Anda di halaman 1dari 4

ANNISA IMSAWATI SUGIYANTO / S032302002

Ujian Akhir Semester

Prodi S2 PGSD

MK: Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran SD

Waktu:

1. Kita mengenal kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka belajar. Salah satu rasional mengapa kurikulum itu mengalami perubahan adalah
hasil evaluasi terhadap proses pembelajaran dan peran yang akan dilakukan tenaga kerja
di masa depan. Berkaitan dengan hal ini, analisislah mengapa perlu
dilakukan perubahan dari kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004, dilihat dari proses
pembelajarannya?

Perubahan dari Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memenuhi tuntutan perkembangan
zaman. Beberapa alasan mengapa perubahan tersebut perlu dilakukan dari perspektif
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Relevansi dengan Tantangan Zaman: Perubahan kurikulum diarahkan untuk
menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Kurikulum 1994 mungkin sudah tidak
lagi memadai dalam menghadapi perubahan sosial, teknologi, dan ekonomi yang
pesat. Kurikulum 2004 dirancang agar lebih responsif terhadap perubahan zaman dan
memberikan siswa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang relevan
dengan dunia yang terus berubah.
b. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Kurikulum 2004 menekankan pada pembelajaran
yang berpusat pada siswa, di mana siswa lebih aktif terlibat dalam proses belajar-
mengajar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa,
karena mereka lebih terlibat dalam pemecahan masalah, proyek, dan kegiatan yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
c. Pemikiran Kritis dan Kreativitas: Kurikulum 2004 mendorong pengembangan
pemikiran kritis, analitis, dan kreativitas siswa. Dalam proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa, siswa diajak untuk berpikir secara mandiri, mengajukan
pertanyaan, mencari solusi alternatif, dan mengembangkan ide-ide baru. Tujuan dari
perubahan ini adalah untuk menghasilkan individu yang mampu berpikir kritis,
menghadapi tantangan kompleks, dan menunjukkan kreativitas dalam pemecahan
masalah.
d. Pembelajaran Kontekstual dan Relevan: Kurikulum 2004 menempatkan pentingnya
pembelajaran yang terkait dengan konteks kehidupan nyata siswa. Pembelajaran
kontekstual memungkinkan siswa menghubungkan pengetahuan yang mereka
peroleh dengan situasi nyata, sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna dan
relevan. Dengan memanfaatkan konteks lokal dan lingkungan sekitar, siswa dapat
melihat keterkaitan antara pelajaran dengan kehidupan sehari-hari mereka.
e. Pengembangan Kompetensi Holistik: Kurikulum 2004 bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi holistik pada siswa. Selain pengetahuan akademik,
kurikulum ini juga memperhatikan pengembangan aspek sosial, emosional,
keterampilan hidup, dan nilai-nilai moral. Tujuannya adalah untuk membentuk
individu yang memiliki kecerdasan beragam dan siap menghadapi peran mereka
sebagai anggota masyarakat yang berkontribusi.
Dengan melakukan perubahan kurikulum, diharapkan proses pembelajaran dapat
lebih relevan, bermakna, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi perubahan dan
tantangan di masa depan.
ANNISA IMSAWATI SUGIYANTO / S032302002

2. Pada tahun 2013 Pemerintah melakukan perubahan kurikulum, dengan penekanan


pembelajarannya pada pendekatan sainstifik. Mengapa pembelajarannya harus
pendekatan sainstifik?

a. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Sains: Pendekatan sainsifik bertujuan untuk


mengembangkan kemampuan berpikir sains pada siswa. Dalam pembelajaran
sainsifik, siswa diajak untuk mengamati, mengajukan pertanyaan, merumuskan
hipotesis, melakukan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis, dan
menyimpulkan. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis, logis, dan analitis yang penting dalam ilmu pengetahuan.
b. Pembelajaran Berbasis Penemuan: Pendekatan sainsifik mendorong pembelajaran
berbasis penemuan, di mana siswa secara aktif terlibat dalam proses eksplorasi dan
penemuan pengetahuan. Siswa tidak hanya menerima informasi secara pasif dari
guru, tetapi mereka diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan
eksperimen untuk membangun pemahaman mereka sendiri. Hal ini meningkatkan
motivasi, keterlibatan, dan pemahaman siswa.
c. Pengembangan Keterampilan Proses Sains: Melalui pendekatan sainsifik, siswa diajak
untuk mengembangkan keterampilan proses sains, seperti mengamati, mengukur,
merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis hasil, dan
menyimpulkan. Keterampilan ini penting dalam mengembangkan pemahaman ilmiah
yang mendalam dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia
nyata, termasuk dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi.
d. Mendorong Kolaborasi dan Komunikasi: Pendekatan sainsifik mendorong siswa
untuk bekerja secara kolaboratif dalam kelompok atau tim. Siswa diajak untuk
berbagi ide, berdiskusi, dan bekerja sama dalam pemecahan masalah. Selain itu,
siswa juga diajak untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan temuan mereka
dengan jelas dan efektif. Hal ini membantu dalam pengembangan keterampilan
komunikasi dan kerjasama yang diperlukan dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-
hari.
e. Relevansi dengan Perkembangan Ilmiah: Pendekatan sainsifik mencerminkan cara
ilmu pengetahuan berkembang. Ilmu pengetahuan selalu didasarkan pada metode
ilmiah yang sistematis dan teruji. Dengan menggunakan pendekatan sainsifik, siswa
dapat memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah dalam pembelajaran
mereka. Hal ini penting untuk mengembangkan pemahaman yang benar tentang
sains dan teknologi serta mempersiapkan siswa untuk menjadi warga yang
berpikiran ilmiah.

Pendekatan sainsifik dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada


siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan keterampilan
berpikir sains, dan memahami dunia ilmiah secara lebih mendalam. Hal ini penting
dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dan kebutuhan dalam
masyarakat yang semakin kompleks dan bergantung pada ilmu pengetahuan dan
teknologi.
ANNISA IMSAWATI SUGIYANTO / S032302002

3. Semenjak tahun 2010, dunia usaha dan industri mengalami distrubsi yang luar biasa,
sehingga memunculkan revolusi industri 4.0. Menghadapi hal yang demikian perlu
diantisipasi oleh satuan pendidikan untuk menyiapkan generasi muda agar dapat
bersaing dimasa depan. Perubahan pembelajaran seperti apakah yang perlu dilakukan di
kelas? Bagaimanakah perubahan Kurikulum satuan pendidikan yang perlu dilakukan oleh
sekolah?

Beberapa perubahan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:


a. Peningkatan Pemahaman Teknologi: Perubahan kurikulum harus mencakup
pemahaman yang lebih baik tentang teknologi dan aplikasinya dalam berbagai
bidang. Siswa perlu diajarkan tentang teknologi digital.
b. Pengembangan Keterampilan Digital: Satuan pendidikan perlu memperkuat
pengembangan keterampilan digital pada siswa. Keterampilan seperti pemrograman
komputer, analisis data, desain grafis, komunikasi digital, dan literasi media menjadi
penting dalam menghadapi dunia kerja yang semakin terhubung secara digital.
Pembelajaran harus memasukkan aspek praktis dan aplikatif dalam penggunaan
teknologi digital.
c. Pendidikan Kewirausahaan dan Inovasi: Satuan pendidikan harus memperkuat
pendidikan kewirausahaan dan inovasi untuk mempersiapkan siswa dalam
menghadapi dunia usaha dan industri yang berubah dengan cepat. Siswa perlu
didorong untuk berpikir kreatif, mengembangkan ide-ide inovatif, dan memahami
konsep bisnis. Pembelajaran harus mengintegrasikan elemen kewirausahaan dan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan proyek dan usaha kecil.
d. Kemampuan Kolaborasi dan Komunikasi: Revolusi industri 4.0 mendorong kolaborasi
dan komunikasi yang intens antarindividu dan tim. Oleh karena itu, satuan
pendidikan perlu meningkatkan pembelajaran yang mendorong siswa untuk bekerja
secara kolaboratif, berbagi ide, berdiskusi, dan memecahkan masalah bersama.
e. Peningkatan Keterampilan Soft Skills: Selain keterampilan teknis, keterampilan lunak
atau soft skills juga menjadi penting. Keterampilan seperti kepemimpinan, kerja tim,
kreativitas, adaptabilitas, dan pemecahan masalah menjadi esensial dalam
menghadapi perubahan yang cepat.

Perubahan kurikulum satuan pendidikan yang perlu dilakukan oleh sekolah


adalah mengintegrasikan elemen-elemen yang disebutkan di atas ke dalam kurikulum
mereka. Kurikulum harus dirancang untuk mencakup pembelajaran teknologi,
pengembangan keterampilan digital, kewirausahaan, inovasi, kolaborasi, komunikasi,
dan keterampilan soft skills. Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga
perlu ditingkatkan, dengan memanfaatkan sumber daya digital, platform pembelajaran
daring, dan alat-alat teknologi lainnya.
Pendidik juga harus terus mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia usaha
dan industri serta mengintegrasikannya ke dalam kurikulum. Kemitraan antara sekolah
dan dunia usaha/industri juga penting untuk memberikan siswa pengalaman nyata
dalam lingkungan kerja dan memfasilitasi pemahaman mereka tentang tuntutan dan
tantangan masa depan.
ANNISA IMSAWATI SUGIYANTO / S032302002

4. Mengapa dalam kurikulum merdeka belajar penekanannya pada pencapaian dimensi


profil pelajar Pancasila? Apakah profil pelajar Pancasila sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan generasi tenaga kerja di masa depan? Jelaskan.

Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, penekanan pada pencapaian dimensi profil


pelajar Pancasila dilakukan dengan tujuan untuk membangun karakter dan nilai-nilai yang
kuat pada siswa, serta mempersiapkan mereka menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab. Profil pelajar Pancasila mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah profil pelajar Pancasila sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan generasi
tenaga kerja di masa depan? Hal ini dapat dilihat dari dua perspektif:
a. Kompetensi Teknis: Profil pelajar Pancasila tidak secara langsung berkaitan dengan
kompetensi teknis yang dibutuhkan dalam dunia tenaga kerja, seperti keterampilan
teknis dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan matematika. Namun, nilai-nilai
Pancasila, seperti gotong royong, keadilan, persatuan, dan kebhinekaan,
menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, saling menghormati, dan
mengedepankan kepentingan bersama. Oleh karena itu, meskipun tidak secara
langsung terkait dengan kompetensi teknis, profil pelajar Pancasila dapat
memberikan kontribusi positif dalam menciptakan budaya kerja yang baik di masa
depan.
b. Kompetensi Soft Skills: Profil pelajar Pancasila dapat memberikan landasan yang kuat
dalam pengembangan kompetensi soft skills yang penting di dunia kerja masa
depan. Nilai-nilai Pancasila, seperti integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan
empati, merupakan dasar dalam membangun hubungan yang baik dengan rekan
kerja, atasan, dan pelanggan. Kemampuan berkomunikasi yang baik, kerjasama tim,
kepemimpinan yang adil, dan sikap profesional juga merupakan kompetensi yang
terkait dengan profil pelajar Pancasila. Kompetensi soft skills ini sangat penting
dalam menghadapi dinamika dunia kerja yang semakin kompleks dan bergantung
pada interaksi manusia.

Secara keseluruhan, meskipun profil pelajar Pancasila tidak secara langsung


terkait dengan kompetensi teknis yang dibutuhkan dalam dunia tenaga kerja, namun
nilai-nilai dan kompetensi yang terkandung dalam profil tersebut dapat memberikan
kontribusi positif dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, menjunjung
tinggi nilai-nilai moral, dan mengembangkan kompetensi soft skills yang penting. Kedua
aspek ini penting dalam membentuk generasi tenaga kerja yang mampu beradaptasi,
berkolaborasi, dan memberikan kontribusi positif di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai