerjasama

menyelesaikan soal pada lembar kerja yang telah disediakan

guru.
20
c) Siswa bekerjasama dengan bertukar ide dalam penyelesaian

soal.

d) Siswa bekerjasama berusaha untuk menemukan masalah, dan

mengidentifikasi masalah yang tertuang dalam soal uraian.

Selanjutnya siswa dapat menggunakan pengalaman/pengetahuan

awal yang telah dimiliki dalam memecahkan masalah pada soal

uraian dan bekerjasama dalam mengerjakan/mencari pemecahan

masalah. Setiap perwakilan kelompok tampil ke depan kelas

menjelaskan hasil pemecahan soal yang telah dikerjakan.

3) Kegiatan Akhir

a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

b) Guru memberikan latihan individu berupa post test.

c) Guru menginformasikan materi untuk pertemuan berikutnya

d) Guru menutup pelajaran dengan salam.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap

tindakan yang dilakukan di kelas yang berorientasi pada Problem Based

Learning (PBL) dengan menggunakan lembar observasi. Lembar

observasi ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Tahap pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran dengan

tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendasar tentang


21
suasana pembelajaran yang dilakukan mulai dari awal sampai akhir

pembelajaran. Data hasil pengamatan digunakan untuk melihat hasil

belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) serta untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan

pembelajaran.

d. Refleksi

SIKLUS I

Pada tahap ini hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan

serta dianalisis. Hasil analisis tersebut sangat penting sebagai bahan

untuk melakukan refleksi. Refleksi ini bertujuan untuk melihat apakah

perlu diadakan siklus berikutnya.

SIKLUS II

Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil dari refleksi siklus I, siklus II

dilaksanakan apabila proses pembelajaran pada siklus I kurang

memuaskan, dimana hasil belajar siswa masih rendah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan beberapa data yang

diinginkan. Data hasil belajar akan diambil setelah dilakukan tes hasil belajar

yang dilakukan setiap akhir siklus. Untuk mengumpulkan data yang

diinginkan dan diperlukan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik pengumpul data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengambilan data untuk melihat seberapa


22
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi dilakukan untuk

mengetahui kegiatan guru dan kegiatan siswa selama mengikuti proses

pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL).

2. Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam

menggunakan metode tes peneliti instrument berupa tes atau soal-soal tes.

Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur

satu jenis variabel. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

hasil belajar siswa sehubungan dengan pokok bahasan yang telah

dipelajari siswa dengan standar hasil belajar yang sesuai dengan KKM.

Tes yang diberikan adalah dalam bentuk soal uraian.

3. Dokumentasi

Teknik ini digunakan peneliti untuk mengetahui tentang silabus,

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di sekolah yang akan

di teliti. Dokumentasi juga digunakan untuk memperoleh informasi baik

berupa buku atau data-data sekolah. Alat pengumpul data berupa

silabus,profil sekolah, RPP, dan daftar nilai hasil belajar siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak

akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Banyak instrumen yang dapat


23
digunakan untuk mengumpulkan data, namun penggunaannya sangat

tergantung kepada jenis permasalahan yang akan diteliti. Lembar Observasi

Instrumen Observasi adalah instrumen observasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengukur kegiatan guru dan siswa dalam proses

pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi untuk guru dan

siswa.

a. Lembar Observasi Guru

Lembar Observasi guru ini berguna untuk membantu dalam

memperoleh data didalam proses pembelajaran di SMK Negeri 6 Rejang

Lebong.

b. Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa

Instrumen tes hasil belajar digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan siswa atau tingkat penguasaan materi pembelajaran.

Instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa dalam penelitian ini berupa tes tertulis.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data kuantitatif ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik yaitu

sebagai berikut:

a. Untuk menghitung nilai rata-rata Digunakan Rumus:

P = f / N × 100%

Keterangan:

p = Angka persentase

24
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu

b. Untuk menghitung presentase Digunakan rumus:

P = ∑X / n × 100%

Keterangan:

P = Persentase

X = Jumlah semua nilai

n = Jumlah data

X = Rata-rata nilai

H. . Indikator Keberhasilan

Keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar

siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dari siklus ke

siklus. Target yang ingin dicapai pada indikator ini adalah peningkatan hasil

belajar siswa ditandai dengan tercapainya kriteria ketuntasan minimum (KKM)

mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan Siswa dengan nilai ≥75

mencapai 75%

25
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. 10, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2001)

M . Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1 ( Statistik Deskriptif ), ( Jakarta;

Bumi Aksara,2003 )

Suharsimi Arikunto et.al, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2006)

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional), (Jakarta:Bumi Aksara, 2012)

Trianto. 2009.Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher.

26

Anda mungkin juga menyukai