Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan Modul Perangkat Lunak Pengolah Gambar Bitmap (Raster) Pada Mata Pelajaran Dasar Desain

Grafis.

PENGEMBANGAN MODUL PERANGKAT LUNAK PENGOLAH GAMBAR BITMAP (RASTER)


PADA MATA PELAJARAN DASAR DESAIN GRAFIS BAGI SISWA KELAS X MULTIMEDIA
DI SMKN 2 BLITAR

Inggar Al Latifah, Dr. H. Bachtiar Syaiful Bachri, M.Pd


Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, email:
Inggarlatifah@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan dan keefektifan modul yang dikembangkan
untuk siswa kelas X Multimedia di SMKN 2 Blitar. Modul ini berisi tentang materi pengolah gambar
bitmap atau raster yang ada dalam mata pelajaran dasar desain grafis. Model pengembangan yang
digunakan adalah model pengembangan R&D. Metode pengumpulan data menggunakan angket, tes
, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan non parametrik yaitu sign test(uji tanda). Pada uji
validitas item soal dinyatakan valid sedangkan uji reliabilitas dinyatakan reliabel.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) modul dasar desain grafis ini dikatakan layak
dari aspek materi maupun media. Pada ahli materi, setelah dilakukan revisi dikategorikan sangat
baik dengan presentase 100% sedangkan ahli media dikategorikan sangat baik dengan presentase
100%. 2) Hasil uji coba yang dilakukan secara perseorangan, kelompok kecil, dan kelompok besar
menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat baik. Uji non
parametrik sign test (uji tanda) Dengan dk = N-1 = 30-1=29 pada taraf signifikan 5% diperoleh t
tabel=2,045. Hasil uji t pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan t hitung < t tabel,
sehingga dapat disimpulkan juga bahwa modul efektif untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dan dapat membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Pengembangan, Modul, Dasar Desain Grafis

Abstract

This research aims to determine the feasibility and effectiveness of the modules developed for
the grade X students of Multimedia in SMKN 2 Blitar. This module contains a bitmap or raster image
processing material that is in the basic graphic design subjects. The development model used is the
R&D development model of data collection using polls, tests, and observations. The data analysis
technique uses a non parametric sign test. In the validity test the item is declared valid while the
reliability test is declared reliable.
The result showed that: 1) This basic graphic design module is said to be worthy of both
material and media aspects. On the material experts, after a very good categorized revision with a
percentage of 100% while the media experts categorized very well with a percentage of 100%. 2) The
results of individual trials, small groups, and large groups show that the modules developed belong
to the very good category. Non parametric test sign test (sign test) with DK = N-1 = 30-1 = 29 at a
significant level 5% obtained t table = 2,045. The test result of the pre-test class of experimentation and
control class shows T count the < t table, so it can be concluded also that the module is effective for
use in learning activities and can help to improve student learning outcomes.

Keywords: Development, Module, Basic Graphic Design


PENDAHULUAN sebagai berikut : Pembelajaran yang
1. Permasalahan Penelitian dilakukan masih sangat bergantung pada
guru karena kurangnya media yang bisa
Pendidikan merupakan hal yang menentukan
digunakan peserta didik untuk belajar
untuk kehidupan manusia, tanpa adanya
mandiri Sehingga untuk peserta didik belajar
pendidikan kehidupan manusia akan sulit
mandiri dirumah sering mengalami kesulitan.
untuk berkembang. Undang-undang Sistem
Selain itu guru juga mengalami kesulitan
Pendidikan Nasional (sisdiknas) tahun 2003
mencari media yang digunakan sesuai
menyatakan “pendidikan adalah suatu usaha
dengan silabus yang ada. Pengembangan
sadar dan terencana untuk mewujudkan
bahan ajar berbentuk modul akan
suasana belajar dan pembelajaran agar
memudahkan peserta didik untuk
peserta didik aktif dan mengembangkan
memahami materi pembelajaran. Tidak
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
hanya itu saja, pertimbangan lain adalah
spiritual, keagaamaan, pengendalian diri,
karakteristik sasaran. Dikarenakan oleh
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
beberapa faktor, sehingga tidak semua
keterampilan yang diperlukan dirinya,
bahan ajar yang dikembangkan oleh
masyarakat, bangsa, dan Negara.”
beberapa Lembaga cocok untuk peserta
Media adalah sarana fisik yang berisi didik. Hasil belajar yang diperoleh peserta
pesan atau sarana untuk menyampaikan didik dalam mata pelajaran dasar desain
pesan. Menurut konsep dan kawasan grafis selama ini telah menunjukkan
teknologi pendidikan/pembelajaran, media bahwa setiap peserta didik memiliki
termasuk sumber belajar. Seperti diketahui, perbedaan yang unik, mereka memiliki
menurut definisi dan kawasan teknologi kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian
pendidikan tahun 1977, sumber belajar yang berbeda-beda. Untuk itu, maka
meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, bahan ajar berbentuk modul yang
dan lingkungan (Mustaji, 2013:1). Media dikembangkan sendiri disesuaikan
merupakan perantara untuk menyampaikan dengan karakteristik peserta didik sebagai
materi pembelajaran dari pendidik ke peserta sasaran. Selain itu, guru juga kesulitan dalam
didik. Menurut Gerlach & Ely (1971) mengajar karena tidak ada buku panduan
mengatakan bahwa media apabila dipahami untuk peserta didik yang bisa digunakan
secara garis besar adalah manusia, materi, untuk belajar sebagai buku panduan untuk
atau kejadian yang membangun kondisi yang mempelajari pelajaran secara mandiri.
membuat peserta didik mampu memperoleh
Sedangkan kondisi ideal yang diharapkan
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
yaitu Siswa mampu Memahami materi
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan
perangkat lunak gambar (raster), Media yang
lingkungan sekolah merupakan media. Secara
digunakan dapat memfasilitasi siswa dalam
khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran. Media dapat mengatasi
belajar mengajar cenderung diartikan sebagai
keterbatasan waktu dalam pembelajaran, dan
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
media dapat membantu siswa untuk
untuk menangkap, memproses, dan
melakukan pembelajaran mandiri.
menyusun kembali informasi visual atau
verbal (Arsyad, 2014: 3). Media sangat 2. Wawasan dan Rencana Pemecahan
penting dalam proses pembelajaran, karena Masalah
akan menunjang proses pembelajaran.
Dari permasalahan tersebut maka
Berdasarkan data hasil observasi pengembang memberikan solusi dibutuhkan
awal yang dilakukan peneliti di kelas X pengembangan media untuk pemecahan
Multimedia SMKN 2 Blitar terdapat beberapa masalah yang terjadi dan, untuk memperjelas
permasalahan yang di hadapi peserta didik, penyampaian materi. Media yang dibutuhkan
adalah media yang mampu menjelaskan berpikir kreatif, menggunakan penalaran, dan
konsep-konsep yang abstrak menjadi konkrit dapat membayangkan hasil dari suatu
sehingga dapat memberikan gambaran yang tindakan. Oleh karena itu, maka
jelas terhadap isi materi maupun proses- dimungkinkan untuk mengembangkan
proses yang terjadi pada gas secara detail Modul dasar Desain Grafis materi pengolah
sehingga memberikan pemahaman siswa. gambar bitmaps atau raster untuk kelas X
Dalam hal ini tentunya didasarkan pada Multimedia di SMKN 2 Blitar.
karakteristk media, materi dan siswa.
Menurut (Mustaji, 2013:15-16) Karakteristik Dari beberapa penjabaran mengenai faktor
pemilihan media harus mempertimbangkan karakterisitik baik itu mater, media, maupun
hal-hal sebagai berikut : peserta didik maka media yang sesuai adalah
modul karena dinilai cocok digunakan pada
a) Tujuan, menentukan tujuan mata pelajaran dasar desain grafis materi
pembelajaran yang ingin dicapai. pengolah gambar bitmaps (raster) karena
b) Sasaran didik, menentukan peserta pada materi ini menitikberatkan pada
didik yang akan menggunakan media pemahaman teori dan praktik yang dapat
berdasarkan karakteristik, kondisi dilakukan mandiri oleh siswa dan tidak
latar belakang, motivasi dan minat terhalang waktu. Munurut asyhar (2012:155)
belajar. modul adalah satu bentuk bahan ajar yang
c) Karakteristik media yang berbasis cetakan dirancang untuk belajar
bersangkutan, memilih dan secara mandiri oleh peserta pembelajaran dan
membandingkan media yang dibuat modul dilengkapi dengan petunjuk untuk
agar sesuai dengan tujuan yang akan belajar sendiri.
dicapai.
d) Waktu, yang diperlukan untuk 3. Rumusan Tujuan Penelitian
Rumusan Tujuan Penelitian
membuat media dan berapa lama
Berdasarkan uraian latar belakang masalah
waktu yang diperlukan untuk tersebut, maka diperlukan pengembangan
menyajikan materi dengan Modul Perangkat Lunak Pengolah Gambar
menggunakan media tersebut. Bitmap (Raster) Pada Mata Pelajaran Dasar
e) Biaya, mempertimbangkan biaya Desain Grafis Bagi Siswa Kelas X Multimedia
yang dikeluarkan untuk membuat Di SMKN 2 Blitar yang sesuai dengan
media. kebutuhan.
f) Ketersediaan, mempertimbangkan
4. Kajian Teoritik
kemudahan dalam memperoleh
media. Menurut Newby dalam Kristanto (2011)
g) Konteks penggunaan, maksudnya media pembelajaran adalah segala sesuatu
adalah dalam kondisi dan strategi yang dapat membawa pesan untuk
pencapaian tujuan pembelajaran. Asosiasi
bagaimana media akan digunakan.
Pendidikan Nasional dalam Kristanto (2010)
Peserta didik kelas X Multimedia di SMKN 2 mendefinisikan media dalam lingkup
Blitar rata-rata berusia 16 tahun, menurut pendidikan sebagai segala benda yang dapat
Piaget usia tersebut masuk dalam tahap dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau
Operasioanal Formal, yaitu dengan rentang dibicarakan beserta instrumen yang
usia 11 tahun sampai dengan dewasa. Pada dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
tahap ini, mereka sudah mengerti konsep dan Menurut Kristanto (2016: 4) media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat berpikir baik secara konkrit maupun
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan,
abstrak. Kemampuan kognitif pada usia sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
tersebut sudah mampu berfikir secara pikiran, dan perasaan mahasiswa dalam
rasional, memanipulasi ide yang dipikirkan, kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
dapat melakukan perhitungan matematika, belajar. According to Kristanto (2017: 10)
learning media is anything that can be used to dapat menyelesaikan materi
channel the message, so it can stimulate the berdasarkan kemampuan
attention, interest, thoughts, and fellings of
mereka sendiri dengan di uji
students in learning activities to achieve learning
objectives. According to Kristanto (2018: 1) dan berkembang dalam
learning media is anything that can be used to interval yang teratur.
channel the message to achieve learning objectives. 2) Kemasan total
Keuntungan terbesar adalah
Musfiqon (2012:118-121) kriteria
modul merupakan paket
pemilihan media yang perlu diperhatikan
pembelajaran terpadu; tidak
diantaranya :
1. Kesesuaian dengan tujuan ada keharusan untuk
Dalam pemilihan media , media dipilih berusaha untuk menyatukan
berdasarkan tujuan pembelajaran yang materi agar memenuhi
telah ditetapkan. Dengan adanya media kebutuhan-kebutuhan belajar.
dalam pembelajaran, harus mendukung Hal ini dapat menghemat
tercapainya tujuan pembelajran agar lebih
waktu belajar dan sering kali
efektif dan efisien.
b. Ketepatgunaan lebih murah daripada
Media pembelajaran yang dimaksud individual.
dengan tepat guna yaitu pemilihan media 3) Tervalidasi
telah didasarkan pada kegunaanya. Dalam Modul-modul diuji dan
memilih media dapat diperhatikan divalidasi sebelum
karakteristik materi, karakteristik siswa disebarkan; dengan jumlah
serta sarana dan prasarana yang ada di
klien yang begitu besar, para
sekolah sudah sesuai media atau belum.
c. Keadaan siswa vendor bisa
Kriteria pemilihan media yang baik adalah berinvestasidalam penelitian
disesuaikan dengan keadaan siswa, baik dan pengembangan
keadaan psikologis, filosofis maupun b. Keterbatasan Modul
sosiologis siswa. Media sesuai dengan 1) Kualitas modul
keadaan siswa akan sangat membantu
Kualitas dari modul
siswa dalam memahami materi yang akan
bervariasi yang beberapa
dipelajari.
d. Ketersediaan diantaranya merupakan
Walaupun suatu media dinilai sangat modul latihan dan
tepat untuk mencapai tujuan berkualitas rendah.
pembelajaran, namun media tersebut 2) Kehilangan fleksibilitas
tidak dapat digunakan jika media tidak 3) Salah satu persoalan yang
tersedia.
terjadi dalam pengadopsian
e. Keterampilan teknis
Aspek keterampilan guru harus sebuah modul adalah
diperhatikan dalam pemilihan media. fleksibelitas. Guru dan siswa
Banyak guru yang memilih media terbatas dalam menggunakan
sederhana karena tidak dapat piranti keras yang sama
mengoperasikan media yang canggih. dalam cara yang sama.
Oleh sebab itu, penggunaan media Untuk menghasilkan modul yang
pembelajaran perlu disesuaikan dengan
mampu meningkatkan motivasi belajar
keterampilan guru dalam menggunakan
media tersebut. siswa secara mandiri maka modul
Menurut Smaldino (2011:280) modul Berikut Karakteristik modul yang
memiliki keuntungan dan keterbatasan ditetakan oleh Daryanto (2013:9)
sebagai berikut : a. Self intruction
a. Keuntungan Modul Meruapakan karakteristik penting
1) Menentukan kecepatan dalam modul dimana dengan
sendiri Para Peserta didik
karakter tersebut memungkinkan mempelajari materi secara uth dan
siswa untuk belajar mandiri dan tuntas, karena materi belajar
tidak bergantung pada pihak lain. dikemas dalam satu modul utuh.
Untuk dapat memenuhi syarat Jika dilakukan pembagian atau
tersebut maka modul harus : pemisahan materi dari satu dasar
1. Memuat tujuan pembelajaran kompetensi kejuruan, maka
yang jelas dan pemisahan dilakukan dengan hati-
menggambarkan pencapaian hati dan memperhatikan keluasan
kompetensi keahlian kejuruan. dasar kompetensi kejuruan yang
2. Membuat materi pembelajaran harus dikuasai siswa.
yang dikemas dalam unit-unit c. Stand Alone
kegiatan kecil spesifik sehingga Merupakan karakteristik modul
memudahkan dipelajari secara yang tidak bergantung bahan ajar
mandiri. lain, dengan kata lain modul tidak
3. Tersedia contoh dan ilustrasi harus digunakan bersama-sama
yang mendukung kejelasan dengan bahan ajar lain. Dengan
pemaparan materi menggunakan modul siswa tdak
pemebelajaran. perlu menggunakan bahan ajar
4. Terdapat soal-soal latihan, lain dalam memperlajari atau
tugas, dan sejenisnya yang mengerjakan tugas pada modul
memungkinkan siswa untuk tersebut. Apabila dalam
mengukur pengetahuan penerapannya modul memerlukan
dirinya sendiri. bantuan bahan ajar lain maka
5. Konstektual, yaitu materi yang modul tersebut bukanah modul
disajikan terkait dengan suasa, yang berdiri sendiri.
tugas atau konteks kegiatan d. Adaptif
dan lingkungan siswa. Modul hendaknya memiliki daya
6. Menggunakan bahasa yang adaptif terhadap perkembangan
kmunikatif dan sederhana ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Terdaat rangkuman materi Dikatakan adaptif jika modul
8. Terdapat instrumen penilaian tersebut dapat menyesuaikan
yang memungkinkan iswa dengan perkembangan ilmu
menilai sendiri. pengetahuan dan teknologi yang
9. Terdapat umpan balik atas sedang berkembang, secara
penilaian yang dilakukan oleh fleksibel dan luwes di berbagai
siswa agar siswa mengetahui perangkat keras.
tingkat penguasaan materi. e. User Friendly
10. Terdapat informasi tentang Modul hendaknya memenuhi
rujukan pengayaan / referensi kaidah ini sehingga modul harus
yang mendukung materi yang bersahabat dengan penggunanya.
dimaksud. Setiap intruksi maupun paparan
b. Self contained informasi yang disampaikan
Modul dikatakan self contained bersifat membantu dan bersahabat
jika seluruh materi yang dengan penggunanya.
dibutuhkan termuat dalam modul Penggunaan bahasa yang
tersebut. Tujuan adanya konsep sederhana mudah dimengerti,
ini adalah memberikan serta menggunakan istilah yang
kesempatan kepada siswa untuk umum digunakan adalah salah
satu bentuk User Friendly
Secara aspek Visual Smaldino dkk (2011:78) tertentu atau fokus pada
menyebutkan beberapa aspek dasar bagi unsur tertentu bisa
perancangan visual yaitu unsur-unsur visual menggunakan pengarah
untuk mengarahkan
dan unsur-unsur teks yang dijelaskan sebagai
perhatian. F) Kontras sosok-
berikut : Latar,unsur-unsur penting
terutama kata-kata harus
a. Unsur-unsur Visual
bearada pada kontras yang
Unsur-unsur yang harus diperhatikan baik dengan latar belakang.
dalam mengembangkan sebuah Aturan sederhana dalam
media visual antara lain : prinsip ini adalah bahwa
1. Pengaturan, menentukan sosok gelap paling baik
sebuah pola dasar untuk terlihat pada sosok latar yang
menentukan bagaiamana bercahaya dan sosok terang
mata peserta didik akan paing baik untuk latar
mengikuti di sepanjang belakang gelap. B)
tampilan visual. Terdapat Konsistensi, sebaiknya
beberapa komponen yang konsisten dalam penyusunan
perlu diperhatikan dalam unsur-unsur visual karena
pengaturan sebuah visual, semakin sering penyusunan
yaitu : a) perataan, tempatkan itu sesuai dengan aturan dan
unsur-unsur utama dalam memperlihatkan konsistensi
satu visual sehingga mereka maka akan semakin mudah
memiliki hubungan visual dimengerti oleh peserta didik.
yang jelas satu sama lain. B) 2. Keseimbangan
bentuk, cara lain untuk Sebuah perasaan atau
menyusun unsur-unsur kesamarataan psikologis atau
visual adalahmenyatukannya keseimbangan di capai ketika
dalam sebuah bentuk yang berat unsur-unsur pada
telah akrab bagi peserta
sebuah tampilan secara
didik, sebaiknya
merata tersebar ada tiap sisi
menggunakan pla yang
menarik dan memfokuskan sebuah sumbu entah secara
perhatian dengan usaha yang horixontal atau vertikal.
sedikit mungkin. C) aturan 3. Warna
sepertiga, yaitu unsur-unsur Ketika memilih sebuah skema
yang tersusun di sepanjang warna untuk sebuah visula
garis yang membagi tiga perhatikan keharmonisan dua
bagian berdasarkan
warna apapun yang terletak
pentingnya dan
kecermalangannya. Posisi langsung berhadapan pada
yang paling dominan dan roda warna pelengkap. Pett
dinamis adalah pada posisi dan wilson dalam Smaldino
perpotongan garis- (2014:83) memberikan alasan-
garispembagi tiga bagian alasan tersebut untuk
horizontalatau vertikal, penggunaan warna-warni
terutama pada posisi kiri atas.
dalam materi pengajaran: a)
D) Kedekatan, prinsip ini
dapat digunakan untuk untuk menambahkan realitas,
mendekatkan unsur-unsur b) untuk membedakan unsur-
visula yang berkaitan dan unsur sebuah visual. C)
memisahkan unsur-unsur untuk memfokuskan
yang tidak berkaitan. e) perhatian pada isyarat-isyarat
Pengarah, jika menginginkan
yang relevan, d) untuk
perserta didik “membaca”
mengkodekan dan
tampilan visual dalam urutan
mengkaitkan secara logis kebingungan pada peserta
unsur-unsur berkaitan, e) didik
untuk menarik perhatian dan 4. Warna
menciptakan respon Warna teks seharusnya
emosional. kontras dengan warna latar
4. Kemudahan Dibaca belakang agar mudah dibaca
Sebuah visual tidak bisa memberi penekanan
dipahami kecuali jika seluruh 5. Penggunaan huruf Besar
peserta didik dapat melihat Untuk memudahkan
kata-kata dan gambar yang keterbacaan yang baik,
disajikan. Kemudahan dibaca gunakan huruf kecil semua,
dapat diperbaiki dengan dan menambahkan huruf
menigkatkan ukuran, jenis besar ketika dibutuhkan
huruf dan kontras diantara sewajarnya. Juduk utama
benda-benda dalam sebuah yang singkat mungkin akan
visual. mucul huruf besar, tetapi
b. Unsur-Unsur Teks frasayang terdiri dari tiga
1. Gaya kata sebaiknya mengikuti
