KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian media pembelajaran
Pembelajaran memiliki komponen pendukung penting untuk
menunjang kelancaran pelaksanaannya. Komponen tersebut diantaranya
ada dua yang meliputi media dan metode pembelajaran. Pada dasarnya
metode pembelajaran berpengaruh pada kesesuaian media yang akan
digunakan. Terdapat aspek lain yang juga sangat penting dalam pemilihan
media untuk menunjang pembelajaran di kelas yaitu berkaitan dengan
tujuan pembelajaran, respon yang diharapkan, karakteristik siswa, dan jenis
tugas yang akan diberikan. Arsyad Ashar (2005 : 15) mengemukakan bahwa
kegunaan dari media pembelajaran salah satunya yaitu digunakan sebagai
alat untuk mempermudah pembelajaran yang berpengaruh terhadap
lingkungan pembelajaran, iklim dan kondisi belajar, serta suasana yang
dikelola oleh guru.
Pada jenjang sekolah dasar, media pembelajaran merupakan
komponen yang sangat penting untuk diperhatikan. Media pembelajaran
diartikan sebagai alat, kegiatan, maupun lingkungan yang dikondisikan
dan drencanakan secara sengaja untuk menyampaikan materi pembelajaran
dari guru kepada siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan pembelajaran bisa
berjalan secara efisien dan efektif. Media pembelajaran juga digunakan
untuk menambah pengalaman siswa dalam menangkap materi ajar
sehingga menumbuhkan pemikiran kritis dan rasa ingin tahu karena
perhatian siswa telah tertarik pada media yang dikembangkan oleh guru.
Hal ini bisa menjadi upaya yang dapat menjadikan prestasi belajar siswa
menjadi lebik maksimal.
1
2
suku kata, kata, kalimat, dan disatukan dalam wacana yang mengandung
amanat yang dapat menjadi pedoman siswa dalam kehidupannya. Selain
sebagai pengembangan kepribadian siswa, wacana juga dikembangkan
untuk menunjang kemampuan akademik siswa. Kemampuan non
akademik seperti nilai sosial, emosional, dan spiritual menjadi pondasi
pembentukan pribadi siswa menjadi anak yang hebat di masa yang akan
datang. Pembelajaran mengenai hal tersebut dapat dilakukan secara
terintegrasi lewat pembelajaran narasi bacaan yang di dalamnya terdapat
pengalaman dan pengetahuan baru yang berorientasi pengembangan
potensi peserta didik.
Sebagai kemampuan dasar pengenalan simbol, tanda, dan huruf yang
bisa dirangkai menjadi kata dan kalimat, siswa kemudian diarahkan
menuju kemampuan membaca permulaan. Pada membaca permulaan
huruf konsonan utama yang harus bisa diucapkan dengan baik yaitu
b,d,k,l,m,p,s,dam t. Yang kemudian menjadi a, b, d, e, i, m, o, p, s, t, dan u
sebagai indiktor permulaan.
Aktivitas membaca adalah kegiatan yang tidak hanya melafalkan
tulisan, melainkan mengoptimalkan keterlibatan kemampuan berpikir,
visual, metakognitif, dan psikolinguistik. Membaca juga diartikan sebagai
aktivitas visual dengan melakukan proses terjemah dari simol baca pada
pelafalan lisan. Membaca merupakan proses berpikir yang diawali dengan
menganal kata, memahami literal, interpretasi, baca kritis, serta
pemahaman kreatif. Membaca menggabungkan kemampuan seseorang
dalam berimajinasi dengan intergrasi kemampuan komunikasi. Melalui
kegiatan membaca komunikasi bida dilakukan meski terhalang jarang,
ruang, dan waktu. Membaca dapat menambah pengetahuan serta dapat
memahami perasaan seseorang melalui narasi yang dibaca. Berkaitan
dengan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca membuka
pengetahuan dan mendukung seseorang beradaptasi di era saat ini.
10
pengajaran menulis tingkat lanjut dengan baik dan cepat. Meski demikian, di
sekolah tidak semua siswa lancar dalam melewati tahap menulis permulaan,
terdapat juga siswa yang mengalami kesulitan pada tahap ini. Sugihartono,dkk
(2010 : 105) menjelaskan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil
atau tidaknya pengajaran menulis permulaan disebabkan karena tujuan
belajar, proses pelaksanaan, minat siswa, kesiapan siswa, lingkungan, gaya
mengajar dan juga evaluasi.
Terdapat hambatan yang menjadi faktor siswa kurang dapat mengikuti
pembelajaran membaca dan menulis. Hal ini misalnya karena anak mengalami
kesulitan belajar. Anak dengan kesulitan belajar kesulitan pada kemampuan
akademik dan psoes pdikologis basic, sehingga menampilkan perbedaan
kemampuan dan potensi yang dimilikinya dibandingkan dengan siswa lain
seusianya (Mulyono Abdurrahman, 2010: 9). Hambatan pada proses pdikologis
dasar yang dialami siswa menyebabkan anak kesulitan pada kemampuan
akademik seperti menghitung, mengeja, membaca, dan menulis. Faktor inilah
yang seringkali disalahersepsikan bahwa anak dengan kesulitan belajar
memiliki IQ di bawah rata-rata. Padahal berdasarkan faktanya tidak demikian,
ketertinggalan yang dialami anak kesulitan belajar bukan disebabkan karena
hambatan fisik maupun inteligensi melainkan karena berbedanya proses
psikologis dasar pada diri siswa tersebut.
Anaak kesulitan belajar diklasifikasikan menjadi 2 jenis. Mulyono (2010)
menjelaskan klasifikasi tersebut yaitu didasarkan pada kesulitan belajar yang
berhubungan dengan perkembangan, dan kesulitan belajar yang berhubungan
dengan akademik. Pada aspek perkembangan kesulitan belajar berhubungan
dengan tumbuh kembang anak pada kemampuan persepsi dan gangguan
motorik, komunikasi, bahasa, serta gaangguan perilaku sosial. Kalau kesulitan
belajar pada aspek akademik dikaitkan dengan kemampuan anak dapat
melakukan kegiatan menulis, membaca, dan berhitung matematika. Pada
kesulitan belajar akademik, besar kemungkinan bahwa hambatan ini akan
mempengaruhi siswa dalam mata pelajaran yang lain. Hal ini karena
kemampuan akademik menulis, membaca, dan berhitung sebagai dasar utama
13
F. Kerangka Konseptual
Permasalahan kemampuan bahasa pada siswa dapat ditangani sejak dini
dengan berbagai cara, yaitu: mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang
sederhana secara tepat, berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan
minat untuk dapat bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia akan memiliki
peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa
dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari seluruh aspek
pembelajaran, salah satunya aspek membaca permulaan. Pentingnya
16
1. Guru dalam proses kegiatan belajar mengajar membaca dan menulis permulaan belum
menggunakan media pembelajaran yang tepat dan dapat digunakan untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi yang disampaikan.
2. Guru hanya menggunakan media papan tulis dan ceramah.
3. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru karena kurangnya
ketersediaan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa.