Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No.

2, Juli 2017, Hal : 168


P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

PENGEMBANGAN MODUL PROTOTIPE MCB ELEKTRONIK


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SISWA
KELAS XI SMA NEGERI 1 SINGARAJA

I Putu Gede Adi Mahendra1), I Gede Nurhayata2), Ketut Udy Ariawan3)


1 Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha (penulis 1)
email: adimahendra37@yahoo.co.id
2 Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha (penulis 2)

email: gede.nurhayata@undiksha.ac.id
3 Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha (penulis 3)

email: udyariawan@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa modul pembelajaran untuk siswa
kelas XI semester genap di SMA Negeri 1 Singaraja yang teruji kelayakannya dalam mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D dengan mengadopsi dan
memodifikasi langkah pengembangan dari model pengembangan Sugiyono. Modul pembelajaran yang
dikembangkan di validasi oleh ahli materi dan media serta guru bidang studi. Perhitungan instrumen
untuk para ahli dan uji coba siswa menggunakan skala Likert. Sampel penelitian dalam uji coba lapangan
terbatas adalah 28 orang siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Singaraja. Hasil penilaian modul
pembelajaran dari ahli materi memperoleh persentase tingkat kelayakan 89,33% dengan kualifikasi baik,
ahli media memperoleh persentase tingkat kelayakan 96,66% dengan kualifikasi sangat baik, serta guru
bidang studi memperoleh persentase tingkat kelayakan 91,33% dengan kualifikasi sangat baik. Tahap uji
coba produk memperoleh hasil tingkat pencapaian kelayakan pada uji coba kelompok kecil sebesar
90,24%, dan uji coba lapangan sebesar 90,64%. Kedua persentase tersebut termasuk kualifikasi sangat
baik. Sehingga modul pembelajaran yang dikembangkan layak untuk diterapkan pada mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan.

Kata Kunci : Pengembangan, Model Sugiyono, Modul Pembelajaran.

Abstract

This development research aims to produce the product in the form of learning modules for students of
class XI even semester in SMA Negeri 1 Singaraja which tested its feasibility in the subject of Workshop
and Entrepreneurship. This research is a type of R&D research by adopting and modifying the
development step of Sugiyono development model. Learning modules developed in validation by material
and media experts as well as subject teachers. Instrument calculations for experts and student trials
using Likert scale. The sample of research in field trial is limited to 28 students of class XI MIPA 1 SMA
Negeri 1 Singaraja. The result of the learning module assessment from the material expert obtained the
percentage of 89.33% eligibility level with good qualification, the media expert got the percentage of
96.66% eligibility level with excellent qualification, as well as the study subject teachers obtained the
percentage of 91.33% eligibility level with excellent qualification . The product trial stage obtained the
result of the feasibility level achievement in small group trial of 90.24%, and field trial of 90.64%. Both
percentages include excellent qualifications. So that the developed learning modules are feasible to apply
to the subjects of Workshop and Entrepreneurship.

Keywords: Development, Sugiyono Model, Learning Module.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 169
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

PENDAHULUAN mata pelajaran Prakarya dan Kewirausa-


Pembelajaran yang diimplementa- haan dibidang rekayasa di SMA Negeri 1
sikan guru salah satunya ditunjang oleh Singaraja, peserta didik mengalami
adanya media pembelajaran. Seperti yang kesulitan dalam pembelajaran yaitu, sulit
dikemukakan oleh Gerlach & Ely (dalam memahami materi yang dijelaskan oleh
Azhar Arsyad, 2006) mengatakan bahwa guru karena belum lengkapnya bahan ajar
media apabila dipahami secara garis besar yang akan digunakan dalam proses
adalah manusia, materi, atau kejadian yang pembelajaran dikelas, serta karena tidak
membangun kondisi yang membuat peserta tersedianya media pembelajaran seperti
didik mampu memperoleh pengetahuan, modul pembelajaran sebagai sumber
keterampilan, atau sikap. Di samping itu belajar mandiri ketika siswa dihadapkan
pemakaian media pengajaran dalam proses pada pembuatan suatu produk dan
belajar mengajar dapat membangkitkan membuat siswa tidak mengetahui apa yang
keinginan dan minat yang baru, harus dilakukan. Sehingga dengan adanya
membangkitkan motivasi dan rangsangan media pembelajaran berupa modul
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pembelajaran sebagai sumber belajar
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap mandiri, siswa diharapkan agar memiliki
peserta didik. Hamalik (dalam Azhar pemahaman yang kuat terkait dengan
Arsyad, 2006). kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu
Berbagai manfaat media pembela- mampu membuat karya rekayasa inovatif
jaran telah dibahas oleh banyak ahli. yang menggunakan teknologi tepat guna.
Menurut Kemp & Dayton (dalam Azhar Mata pelajaran Prakarya dan
Arsyad, 2006) meskipun telah lama disadari Kewirausahaan merupakan mata pelajaran
bahwa banyak keuntungan penggunaan baru yang ada sejak diterapkannya
media pembelajaran, penerimaannya serta Kurikulum 2013. Peserta didik menda-
pengintegrasiannya ke dalam program- patkan mata pelajaran Prakarya dan
program pengajaran berjalan amat lambat. Kewirausahaan dimaksudkan agar dapat
Untuk itu upaya pembelajaran yang bersaing dengan lulusan SMK dalam hal
bisa dilakukan pendidik adalah pada menciptakan lapangan pekerjaan baru dan
pengembangan media pembelajaran. juga memiliki keterampilan dalam
Pengembangan media pembelajaran yang menggunakan berbagai perkakas yang ada.
dilakukan pendidik harus berusaha agar Prakarya dan Kewirausahaan dibagi men-
materi pembelajaran yang disampaikan jadi empat bagian pembelajaran, dianta-
mampu diserap dan dimengerti dengan ranya pembelajaran tentang kerajinan,
mudah oleh peserta didik. Perkembangan rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Di
informasi dan teknologi, merupakan salah tiap-tiap sekolah memiliki otonomi tersendiri
satu pendukung untuk mengembangkan untuk menerapkan bagian mana yang akan
inovasi pembelajaran khususnya pada diambil dari pembelajaran yang ada.
media pembelajaran. Akan tetapi Pada kelas XI SMA Negeri 1
perkembangan informasi dan teknologi Singaraja diterapkan bidang rekayasa
tersebut belum dioptimalkan untuk dengan bahasan pokok yaitu karya
meningkatkan kualitas pendidikan. rekayasa inovatif yang menggunakan
Pemanfaatan informasi dan teknologi teknologi tepat guna. Pada materi karya
tersebut dapat diupayakan untuk membuat rekayasa inovatif yang menggunakan
suatu media pembelajaran yang dapat teknologi tepat guna ini, peserta didik
membuat peserta didik secara aktif mempelajari tentang mendesain produk dan
melakukan proses pembelajaran, dimana pengemasan karya rekayasa inovatif yang
peran peserta didik tidak hanya sebagai menggunakan teknologi tepat guna,
penerima, tetapi juga secara aktif men- memahami sumber daya yang dibutuhkan
dapatkan pengalaman belajar bermakna. dalam mendukung proses produksi usaha
Berdasarkan hasil pengamatan dan rekayasa inovatif yang menggunakan
observasi pada kegiatan belajar mengajar teknologi tepat guna, dan membuat karya

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 170
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

rekayasa inovatif yang menggunakan 1 Singaraja, serta untuk mengetahui


teknologi tepat guna. Peserta didik juga kelayakan Modul Prototipe MCB Elektronik
harus memiliki kreatifitas yang cukup dan sebagai media pembelajaran Prakarya dan
rasa ingin tahu yang tinggi, untuk bisa lebih Kewirausahaan siswa kelas XI SMA Negeri
cepat memahami materi sehingga akan 1 Singaraja.
memberikan bekal keterampilan untuk (Association of Education and
peserta didik kedepannya. Communication Technology ) AECT dalam
Pada mata pelajaran Prakarya dan (Arsyad, 2006) memberi pengertian media
Kewirausahaan di bidang rekayasa di SMA sebagai segala bentuk dan saluran yang
Negeri 1 Singaraja belum tersedia media digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran yang dapat mendukung atau informasi. Sejalan dengan itu,
proses pembelajaran, sehingga peserta Hamidjojo dalam (Arsyad, 2006:4) memberi
didik mengalami kesulitan ketika pengertian media sebagai semua bentuk
pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu perantara yang digunakan oleh manusia
dimana ketika siswa dihadapkan dengan untuk menyampaikan atau menyebar ide,
projek siswa tidak tahu apa yang harus gagasan, atau pendapat sehingga ide,
dilakukan dikarenakan tidak adanya sumber gagasan atau pendapat yang dikemukakan
belajar mandiri yang menuntun siswa untuk itu sampai kepada penerima yang dituju.
membuat projek tersebut, sehingga Heinick, dan kawan-kawan dalam
membuat siswa selalu tergantung kepada (Arsyad, 2006:4) mengemukakan istilah
guru. Padahal media pembelajaran medium sebagai perantara yang mengantar
merupakan fasilitas perantara yang sangat informasi antara sumber dan penerima.
penting dalam proses pembelajaran, Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman
dikarenakan media pembelajaran dapat audio, bahan-bahan cetakan, dan
mempermudah pemahaman peserta didik sejenisnya adalah media komunikasi.
dalam belajar. Selain itu dengan adanya Apabila media itu membawa pesan-pesan
media pembelajaran, peserta didik bukan atau informasi yang bertujuan instruksional
hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan atau mengandung maksud-maksud
namun juga memiliki keterampilan sebagai pengajaran maka media itu disebut media
bekal untuk kedepannya. pembelajaran.
Dari pemaparan diatas untuk Gerlach & Ely dalam (Arsyad,
memenuhi kompetensi dasar pendidikan 2006:12) mengemukakan tiga ciri media
harus memiliki media pembelajaran yang yang merupakan petunjuk mengapa media
dapat mendukung proses pembelajaran. digunakan dan apa saja yang dapat
Dengan demikian pada mata pelajaran dilakukan oleh media yang dimana guru
Prakarya dan Kewirausahaan akan menjadi tidak mampu (atau kurang efisien)
materi pembelajaran yang menarik dan melakukannya yaitu, ciri fiksatif, ciri
mudah dipahami, jika disajikan dengan manipulatif, dan ciri distributif.
suatu media yang praktis dan fleksibel, Modul adalah suatu cara
sehingga peserta didik dapat melakukan pengorganisasian materi pelajaran yang
proses belajar dengan baik dan benar memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi
sesuai dengan kompetensi dasar yang pengorganisasian materi pembelajaran
harus dicapai yaitu mampu membuat karya mengandung sequencing yang mengacu
rekayasa inovatif yang menggunakan pada pembuatan urutan penyajian materi
teknologi tepat guna. pelajaran, dan synthesizing yang mengacu
Sesuai dengan permasalahan yang pada upaya untuk menunjukkan kepada
telah dibahas pada latar belakang diatas, pebelajar keterkaitan antara fakta, konsep,
maka tujuan penelitian ini adalah prosedur dan prinsip yang terkandung
memperoleh Modul Prototipe MCB dalam materi pembelajaran.
Elektronik dalam bentuk bahan ajar sebagai Modul pembelajaran merupakan
media pembelajaran Prakarya dan satuan program belajar mengajar yang
Kewirausahaan siswa kelas XI SMA Negeri terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 171
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

secara perseorangan atau diajarkan oleh Bahan ajar adalah segala bentuk
siswa kepada dirinya sendiri (self- bahan yang digunakan untuk membantu
instructional) (Winkel, 2004). Menurut guru atau instruktur dalam melaksanakan
Anwar dalam (Irfan, 2014), modul kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
pembelajaran adalah bahan ajar yang ajar memiliki posisi amat penting dalam
disusun secara sistematis dan menarik pembelajaran, yakni sebagai representasi
yang mencakup isi materi, metode dan (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas.
evaluasi yang dapat digunakan secara Agar bahan ajar yang diberikan mampu
mandiri untuk mencapai kompetensi yang diserap dengan baik oleh siswa, maka
diharapkan. seorang guru diharuskan memerlukan
Modul sebagai sumber belajar juga sebuah modul ajar. (Santyasa, 2009),
mempunyai sifat-sifat khas yang mengemukakan bahwa modul ajar adalah
menjadikannya berbeda dengan model suatu cara pengorganisasian materi
sumber belajar yang lain. Sifat-sifat tersebut pelajaran yang memperhatikan fungsi
adalah: (1) merupakan unit atau paket pendidikan.
pembelajaran terkecil (2) memuat rangkaian Menurut Tocharman dalam
kegiatan belajar yang direncanakan dan (Sungkono, dkk. 2003) ada empat jenis
sistematis (3) memuat tujuan belajar (KI bahan ajar yaitu bahan ajar pandang
dan KD) yang dirumuskan secara eksplesit (Visual), bahan ajar dengan (audio), bahan
dan spesifik (4) memungkinkan bagi siswa ajar pandang dengan (audio visual), dan
belajar secara mandiri (independent) (5) bahan ajar multimedia interaktif (interactive
merupakan realisasi pengakuan perbedaan teaching material).
individual. Menurut (Agus Adiarta) Main Circuit
Menurut (Santyasa, 2009) keuntu- Breaker (MCB) adalah pemutus hubungan
ngan yang diperoleh dari pembelajaran listrik secara otomatis bilamana
dengan penerapan modul adalah sebagai daya/tegangan melampaui standar yang
berikut: 1) meningkatkan motivasi peserta ditentukan. Gunanya untuk mencegah
didik, karena setiap kali mengerjakan tugas terjadinya korsleting/hubungan pendek
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan ataupun kerusakan peralatan listrik akibat
sesuai dengan kemampuan; 2) setelah melonjaknya tegangan listrik. MCB (Main
dilakukan evaluasi, pendidik dan peserta Circuit Breaker) berfungsi sebagai switch
didik mengetahui benar, pada modul yang pembatas arus akibat dari kenaikan
mana peserta didik telah berhasil dan pada daya/tegangan yang melebihi batas dan
bagian modul yang mana mereka belum atau hubung singkat.
berhasil; 3) peserta didik mencapai hasil Menurut (Setiawan, 2015) prakarya
sesuai dengan kemampuannya; 4) bahan didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum
pelajaran terbagi lebih merata. jadi atau masih dalam bahan mentah,
Ciri-ciri sebuah modul menurut prakarya masih berupa sebuah prototipe
(Santyasa, 2009) adalah sebagai berikut: 1) dan kewirausahaan didefinisikan sebagai
didahului oleh pernyataan sasaran belajar; proses kemanusiaan (human process) yang
2) pengetahuan disusun sedemikian rupa, berkaitan dengan adanya kreativitas serta
sehingga dapat menggiring partisipasi inovasi dalam memahami suatu peluang,
siswa secara aktif; 3) memuat sistem mengorganisasi sumber-sumber, mengelola
penilaian berdasarkan penguasaan; 4) sehingga peluang itu dapat terwujud
memuat semua unsur bahan pelajaran dan menjadi suatu usaha yang mampu
semua tugas pelajaran; 5) memberi peluang menghasilkan laba.
bagi perbedaan antar individu siswa; 6) Mata pelajaran Prakarya dan
mengarahkan pada suatu tujuan belajar. Kewirausahaan dapat digolongkan ke
Menurut (Sungkono, dkk, 2003), ada tiga dalam pengetahuan transcience-
teknik yang dapat dipilih dalam menyusun knowledge, yaitu mengembangkan
modul yaitu menulis sendiri, pengemasan pengetahuan dan melatih keterampilan
kembali informasi, dan penataan informasi. kecakapan hidup berbasis seni, teknologi,

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 172
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

dan ekonomi. Pembelajaran ini berawal Kewirausahaan yaitu karya rekayasa


dengan melatih kemampuan ekspresi inovatif yang menggunakan teknologi tepat
kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan guna.
agar menyenangkan orang lain, dan
dirasionalisasikan secara teknologis
sehingga keterampilan tersebut bermuara METODE
apresiasi teknologi terbarukan, hasil Metode penelitian yang digunakan
ergonomis dan aplikatif dalam dalam penelitian ini menggunakan
memanfaatkan lingkungan sekitar dengan pendekatan penelitian pengembangan
memperhatikan dampaknya terhadap (Research and Development). Sugiyono
ekosistem, manajemen, dan ekonomis. (2015:407) menyatakan bahwa metode
Adapun tujuan dari mata pelajaran Prakarya penelitian dan pengembangan (research
dan Kewirausahaan dapat diuraikan and development) adalah metode penelitian
sebagai berikut: 1) memfasilitasi peserta yang digunakan untuk menghasilkan produk
didik berekspresi kreatif melalui tertentu dan menguji keefektifan produk
keterampilan teknik berkarya ergonomis, tersebut.
teknologi, dan ekonomis; 2) melatih Metode penelitian dan pengem-
keterampilan mencipta karya berbasis bangan adalah metode penelitian yang
estetika, artistik, ekosistem dan teknologi; digunakan untuk menghasilkan produk
3) melatih memanfaatkan media dan bahan tertentu, dan menguji keefektifan produk
berkarya seni dan teknologi melalui prinsip tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk
kreatif, ergonomis, higienis, tepat-cekat- tertentu digunakan penelitian yang bersifat
cepat, dan berwawasan lingkungan; 4) analisis kebutuhan (Sugiyono, 2015:407).
menghasilkan karya yang siap Langkah-langkah penelitian dan
dimanfaatkan dalam kehidupan, bersifat pengembangan ditunjukkan pada gambar 1
pengetahuan maupun landasan (Sugiyono, 2015:409 ).
pengembangan berdasarkan teknologi
kearifan lokal maupun teknologi terbarukan;
5) menumbuhkembangkan jiwa wirausaha
melalui melatih dan mengelola penciptaan
karya (produksi), mengemas, dan menjual
berdasarkan prinsip ekonomis, ergonomis,
dan berwawasan lingkungan.
Lingkup materi pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan di SMA dan sederajat
disesuaikan dengan potensi sekolah dan
daerah setempat karena sifat mata
pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi
dan potensi yang ada di daerah tersebut.
Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran
ekonomis, budaya, dan sosiologis.
Ekonomis, karena pada tingkat usia remaja
sudah harus dibekali dengan prinsip
kewirausahaan agar dapat tercapai
kemandirian pasca sekolah. Budaya,
karena pengembangan materi kearifan lokal
melalui prakarya. Sosiologis, karena
teknologi tradisi mempunyai nilai-nilai
kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. SMA Gambar 1. Langkah-langkah
Negeri 1 Singaraja sendiri khususnya pada Penelitian R&D
kelas XI, materi yang di dapatkan pada
mata pelajaran Prakarya dan

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 173
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

Dalam penelitian pengembangan ini,


tidak melakukan langkah produksi massal
hanya sampai dengan revisi produk, karena
produk yang dikembangkan yaitu modul
pembelajaran Prototipe MCB Elektronik
tidak diproduksi secara massal atau luas.
Penelitian dapat berangkat dari
adanya potensi atau masalah (Sugiyono
,2015:409). Pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Singaraja, dengan mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan di bidang Gambar 2. Produk prototipe MCB elektronik
Rekayasa dengan materi karya rekayasa
inovatif yang menggunakan teknologi tepat Menurut (Agus Adiarta) Main Circuit
guna. Minat siswa untuk membuat suatu Breaker (MCB) adalah pemutus hubungan
produk cukup besar, namun ada masalah- listrik secara otomatis bilamana
masalah seperti modul sebagai sumber daya/tegangan melampaui standar yang
acuan belajar pembuatan produk masih ditentukan. Gunanya untuk mencegah
kurang sehingga siswa hanya terpaku pada terjadinya korsleting/hubungan pendek
arahan guru dan menyebabkan keefektifan ataupun kerusakan peralatan listrik akibat
pemanfaatan waktu belajar menjadi kurang melonjaknya tegangan listrik. MCB
efektif dan efisien. berfungsi sebagai switch pembatas arus
Tahap pengumpulan data, pada tahap akibat dari kenaikan daya/tegangan yang
ini, pengembang melakukan observasi melebihi batas dan atau hubung singkat.
untuk memperoleh informasi awal yang Tahap validasi desain, validasi desain
digunakan sebagai dasar maupun merupakan proses kegiatan untuk menilai
pertimbangan dalam mengembangkan apakah rancangan produk secara rasional
produk. Selain itu, pengembang juga akan lebih efektif. Dikatakan secara
melakukan studi pustaka dengan mencari rasional, karena validasi di sini masih
referensi-referensi yang mendukung bersifat penilaian berdasarkan pemikiran
pengembangan produk, antara lain: silabus rasional, belum fakta lapangan (Sugiyono,
dan RPP, buku dan sumber belajar siswa, 2015:414). Jadi hasil rancangan produk,
kajian media pembelajaran, kajian modul Modul Prototipe MCB Elektronik kemudian
pembelajaran, dan lainnya. divalidasi oleh dosen ahli bidang
Tahap desain produk, Pada tahap ini Pengembangan Modul dan guru pengampu
peneliti mendesain Modul Prototipe MCB mata pelajaran Prakarya dan
Elektronik berupa bahan ajar yang sesuai Kewirausahaan di bidang rekayasa pada
dengan kebutuhan sumber belajar siswa. kelas XI di SMA Negeri 1 Singaraja.
Produk yang akan dihasilkan berupa Modul Tahap revisi desain, setelah hasil
Prototipe MCB Elektronik sebagai sumber produk Modul Prototipe MCB Elektronik
belajar mandiri siswa. Penulisan bahan ajar divalidasi, kemudian mendiskusikan dengan
diawali dengan menyusun buram atau dosen ahli bidang Pengembangan Modul
draft/konsep modul. Modul yang dihasilkan dan guru pengampu mata pelajaran
dinyatakan sebagai buram sampai dengan Prakarya dan Kewirausahaan di bidang
selesainya proses validasi dan uji coba. Bila rekayasa pada kelas XI di SMA Negeri 1
hasil uji coba telah dinyatakan layak, Singaraja. Maka akan dapat diketahui
barulah suatu modul dapat kelemahannya, kelemahan tersebut
diimplementasikan secara riil di lapangan. selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara
Untuk bentuk dari produk Prototipe MCB memperbaiki desain.
Elektroniknya sendiri ditunjukkan seperti Tahap uji coba produk dilakukan
pada gambar 2. dengan melakukan uji coba kelompok kecil,
dan uji coba lapangan pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Singaraja. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dan

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 174
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

digunakan untuk memperbaiki/merevisi analisis deskriptif kuantitatif digunakan


produk yang dikembangkan. Pengujian untuk menganalisis data yang diperoleh
dilakukan dengan tujuan untuk melalui angket/kuisioner dalam bentuk
mendapatkan informasi apakah Modul deskriptif persentase. Persamaan yang
Prototipe MCB Elektronik tersebut efektif digunakan untuk menghitung persentase
dan efisien digunakan dalam kegiatan dari masing-masing subyek menurut
proses pembelajaran. (Tegeh, 2014) adalah sebagai berikut.
Revisi produk, pada tahap ini produk
Modul Prototipe MCB Elektronik dapat ∑𝐹
dilihat dari tingkat kelayakan untuk Persentase =
𝑛
pendukung proses pembelajaran dalam
mata pelajaran Prakarya dan Keterangan : ∑F = Jumlah Skor
Kewirausahaan di bidang rekayasa. Jika n = Jumlah item angket
tidak ada yang perlu direvisi maka produk
Modul Prototipe MCB Elektronik untuk mata Pada perencanaan desain produk
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdiri dari tiga hal pokok, yaitu: 1) analisis
Kelas XI SMA Negeri 1 Singaraja sudah kebutuhan modul; 2) desain modul; dan 3)
dalam kualifikasi baik dan layak digunakan. perancangan modul. Tahap analisis
Dalam penelitian ini dilakukan dengan kebutuhan modul, tujuan dari menganalisis
dua tahap yaitu untuk tahap 1 (satu) pada dari kebutuhan ini adalah agar peneliti bisa
penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan mengetahui isi dan materi serta semua hal
hasil validasi produk oleh ahli materi dan yang hendak dicantumkan dalam
media serta guru pengampu bidang studi, pembuatan modul yang tengah
untuk mendapatkan komentar dan masukan dikembangkan, serta menjadi pertimbangan
dari ahli dan guru pengampu bidang studi bagi peneliti untuk mengetahui masalah-
sehingga modul pembelajaran yang masalah yang ada dalam sekolah sehingga
dirancang menjadi lebih baik. dapat menerapkan dan memberikan
Modul pembelajaran yang telah sumber belajar mandiri yang cocok untuk
disusun sebelum diimplementasikan akan di memecahkan masalah yang dihadapi
uji validasi oleh ahli materi dan media serta siswa.
guru bidang studi dengan teknik Tahap desain modul, penulisan modul
pengumpulan data menggunakan pembelajaran diawali dengan menyusun
angket/kuesioner. Sugiyono (2015:199) buram atau draft/konsep modul (Daryanto,
menyatakan bahwa metode angket 2013). Modul yang dihasilkan dinyatakan
merupakan teknik pengumpulan data yang sebagai buram sampai dengan selesainya
dilakukan dengan cara memberi seperang- proses validasi dan uji coba. Bila hasil uji
kat pertanyaan atau pernyataan tertulis coba telah dinyatakan layak, barulah suatu
kepada responden untuk dijawabnya. modul dapat diimplementasikan secara riil
Dalam penelitian pengembangan di lapangan.
tahap satu ini digunakan dua teknik analisis Tahap perancangan modul,
data yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif perencanaan desain produk merupakan
dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. gambaran awal Modul Prototipe MCB
Teknik analisis deskriptif kualitatif ini Elektronik dari yang akan dibuat. Modul
digunakan untuk menganalisis hasil review Prototipe MCB Elektronik merupakan
para ahli. Teknik analisis data ini dilakukan perangkat media yang digunakan sebagai
dengan mengelompokkan informasi- sumber belajar mandiri dalam proses
informasi dari data kualitatif yang berupa belajar siswa pada mata pelajaran Prakarya
masukan, tanggapan, kritik, dan saran dan Kewirausahaan. Pada pengembangan
perbaikan yang terdapat pada ini, bahan yang digunakan dalam
angket/kuesioner. Hasil analisis ini pembuatan bahan ajar disini menggunakan
kemudian digunakan untuk merevisi produk kertas HVS dengan ukuran A4. Untuk cover
yang dikembangkan. Sedangkan teknik atau kulit depan sendiri menggunakan

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 175
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

kertas glossy sebagai kertas cetak menurut Sugiyono (2015:409).


covernya. Pengembangan modul pembelajaran ini
Pada penelitian tahap 2 (dua) yaitu uji telah dikembangkan dengan langkah-
coba produk. Uji coba produk dilakukan langkah yaitu 1) mencari potensi dan
dengan melakukan uji coba kelompok kecil masalah, 2) mengumpulkan informasi, 3)
dan uji coba lapangan. Sebagai subjek mendesain produk, 4) validasi desain, 5)
dalam penelitian adalah siswa kelas XI merevisi desain, 6) uji coba produk, dan 7)
MIPA 1 SMA Negeri 1 Singaraja. Data yang merevisi produk.
diperoleh kemudian dianalisis dan Tahap mencari potensi dan masalah
digunakan untuk memperbaiki/merevisi dalam penelitian ini yaitu mengobservasi
produk yang dikembangkan. Teknik masalah yang ada di SMA Negeri 1
pengumpulan data dalam tahap ini Singaraja khususnya kelas XI pada mata
dilakukan dengan angket/kuesioner. pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan,
Angket/kuesioner ini digunakan untuk permasalahan yang ada adalah modul
mengumpulkan data dari hasil uji coba sebagai sumber acuan belajar pembuatan
kelompok kecil dan uji coba lapangan dari produk masih kurang sehingga siswa hanya
siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 terpaku pada arahan guru dan
Singaraja. menyebabkan keefektifan pemanfaatan
Dalam penelitian pengembangan ini waktu belajar menjadi kurang efektif dan
digunakan dua teknik analisis data yaitu efisien. Jadi dilakukan Pengembangan
teknik analisis deskriptif kualitatif dan teknik Modul Prototipe MCB Elektronik Sebagai
analisis deskriptif kuantitatif. Teknik analisis Media Pembelajaran Prakarya dan
deskriptif kualitatif ini digunakan untuk Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMA Negeri
menganalisis hasil uji coba kelompok kecil, 1 Singaraja. Tahap mengumpulkan
dan uji coba lapangan dari siswa XI MIPA 1 informasi dalam penelitian ini yaitu mencari
SMA Negeri 1 Singaraja. Teknik analisis dan mengumpulkan informasi maupun data
data ini dilakukan dengan mengelompokkan serta melakukan studi pustaka dengan
informasi-informasi dari data kualitatif yang mencari referensi-referensi yang
berupa masukan, tanggapan, kritik, dan mendukung pengembangan produk seperti
saran perbaikan yang terdapat pada silabus dan RPP, buku dan sumber belajar
angket/kuisioner. Hasil analisis ini kemudia siswa, kajian media pembelajaran, kajian
digunakan untuk merevisi produk yang modul pembelajaran, dan buku-buku yang
dikembangkan. Sedangkan teknik analisis terkait dalam penyusunan modul
deskriptif kuantitatif digunakan untuk pembelajaran.
menganalisis data yang diperoleh melalui Tahap mendesain produk yaitu tahap
angket/kuisioner dalam bentuk deskriptif dimana pengembang menyusun dan
persentase. Persamaan yang digunakan menetapkan desain produk yang akan
untuk menghitung persentase dari dirancang, dalam pengembangan modul
keseluruhan subyek menurut (Tegeh, 2014) dipilih struktur atau kerangka yang
adalah sebagai berikut. sederhana dan yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi siswa di sekolah
𝐹 SMA Negeri 1 Singaraja. Dari kerangka
Persentase = modul tersebut, peneliti mengumpulkan
𝑁
bahan-bahan materi yang mendukung
Keterangan : F = persentase keseluruhan dalam penyusunan modul pembelajaran
N = banyak subyek dan disusun sesuai dengan kerangka modul
tersebut. Pada tahap validasi desain produk
HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu Validasi desain merupakan proses
Proses pengembangan modul kegiatan untuk menilai apakah rancangan
pembelajaran ini telah dikembangkan produk secara rasional akan lebih efektif.
melalui beberapa tahap sesuai dengan Validasi modul pembelajaran pada mata
langkah-langkah penelitian pengembangan pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 176
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

dilakukan dengan meminta bantuan ahli kelompok kecil dilakukan pada kesembilan
materi dan media yang menguasai siswa/responden dari kelas XI MIPA 1 SMA
kompetensi yang telah dipelajari dan guru Negeri 1 Singaraja, dimana subjek uji coba
yang mengajar pada bidang atau kelompok kecil merupakan rekomendasi
kompetensi tersebut, dengan memberikan dari guru yang berkaitan. Sedangkan
angket untuk menilai, mengomentari dan pengumpulan data uji coba lapangan
menanggapi modul pembelajaran yang dilakukan pada seluruh siswa kelas XI
dirancang. MIPA 1 SMA Negeri 1 Singaraja.
Hasil validasi modul pembelajaran Berdasarkan hasil penilaian uji coba
dapat dipaparkan sebagai berikut. 1) kelompok kecil mendapatkan rerata
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli materi persentase tingkat pencapaian sebesar
yaitu Dr. Nyoman Santiyadnya, S.Si.,M.T. 90,24 % berada dikualifikasi sangat baik.
merupakan dosen pada Prodi Pendidikan Sedangkan hasil penilaian uji coba
Teknik Elektro, dengan rerata persentase lapangan mendapatkan rerata persentase
tingkat pencapaian sebesar 89,33 % berada tingkat pencapaian sebesar 90,64 % berada
dikualifikasi baik. 2) Hasil Penilaian dari dikualifikasi sangat baik.
guru bidang studi mata pelajaran Prakarya Selanjutnya pada tahap revisi produk
dan Kewirausahaan kelas XI SMA Negeri 1 tidak dilakukan revisi terhadap modul
Singaraja, yaitu Gde Yudi Seputra, S.T. pembelajaran, karena setelah dilakukan uji
dengan rerata persentase tingkat coba produk masing-masing uji coba
pencapaian sebesar 91,33 % berada mendapatkan rerata persentase tingkat
dikualifikasi sangat baik. 3) Hasil penilaian pencapaian yang berada dikualifikasi
dari ahli media yaitu Dr. Agus Adiarta, sangat baik, sehingga modul pembelajaran
S.T.,M.T. merupakan dosen pada Prodi yang dikembangkan dapat diterapkan
Pendidikan Teknik Elektro, dengan rerata sebagai bahan ajar tambahan dalam proses
persentase tingkat pencapaian sebesar pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan
96,66 % berada dikualifikasi sangat baik. Kewirausahaan khususnya untuk kelas XI di
Selanjutnya, tahap dalam merevisi SMA Negeri 1 Singaraja.
desain produk, dalam perbaikan desain
produk dilihat dari komentar dan saran yang
diberikan oleh ahli materi dan media KESIMPULAN DAN SARAN
maupun dari guru bidang studi. Dari Berdasarkan analisis data dari
komentar dan saran dari ahli materi dan pelaksanaan penelitian serta mengkaji
guru bidang studi, maka desain produk hasil-hasil yang diperoleh, maka dapat
direvisi pada penambahan gambar-gambar disimpulkan bahwa pengembangan bahan
dan latihan soal-soal, supaya siswa dapat ajar pada mata pelajaran Prakarya dan
memahami contoh secara komprehensif Kewirausahaan pada kelas XI di SMA
dan melalui latihan soal-soal diharapkan Negeri 1 Singaraja mendapatkan kategori
dapat meningkatkan pendalaman materi. sangat baik dengan rerata persentase
Serta penambahan check list quality sebesar 91,64 %, sehingga layak
komponen, quality proses, dan quality digunakan dan diterapkan sebagai bahan
output. Sedangkan revisi produk dari ahli ajar tambahan dalam proses pembelajaran
media yaitu pada bagian desain cover/kulit mata pelajaran Prakarya dan
muka modul posisi judul dan gambar perlu Kewirausahaan khususnya untuk kelas XI di
disempurnakan, karena pada desain awal SMA Negeri 1 Singaraja.
cover modul judul menutupi gambar Kategori sangat baik diperoleh dari
sehingga setelah direvisi, desain cover hasil uji validasi oleh ahli materi
modul judul tidak menutupi gambar mendapatkan persentase tingkat kelayakan
sehingga terlihat lebih harmonis. sebesar 89,33 %. Untuk uji validasi oleh
Pada tahap uji coba produk dilakukan guru bidang studi memperoleh persentase
uji coba kelompok kecil dan uji coba tingkat kelayakan sebesar 91,33 %. Untuk
lapangan. Pada pengumpulan data uji coba validasi oleh ahli media mendapatkan

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 14, No. 2, Juli 2017, Hal : 177
P-ISSN : 0216-3241 ; E-ISSN : 2541-0652

persentase tingkat kelayakan sebesar 96,66 Ismawati, Esti. 2015. Telaah Kurikulum dan
%. Dari ketiga hasil uji validasi, satu Pengembangan Bahan Ajar.
termasuk dalam kualifikasi baik dan dua Yogyakarta : Penerbit Ombak.
termasuk dalam kualifikasi sangat baik.
Tahap uji coba produk memperoleh hasil Santyasa, I Wayan. 2009. Metode
tingkat pencapaian kelayakan pada uji coba Penelitian Pengembangan dan Teori
kelompok kecil sebesar 90,24 %, dan uji Pengembangan Modul. Makalah
coba lapangan sebesar 90,64 %. Kedua Disajikan dalam Pelatihan bagi Para
persentase uji coba produk tersebut Guru TK, SMP, SMA, dan SMK
termasuk dalam kualifikasi sangat baik. tanggal 12-14 Januari 2014, di
Sehingga pada penelitian ini menghasilkan Kecamatan Nusa Penida Kabupaten
bahan ajar tambahan dalam proses Klungkung. Undiksha Singaraja.
pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan khususnya untuk kelas XI di Santyasa, I.Wayan. 2009. Teori
SMA Negeri 1 Singaraja. Pengembangan Modul. Tersedia
Adapun beberapa saran yang dapat pada http://www.santyasa.com
disampaikan oleh peneliti terkait (diakses pada tanggal 6 Juni 2017).
pengembangan yang telah dilakukan yaitu,
bagi peneliti lain yang berminat Setiawan, Parta. 2015. Pengertian Prakarya
mengadakan penelitian pengembangan dan Kewirausahaan Terlengkap.
lebih lanjut tentang pengembangan bahan Tersedia pada
ajar berupa modul pembelajaran prototipe http://www.gurupendidikan.com/peng
MCB Elektronik ini, ada beberapa bahasan ertian-prakarya-dan-kewirausahaan-
pokok yang tidak dapat dicantumkan oleh terlengkap/ (diakses pada tanggal 6
peneliti karena terbatasnya sumber bacaan Juli 2017).
yang ada. Adapun bahasan tersebut yaitu
menambahkan bahasan mengenai Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
bagaimana cara mendesain suatu layout Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif,
rangkaian menggunakan software serta Kualitatif, dan R&D). Bandung :
bagi peneliti yang berminat dapat Alfabeta.
mengembangkan suatu bahan ajar berupa
modul pada bidang rekayasa bagian karya Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan
rekayasa elektronika dengan kendali Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY
otomatis dimana belum tersedianya media
pembelajaran untuk bahasan tersebut. Tegeh, dkk. 2014. Model Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: GRAHA
ILMU.
DAFTAR PUSTAKA
Adiarta, Agus. Jaringan Distribusi. Diktat Winkel, W.S.. 2004. Psikologi Pengajaran.
(tidak diterbitkan). Jurusan Yogyakarta: MEDIA ABADI.
Pendidikan Teknik Elektro, FTK
Undiksha. Singaraja.Arsyad, Azhar.
2006. Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada

Irfan, A. 2014. Pengembangan Modul


Pembelajaran pada Mata Kuliah
Medan Elektromagnetik I di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Negeri
Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik
Elektro.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/issue/view/716

Anda mungkin juga menyukai