Gaya dari teks seharusnya aturan teks huruf kecil
konsisten dan selaras dengan semua.
unsur-unsur visual lainnya. METODE
Untuk tujuan pengajaran atau
penyampaian informasi Dalam penelitian “Pengembangan Modul
sebaiknya menggunakan Perangkat Lunak Pengolah Gambar Bitmap
gaya yang terus terang. Gaya (Raster) Pada Mata Pelajaran Dasar Desain
teks yang polos atau tidak Grafis Bagi Siswa Kelas X Multimedia Di
ada hiasan. SMKN 2 Blitar ” ini, model pengembangan
2. Ukuran yang digunakan adalah model Research &
Ukuran teks dapat digunakan Develompment sebagai acuan. Pengembangan
untuk memperhatikan jarak modul ini diperlukan tahapan perencanaan
peserta didik dengan sebuah dan persiapan yang mendalam. Tahapan
sajian tersebut. ukuran yang model pengembangan RnD dapat dilihat
sangat kecil akan sulit untuk pada gambar berikut :
diterima peserta didik.
3. Spasi
Ketika membuat visual
menggunakan komponen
spasi otomatis disesuaikan
untuk mecapai keterbacaan
maksimum, jika sebuah efek
desain yang di inginkan
menggunakan spasi yang Langkah penelitian dan pengembangan
berbeda maka yang di menurut Sugiyono (2015: 298) dengan
lakukan memformat ulang langkah-langkah yaitu: (1) potensi dan
spasi teks. Spasi antara teks masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain
satu dengan yang lain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain,
diusahakan ditata rapi dan (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji
rata, karena hal tersebut coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10)
dapat menimbbukan produksi.
Sasaran Penelitian atau bakat yang dimiliki oleh individu
a. Ahli RPP yaitu dosen Jurusan Kurikulum atau kelompok (Arikunto, 2013:199). Tes
dan Teknologi Pendidikan UNESA berfungsi untuk mengukur keefektifan
sebagai ahli pembelajaran yang mana hasil belajar siswa dan melihat
dapat mengarahkan peneliti dalam kemampuan siswa setelah menjawab soal-
menentukan metode pembelajaran dan soal yang terkait dengan materi. Dalam
ketepatan pembelajaran berdasarkan dari hal ini, tes yang digunakan dalam
strategi dan model yang dipilih dan penelitian ini adalah instrument berupa
digunakan peneliti dengan soal-soal yang terkait dengan materi.
mempertimbangkan dalam hal media Bentuk tes yang dilaksanakan yaitu
sebagai alat bantu untuk guru. dengan menggunakan tes uraian.
b. Ahli Materi yaitu dosen Jurusan Pada tes ini ditujukan kepada siswa
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan dengan menerapkan one grub pretest dan
UNESA. Ahli materi ini dipergunakan posttest dengan memberikan materi
untuk mengetahui dari segi kebenaran dengan menggunakan media baik
dan keabsahan materi yang harus sesuai sebelum atau sesudah baik diterapkan
dengan kebutuhan belajar dengan RPP pada kelas kontrol maupun eksperimen
yang dijadikan sebagai pedomannya sehingga akan dapat diketahui perbedaan
c. Ahli Media sebelum dan sesudah menggunakan
Setelah melakukan validasi materi yang media. Berikut pola dari desain penelitian
bertujuan untuk menguji kesesuain materi :
yang akan dikemas dala bentuk modul.
Selanjutnya adalah melakukan validasi E (eksp) 01 x 02
media untuk melihat dari segi kelayakan
dan kualitas dari segi kualitas tekniknya K( kontr) 03 - 04
dari modul yang dikembangkan. Untuk
validasi media adalah dengan satu orang
dosen jurusan Teknologi Pendidikan Teknik Analisis Data
UNESA. Data yang didapat dari ahli materi,
d. Siswa kelas X Multimedia SMKN 2 Blitar ahli media, ahli pembelajaran dan siswa
berjumlah 30 siswa. dikumpulkan untuk digunakan dalam
menentukan tingkat kelayakan sebuah
Teknik Pengumpulan Data modul yang dikembangkan yang berupa
Instrumen pengumpulan data yang angket untuk diolah agar dapat
pengembang lakukan dalam mengembangkan mengetahui sesuai tidaknya dengan
media pembelajaran CAI pada mata pelajaran tujuan pembelajaran. Hasil yang diperoleh
Fisika kelas XI di SMAN 1 Prambon adalah dari angket yang diberikan kepada siswa
sebagai berikut : berisi setuju dan tidak setuju yang
1. Metode Angket (kuisioner) dianalisis. Dalam analisis data akan
Angket atau kuisioner menurut Arikunto menggunakan dua analisis yakni :
(2013:194) merupakan teknik a. Analisis isi
pengumpulan data yang dilakukan oleh
Pada analisis isi ini datanya berupa data
peneliti dengan memberikan seperangkat
kualitatif yang berisi masukan, tanggapan
pertanyaan yang tertulis kepada
dan saran perbaikan yang digunakan sebagai
responden untuk dijawab.
bahan revisi modul.
wawancara yang digunakan peniliti
berguna untuk mengetahui saran atau
b. Analisis Deskriptif
masukan terhadap media yang akan
diproduksi atau dikembangkan yang Analisis deskriptif data berupa data hasil
didapat dari ahli materi dan ahli media
akhir presentase yang dapat meyakinkan
2. Metode tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau bahwa modul adalah media pembelajaran
latihan serta alat lain yang digunakan yang sesuai untuk digunakan pada
untuk mengukur keterampilan, pembelajaran yang bermedia. Penggunaan
pengetahuan intelegensi, kemampuan rumus presentase dipilih dan digunakan
karena dari jawaban yang ada dalam tersebut terdapat revisi, sehingga dalam hal
pedoman observasi. Dilakukan analisis ini mampu dalam hal meminimalisir tingkat
dengan menggunakan teknik perhitungan kekurangan sebuah media yang akan
diproduksi. Penjabararan tahapan model
yang digunakan adalah teknik PSA (Penilaian
pengembangan RND yang digunakan adalah
Sikap Aspek) Sehingga teknik perhitungan sebagai berikut :
yang digunakan yaitu dengan menggunakan 1. Potensi dan masalah
rumus sebagai berikut : Tahapan awal pengembangan modul
ini dilakukan dengan melakukan
kegiatan observasi secara langsung di
SMKN 2 BLITAR disertai kegiatan
wawancara terhadap guru produktif
multimedia untuk mengetahui
Kriteria penilian didasarkan pada rentang masalah pada siswa. Pada saat
presentase seperti berikut : dilakukan analisis karaktristik siswa.
Analisis ini karakteristik siswa
80% - 100% = sangat baik dilakukan untuk mengetahui
66% - 79% = baik karakteristik siswa dengan cara
40% - 65% = kurang baik melakukan wawancara terhadap
0%-39% = sangat tidak baik guru mata pelajaran dasar desain
(Arikunto, 2013) grafis. Setelah dilakukan observasi
Sedangkan analisis uji test untuk siswa ternyata siswa kelas X mulitimedia
menggunakan rumus Uji-T dengan rumus : mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang pada mata
𝐌𝐃 pelajaran dasar desain grafis. Siswa
𝒕= lebih banyak mendengarkan ceramah
∑𝒙𝟐 𝒅 dari guru dalam penyampaian materi
𝑵 𝑵−𝟏 karena kurangnya bahan ajar yang
dapat digunakan dalam
(Arikunto, 2013:349) pembelajaran. Karakteristik siswa
SMK yang lain yaitu sudah mampu
HASIL DAN PEMBAHASAN berpikir abstrak dan sudah memiliki
kesadaran untuk belajar secara
Dalam hasil dan pembahasan ini akan mandiri. Adapun informasi yang
menjawab dari rumusan masalah yang ada telah dijelaskan sebelumnya yaitu
yaitu mengetahui dari segi kelayakan media bersumber dari hasil wawancara
CAI materi Teori Kinetik Gas dan mengetahui secara terstruktur kepada guru mata
dari segi keefektifan media yang mana dalam mata pelajaran dasar desain grafis
hal ini didasarkan pada hasil analisis yang yaitu Bapak Nofarid Prasetya.
didapat baik itu analisis wawancara ahli Dengan adanya permasalahan yang
materi dan ahli media terkait dengan konten telah dijelaskan sebelumnya maka
media beserta isisnya serta dari hasil analisis peneliti mengembangkan modul
angket baik itu kelas kontrol dan kelas cetak untuk mengatasi permasalahan
eksperimen. tersebut.
2. Pengumpulan Data
Proses Pengembangan Persiapan langkah unuk
pengembangan selanjutnya adalah
Pada proses pengembangan ini model dengan cara mengumpulkan data
pengembangan yang digunakan adalah RnD dengan berpedoman pada proses
karenaberorientasi pada produk yang wawancara dengan guru yang
dihasilkan dimana dalam hal ini ada tahap
bersangkutan yaitu guru mata
validasi dari ahli materi dan ahli media dan
pelajaran dasar desain grafis pada
uji coba media dilakukan sebelum media
tanggal 14 September 2018. Kegiatan
diproduksi selain itu meskipun pada tahap tersebut dilakukan untuk mengetahui
RnD ini di tahap terakhirnya ada evaluasi
permasalahan belajar pada anak.
namun disetiap langkah pada model RnD
Pengumpulan data melalui
wawancara ini dilakukan untuk pembelajaran yang ada pada RPP.
mengumpulkan data awal yang Pada saat memilah materi,
meliputi informasi dari guru tentang perancang berkonsultasi ke ahli
kondisi kelas saat proses
materi serta guru. Desain produk
pembelajaran dilaksanakan, anak,
materi serta permasalahan belajar materi ini dirancang dengan
siswa di sekolah. Selain itu arahan ahli materi, dan guru agar
pengembang juga mengumpulkan materi yang akan disampaikan
materi yang didapat dari guru mata dapat sesuai dengan tujuan
pelajaran untuk menjadikan acuan pembelajaran yang akan dicapai
dalam pembuat media ini. Kegiatan dan materi yang disampaikan
ini merupakan acuan langkah dalam
sesuai dengan karakteristik siswa.
pembuatan rumusan tujuan
pembelajaran berdasarkan RPP dan
Silabus sekolah. Dalam
mengembangkan modul
pengembang terlebih dahulu
membuat kerangka modul yang akan
dibuat, mengumpulkan dan memilah
materi yang dimasukkan ke dalam
modul.
3. Desain Produk
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Sebelum mengembangkan media
dan menerapkan modul cetak,
Gambar 2. Cover awal Modul
peneliti menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terlebih dahulu. Sehingga dalam
mengembangkan dan menerapkan
modul cetak disesuaikan dengan
kompetensi yang terdapat pada
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
b. Merancang kerangka modul
Sebelum mengembangkan modul
cetak peneliti merancang kerangka
modul terlebih dahulu.
c. Mengumpulkan dan memilah
materi yang dimasukkan ke dalam
Gambar 3. Contoh Salah satu isi
modul
Dalam Modul
Materi yang dimasukkan ke dalam
4. Validasi Desain
modul bersumber dari beberapa
Validasi desain merupakan proses
buku, internet, dan peneliti
kegiatan untuk menilai apakah
bertanya kepada ahli materi.
rancangan produk, dalam hal ini
Materi yang dimasukkan ke dalam
metode mengajar baru secara rasional
modul harus disesuaikan dengan
akan lebih efektif dari yang lama atau
tujuan pembelajaran yang telah
tidak. Dalam validasi desain ini
ditetapkan. Materi yang
bertujuan untuk mengetahui
disampaikan dalam modul yaitu
kelebihan maapun kekurangan dari
sesuai dengan tujuan
media yang diproduksi. Dalam tahap
validasi desain ini, dilakukan dengan langkah sebelumnya yaitu uji coba
mengajukan validasi ke pakar atau pemakaian, sebaiknya pembuat produk
ahli materi , ahli media, serta ahli selalu mengevaluasi bagaimana kinerja
produk dalam hal ini adalah modul.
RPP. Hasil yang diperoleh dari para
Dalam hal ini pengembang hanya
Ahli adalah 100% setelah di lakukan melakukan 9 dari 10 tahap pengembangan
revisi. Peneliti melakukan beberapa dalam model R&D karena penelitian ini
kali revisi sampai didapat hasil 100% terbatas hanya pada siswa kelas X
5. Revisi desain Multimedia di SMKN 2 Blitar dan tidak
Dalam tahap ini, media yang sudah memproduksi secara massal.
di validasi oleh ahli RPP. Ahli media
dan ahli materi diperbaiki sesuai PEMBAHASAN
Penelitian pengembangan ini hasil akhirnya
dengan masukan yang disampaikan
adalah menghasilkan modul yang tujuannya
oleh setiap ahli. Dan pada tahap ini dapat meningkatkan kualitas dalam
dilakukan penyempurnaan produk pembelajaran, yang mana dalam hal ini dapat
yang telah dibuat menjadi lebih baik dimanfaatkan khususnya untuk mengatasi
dan layak. permasalahan belajar pada mata pelajaran
6. Uji Coba Produk dasar desain grafis kelas X Multimedia di
Uji coba produk dilakukan setelah SMKN 2 Blitar
media yang akan dikembangkan 1. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan
sudah melalui tahap revisi desain dan oleh peneliti yang berguna untuk menjawab
kemudian dapat diujicobakan kepada rumusan masalah pertama yaitu
peserta didik atau siswa. Media yang mengetahui kelayakan modul mata
telah melalui tahap revisi desain pelajaran dasar desain grafis materi progam
kemudian diproduksi dan pengolah gambar bitmaps (raster) kelas X
selanjutnya diuji cobakan secara Multimedia di SMKN 2 Blitar maka
perorangan dan uji coba kelompok dilakukan analisis uji coba produk baik itu
kecil kepada beberapa siswa kelas X kepada ahli materi, ahli media dan siswa.
Multimedia di SMKN 2 Blitar. Hasil dari analisis untuk ahli materi
7. Revisi Produk mendapat presentase sebesar 100% setelah
Revisi produk ini dilakukan untuk dilakukan revisi, sedangkan untuk hasil
mengetahui kelemahan dan kekurangan analisis dari ahli media mendapatkan
sebuah produk yang akan dikembangkan. presentase sebesar 100% setelah dilakukan
Dengan mengetahui kelemahan dan revisi. Selanjutnya, selain hasil dari analisis
kekurangan dari suatu produk tersebut, kedua ahli baik dari ahli materi ataupun
maka produk tersebut akan direvisi ahli media, analisis data juga dapat
terlebih dahulu dengan cara diperoleh dari hasil uji coba produk media
mengumpulkan data dari peserta yang di baik itu uji coba perseorangan, uji coba
uji coba. kelompok kecil maupun uji coba kelompok
8. Uji Coba Pemakaian besar. Uji coba perseorangan dengan
Uji coba pemakaian ini merupakan melibatkan tiga orang siswa diperoleh
pengujicobaan dari suatu produk/media presentase sebesar 87,1%, sedangkan untuk
yang diterapkan kepada sasaran. Uji coba uji coba kelompok kecil yang melibatkan 6
pada tahap ini dilakukan dengan uji coba orang siswa mendapat presentase sebesar
kelompok besar sebanyak 23 siswa. Uji 82,7% dan untuk uji coba pada kelompok
coba ini dilakukan untuk megetahui besar dengan 23 orang siswa mendapatkan
keefektifan dari media dan apakah tujuan presentase sebesar 80,3%. Sehingga
pembelajaran dapat dicapai dengan media berdasarkan dari beberapa analisis yang
tersebut. didapat melalui wawancara dan angket
9. Revisi Produk Final dapat disimpulkan bahwa hasil analisisnya
Revisi produk final ini dilakukan, termasuk kedalam kategori sangat baik
apabila dalam pemakaian di lembaga dengan rentang 80% - 100% sehingga dalam
pendidikan yang lebih luas terdapat hal ini modul mata pelajaran dasar desain
kekurangan dan kelemahan. Dalam grafis materi progam pengolah gambar
bitmaps (raster) kelas X Multimedia di
SMKN 2 Blitar ini layak untuk digunakan pembelajaran di kelas X Multimedia SMKN
dalam pembelajaran. 2 BLITAR ini, maka dapat ditarik
2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kesimpulan bahwa :
kedua yaitu untuk mengetahui kefektifan 1. Berdasarkan validasi materi dan
modul mata pelajaran dasar desain grafis validasi media yang dilakukan
materi progam pengolah gambar bitmaps kepada ahli materi dan ahli
(raster) kelas X Multimedia di SMKN 2 media, dapat disimpulkan bahwa
Blitar peneliti melakukan perhitungan yang modul cetak layak untuk
diawali dengan perhitungan uji normalitas digunakan. Dari ahli RPP
sebagai syarat untuk melakukan uji t mendapatkan persentase sebesar
dimana nilai yang didapatkan berasal dari 100%. Sedangkan dari ahli materi
nilai pre test dan nilai post test yang mendapatkan persentase sebesar
dinyatakan normal. Kemudian langkah 100% dan dari ahli media
selanjutnya adalah dengan membandingkan mendapatkan 100 % Selain
hasil dari analisis hasil pre test dan post test validasi materi dan media juga
yang memperoleh nilai t hitung sebesar dilakukan uji coba dengan
13,816 dengan df = n – dk = 30-1 = 29 maka diperoleh hasil sebagai berikut :
apabila dikonsultasikan dengan t tabel (1) Uji coba perorangan dengan
dengan taraf signifikasi 95 % atau 0,05 maka persentase sebesar 87,1%, (2) Uji
di dapatlah t tabel sebesar 2,045 , Maka dari coba kelompok kecil dengan
hasil tabel nilai pretest dan posttest setelah persentase sebesar 82,7 %, dan (3)
menggunakan modul untuk kelas X SMKN Uji coba lapangan dengan
2 BLITAR hasil t hitung > t tabel, sehingga persentase sebesar 80,97%.
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Dengan persentase tersebut dapat
modul ini efektif dan dapat digunakan disimpulkan bahwa modul cetak
dalam pembelajaran. Hasil presentase layak digunakan.
perbandingan post test kelas eksperimen 2. Berdasarkan hasil penerapan
dan kelas kontrol adalah sebagai berikut : modul cetak pada proses
pembelajaran mata dasar desain
100 grafis kelas X Multimedia dengan
88
80 Kelas menggunakan uji t. Untuk dk=5
60 60 Eksperi dengan taraf signifikan 5%, chi
men
40 kuadrat tabel = 11,07. Hasil uji
20 Kelas
Kontrol
normalitas pre-test menunjukkan
0
7,05 < 11,07 maka dapat
Post Test

beda disimpulkan pre-test berdistribusi


normal. Hasil uji normalitas post-
test kelas eksperimen
Grafik 3.1
menunjukkan bahwa 7,624 <
Perbedaan post test kelas eksperimen dan
kelas kontrol 11,07, maka dapat disimpulkan
post-test berdistribusi normal.
PENUTUP Langkah yang terakhir yaitu
menghitung uji t. Dengan dk =
Simpulan N-1 = 30-1=29 pada taraf
Dilihat dari proses pengembangan yang signifikan 5% diperoleh t
dilakukan oleh peneliti, dari proses
tabel=2,045. Hasil uji t pre-test
menganalisis masalah belajar yang
didapatkan dari wawancara kepada guru kelas eksperimen dan kelas
mata dasar desain grafis sampai dengan kontrol menunjukkan t hitung < t
penerapan modul cetak pada proses tabel, Maka dari hasil tabel nilai
pretest dan posttest setelah sehingga modul cetak ini benar-
menggunakan modul untuk kelas benar dapat digunakan pada
X SMKN 2 BLITAR hasil t hitung proses pembelajaran secara tepat
> t tabel Sehingga dapat di sekolah tersebut.
disimpulkan juga bahwa modul 3. Saran Pengembangan Media
efektif untuk digunakan dalam Lebih Lanjut
kegiatan pembelajaran dan dapat Terdapat beberapa saran
membantu untuk meningkatkan untuk pengembangan modul
hasil belajar siswa. cetak lebih lanjut. Saran tersebut
antara lain:
Saran a. Untuk pengembangan
Untuk menerapkan modul dasar desain modul dasar desain grafis
grafis yang telah dikembangkan oleh dapat menambah sumber
peneliti ini, diharapkan memperhatikan pustaka atau referensi agar
hal-hal sebagai berikut: materi yang terdapat di
1. Saran Penerapan dalam modul lebih
a. Modul dasar desain grafis meyakinkan.
yang telah dikembangkan b. Lebih memperhatikan
hanya dapat digunakan kualitas modul agar siswa
dalam proses pembelajaran lebih tertarik dan termotivasi
materi Pengolah gambar untuk belajar secara mandiri
Bitmaps (raster). menggunakan modul cetak.
b. Dalam menggunakan modul Hal tersebut dapat dicapai
dasar desain grafis pada dengan cara lebih banyak
proses pembelajaran melakukan konsultasi
diharapkan setiap siswa kepada ahli materi maupun
menggunakan satu modul. ahli media yang memiliki
Hal tersebut bertujuan untuk kompetensi pada bidang
mencapai tujuan tersebut.
pembelajaran yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA
c. Dalam menggunakan modul Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian:
dasar desain grafis harus Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke-
disesuaikan dengan petunjuk 2 Jakarta: PT Rineka Cipta
penggunaan yang terdapat di
Arsyad, A.2014. Media Pembelajaran. Jakarta:
dalam modul.
Rajawali Pers
2. Saran Penyebarluasan
Pengembangan modul dasar Daryanto, (2013). Menyusun Modul.
desain grafis ini hanya Yogyakarta: Penerbit Gava
digunakan untuk siswa kelas X
Jurusan Multimedia di SMKN 2 Januszweaki, A. Dan Michael Molenda. 2008.
Educational Technology : A Definition
Blitar. Apabila akan digunakan
With Commentary. London & New
untuk sekolah lain, maka York : Lawrence Erlbaum Associates
diperlukan untuk mengkaji Taylor & Francis Group 270 Madison
kembali pada analisis Aveneu.
kebutuhan, karakteristik siswa,
Kristanto, Andi. 2010. “Pengembangan Media
kurikulum sekolah yang
Komputer Pembelajaran Multimedia
digunakan, sarana dan prasarana Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan
yang terdapat di sekolah, Sistem Tata Surya bagi Siswa Kelas 2
Semester I di SMAN 22 Surabaya”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Jurnal Teknologi Pendidikan 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya 10 (2): Nasional. Jakarta.
12- 25.

Kristanto, Andi. 2016. Media Pembelajaran.


Surabaya: Bintang Surabaya.

Kristanto, Andi. 2017. “The Development of


Instructional Materials E-learning
based on Blended Learning”.
International Education Studies
Journal 10 (7): 10- 17.

Kristanto, Andi. 2018. “Developing Media


Module Proposed to Editor in
Editorial Division”. Journal of
Physics: Conference Series 947 (1): 1-
7.

Kristanto, Andi., 2011, Pengembangan Model


Media Video Pembelajaran Mata
Kuliah Pengembangan Media
Video/Tv Program Studi Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya, Jurnal
Teknologi Pendidikan, Vol.11 No.1,
April 2011 (12-22), Universitas Negeri
Surabaya.

Musfiqon.2012. Pengembangan Media dan


Sumber Pembelajaran. Jakarta : PT
Prestasi Pustakarya.

Mustaji.2013. Media Pembelajarn . Surabaya:


Unesa University Press.

Seels, Barbara dan Rita C. Richey. 1994.


Teknologi Pembelajaran, definisi dan
kawasannya. Jakarta : Seri Pustaka
Teknologi Pendidikan.

Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russell, J.


D. 2011. Instructional Technology &
Media For Learning (Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk
Belajar). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan


(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Penerbit CV. Alfabeta:
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai