Anda di halaman 1dari 8

Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No.

1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SOFTWARE SIMULASI


NI MULTISIM PADA MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK DC

Mega Silfia Dewy1, Muhammad Isnaini2


1,2
Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Unimed
1
megasilfiadewy@unimed.ac.id, 2misnaini@unimed.ac.id

Abstrak : Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah produk pembelajaran berupa
modul pembelajaran berbassi Software simulasi Ni Multisim pada mata kuliah rangkaian listrik DC.
Pengembangan modul ini bertujuan untuk menyediakan alternatif media pembelajaran yang dapat memfasilitasi
mahasiswa untuk belajar secara aktif, kreatif dan mandiri tanpa adanya keterbatasan ruang, waktu ataupun
adanya pendidik. Metode yagn digunakan dalam peneltian ini adalah metode Research and Development (R & D)
serta model pengembangan yang digunakan yaitu model 4-D (Define, Design, Develop and Disseminate). Dalam
penelitian ini, tekni analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan tingkat
validitas serta tingkat kemudahan dan keterbacaan modul. Hasil penelitian dan pengembangan ini yaitu: validitasi
modul pembelajaran dinyatakan valid pada aspek materi/ isi, aspek penyajian dan format, serta dari hasil
ujiketerbcaan modu, didapatkan hasil bahwa modul pembelajaran yang dikembangkan mudah untuk dipahami
sehingga layak digunakan sebagai alternatif media pembelajaran mandiri.

Kata Kunci: Modul Pembelajaran, Validitas, Uji Keterbacaan, Model 4-D

Abstract : This development research aims to develop a learning product in the form of a learning module based
on the Ni Multisim simulation software in the DC electric circuit course. The development of this module aims to
provide alternative learning media that can facilitate students to learn actively, creatively and independently
without the limitations of space, time or the presence of educators. The method used in this research is the Research
and Development (R & D) method and the development model used is 4-D Model (Define, Design, Develop and
Disseminate). In this study, the data analysis technique used is descriptive analysis technique, which describes the
level of validity and the level of ease and readability of the module. The results of this research and development
are: the validity of the learning module is declared valid in the material/content aspect, presentation and format
aspect, and from the module readability test results, it is found that the learning module developed is easy to
understand so it is suitable to be used as an alternative independent learning media.

Keywords: Learning Module, Validity, Readability Test, 4-D Model

PENDAHULUAN Pendidikan dan pembejaran memiliki


Pendidikan merupakan suatu proses sedikit perbedaan dalam tujuan dan fungsinya.
perubahan pengetahuan menuju perbaikan dan Pembelajaran lebih terpusat pada proses
penyempurnaan potensi manusia. Pendidikan perubahan pengetahuan dan pemahaman,
pada dasarnya merupakan suatu dasar ataupun melalui studi yang berlangsung secara terus-
pondasi dalam meningkatkan kualitas sumber menerus sehingga terbentuk suatu pemikiran
daya manusia. Sejalan dengan itu juga menurut atau kepercayaan (Taber, 2009:8). Pembelajaran
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu upaya yang dirancang secara
No 20 Tahun 2003, Pendidikan itu merupakan sengaja untuk menciptakan kondisi dimana
sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar
terstruktur agar peserta didik bisa aktif dalam (Sudjana, D, 2004: 41). Pembelajaran
mengembangkan potensi dan kemampuan merupakan suatu proses interaksi peserta didik
dirinya melalui proses pembelajaran. Untuk dengan dosen dan sumber berlajar pada suatu
mewujudkan peserta didik yang aktif dalam lingkungan belajar tertentu. Untuk setiap mata
mengembangkan potensinya, tentu dibutuhkan kuliah proses pembelajaran harus fleksibel /
proses pembelajaran yang dapat memfasilitasi dapat berubah sesuai perkembangan, bervariasi
perserta didiknya untuk mengembangkan segala dan memenuhi standar yang ditentukan.
potensi dan kemampuannya dalam proses Perkembangan ilmu pengetahuan dan
pembelajaran. Dengan kata lain proses teknologi menuntut adanya perubahan pada
pembelajaran yang baik akan membantu peserta proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada
didik dalam pengembangan potensi dirinya. masa sekarang ini diharapkan dapat
18
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

memanfaatkan perkambangan teknologi menggunakan bahasa yang mudah dipahami


informasi dan komputer (TIK) dalam proses oleh peserta didik yang disesuaikan dengan
pembelajaran agar dapar memfasilitasi tingkat pengetahuanya, serta penggunaan modul
mahasiswa dalam mengembangkan potensinya ini dapat memfasilitasi peserta didik untuk
dalam proses pembelajaran. Perubahan dalam belajar secara mandiri tanpa adanya bantuan dari
proses pembelajaran dengan memanfaatkan pendidik (Prastowo, 2012:12). Modul adalah
perkembangan teknologi salah satunya dalam suatu unit program pengajaran yang disusun
dilakukan pada perubahan media pembelajaran. dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar.
Dalam prosesnya, pembelajaran disampaikan Menurut istilah asalnya modul adalah alat ukur
atau dikomunikasikan melalui media yang lengkap, merupakan unit yang dapat
pembelajaran. Smaldino (2008:6) menjelaskan berfungsi secara madiri, terpisah, tetapi juga
dimana, media adalah segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai kesatuan dari seluruh
menyampaikan informasi dari sumber informasi unit lainnya. Modul merupakan sebuah paket
kepada yang menerima informasi disebut dengan pengajaran yang berisi sebuah konsep pelajaran
media. Dengan demikian media menjadi (Russel, 1994:34). Sudjana dan Rivai (1997:29)
perantara antara sumber dengan penerima juga mendefinisikan modul sebagai suatu
informasi Media pembelajaran bisa dikatakan kesatuan kegiatan belajar yang terencana yang
sebagai sebuah wadah atau media perantara bertujuan membantu peserta didik dalam
dalam menyampaikan pesan dari pendidik ke mencapai tujuan belajarnya masing-masing.
peserta didik (Asmani, 2011: 48). Media Dengan memanfaatkan modul sebagai media
merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran, akan memberikan kesempatan
pembelajaran yang digunakan dalam semua untuk peserta didik untuk memahami dan
bentuk kegiatan pembelajaran demi tercapainya mempelajari setiap materi lebih lama walaupun
tujuan pembelajaran. Media yang dimaksud bisa tanpa adannya pengawasan dari pendidik.
saja berupa media yang berbentuk cetak dan non Modul yang dikembangkan dalam
cetak (Rusman, 2011:170). Dengan penelitian ini merupakan modul pembelajaran
menggunakan media pembelajaran secara baik, berbasis software simulasi yang dapat
maka peserta didik diharapkan dapat memahami memfasilitasi mahasiswa untuk dapat belajar
materi dalam pembelajaran, agar kualitas aktif dan mandiri serta tidak terbatasi oleh ruang,
pembelajaran menjadi optimal maka harus waktu, daya indra peserta didik maupun
didukung oleh media pembelajaran yan pendidik. Pada pengembangan modul ini, salah
berkualitas juga. satu software simulasi yang dapat digunakan
Mata kuliah Rangkaian listrik DC mendukung pembelajaran mata kuliah
merupakan mata kuliah wajib pada jurusan Rangkaian listrik DC yaitu Software Ni
Pendidikan Teknik Elektro. mata kuliah ini Multisim. Software ini berfungsi untuk
merupakan mata kuliah dasar kelistrikan yang menggambar dan mensimulasikan berbagai
materinya tentang hukum-hukum dasar macam rangkaian listrik, baik digital maupun
kelistrikan, serta kajian atau teori mengenai analog. Dengan bantuan modul berbasis
analisa rangkaian yang menjadi dasar teori dari software simulasi ini mahasiswa diharapkan
materi kelistrikan. Berdasarkan pengamatan, dapat memahami dan mempraktekkan secara
pada kondisi sekarang ini media pembelajaran langsung teori yang didapatkan dalam
yang digunakan berupa power point,buku cetak, pembelajaran rangkaian listrik. Sehingga dengan
serta modul cetak yang hanya berisi kumpulan- pemahaman dari teori dan materi yang dapat
kumpulan soal latihan. Oleh karena itu disimulasikan langsung dengan aplikasi ini,
dibutuhkan perubahan media pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat aktif, kreatif serta
dalam mata kuliah Rangkaian listrik DC yang dapat mengembangkan potensinya di bidang
bisa memanfaatkan perkembangan teknologi rangkaian listrik.
dan informasi.
Memperhatikan kondisi proses METODE
pembelajaran mata kuliah Rangkaian listrik DC Penelitian ini merupakan jenis penelitian
di atas, perubahan yang perlu dan dianggap Research and Development (R & D). penelitian
potensial dilakukan pada media pengembangan merupakan penelitian yang yang
pembelajarannya yaitu mengembangkan modul menghasilkan produk baru atau
pembelajaran. Modul pembelajaran merupakan mengembangkan suatu produk yang telah ada
bahan ajar yang disusun sistematis sebelumnya dalam pembelajaran (Sukmadinata,
19
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

2007). Penelitian ini termasuk kepada penelitian Disseminate (Penyebaran), pada tahapan ini
yang mengembangkan suatu produk yang telah dilakukan penyebaran dengan cara
ada dalam suatu sistem pembelajaran. Model mengimplementasikan modul pembelajaran
pengembangan yang digunakan adalah model yang telah diujicoba didalam proses
pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama pembelajaran.
yaitu: Define (pembatasan), Design Subjek dalam penelitian ini merupakan
(perancangan), Develop (pengembangan) dan dosen Pendidikan Teknik Elektro serta
Disseminate (penyebaran) (Thiagarajan, mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro
1974:5). Universitas Negeri Medan yang mengambil
Prosedur pengembangan dalam penelitian mata kuliah Rangkaian listrik DC pada semester
ini dimulai dengan: (1) Define (Pendifinisian), ganjil tahun ajaran 2021/2022.
tahapan ini disebut juga dengan tahap analisis Jenis data yang digunakan dalam
kebutuhan. Analisis kebutuhan ini merupakan pengembangan modul pembelajaran berbasis
tahapan awal dalam penelitian pengembangan. software simulasi ini adalah data primer, artinya
Pada tahapan ini analisis yang dilakukan adalah data yang langsung didapatkan dari subjek
analisis kurikulum untuk materi yang akan penelitian yakni dari dosen pakar/dosen dan
dikembangkan dalam penelitian, analisis mahasiswa. Data yang dimaksud disini adalah
karakteristik peserta didik seperti latar belakang hasil penelitian kualitatif yang diberikan
dan kemampuan agar pengembangan modul pakar/dosen dan mahasiswa melalui angket yang
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta diberikan hasilnya dianalisis dengan
didik. (2) Design (perancangan), pada tahapan menggunakan rumus statistik.
ini, modul pembelajaran yang akan Instrument pengumpulan data dalam
dikembangkan dirancang secara sistematis dan pengembangan modul pembelajaran berbasi
disesuaikan dengan format dan tujuan software simulasi Ni Multisim ini berupa: (1)
instruksional pembelajaran. (3) Develop lembar validasi yang digunakan untuk
(pengembangan), tahapan ini terdiri dari 2 aspek mengetahui kevalidan modul oleh pakar. Skala
yaitu: Expert appraisal yang merupakan tahapan yang digunakan dalam lebar validasi ini adalah
validasi produk yang dihasilkan oleh para ahli skala likert. Skala likert merupakan skala yang
dan Developmental testing yaitu uji coba produk digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat.
yang telah divalidasi kepada subjek sebenarnya (2) lembar uji keterbacaan modul, uji
(Thiagarajan, 1974: 8). Uji coba produk yang keterbacaan merupakan uji yang dilakukan
dilakukan kepada subjek sebenarnya ini untuk mengetahui tingkat kemudahan sebuah
merupakan uji keterbacaan modul. Keterbacaan bahan bacaan untuk dipahami.
merupakan derajat kemudahan sebuah tulisan Teknik analisis data yang digunakan dalam
untuk dipahami maksudnya. Keterbacaan antara penelitian ini adalah teknik analisis data
lain bergantung pada kosakata dan bangun deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan
kalimat yang dipilih oleh pengarang untuk kevalidan dan tingkat keterbacaan modul yang
tulisannya. Dalam uji keterbacaan modul dirancang. Adapun teknik analisis data yang
berbasis software Simulasi Ni Multisim dilakukan yaitu:
meliputi: pertama, keterbacaan yang merupakan 1) Analisis kevalidan modul,
kemudahan dalam memahami bahasa yang Data validasi modul pembelajaran
digunakan dalam pengembangan modul, kedua, berbasis software Simulasi Ni Multisim
kemudahan merupakan penggunaan bentuk diperoleh dari dosen pengampu mata kuliah
tulisan, tipografi (besar kecil huruf dan spasi) yang memberi masukan-masukan dalam
yang digunakan mudah untuk dipahami, ketiga, rangka perbaikan bahan ajar yang
kemenarikan, yaitu modul yang dikembangkan dikembangkan. Dalam analilis validitas ini
bisa menarik dalam hal minat pembaca, digunakan skala Likert. Analisis bahan ajar
ketepatan ide dan juga gaya tulisan yang berbasis software Simulasi Ni Multisim
digunakan indah, keempat yaitu keterpahaman menggunakaan langkah-langkah sebagai
dalam karakteristik kata atapun kalimat seperti berikut:
panjang pendek, frekuensi penggunaan kata atau a) Memberikan skor jawaban dengan kriteria
kalimat, bangun kalimat ataupun susuna sebagai berikut:
paragraf. Hasil uji coba produk pada tahapan ini 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = kurang, 1 =
digunakan untuk proses perbaikan modul sangat kurang.
pembelajaran yang telah dirancang. (4) b) Menjumlahkan skor dari seluruh indikator
20
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

c) Pemberian nilai persentase kevalidan Dimana:


dengan rumus H0: Tidak terdapat perbedaan pendapat
mengenai tingkat kemudahan pemahaman
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔 − 𝑚𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔𝑖𝑡𝑒𝑚 modul
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙𝑖𝑡𝑒𝑚 H1: Terdapat perbedaan pendapat mengenai
tingkat kemudahan pemahaman modul
d) Untuk menentukan tingkat kevalidan
adalah dengan kriteria pada Tabel.1 Atau secara sederhananya hasil analisis uji
dibawah ini: keterbacaan diinterpretasikan dengan 2
ketentuan sebagai berikut:
Tabel 1. Kategori Validitas 1. Dengan membandingkan hasil Q hitung
No. Tingkat Pencapaian Kategori • Q hitung < Q Tabel artinya tidak
1 90-100 Sangat valid terdapat perbedaan pendapat
2 80-89 Valid • Q hitung > Q Tabel artinya terdapat
3 65-79 Cukup valid
perbedaan pendapat
4 55-64 Kurang valid
5 0-54 Tidak valid
2. Dengan melihat nilai signifikansi
Sumber: Purwanto (2009) • Sig < 0,05 artinya terdapat perbedaan
pendapat
2) Analisis Uji Keterbacaan • Sig > 0,05 artinya tidak terdapat
Data uji keterbacaan modul diperoleh perbedaan pendapat
dari mahasiswa yang menggunakan modul
pembelajaran berbasis software simulasi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data uji keterbacaan ini diperoleh dari 10 Hasil
orang mahasiswa. Dalam analasisis uji Model pengembangan yang digunakan
keterbacaan ini digunakan skala Guttman. dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari 4
Skala Guttman merupakan skala sikap yang tahapan yang mana setiap tahapan
digunakan untuk mendapatkan kejelasan atau pengembanganya di uraikan sebagai berikut:
jawaban yang tegas dari responden. Skala ini
hanya terdiri dari dua interval yaitu: ya-tidak, Define (Pendifinisian)
setuju-tidak setuju, benar-salah dan lain- Tahapan ini disebut juga tahap analisis
lainnya (Sugiyono: 2014:139). Hasil jawaban kebutuhan. Analisis kebutuhan ini dilakukan
dari responden di interpretasikan dengan skor untuk melihat dan menganalisis permasalahan
0 dan 1, dimana 0 merupakan nilai untuk yang dihadapi dalam pembelajaran. Dalam
jawaban negative sepert tidak setuju, tidak analisis ini didapatkan bahwa kurangnya variasi
pernah salah dan lain-lainya. Sedangkan nilai dari media pembelajaran. Ditambah dengan
1 merupakan nilai untuk kawaban positif kondisi pandemic ini, dengan adanya perubahan
seperti setuju, benar, pernah dan lain-lainya. dalam sistem pembelajaran tentu tuntutan untuk
mengembangkan dan memperbaharui media
Uji keterbacanan modul berbasis software pembelajaran sangat dibutuhkan. Seiring dengan
Simulasi Ni Multisim di analisis dengan uji perkembangan teknologi perubahan media
statistika non parametrik yaitu uji Q-Cochran pembelajaran sekarang ini diarahkan untuk
dengan bantuan software SPSS 20.0. Uji Q- dikembangkan dengan pemanfaatan teknologi
Cochran digunakan untuk mengetahui ada atau dan informasi.
tidak adanya perbedaan pendapat mahasiswa Selanjutnya pada tahapan ini dilakukan
mengenai kemudahan dalam memahami modul analisis kurikulum dan analisis peserta didik.
berbasis software Simulasi Ni Multisim. Analisis kurikulum yang dilakukan berupa
Responden yang dipilih dalam uji keterbacaan analisis untuk mengetahui kebutuhan kurikulum
ini dipilih secara acak sebanyak 10 orang. Hasil yang sesuai dengan pengembangan yang akan
uji keterbacaan modul diinterpretasikan dengan dilakukan. Berdasarkan analisis kurikulum,
aturan berikut: kebutuhan materi yang terkait langsung dengan
media pembelajaran yang dikembangkan yaitu
Terima H0: Jika Qhitung ≤ X2tabel (α;d(k-1)) mata kuliah rangkaian listrik DC. Dimana
Tolak H0: Jika Q Hitung> X2tabel (α; db (k-1)) capaian pembelajaran untuk mata kuliah ini
adalah agar mahasiswa mampu memahami
21
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

prinsip-prinsip dasar dan teorema rangkaian Pembuatan draf modul berbasis software
listrik serta mampu melakukan analisis simulasi didasarkan pada syarat dan ketentuan
rangkaian. Analisis peserta didik dilakukan agar dalam pembuatan modul pembelajaran. Salah
pengembangan yang dilakukan sesuai dengan satu karakteristik penting modul yang
kebutuhan dan kemampuan peserta didik. difokuskan dalam penelitian pengembagan ini
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yaitu Self Instrution, dimana dengan karakter
Pendidikan teknik elektro yang berada tahun tersebut memungkinkan seseorang belajar secara
pertama perkuliahan. Pada usia ini, peserta didik mandiri dan tidak tergantung dengan pihak lain.
pada dasarnya sudah bisa menganalisa dan Dengan memperhatikan karakteristik ini, maka
membuat hipotesis sendiri terhadap suatu modul yang dikembangkan harus memiliki: (1)
masalah. Pada rentang usia ini, dalam revisi tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat
taksonomi bloom, peserta didik berada pada menggambarkan capaian pembelajaran, (2)
tingkatan “Create” yaitu telaah kemampuan memuat materi pembelajaran yang terperinci dan
dalam merancang, merencakan, membuat, spesifik sehingga mudah dipelajari secara tuntas,
menemukan, mempebaharui ataupun mengubah (3) menyediakan contoh-contoh ataupun
(Lorin dan David, 2001:66). Berdasarkan ilustrasi yang dapat mendukung kejelasan
analisis dari karakteristik dan kemampuan pemaparan materi pembelajaran, (4) terdapat
mahasiswa, maka sangat dibutuhkan soal-soal latihan atau sejenisnya yang
pengembangan media pembelajaran, yang bisa memungkinkan untuk mengukur penguasaan
memfasilitasi mahasiswa untuk mengeksplor materi mahasiswa, (5) kontekstual, yaitu materi
kemampuannya secara aktif, kreatif dan juga yang disajikan terkait dengan suasana tugas atau
mandiri. Berdasarkan hasil analisis yang kegiatan dan lingkungan peserta didik, (6)
didapatkan, pengembangan modul pembelajaran menggunakan Bahasa yang sederhana dan
berbasis software simulasi Ni Multisim sangat komunikatif, (7) adanya instrumen penilaian, (8)
cocok dikembangkan sebagai alternatif media umpan balik, (9) adanya informasi mengenai
pembelajaran. Dimana melalui pengembngan rujukan/ referensi untuk mendukung materi
modul ini, dapat memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran.
mengembangkan kemampuannya secara aktif,
kreatif dan juga mandiri tanpa tergantung ada Develop (pengembangan)
atau tidak adanya pendidik dalam proses Tahapan ini terdiri dari Expert appraisal
pembelajaran. yaitu tahapan validasi produk yang dihasilkan
oleh para ahli dan Developmental testing yaitu
Design (perancangan) uji coba produk yang telah divalidasi kepada
Pada tahap ini dilakukan perancangan / subjek sebenarnya yaitu mahasiswa. Uji coba
pembuatan draf awal modul berbasis software produk yang dilakukan berupa uji keterbacaan.
simulasi untuk mata kuliah rangkaian listrik DC Uji keterbacaan modul ini dilakukan untuk
dan juga perancangan alat pengumpul data mengetahui mudah apa tidaknya modul ini
berupa instrument validasi dan instrument uji dipahami oleh subjek ujicoba (mahasiswa).
keterbacaan modul kepada mahasiswa. Modul Tahapan validasi produk dilakukan dengan
yang dikembangkan disesuaikan dengan mengadakan diskusi dan juga pemberian angket
kebutuhan capaian pembelajaran. Konsep utama validasi dengan pakar. Adapun aspek validasi
yang ingin dicapai dari pembelajaran yang diujikan ke pakar terdiri dari, aspek isi
menggunakan modul ini yaitu mahasiswa dapat (materi) modul, penyajian dan format modul.
secara mandiri dan terstruktur mengembangkan Data validitasi isi didapatkan dari 2 orang
kemampuananya dalam bidang analisa validator yang ahli dan berpengalaman mengajar
rangkaian listrik. Dalam perancangannya, modul dibidang rangkaian listrik. Validasi isi terdiri dari
ini menggunakan software simulasi yaitu Ni 2 aspek peniilaian yaitu kualitas isi yang terdiri
Multisim. Dengan bantuan software ini, dari 6 item pernyataan dan kualitas pembelajaran
diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami yang terdiri dari 5 item pernyataan. Data validasi
materi-materi terkait analisa rangkaian, karena penyajian didapatkan dari satu orang pakar.
aplikasi ini dapat memperdalam kajian -kajian Validasi penyajian terdiri dari 2 aspek penilaian
teori yang disampaikan dalam materi yaitu penggunaan kalimat dan bahasa yang
pembelajaran. Materi-materi yang dibahas, bisa terdiri dari 10 item pernyataan dan aspek gambar
langsung disimulasikan dan dibuktikan hasil yang terdiri dari 2 item pernyataan. Data validasi
analisanya menggunakan aplikasi ini. format didapatkan dari satu orang pakar. Validasi
22
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

format terdiri dari 2 aspek penilaian yaitu aspek mengenai isi/materi yang dikembangkan dalam
format yang terdiri dari 4 item pernyataan dan pembuatan modul berbasis software simulasi ini
aspek karakteristik modul yang terdiri dari 10 dapat dilihat pada gambar berikut:
item pernyataan.
Hasil validasi isi/ materi yang didapatkan
Aspek Penilaian 1 Aspek Penilaian 2
dari pakar pertama yaitu: aspek penilaian
kualitas isi, rata-rata penilaian sebesar 87,5 % Nilai Validasi
yang berada pada kategori valid dan aspek
kualitas pembelajaran dengan rata-rata penilaian 90 87.5
sebesar 90% yang berada pada kategori sangat 85 82.5
valid. Adapun rata-rata penilaian dari pakar 80 77.5
pertama yaitu sebesar 88,75% dengan kategori 75
valid. Hasil validasi isi/materi yang didapatkan 70
dari pakar kedua yaitu: aspek penilaian kualitas Aspek Aspek Nilai
isi didapatkan rata-rata penilaian sebesar 83,33 Penilai Penilai Valida
an 1 an 2 si
% yang berada pada kategori valid dan aspek
Rata-Rata 77.5 87.5 82.5
kualitas pembelajaran dengan rata-rata penilaian
sebesar 80% yang berada pada kategori valid. Gambar 2. Hasil Uji Validasi Penyajian
Adapun rata-rata penilaian dari pakar kedua
yaitu sebesar 81,67% dengan kategori valid. Validasi format terdiri dari 2 aspek
Rata-rata hasil validasi isi/materi modul penilaian yang mana rata-rata masing-masing
pembelajaran berbasis software simulasi dari aspek penilaian yang didapat oleh satu orang
kedua pakar adalah sebesar 85,21 dengan pakar yaitu: untuk aspek format rata -rata
kategori “valid”. Adapun rincian dari analisis penilaian yang diperoleh sebesar 81.25 %
pakar mengenai isi/materi yang dikembangkan dimana aspek penilainya berada pada kategori
dalam pembuatan modul berbasis software valid, sedangkan untuk penilaian karakteristik
simulasi ini dapat dilihat pada gambar berikut: modul didapat rata-rata sebesar 87,5 % dimana
aspek penilainya berada pada kategori valid.
Pakar 1 Pakar 2
Dari kedua aspek tersebut, didapatkan rata-rata
hasil validasi oleh pakar yaitu sebesar 84,375 %
90 88.75 yang berada pada kategori valid. Adapun rincian
90 87.5
dari analisis pakar mengenai isi/materi yang
83.33
85 81.67 dikembangkan dalam pembuatan modul berbasis
80
80 software simulasi ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
75

Aspek Penilaian 1 Aspek Penilaian 2


Nilai Validasi

Gambar 1. Hasil Uji Validasi Materi/Isi 87.5


88
86 84.375
Validasi penyajian terdiri dari 2 aspek 84 81.25
penilaian yang mana rata-rata masing-masing 82
aspek penilaian yang didapat oleh satu orang 80
78
pakar yaitu: untuk aspek penggunaan bahasa dan Aspek Aspek Nilai
kalimat rata -rata penilaian yang diperoleh Penilai Penilai Valida
sebesar 77,5 % dimana aspek penilainya berada an 1 an 2 si
pada kategori cukup valid, sedangkan untuk Rata-Rata 81.25 87.5 84.375
penilaian aspek gambar didapat rata-rata sebesar
Gambar 3. Hasil uji validasi Format
87,5 % dimana aspek penilainya berada pada
kategori valid. Dari kedua aspek tersebut,
Dari hasil semua uji validasi modul dari
didapatkan rata-rata hasil validasi oleh pakar
pakar 4 orang pakar di atas, dimana didapatkan
yaitu sebesar 82,5 % yang berada pada kategori
kesimpulan hasil uji validitas sebagai berikut:
valid. Adapun rincian dari analisis pakar

23
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Data yang dihasilkan di atas diujikan


No Aspek Validasi
Nilai Kriteria dengan software SPSS 20.0 dengan uji statiska
Validasi validasi non parametrik uji O-cochran. Dari hasil analisis
1 Materi/ Isi 85,21 Valid didapatkan nilai Qhitung sebesar 10, 548 dan
2 Penyajian 82,5 Valid jika dibandingkan dengan pada Q table dengan
3 Format 84,375 Valid derajat kebebasan/ df 9 = 16, 91. maka dari
Nilai Validitas dan 84,03 Valid perbandingan nilai Q maka didapatkan: Q
Kategori:
hitung < Q Tabel dan dari nilai Sig yang
Berdasarkan rangkuman data hasil uji didapatkan, yaitu Nilai Sig = 0,308 > 0,05 yang
validasi modul di atas, rata-rata hasil validasi artinya tidak terdapat perbedaan pendapat dari
materi/ isi dari dua orang pakar yaitu sebesar 85, 10 orang mahasiswa mengenai kemudahan
21. Hasil validasi penyajian dari 1 orang pakar dalam memahami modul. Dengan kata lain,
yaitu sebesar 82.5 dan hasil validasi format berdasarkan hasil analisis uji keterbacaan modul
sebesar 84,375. Dari ketiga aspek tersebut didapatkan kesimpulan bahwa modul yang
apabila dirata-ratakan, skor nilai validitas akhir dihasilkan mudah untuk dipahami mahasiswa.
untuk keseluruhan aspek penilaian adalah Kemudahan ini mencakup aspek-aspek seperti:
sebesar 84,03. Nilai akhir yang didapatkan ini aspek keterbacaan yaitu bahasa dan kalimat yang
berada pada kategori valid. Dari hasil diskusi digunakan mudah dipahami, aspek kemudahan
dengan pakar didapatkan juga beberapa saran yaitu: bentuk tulisan dan tipografinya mudah
untuk perbaikan modul. Modul yang untuk dipahami, aspek kemenarikan yaitu:
dikembangkan direvisi sesuai saran yang modul yang dikembangkan dapat menarik minat
diberikan pakar dan untuk selanjutnya modul pembaca adanya ketepatan ide dalam
dilakukan uji keterbacaan untuk mengetahui pengembangan modul dan tulisan yang
kemudahan modul untuk dipahami oleh digunakan indah, dan aspek keterpahamam yaitu
mahasiswa. karakteristik kata, kalimat ataupun paragraph
Uji keterbacaan modul dilakukan dengan yang digunakan mudah untuk dipahami.
memberikan modul dan mempersilahkan Disseminate (Penyebaran)
mahasiswa untuk menggunakan modul di dalam Proses diseminasi merupakan suatu tahap
pembelajan. Setelah mahasiswa menggunakan akhir pengembangan. Tahap diseminasi
modul yang telah divalidasi, maka mahasiswa dilakukan untuk mempromosikan produk
diberikan lembar uji keterbacaan untuk pengembangan agar bisa diterima pengguna,
mengetahui tingkat kemudahan modul untuk baik individu, suatu kelompok, atau sistem.
dipahami oleh mahasiswa. Uji keterbacaan Penyebaran dapat dilakukan melalui sebuah
modul diberikan kepada 10 orang mahasiswa proses penularan kepada para praktisi
secara acak. Lembar uji keterbacaan modul pembelajarn terkait dalam suatu forum tertentu.
terdiri dari 10 item/ butir pernyataan yang berisi diseminasi ini dilakukan dengan tujuan untuk
aspek penilaian mengenai kemudahan, mendapatkan masukan, koreksi, saran,
keterbacaan, kemenarikan dan keterpahamam penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir
mahasiswa mengenai modul yang pengembangan agar siap diadopsi oleh para
dikembangkan. Dari hasil uji coba keterbacaan pengguna produk.
modul kepada 10irang mahasiswa didapatkan Pada pengembangan ini penyebaran
hasil sebagai berikut: dilakukan melalui ujicoba keterbacaan modul
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
Tabel 3. Data Uji Keterbacaaan Modul kemudahan pemahamam modul bagi
Item/ Frekuensi Nilai mahasiswa. Penyebaran juga dilakukan kepada
Nilai
butir 0 1 kelas lain di luar kelas ujicoba keterbacaan
1 2 8 80 % modul dengan cara menyebarkan modul
2 0 10 100 %
pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan
3 2 8 80 %
hasil uji validasi dan uji keterbacaan modul.
4 0 10 100 %
5 0 10 100 %
6 3 7 70 %
PENUTUP
7 1 9 90 % Dalam penelitian pengembangan ini
8 1 9 90 % produk yang dihasilkan berupa modul
9 2 8 80 % pembelaran berbasis software simulasi Ni
10 0 10 100 % Multisim pada mata kuliah rangkaian listrik DC.
24
Jurnal TIK dalam Pendidikan, Vol. 9 No. 1, Juni 2022, p-ISSN: 2355-4983, e-ISSN: 2407-7488

Penelitian pengembangan ini menghasilkan Rusman, dkk. (2011). Pembelajaran Berbasis


modul pembelajaran yang valid berdasarkan uji Teknologi Informasi dan Komunikasi.
validasi modul kepada para ahli. Modul Jakarta: Rajawali Press
pembelajaran yang dihasilkan mudah dipahami
Russel, James.D. (1994). Modulator
mahasiswa berdasarkan hasil uji keterbacaan
Instructional System. New York: Nichol
modul, sehingga modul pembelajaran ini layak
Publisher Company
untuk digunakan dalam pembelajaran mata
kuliah rangkaian listrik DC. Smaldino, Sharon E, dkk. (2012). Instructional
Pada mata kuliah rangkaian listrik DC Technology and Media for Learning, Ninth
disarankan kepada dosen pengampu dan juga edition. New Jersey Columbus, Ohio:
mahasiswa untuk menggunakan modul Pearson Merrill Prentice Hall
pembelajaran berbasis software simulasi ini Sudjana, Djuju. (2000). Evaluasi Program
sebagai alternatif media pembelajaran. Modul Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:
pembelajaran ini dirancang agar mahasiswa Remaja Rosdakarya
dapat terfasilitasi untuk lebih aktif, kreatif serta
mandiri di dalam proses pembelajaran sehingga Sudjana, Nana dan Rivai, A. (1997). Media
tidak terbatas oleh ruang, waktu serta ada atau Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
tidak adanya pendidik. Algensindo
Sugiono, (2014). Metode Penelitian Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
Anderson W, Lorin dan Krathwohl R, David. D. Bandung: Alfabeta
(2001). A taxonomi for Learning, teaching
and Asessing. A Revision of Bloom’s Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian
Taxonomy of Educational Objectives. USA: Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Addison Weasley Longman Taber, K. S. (2009). Progressing Science
Asmani, J. M. (2011). Tips Efektif Pemanfaatan Education, Constructing the Scientific
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Research Programme into the Contingent
Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press Nature of Learning Science. New York:
Spinger Dordrecht Heidelberg.
Prastawo, Andi. (2012). Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif: Thiagarajan, Silvasailam, dkk. (1974).
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Instructional Development for Training
menarik dan Menyenagkan. Yogyakarta: Teachers of exceptional Children.
Diva Press Washinton DC: National Center for
Improvement Educational System

25

Anda mungkin juga menyukai